Jasa Konsultan Kajian Pemetaan Kemiskinan, Kerentanan dan Kelompok Kelas Menengah Indonesia
DAFTAR ISI
TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KAK DAN PERSONIL / FASILITAS PENDUKUNG DARI PPK....... 3
1.1. Pengantar ........................................................................................................................................ 3
1.2. Komentar dan Saran Tentang Kerangka Acuan Kerja ............................................................... 3
1.2.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang ..........................................................4
1.2.2. Tanggapan dan Saran Terhadap Maksud, Tujuan dan Sasaran ..................................4
1.2.3. Tanggapan dan Saran Terhadap Ruang Lingkup ..........................................................6
1.2.4. Tanggapan dan Saran Terhadap Metodologi ................................................................ 7
1.2.5. Tanggapan dan Saran Terhadap Output........................................................................ 7
1.2.6. Tanggapan dan Sasaran Terhadap Pelaporan ............................................................... 7
1.2.7. Tanggapan dan Sasaran Terhadap Waktu Pelaksanaan Pekerjaan ............................8
1.3. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil/Fasilitas Pendukung dari PPK ...............................9
1.3.1. Tanggapan dan Saran Terhadap Personil ............................................................ 9
1.3.2. Tanggapan dan Saran Terhadap Fasilitas Pendukung dari PPK............................. 9
1
TANGGAPAN DAN SARAN
TERHADAP KAK DAN
PERSONIL / FASILITAS
PENDUKUNG DARI PPK
1.1. Pengantar
Bagian ini memberikan tanggapan dan saran terhadap kerangka acuan kerja. Tanggapan ini
sekaligus merupakan cermin pemahaman konsultan terhadap proyek dan penugasan. Gagasan
baru terkait KAK dan penugasan diberikan dalam bentuk saran tentang KAK. Tanggapan dan saran
ini, dalam beberapa hal diakomodasi dalam bab tentang Metodologi. Dengan demikian, bab
tentang tanggapan KAK dan Metodologi merupakan rangkaian pemahaman konsultan yang
kemudian dituangkan dalam metodologi pelaksanaan penugasan.
Catatan : Dalam KAK waktu pelaksanaan 5 bulan, mengingat pelaksanaan berakhir pada bulan
Desember dan saat ini sudah bulan Agustus, maka waktu pelaksanaan efektif hanya 4 bulan.
Kalimat pertama di atas bukan merupakan pernyataan arah yang bersifat umum yang melingkupi
seluruh pekerjaan, sedangkan kalimat kedua merupakan kegunaan dari pelaksanaan pekerjaan ini.
Rumusan tujuan yang ada dalam KAK bukan merupakan pernyataan arah yang lebih rinci, melainkan
cara untuk mencapai tujuan atau merupakan bagian dari ruang lingkup pekerjaan. Terkait dengan
laporan tidak perlu dimasukkan dalam tujuan.
Sasaran terkait laporan tidak perlu dimasukkan, sama halnya pada rumusan tujuan.
• Diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat 14 hari kalender setelah SPMK diterbitkan.
• Diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat 60 hari kalender setelah SPMK diterbitkan.
• Dibuat soft file dalam DVD sebanyak 100 keping, yang berisi semua Laporan dan Prosiding
Bahan Rapat/Presentasi dan FGD;
• Diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat 120 hari kalender setelah SPMK diterbitkan.
Personil Tenaga Ahli yang tercantum dalam KAK sudah sesuai dengan kebutuhan personil Tenaga
Ahli, baik jumlah maupun kualifikasi, untuk menyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dalam waktu
4 (empat) bulan kalender. Namun demikian, dalam KAK perlu ditambahkan Tenaga Administrasi
untuk menyelenggarakan administrasi proyek beserta kualifikasinya. Oleh karena itu, Susunan
Personil tersebut dapat dilihat di bawah ini.
