Anda di halaman 1dari 7

KLASIFIKASI JALAN

1. Kelas Jalan yang terdiri


Adalah pengelompokan jalan berdasarkan Fungsi, Dimensi kendaraan dan Muatan Sumbu Terberat yang harus dilayani
dengan ciri-ciri sbb:

2. Sistem Jaringan
Terjalin dalam hubungan hierarki dengan ciri‐ciri sebagai berikut:
a. SISTEM JARINGAN JALAN PRIMER (SJJP), sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk
pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud antar pusat kegiatan nasional. Jadi ruas jalan (SJJP) tersebut menghubungkan kota dengan kota yang
berwujud pusat kegiatan nasional (antar kota).
b. SISTEM JARINGAN JALAN SEKUNDER (SJJS), adalah sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi
pusat kegiatan di wilayah dalam kawasan perkotaan.

3. Fungsi Jalan
(pasal 8 UU no. 38 tentang jalan)
a. JALAN ARTERI, adalah jalan umum, melayani angkutan utama, dengan ciri-ciri:
Perjalanan jarak jauh; Kecepatan rata-rata tinggi; Jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien;
b. JALAN KOLEKTOR, merupakan jalan umum, melayani angkutan pengumpulan/ pembagi, dengan ciri-ciri:
jarak sedang; rata-rata sedang; Perjalanan Kecepatan Jumlah jalan masuk dibatasi.
c. JALAN LOKAL, adalah jalan umum, dengan ciri-ciri:
melayani angkutan setempat, Perjalanan jarak dekat; Kecepatan rata-rata rendah; Jumlah jalan masuk tidak
dibatasi.
d. JALAN LINGKUNGAN, jalan umum yang melayani angkutan lingkungan dengan ciri-ciri:
Perjalanan menuju persil/ rumah; Kecepatan rata-rata rendah; Jumlah jalan masuk tidak dibatasi.

4. Status Jalan Jalan


Jalan umum berdasarkan STATUSnya dikelompokkan menjadi:
a. Jalan NASIONAL terdiri atas:
Arteri Primer; Kolektor Primer yang menghubungkan Tol; dan Strategis Nasional. antar ibukota provinsi;
b. 2. Jalan PROVINSI terdiri atas:
Kolektor Primer yang menghubungkan ibukota kabupaten atau kota; Kolektor Primer yang menghubungkan atau
kota; Strategis Provinsi; dan Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
c. 3. Jalan KABUPATEN terdiri atas:
jalan Kolektor Primer yang tidak termasuk jalan nasional dan jalan provinsi; jalan Lokal Primer yang menghubungkan
ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat desa, antar ibukota kecamatan,
ibukota kecamatan dengan desa, dan antar desa; jalan Sekunder yang tidak termasuk jalan provinsi dan jalan
Sekunder dalam kota; dan jalan Strategis kabupaten.
d. Jalan KOTA adalah :
jalan umum pada jaringan jalan Sekunder di dalam kota yang menghubungkan antar pusat pelayanan dalam kota,
menghubungkan pusat pelayanan dengan persil, menghubungkan antar persil, serta menghubungkan antar pusat
permukiman yang berada di dalam kota.
e. Jalan DESA adalah :
jalan umum yang menghubungkan kawasan dan/ atau antar permukiman di dalam desa, serta jalan lingkungan

5. Spesifikasi Penyediaan
(Pasal 10 UU no. 38 tahun 2004 tentang Jalan dan Pasal 31 dan 32 PP no. 34 tahun 2006 tentang Jalan)
Pengelompokkan jalan berdasarkan penggunaan jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, dengan ciri-ciri
sebagai berikut :
a. Jalan Bebas Hambatan, jalan dengan spesifikasi pengendalian jalan masuk secara penuh, tidak ada persimpangan
sebidang, dilengkapi pagar ruang milik jalan, dilengkapi dengan median, paling sedikit mempunyai 2 lajur setiap
arah, dan lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.
b. Jalan Raya, yaitu jalan umum untuk lalu lintas secara menerus dengan pengendalian jalan masuk secara terbatas
dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 lajur setiap arah, lebar lajur paling sedikit 3,5 meter.
c. Jalan Sedang, adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan masuk tidak dibatasi,
paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah 2. 3. dengan lebar jalur paling sedikit 7 meter.
d. Jalan Kecil, adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 lajur untuk 2 arah dengan lebar
jalur paling sedikit 5,5 meter

