Anda di halaman 1dari 13

RANCANGAN VIRTUAL REALITY FLIGHT SIMULATOR

SEBAGAI PENUNJANG PROSES PENDIDIKAN TARUNA


PENERBANG POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA
CURUG

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Proposal untuk mengajukan persetujuan dari tim penguji mengenai aspek dan
kedalam pembahasan Tugas Akhir

Oleh

JONATHAN GINTING SUKA

NIT. 11418010

PROGRAM STUDI PENERBANG

POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG

Agustus 2022
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL

RANCANGAN VIRTUAL REALITY FLIGHT SIMULATOR


SEBAGAI PENUNJANG PROSES PENDIDIKAN TARUNA
PENERBANG POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA
CURUG
Oleh :

JONATHAN GINTING SUKA


NIT. 11418010

Curug, 15 Juni 2022


Telah Diperiksa Dan Disetujui Oleh

Penguji I Penguji II

HARI KURNIAWANTO, IR. IKA ENDRAWIJAYA,


S.T.S.SI.T,M.M. M.M.Tr.
NIP.19710101 199403 1 002 NIP. 19681012 1999403 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Penerbang

RINOSA ARI WIDAGDO S.SiT.,MA.


NIP. 19721213 1997031 002

ii
ABSTRAK

RANCANGAN VIRTUAL REALITY FLIGHT SIMULATOR


SEBAGAI PENUNJANG PROSES PENDIDIKAN TARUNA
PENERBANG POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA
CURUG

Oleh
Jonathan Ginting Suka
NIT. 11418010

Program D.IV Penerbang

Di jaman sekarang ini, simulator banyak digunakan dalam berbagai hal - hal dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang yang membutuhkan keterampilan khusus
yang hanya dapat diperoleh melalui praktik atau jam terbang. Penggunaan simulator
sangat efektif sebagai metode belajar untuk mengetahui fungsi, prosedur,dan cara
kerja alat atau unit, terutama untuk pemula. Dengan menggunakan simulator,
pelajar atau siswa akan dapat menggunakan alat atau unit asli lebih baik dari
sebelumnya. Di bidang penerbangan, terutama pelatihan penerbang, seorang
penerbang perlu berhati - hati dalam mengetahui prosedur yang tepat untuk
mengoperasikan pesawat terbang, penggunaan setiap instrument atau alat.
Keuntungan menggunakan simulator dibandingkan dengan terbang sebenarnya
adalah simulator terbang memberikan keamanan di mana dalam simulator,
penerbang bahkan dapat mencoba banyak skenario peristiwa yang tidak biasa atau
bahkan mengancam jiwa, dan beberapa kasus penerbangan yang jarang terjadi,
dapat disimulasikan.
Penelitian ini bertujuan untuk merancang dan membuat Virtual Reality Flight
Simulator sebagai penunjang proses pendidikan Taruna Penerbang Politeknik
Penerbangan Indonesia (PPI) Curug. Penelitian dan pembuatan alat dilaksanakan di
PPI Curug. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Taruna Penerbang PPI
Curug.

Kata kunci: Simulator, Penerbang, Virtual Reality, Taruna Penerbang, PPI Curug

Bab I

1
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di jaman sekarang ini, simulator banyak digunakan dalam berbagai hal – hal dalam
kehidupan manusia, khususnya di bidang yang membutuhkan keterampilan khusus
yang hanya dapat diperoleh melalui praktik atau jam terbang. Penggunaan simulator
sangat efektif sebagai metode belajar untuk mengetahui fungsi, prosedur,dan cara
kerja alat atau unit, terutama untuk pemula.( A. Haslbeck dkk,. 2014)