Jumlah
Jumlah
Kualifikasi Bulan
Orang
No. Posisi Kerja
Pengalaman
Pendidikan Minimal Kemampuan
Minimal (Tahun)
I. Tenaga Inti
5 (Profesional)
Team Leader (Ahli S3 Ekonomi Penanggulangan
1. dan 2 (Team 1 4
Kemiskinan) Pembangunan kemiskinan
Leader)
Ahli S3 Ekonomi Ketenagakerjaan/
2. 5 (Profesional) 1 4
Ketenagakerjaan Ketenagakerjaan ekonomi produktif
Ahli Statistika/ S2 Ekonomi/ Proyeksi data
3. 10 (Profesional) 1 4
Ekonometrika Statistika pembangunan
Ahli Kebijakan S2 Ekonomi Kebijakan public
4. 2 (Profesional) 1 4
Publik/Pendidikan Pembangunan bidang pendidikan
Ahli Kebijakan Kebijakan public
S2 Kebijakan Publik/
5. Publik/Perlindungan bidang perlindungan 5 (Profesional) 1 4
Kesejahteraan Sosial
Sosial sosial
Ahli Kebijakan Kebijakan public
S1 Kebijakan Publik/
6. Publik/Perlindungan bidang perlindungan 1 (Profesional) 1 4
Kesejahteraan Sosial
Sosial Junior social
II. Tenaga Pendukung
Menyelenggarakan
1. Tenaga Administrasi S1 Segala Jurusan 1 (Profesional) 1 4
Administrasi
Usulan Perbaikan :
1. Pengalaman Ahli Kebijakan Publik/Pendidikan, dalam KAK disebutkan memiliki
pengalaman kerja 2 tahun di bidang kajian lingkungan dalam konteks pembangunan
wilayah, diganti menjadi kebijakan public bidang Pendidikan.
2. Menyediakan ruangan dan waktu untuk pelaksanaan koordinasi dan konsultasi, baik yang
terjadwal maupun yang tidak terjadwal (pertemuan informal dan atau insidentil sesuai
kebutuhan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan ini);
3. Data sekunder terkait yang terdapat di Bappenas yang dapat disediakan oleh PPK; dan
Dokumen, referensi dan peraturan perundang-undangan terkait yang dapat disediakan oleh PPK.
2 PENDEKATAN,
METODOLOGI DAN
PROGRAM KERJA
2.1. Pengantar
Pendekatan, Metodologi dan Program Kerja menjabarkan apresiasi terhadap isi KAK (maksud,
tujuan, sasaran, serta ruang lingkup pekerjaan), pendekatan teknis dan metodologi, serta program
kerja.
Berdasarkan hasil telaah KAK pekerjaan ini, serta tanggapan dan saran terhadap KAK sebagaimana
telah dipaparkan di atas, maka disusun hal-hal sebagai berikut.
2018).
Dengan skenario optimis ini, Bappenas (2018) memproyeksikan populasi kelompok
pendapatan menengah akan mengalarni peningkatan tajam. Pada tahun 2010, jumlah kelas
ini sebesar 45 juta atau sekitar 19% dan pada tahun 2045 jumlah kelas menengah ini
mencapai 254 juta atau sekitar 80% dari total penduduk. Proyeksi ini menunjukkan bahwa
keberadaan kelompok menengah akan menjadi lebih strategis untuk perekonomian. Jumlah
mereka yang terus meningkat menuntut adanya penyiapan sisi penawaran yang memadai
di berbagai aspek sosial ekonomi. Sisi penawaran itu mencakup : (1) Lokasi-diperkirakan
urbanisasi akan sangat tinggi; (2) Akses pendidikan-peningkatan pendapatan akan mendorong
peningkatan jumlah anak bersekolah; (3) Akses kesehatan-peningkatan pendapatan juga
akan meningkatkan permintaan akses kesehatan yang berkualitas; dan (4) Akses teknologi
informasi-berkembangnya ekonomi digital yang pesat diperkirakan akan menyertai proses
proyeksi keluar dari middle income trap ini.