6. Klasifikasi Medan
Klasifikasi berdasarkan medan berkaitan dengan topografi. Klasifikasi golongan medan mempunyai pengaruh pada
alinyemen jalan. Pengelompokan medan didasarkan dengan kriteria kondisi tingkat kemiringan medan yan g diukur
tegak lurus garis kontur.

A. PARAMETER DESAIN
Dalam perencanaan dibutuhkan 4 parameter desain yang pada akhirnya dapat desain sesuai dengan kebutuhan
mewujudkan yaitu :
1. Kecepatan Rencana
PP No. 34/ 2006 tentang Jalan, pasal 12 s/d 20 menentukan kecepatan minimum sebagai acuan menentukan kecepatan
rencana minimum sesuai jaringan dan fungsi jalan :

PP No. 79/ 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pasal 23.(4).c diatur batas kecepatan paling tinggi yang
ditetapkan secara nasional untuk jalan perkotaan adalah 50 km/jam.

2. Kendaraan Rencana
Jenis kendaraan rencana berkaitan dengan :
a. Geometrik jalan (dimensi dan radius putar), ref: Manual Desain Geometrik
b. Konstruksi struktural (pembebanan), ref: Manual Desain Perkerasan

Satuan Mobil Penumpang (SMP) adalah angka satuan kendaraan dalam hal kapasitas jalan, di mana mobil penumpang
ditetapkan memiliki satu SMP.

3. Volume Lalu Lintas


PENENTUAN JUMLAH LAJUR
a. Volume Lintas Harian Rencana (VLR) : smp/ hari, menyatakan volume lalu lintas utk kedua arah
b. Volume Jam Sibuk Rencana (VJR) : Prakiraan volume lalu lintas pd jam sibuk tahun rencana.
c. Jalan 2-lajur 2-arah-tak terbagi VJR dinyatakan dalam smp/ jam untuk dua arah.
d. Jalan berlajur banyak (4 lajur-2-arah) terbagi maka VJR dalam smp/ jam untuk arah tersibuk (Fsp).

VJR digunakan untuk menghitung jumlah lajur jalan dan fasilitas lalu lintas lainnya yang diperlukan pada jalan arteri di
kawasan perkotaan.

4. Rencana Lingkungan
Pencegahan banjir dan longsor:
a. Drainase yg baik
b. Perlintasan dengan badan air yang sesuai
c. Stabilisasi lereng yg aman
ASPAL

1. Fungsi Aspal
Aspal memiliki banyak fungsi khususnya sebagai bahan konstruksi jalan, antara lain yaitu:
a. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing, protect terhadap
erosi).
b. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
c. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis pondasi sebelum lapis
berikutnya.
d. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal cair yang diletakkan di atas jalan yang telah beraspal sebelum lapis
berikutnya dihampar, berfungsi pengikat di antara keduanya.
e. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara agregat kasar, agregat halus, dan filler.

2. Sifat dan Bahan Penyusun Aspal


Aspal banyak digunakan dalam konstruksi perkerasan jalan karena memiliki sifat sebagai pengikat dan pengisi rongga
udara antara agregat. Adapun sifat-sifat aspal adalah sebagai berikut (Sukirman, 1993):
a. Mempunyai Daya Tahan (durability)
Daya tahan aspal adalah kemampuan aspal mempertahankan sifat asalnya akibat pengaruh cuaca selama masa
pelayanan jalan. Sifat ini merupakan sifat dari campuran aspal, jadi tergantung dari sifat agregat, campuran dengan
aspal, faktor pelaksanaan dan sebagainya.