Keuntungan menggunakan simulator dibandingkan dengan terbang sebenarnya


adalah simulator terbang memberikan keamanan dimana dalam simulator,
penerbang bahkan dapat mencoba banyak skenario peristiwa yang tidak biasa atau
bahkan mengancam jiwa, dan beberapa kasus penerbangan yang jarang terjadi
dapat disimulasikan. Jadi, penerbang memiliki pendekatan yang lebih baik dan
diharapkan dapat melakukan prosedur dengan lancar pada saat terbang sebenarnya.
( A. Haslbeck dkk,. 2014)

Masalah yang penulis temukan dalam melaksanakan pendidikan di jurusan


penerbang PPI Curug, ditemukannya bentuk cockpit dari salah satu simulator yang
tidak sama persis dengan bentuk cockpit pesawat yang sebenarnya, dan tidak
adanya visual ground check point pada simulator.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik melakukan rancangan alat virtual
reality flight simulator yang juga bertujuan sebagai tugas akhir pendidikan Diploma
IV Penerbang Politeknik Penerbangan Indonesia Curug dengan judul :
“RANCANGAN VIRTUAL REALITY FLIGHT SIMULATOR SEBAGAI
PENUNJANG PROSES PENDIDIKAN TARUNA PENERBANG
POLITEKNIK PENERBANGAN INDONESIA CURUG”.

2
A. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penulis dapat mengindentifikasi
Rumusan Masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana rancangan Virtual Reality Flight Simulator sebagai penunjang
proses pendidikan Taruna Penerbang PPI Curug?

B. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah untuk membuat, mengetahui dan membuktikan :
1. Untuk mengetahui Rancangan Virtual Reality Flight Simulator sebagai
penunjang proses pendidikan Taruna Penerbang PPI Curug.

C. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian adalah :
1. Bagi Politeknik Penerbangan Indonesia Curug Menunjang proses pendidikan
Taruna Penerbang dengan adanya Prototipe Virtual Reality Flight Simulator

3
Bab II
Tinjauan Pustaka

A. Flight Simulator
A flight simulator is a device that recreates an aircraft and its environment or any
events where it flies. It is a world where someone who wants to become a pilot, or
someone who just wants to learn how to drive a plane, or just to play without having
to use the original plane. In this case, the flight simulator is very important for the
learning of prospective pilots or airline pilots. To support this pilot prospective
study ,the flight simulator should be made as closely as possible to the real situation
they would have when riding a plane. In this manner, this device needs to include
equations of how an aircraft is flying, how flight controls react when it is
triggered,effects of other aircraft systems, and reaction of aircraft to external
factors such as damping, gravity, air density,turbulence, etc.

In a flight simulator, it is presented some of the best modelsthat each plane has its
own character and its specifications.Generally, if a prospective new pilot learns to
ride a plane,then the plane chosen is usually the best Cessna 182 becausethe plane
is the most frequently used by someone who first learned and also has a relatively
affordable price for mostlaymen that laypeople also sometimes have the aircraft.
Someother models are often used in the world of flight simulator isthe Air Force,
Army, and Navy. A military air force would often practice for driving a fighter by
first using a flight simulator beforehand so it can be more proficient and is used in
an exercise using an actual plane. Even this has become a regulation, such as in
Federal Aviation Administration, for pilot to adapt in flight simulator.

4
B. Virtual Reality
Virtual reality (VR) is a new technology that is being developed, which included
softwares that give illustrations and also sound similar as possible as if it was in
the world given. The virtual reality gives priority to the visual perception of each
user, so as to create strong imagination of moving pictures and sound presented by
the software. Or you can just say it like a window or a gate to look into a new world,
a virtual world. Virtual reality is used by using a special tool fastened to the head,
and then we watch a show that is presented inside a special device. Such tools are
usually have specially adapted screen field of vision with our eyes so we can see it
clearly. In this virtual reality, a person is able to look around in the virtual world,
can also interact with the surrounding, supported the use of headphones create an
atmosphere like being entered into the virtual world. The support is obtained due
to sensors that are needed in the world of virtual reality like a gyroscope sensor,
proximity, and also an accelerometer, so the ability to interact with the virtual
world could be more exciting again.