Di sisi lain, gejolak makro (shocks) ekonomi yang berasal dari Iuar dan dalam, alamiah maupun
campur tangan manusia akan berpengaruh terhadap capaian proyeksi tersebut maupun
kondisi kelompok pendapatan menengah ini. Gejolak makro tersebut dapat berupa krisis
ekonomi, bencana alam, perubahan iklim, kebijakan reformasi ekonomi (reformasi pasar
tenaga kerja,
reformasi pendidikan, reformasi jaminan sosial), dan disrupsi oleh teknologi informasi.
Diantara contoh pengaruh gejoJak tersebut adalah: 1) hilangnya penghidupan penduduk
di pulau-pulau kecil dan terluar akibat perubahan iklim; 2) tergantikannya penghidupan
pekerja sektor jasa akibat disrupsi ekonomi digital di sektor perdagangan dan transportasi.
Kelompok menengah yang berada di posisi terendah dari distribusi pendapatan akan
memiliki kerentanan ekonomi dan perlu mendapat perhatian. Kerentanan utama yang
akan mereka alami adalah kerentanan untuk turun menjadi kelompok berpendapatan
rendah atau bahkan miskin.
Dalam bidang ekonomi, istilah kerentanan berasal dari konsep kemiskinan. Konsep
kemiskinan terkait dengan status ekonomi sedangkan kerentanan fokus pada perubahan
status social ekonomi akibat gejolak makro (Glewwe & Hall, 1998). Esensi dari konsep
kerentanan (Vulnerabilility) adalah sifat dinamis dari perubahan standar hidup seseorang
atau rumah tangga dan seberapa kuat kemampuan adaptasi mereka terhadap perubahan
tersebut. Glewwe dan Hall (2018) membagi penyebab kerentanan menjadi dua sumber:
policy-induced- disebabkan oleh perubahan kebijakan dan market-induced-disebabkan oleh
perubahan sosial- ekonomi. Siapakah kelompok yang dapat dikategorikan sebagai
kelompok rentan dalam definisi di atas? Literatur ekonomi mengarah pada dua segmen
besar: (i) pendapatan terendah pada kelompok menengah (mereka yang berada sedikit di
atas garis kemiskinan) dan (ii) penduduk miskin dengan karakteristik tertentu yang akan
mengalami penurunan standar hidup dengan tajam ketika terjadi gejolak makro.
Sampai saat ini, Indonesia belum memiliki peta populasi yang terindikasi masuk dalam
kategori populasi rentan secara ekonomi (vulnerable class). Untuk itu, studi ini bertujuan untuk
melakukan pemetaan terhadap potensi kerentanan populasi dengan tiga tahapan
proses. Pertama, mendefinisikan konsep kerentanan dan merumuskan ukuran yang
sesuai. Kedua, membuat pemetaan geografis atas ukuran kerentanan yang telah
1) Maksud
Maksud pelaksanaan pekerjaan ini adalah melakukan kajian pemetaan potensi kerentanan populasi
kelas menengah secara ekonomi di Provinsi Aceh, Lampung, NTB dan NTT.
2) Tujuan
Tujuan pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Memperoleh hasil identifikasi isu-isu terkait penduduk rentan di Provinsi Aceh, Lampung,
NTB dan NTT;
2. Memperoleh indikator dan metode pengukuran untuk menilai kerentanan di Indonesia;
3. Memperoleh peta kerentanan kelas menengah beserta karakteristiknya di Provinsi Aceh,
Lampung, NTB dan NTT;
4. Memperoleh pembelajaran terkait program-program inisiatif daerah di Provinsi Aceh,
Lampung, NTB dan NTT untuk mengurangi kerentanan yang dapat diperluas penerapannya
pada skala nasional;
5. Memperoleh rumusan pola koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah untuk
mengurangi kerentanan penduduk; dan
6. Memperoleh rumusan kebijakan untuk mengurangi kerentanan di Indonesia
sekaligus kebijakan untuk mendorong kelompok miskin dan rentan untuk dapat naik
kelas..