b. Kohesi dan Adhesi


Kohesi merupakan kemampuan aspal untuk mengikat unsur-unsur penyusun dari dirinya sendiri sehingga
terbentuknya aspal dengan daktilitas yang tinggi. Sedangkan adhesi menyatakan kemampuan aspal untuk berikatan
dengan agregat dan tetap mempertahankan agregat pada tempatnya setelah berikatan.

c. Kepekaan terhadap temperature


Kepekaan aspal terhadap temperatur adalah sensitivitas perubahan sifat viskoelastis aspal akibat perubahan
temperatur, sifat ini dinyatakan sebagai indeks penetrasi aspal (IP).

d. Kekerasan aspal
Aspal pada proses pencampuran dipanaskan dan dicampur dengan agregat sehingga agregat dilapisi aspal atau aspal
panas disiramkan ke permukaan agregat yang telah disiapkan pada proses peleburan. Pada waktu proses
pelaksanaan, terjadi oksidasi yang menyebabkan aspal menjadi getas (viskositas bertambah tinggi).

e. Viskoelastisitas Aspal
Viskoelastisitas aspal adalah suatu material yang bersifat viskoelastis yang sifatnya akan berubah tergantung pada
temperatur atau waktu pembebanan. Sifat viskoelastis aspal adalah untuk menentukan pada temperatur beberapa
pencampuran aspal dengan agregat harus dilakukan agar mendapatkan campuran yang homogen dimana semua
permukaan agregat dapat terselimuti oleh aspal secara merata dan aspal mampu masuk ke dalam pori-pori agregat
untuk membentuk ikatan kohesi yang kuat dan untuk mengetahui pada temperatur berapa pemadatan dapat
dilakukan dan kapan harus dihentikan

3. Jenis-jenis Aspal
Terdapat tiga jenis aspal yang biasa digunakan sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan, yaitu:
a. Aspal alam. Aspal alam ditemukan di pulau Buton (Sulawesi Tenggara Indonesia), Perancis, Swiss, dan Amerika
Serikat.
b. Aspal buatan. Aspal buatan merupakan residu penyulingan minyak bumi, dengan karakteristiknya sangat
bergantung dari jenis minyak bumi yang disuling (dikilang), apakah minyak bumi berbasis aspal (asphaltic base),
parafin (parafine base) atau berbasis campuran (mixes base).
c. Aspal polimer. Aspal polimer adalah suatu material yang dihasilkan dari modifikasi antara polimer alam atau polimer
sintetis dengan aspal. Modifikasi aspal polimer (atau biasa disingkat dengan PMA) telah dikembangkan selama
beberapa dekade terakhir.

4. Analisis Pengujian Aspal


Terdapat beberapa parameter yang dilakukan untuk pengujian kualitas aspal, yaitu:
a. Penetrasi, yaitu angka yang menunjukkan kekerasan aspal yang diukur dari kedalaman jarum penetrasi yang
diberi beban 100 gram selama 5 detik pada suhu ruang 25°C. Semakin besar nilai penetrasinya, maka semakin
lunak aspal tersebut dan sebaliknya.

b. Berat jenis, yaitu angka yang menunjukkan perbandingan berat aspal dengan berat air pada volume yang sama
pada suhu ruang. Semakin besar nilai berat jenis aspal, maka semakin kecil kandungan mineral minyak dan
partikel lain didalam aspal. Semakin tinggi nilai berat jenis aspal, maka semakin baik kualitas aspal. Berat jenis
aspal minimum sebesar 1,0000.

c. Kelekatan aspal terhadap agregat, yaitu angka yang menunjukkan persentase luasan permukaan agregat batu
silikat yang masih terselimuti oleh aspal setelah agergat tersebut direndam selama 24 jam. Kelekatan aspal yang
tinggi dapat diartikan bahwa aspal tersebut memiliki kemampuan yang tinggi untuk melekatkan agregat
sehingga semakin baik digunakan sebagai bahan ikat perkerasan. Nilai kelekatan aspal yang baik minimal
sebesar 85 %.