The VR technology has leaded to many research and development, such on


education: as to assist teachers in teaching students about optical waves ,to teach
in medical class that provides great advantage for medical interns to enter medical
field, to teach anatomy for students so they can be familiar with it, which saves a
great expense in experimental materials, to teach more effectively about sign
language because the students are in 3D domain , to educate and training to
hydrogen fuel station staff by constructing various scenarios that could happen on
3D VR platform so the staff could understand better the standard of handling
process and troubleshooting in an accident .It has also been used in learning
vehicle simulation platform, which used to developed driver skills for security
verification test platforms.

5
Bab III
Metodologi Perancangan
A. Metode Perancangan

Mulai

Masalah
penelitian

Analisis
kebutuhan

Menetapkan tujuan
dan target rancangan

Pemilihan bahan dan


alat rancangan

Rancangan alat dan


software

Validasi fungsi alat


dan simulator

Tidak

Valid

6
Uji coba lapangan

Selesai

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di Politeknik Penerbangan Indonesia Curug, yang
akan penulis sajikan dalam uraian deskripsi lokasi dan waktu pelitian sebagai
berikut :
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Politeknik Penerbangan Indonesia - Curug (PPI Curug) merupakan salah
satu perguruan tinggi kedinasan yang berada di bawah Kementerian
Perhubungan Indonesia. PPI Curug terletak di Kecamatan Curug,
Tangerang, Provinsi Banten. PPI Curug memiliki tugas dan fungsi mendidik
putra-putri terbaik bangsa Indonesia untuk menjadi sumber daya manusia
yang ahli dan terampil di bidang penerbangan, yang diakui secara nasional
maupun internasional. Didirikan di Jakarta, tepatnya di daerah Gempol-
Kemayoran pada tahun 1952, institusi pendidikan ini semula diberi nama
Akademi Penerbangan Indonesia (API). Pada tahun 1954 API dipindahkan
dari Jakarta ke kampusnya yang baru, di wilayah kecamatan Legok,
Tangerang (lebih dikenal oleh masyarakat penerbangan dengan kampus
Curug). Pada tahun 1969, Akademi Penerbangan Indonesia (API) berubah
nama menjadi Lembaga Perhubungan Udara (LPPU). Pada tahun 1978,
lembaga pendidikan ini berubah nama menjadi Pendidikan dan Latihan
Penerbangan (PLP) yang merupakan Unit Pelaksana Teknis dari Badan
Diklat Perhubungan. Pada tahun 2000 PLP berubah nama menjadi Sekolah

7
Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI), Tahun 2020 berubah nama menjadi
Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) hingga saat ini.

2. Letak Geografis
Letak Geografis Politeknik Penerbangan Indonesia Curug yaitu, Jl. Raya
PLP Curug, Desa Serdang Wetan, Kecamatan. Legok, Kabupaten
Tangerang, Banten, 15820, Indonesia. Berada di tengah tengah lingkungan
rumah masyarakat. Politeknik Penerbangan Indonesia Curug sangatlah
muda dijangkau oleh berbagai masyarakat.

C. Alat dan Software


1. Hardware/Perangkat Keras
a. Laptop/Komputer
b. Flight Joystick/Yoke
c. Phone VR Headset Mounting
d. Android Phone
e. Mouse

2. Software/Perangkat Lunak
a. Flight Simulator
b. SteamVR (Media VR)
c. Vridge Riftcat (Penghubung antara handphone dengan media)
d. FlightSimulatorEarthTiles/Ortho4XP (Untuk membuat photo satelit
guna grond check point simulator)
e. Airport Design Editor (Penempatan objek ground checkpoint visual
pada flight simulator)
f. OpenStreetMap (Data untuk menempatkan posisi bangunan rumah,
sutet, telecom tower, dan pabrik)