3) Sasaran
Sasaran pelaksanaan pekerjaan ini adalah :
1. Terdapatnya hasil identifikasi isu-isu terkait penduduk rentan di Provinsi Aceh, Lampung,
NTB dan NTT;
2. Terdapatnya indikator dan metode pengukuran untuk menilai kerentanan di Indonesia;
3. Terdapatnya peta kerentanan kelas menengah beserta karakteristiknya di Provinsi Aceh,
Lampung, NTB dan NTT;
4. Terdapatnya pembelajaran terkait program-program inisiatif daerah di Provinsi Aceh,
Lampung, NTB dan NTT untuk mengurangi kerentanan yang dapat diperluas penerapannya
pada skala nasional;
5. Terdapatnya rumusan pola koordinasi antara Pemerintah Pusat dan Daerah untuk
mengurangi kerentanan penduduk; dan
Data primer yang harus dikumpulkan adalah sebagai berikut (Tabel 5.4.1).
a. Isu-isu kerentanan
2) Data Sekunder
III. Dokumen dan Referensi Terkait Lembaga terkait dalam dan luar negeri
2.5. Metodologi
2.5.1. Metode Pengumpulan Data
Data perimer dikumpulkan dengan metode kunjungan lapangan (wawancara mendalam dan FGD),
serta Diskusi dalam pembahasan laporan. Di lain pihak, data sekunder dikumpulkan melalui
permintaan ke instansi terkait, hasil desk study, dan hasil penelusuran melalui internet.
Catatan : Indikator/Sub Indikator dan variable dapat berubah sesuai hasil pembahasan dan
ketersediaan data statistik (Susenas, Sakernas, Podes, dll.)
Aturan klasifikasi pada persamaan (1) identik dengan maksimisasi peluang posterior
𝑝𝑝
Konstanta � � ln(2p ) pada persamaan (3) dapat diabaikan karena nilainya sama untuk semua
2
kelompok πi, sehingga persamaan (3) menjadi
Persamaan (4) dikenal dengan fungsi diskriminan kuadratik. Bila nilai peluang awal pi dan
matriks ragam peragamnya sama Σi untuk semua kelompok πi maka persamaan (4) dapat
disederhanakan menjadi
Persamaan (5) dikenal dengan fungsi diskriminan linear Penduga bagi 𝑑𝑑𝑑𝑑𝐿𝐿 (x) adalah
di mana :
poori,t+1 : variabel dependen yang mengambil nilai 1 jika rumah tangga diidentifikasi
selalu miskin pada kedua periode atau memasuki kemiskinan pada periode
terakhir dan 0 sebaliknya;
βit : vektor parameter model, dan
Xit : vektor karakteristik yang dapat diamati
Catatan :
Contoh variable yang dapat diamati antara lain indikator demografis, sumber daya pasar
tenaga kerja, dan guncangan yang mempengaruhi rumah tangga.
• Untuk karakteristik demografis meliputi, antara lain tempat tinggal di pedesaan, serta
usia, jenis kelamin dan status perkawinan kepala rumah tangga. Variabel terakhir
mengidentifikasi apakah kepala tersebut menikah, hidup bersama, atau lajang,
termasuk untuk kategori ini jika ia menjanda, berpisah atau tidak pernah menikah.
• Untuk pasar tenaga kerja meliputi, antara lain tingkat pendidikan kepala rumah tangga
sebagai proksi untuk sumber daya manusia, misalnya :
o tidak ada pendidikan formal;
o pendidikan dasar yang tidak tamat/tamat;
o pendidikan dasar yang tamat;
o pendidikan menengah pertama yang tidak tamat;
o pendidikan menengah pertama yang tamat;
o dst.