d. Titik nyala aspal, yaitu angka yang menunjukkan temperatur (suhu) aspal yang dipanaskan ketika dilewatkan
nyala penguji di atasnya terjadi kilatan api selama sekitar 5 detik. Syarat aspal AC 60/70 titik nyala sebesar
minimal.

e. Titik bakar aspal, yaitu angka yang menyatakan besarnya suhu aspal yang sipanaskan ketika dilewatkan nyala
penguji di atas aspal terjadi kilatan api lebih dari 5 detik. Semakin tinggi titik nyala dan titik bakar aspal, maka
aspal tersebut semakin baik. Besarnya nilai titik nyala dan titik bakar tidak berpengaruh terhadap kualitas
perkerasan, karena pengujian ini hanya berhubungan dengan keselamatan pelaksanaan khususnya pada saat
pencampuran (mixing) terhadap bahaya kebakaran.

f. Titik lembek aspal (Ring and Ball test), yaitu angka yang menunjukkan suhu (temperature) ketika aspal
menyentuh plat baja. Titik lembek juga mengindikasikan tingkat kepekaan aspal terhadap perubahan suhu, di
samping itu titik lembek juga dipengaruhi oleh kandungan parafin (lilin) yang terdapat dalam aspal. Semakin
tinggi kandungan parafin pada aspal, maka semakin rendah titik lembeknya dan aspal semakin peka terhadap
perubahan suhu.

g. Kelarutan aspal dalam cairan Carbon Tetra Chlorida (CCl4), yaitu angka yang menunjukkan jumlah aspal yang
larut dalam cairan CCl4 dalam proses setelah aspal digoncang atau dikocok selama minimal 20 menit. Angka
kelarutan aspal juga menunjukkan tingkat kemurnian aspal terhadap kandungan mineral lain. Semakin tinggi
nilai kelarutan aspal, maka aspal semakin baik.

h. Daktilitas aspal, yaitu angka yang menunjukkan panjang aspal yang ditarik pada suhu 25° C dengan kecepatan
5 cm/menit hingga aspal tersebut putus. Daktilitas yang tinggi mengindikasikan bahwa aspal semakin lentur,
sehingga semakin baik digunakan sebagai bahan ikat perkerasan
PROYEK-PROYEK YG HITS
A. JEMBATAN
Jembatan2 di Indonesia
1. Jembatan Suramadu
Jembatan yang memiliki panjang 5.438 meter dan lebar 30 meter ini diresmikan pada Juni 2009. Selain itu, Jembatan
Suramadu menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan
Suramadu terdiri dari tiga bagian, yaitu jalan layang, jembatan penghubung, dan jembatan utama.
2. Jembatan Pasupati
Jembatan Pasupati menghubungkan jalan Terusan Pasteur dengan Jalan Surapati dan melewati Cikapundung. Pasupati
merupakan ikon Kota Bandung yang memiliki panjang sekitar 2.800 meter dan lebar 21.53 meter. Pembangunan
Jembatan ini dilakukan sejak 1920-an. Namun, setelah beberapa tahun terbengkalai, baru pada Juni 2005 jembatan ini
mulai digunakan.
3. Jembatan Siak Tengku Agung Sultanah Latifah (Jembatan Siak)
Jembatan ini terletak di Siak, Provinsi Riau, membentang di atas Sungai Siak dan menghubungkan Kabupaten Siak dan
Kota Siak Sri Indrapura. Jembatan Siak memiliki panjang 1.196 meter dan lebar 16.95 meter. Selain itu, jembatan ini
juga memiliki akses trotoar selebar 2,25 meter di kanan dan kiri jembatan. Pembangunan jembatan dimulai sejak tahun
2002 dan akhirnya mulai diresmikan pada 11 Agustus 2007.
4. Jembatan Merah Putih
Jembatan Merah Putih menghubungkan Desa Rumah Tiga (Poka) di Kecamatan Sirimau pada sisi utara, dan Desa Hative
Kecil/Galala di Kecamatan Teluk Ambon pada sisi selatan. Pembangunan jembatan ini dimulai sejak 17 Juli 2011 dan
diresmikan pada 4 April 2016. Dengan adanya Jembatan Merah Putih, waktu tempuh dari Bandara Pattimura dengan
pusat Kota Ambon menjadi lebih cepat. Jembatan ini mempunyai panjang 1.140 meter yang terbagi ke dalam tiga
bagian. Jembatan pendekat di Desa Poka 520 meter, di sisi Desa Galala 320 meter dan jembatan utama 300 meter.
Sementara, lebarnya 22,5 meter.
5. Jembatan Ampera
embatan Ampera berada di Palembang, Sumatera Selatan, menghubungkan daerah seberang Ulu dan seberang Ilir yang
terpisah oleh Sungai Musi. Jembatan ini menjadi ikon kota Palembang, dengan panjang 1.117 meter dan lebar 22 meter.
Pembangunan jembatan dimulai pada April 1962 dan diresmikan tahun 1965. Saat peresmian, jembatan ini bernama
Jembatan Bung Karno. Namun, setelah pergolakan politik tahun 1966 diganti menjadi Jembatan Ampera (Amanat
Penderitaan Rakyat)
6. Jembatan Barito
Jembatan Barito menghubungkan antara Banjarmasin menuju Palangkaraya, yang terbentang di atas Sungai Barito.
Jembatan ini diresmikan pada 24 April 1997. Jembatan Barito juga dikenal dengan Jembatan Pulau Bakut yang merujuk
pada nama pulau kecil di bawah jembatan ini. Jembatan Barito mempunyai panjang 1.082 meter dan lebar 10.37 meter.
Selain itu, memiliki ketinggian ruang bebas di bawah jembatan antara 15-18 meter.