8
D. Pendekatan dan Prosedur Pengembangan

1. Analisis Kebutuhan
Analisis merupakan penelitian terhadap sesuatu untuk meraih kebenaran atas
sesuatu yang ingin dicapai. Dalam penelitian, data yang diperoleh dengan
teknik wawancara langsung dengan taruna dan unsur-unsur lingkungan taruna
yang akan turut berperan dalam proses pendidikan. Sebagaimana masalah yang
penulis temukan dalam melaksanakan penelitian di PPI Curug, ditemukannya
bentuk cockpit dari salah satu simulator yang tidak sama persis dengan bentuk
cockpit pesawat yang sebenarnya, dan tidak adanya visual ground checkpoint .
Maka dari itu, berdasarkan temuan masalah tersebut penulis melakukan
kuisioner kepada para taruna penerbang tentang perbedaan bentuk cockpit
simulator dan pesawat.

2. Uji coba/Validasi, Evaluasi dan Revisi


Untuk menguji kevalidan alat simulator yang dikembangkan, perlu adanya
kriteria validator yang menguasai bidang yang akan divalidasinya. Sehingga
memudahkan validator untuk memvalidasi produk yang penulis kembangkan.
Validator penelitian pengembangan ini adalah pakar ahli praktisi, ahli desain
produk dan teknisi ahli simulator penerbangan yang akan memvalidasi alat yang
akan dikembangkan oleh penulis.

9
DAFTAR PUSTAKA

A. Haslbeck, P. Kirchner, E. Schubert, K. Bengler, “A Flight Simulator Study to


Evaluate Manual Flying Skills of Airline Pilot,” In Proceedings of the human
factors and ergonomics society annual meeting. Sage CA: Los Angeles, CA : Sage
Publications, vol. 58, no. 1, pp. 11-15, September 2014.

T. Monahan, G. McArdle, and M. Bertolotto, “Virtual reality for Collaborative E-


learning,” Computers & Education, vol. 50, no. 4, pp. 1339–1353, 2008.

C.S. Chang, T.S. Chen, and W.H. Hsu, “The Study on Integrating WebQuest with
Mobile Learning for Environmental Education,” Computers & Education, vol. 57,
no. 1, pp. 1228-1239, 2011.

L. Chittaro, and R. Ranon, “Web3D Technologies in Learning, Education and


Training: Motivations, Issues, Opportunities,” Computers & Education, vol. 49, no.
1, pp. 3–18, 2007.

H. Brenton, J. Hernandez, F. Bello, P. Strutton, T. Firth, and A. Darzi, “Using


multimedia and Web3D to enhance anatomy teaching,” Computers & Education,
vol. 49, no. 1, pp. 32–53, 2007.

K. Crohn, and M. Birnbaum, “Environmental Education Evaluation: Time to


Reflect, Time for Change,” Evaluation and Program Planning, vol. 33, no. 2, pp.
155-158, 2010.

Y. Lee, J. Kim, J. Kim, E.J Kim, Y.G. Kim, I. Moon, “Development of a Web-
based 3D Virtual Reality Program for Hydrogen Station,” International Journal of
Hydrogen Energy, vol. 35, no. 5, pp. 2112- 2118, 2010.

10
K.S Hsu, J.F Jaing, H.Y. Wei, T.H. Lee, “Application of the Environmental
Sensation Learning Vehicle Simulation Platform in Virtual Reality,” Eurasia
Journal of Mathematics, Science & Technology Education , vol. 12, no. 5, pp. 1477-
1485, 2016.

N. Goode, P.M. Salmon, and M.G. Lenné, “Simulation-based Driver and Vehicle
Crew Training : Applications, Efficacy and Future Direction,” Applied ergonomics,
vol. 44, no. 3, pp. 435-444, 2013.

K.S. Hale, K.M. Stanney. Handbook of Virtual Environments : Design,


Implementation, and Applications. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum
Associates, 2002, ch. 19.

Arywiyantari, 2015, hal.3

11

Anda mungkin juga menyukai