Dan/atau status pekerjaan kepala rumah tangga, misalnya :
o profesional dan manajer, pekerja administrasi, pekerja mandiri, pekerja manual
terampil, pekerja manual tidak terampil, dan pekerja pertanian; dan/atau
o pekerja yang terlibat dalam perdagangan dan penjualan, dan perwira tentara dan
polisi; dan/atau
o para pekerja di bidang pertanian, energi, manufaktur, konstruksi, perdagangan,
komunikasi, dan kegiatan kependetaan.
• Untuk guncangan yang mempengaruhi rumah tangga, antara lain : kematian, penyakit
atau kecelakaan anggota rumah tangga, kegagalan ekonomi anggota rumah tangga
(menjadi pengangguran dan kebangkrutan), dan hilangnya tempat tinggal, usaha,
tanaman dan ternak karena peristiwa yang berhubungan dengan iklim.
di mana
ln Yit : pendapatan rumah tangga per kapita dalam skala logaritmik pada titik waktu awal.
Koefisien yang dihasilkan dari persamaan (2) dan rata-rata dari variabel independen digunakan
untuk menyelesaikan persamaan pendapatan, dan oleh karena itu untuk mendapatkan jumlah
pendapatan yang terkait dengan setiap probabilitas.
2.5.9. Metode Analisis Pola Koordinasi Pusat dan Daerah untuk Mengurangi
Kerentanan
Langkah-langkah yang digunakan :
1) Mengidentifikasi pola koordinasi terkait untuk ke-4 provinsi dalam rangka mengurangi
kerentanan;
2) Melakukan analisis deskriptif kualitatif terhadap capaian-capaian masing-masing pola
koordinasi untuk memperoleh praktek-praktek terbaik sebagai pembelajaran.
didasarkan indikator-indikator yang memberikan dampak pada probabilitas kelas menengah jatuh
miskin, dan praktek-praktek terbaik dari program inisiatif daerah dan pola koordinasi antara pusat
dan daerah dalam rangka mengurangi kerentanaan dan mendorong peningkatan kelas.
• Laporan ini berisi penjabaran kerangka acuan, yang meliputi pendahuluan (latar belakang,
maksud dan tujuan), metodologi dan pendekatan teori yang diterapkan dalam pekerjaan,
rencana kerja, jadwal pelaksanaan (time schedule), serta organisasi kerja.
• Diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat 14 hari kalender setelah SPMK diterbitkan.
Diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat 60 hari kalender setelah SPMK diterbitkan.
• Dibuat soft file dalam DVD sebanyak 100 keping, yang berisi semua Laporan dan Prosiding
Bahan Rapat/Presentasi dan FGD;
• Diserahkan kepada pengguna jasa paling lambat 120 hari kalender setelah SPMK diterbitkan.
2) Input :
Input pada Tahap III Pelaksanaan Pekerjaan II dan Laporan Akhir adalah Laporan Antara dan
dokumen hasil analisis dan sintesis.
3) Output :
Output dari Tahap III Pelaksanaan Pekerjaan II dan Laporan Akhir adalah Laporan Akhir.
4 ORGANISASI, URAIAN
KERJA DAN JADWAL
PENUGASAN
1. Tenaga Administrasi
Komposisi Tim dan Penugasannya untuk pekerjaan ini disajikan pada Tabel 5, sedangkan Jadwal
Penugasan Personil disajikan pada Tabel 6.
Jumlah
Lingkup Posisi
Uraian Pekerjaan Orang
Keahlian Diusulkan
Bulan
Jumlah
Lingkup Posisi
Uraian Pekerjaan Orang
Keahlian Diusulkan
Bulan
Menyelenggarakan administrasi dalam pelaksanaan pekerjaan
Tenaga Menyelenggarakan kegiatan surat-menyurat
Administrasi 4
Administrasi Menyelenggarakan kegiatan pengarsipan dokumen yang terkait
dengan administrasi proyek
2. Ahli Ketenagakerjaan 4
3. Ahli Statistika/Ekonometrika 4
1. Tenaga Administrasi 4
JUMLAH 28