Jembatan Terpanjang di Dunia


1. Jembatan Grand Danyang, Tiongkok (164,8 KM), Jembatan sepanjang 164,8 KM ini digunakan sebagai jalur kereta
cepat yang menghubungkan Beijing dan Shanghai.
2. Jembatan Grand Tianjin, Tiongkok (113,7 KM), Jembatan yang satu ini merupakan jalur rel kereta api yang
menghubungkan Langfang dengan Qingxian.
3. Bang Na Expressway, Thailand (55 KM), Bang Na Expressway merupakan jalan layang dengan enam jalur yang
membentang dari Bang Na hingga Trat.
4. Lake Pontchartrain Causeway, Amerika Serikat (38,35 KM), Lake Pontchartrain Causeway merupakan jembatan
terpanjang di Amerika Serikat dengan 2 jembatan paralel yang berdiri di atas Danau Pontchartrain. Jembatan ini
masuk ke dalam Guiness Book of World Records sebagai jembatan terpanjang di atas air selama lebih dari 10
tahun.
5. Jembatan Teluk Hangzhou, Tiongkok (35,67 KM), Dengan panjangnya yang mencapai 35,67 kilometer, Jembatan
Teluk Hangzhou dinobatkan sebagai jembatan antar samudra terpanjang di dunia.
B. JALAN
Diketahui pembuatan jalan raya pertama diciptakan pada 1824 oleh Joseph Aspdin. Kala itu jalanan terbuat dari semen
Portland atau beton. Berikut ini rekor-rekor terkait dengan sejarah jalan raya:
1. Jalan raya terpanjang
Jalan raya terpanjang di dunia disebut Pan-American Highway. Jalan raya ini memiliki total panjang hingga 47.958
kilometer. Pan-American Highway menjadi jalan raya internasional terpanjang dengan menghubungi 14 negara
sekaligus, meliputi Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, Guatemala, El Salvador, Honduras, Nikaragua, Kosta Rika,
Panama, Kolombia, Ekuador, Peru, Chile dan Argentina.
2. Jalan raya nasional terpanjang
Jalan raya terpanjang untuk skala nasional berada di Australia, yang dikenal dengan nama Highway 1. Jalan raya ini
mengitari lingkar luar negeri kangguru dengan panjang jalan mencapai 14.500 km.
3. Jalan raya terlebar
Selain ada panjang, tentu ada lebar. Dan jalan terlebar rupanya terdapat Houston, Texas, Amerika Serikat yakni Katy
Freeway (bagian dari Interstate 10). Saking luasnya, jalan ini diketahui memiliki 26 jalur yang diantaranya merupakan
12 jalur utama, 8 jalur jalan akses keluar masuk, dan enam lainnya merupakan jalur bebas hambatan
4. Jalan raya tertinggi
Jalur jalan raya paling tertinggi diketahui berada di ketinggian 4.693 meter yang letaknya 700 km dari Islamabad
yang dikenal dengan sebutan Karakoram Highway. Jalur tertinggi ini disebut salah satu jalan yang luar biasa karena
memotong jalan melalui lembah dan dataran pegunungan utara Pakistan, sehingga mampu membuka komunikasi
beberapa distrik seperti Chitral, Gilget, dan Balistan, dengan kota-kota besar seperti Islamabad, Rawalpindi dan
Lahore.
5. Jalan raya tersibuk
Untuk jalan raya paling sibuk terdapat di Amerika Serikat, yakni Highway 401–the Macdonald-Cartier Freeway
dengan rata-rata volume 500 ribu kendaraan per hari

7 Jalan Lurus Terpanjang di Dunia Tanpa Teknologi Canggih


1. U.S Route 66 – Chicago-Los Angeles, dengan panjang keseluruhannya 3.940 kilometer (yg ini nd lurus full sih)
2. Highway 10 – Arab Saudi, jalan ini memiliki panjang 162 mil atau setara dengan 260 kilometer (yg ini asli lurus)
3. Jalan I-80 W – Lincoln, Jalan ini memiliki panjang 84,4 mil atau 135 kilometer.
4. Highway 46 – North Dakota, Jalan ini memiliki rute lurus dengan panjang 119 mil atau 190 kilometer
5. Jalan Tol Cipali – Indonesia, jalan tol Cipali (Cikampek-Palimanan) dengan panjang kurang lebih 116,75 kilometer.
Jalan tol ini melewati daerah Cikopo, Subang, Purwakarta, dan Palimanan. Tol dengan jalan lurus terpanjang ini
merupakan bagian dari Trans Jawa yang menghubungkan Merak, Banten sampai Banyuwangi, Jawa Timur.
6. Jalan Tol Ngawi-Kertosono – Indonesia, jalan Tol Ngawi-Kertasono dengan panjang 87,02 kilometer. Jalan tol ini
melewati Kabupaten Jombang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Ngawi. Jalan tol ini
beroperasi penuh sejak tahun 2018 dan menjadi bagian dari Jalan Tol Trans Jawa yang menghubungkan Surabaya
dan Jakarta.

Ruas jalan tol terpanjang di Indonesia saat ini dipegang oleh Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung yang berada di Provinsi
Lampung. Tol Terbanggi Besar-Kayu Agung ini memiliki panjang hingga 189,2 kilometer dan rencananya akan beroperasi
pada akhir tahun 2019. Jalan tol yang sudah digarap sejak Juli 2018 lalu ini menelan biaya investasi sebesar Rp 21,95
triliun.
Selain itu, jalan tol Pekanbaru—Dumai yang dijadwalkan beroperasi pada akhir 2019 juga memiliki panjang 131
kilometer. Ketiga jalan tol yang dikelola Hutama Karya ini menyalip rekor jalan tol terpanjang di Jawa, yaitu jalan tol
Cikopo—Palimanan (116,75 kilometer) yang dimiliki dan dikelola PT Lintas Marga Sedaya.

Jarak lurus pusat kota Jakarta – pusat kota Surabaya adalah 663km. Sedang jarak tempuh daratnya tercepat sekitar
760an km via jalan tol trans Jawa.

Jalan tol layang Jakarta-Cikampek (Japek)memiliki panjang 36,4 kilometer, membuatnya dinobatkan menjadi tol layang
terpanjang di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai