Anda di halaman 1dari 1

PUSAT PENERANGAN HUKUM KEJAKSAAN AGUNG

Jl. Sultan Hasanuddin No. 1 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

SIARAN PERS
Nomor: PR – 300/008/K.3/Kph.3/03/2023

Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum


Menyetujui 6 Penghentian Penuntutan
Berdasarkan Restorative Justice

Kamis 02 Maret 2023, Jaksa Agung melalui Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (JAM-
Pidum) Dr. Fadil Zumhana menyetujui 6 permohonan penghentian penuntutan berdasarkan
keadilan restoratif (restorative justice), yaitu:
1. Tersangka AHRIANSYAH AZIS, S.Pd alias KAMAR bin ANDI AZIZ dari Kejaksaan
Negeri Kepulauan Selayar yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang
Penganiayaan.
2. Tersangka SYAHRUL alias ELLU bin SYARIFUDDIN dari Kejaksaan Negeri Pangkajene
Kepulauan yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
3. Tersangka IRFAN alias IPPANG bin PAHARUDDIN dari Kejaksaan Negeri Maros yang
disangka melanggar Pasal 362 KUHP tentang Pencurian.
4. Tersangka MOHAMMAD RONY bin SAMSUL dari Kejaksaan Negeri Bulungan yang
disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
5. Tersangka I RONI PRAWIJAYA bin KURNAIN dan Tersangka II KURNIAWAN alias
IWAN bin KURNAIN dari Kejaksaan Negeri Samarinda yang disangka melanggar Pasal
351 Ayat (1) KUHP jo. Pasal 55 KUHP tentang Penganiayaan.
6. Tersangka HASAN ASHARI bin MUHAMMAD SOLEH dari Kejaksaan Negeri Samarinda
yang disangka melanggar Pasal 351 Ayat (1) KUHP tentang Penganiayaan.
Alasan pemberian penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif ini diberikan antara
lain:
 Telah dilaksanakan proses perdamaian dimana Tersangka telah meminta maaf dan korban
sudah memberikan permohonan maaf;
 Tersangka belum pernah dihukum;
 Tersangka baru pertama kali melakukan perbuatan pidana;
 Ancaman pidana denda atau penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun;
 Tersangka berjanji tidak akan lagi mengulangi perbuatannya;
 Proses perdamaian dilakukan secara sukarela dengan musyawarah untuk mufakat, tanpa
tekanan, paksaan, dan intimidasi;
 Tersangka dan korban setuju untuk tidak melanjutkan permasalahan ke persidangan
karena tidak akan membawa manfaat yang lebih besar;
 Pertimbangan sosiologis;
 Masyarakat merespon positif.
Selanjutnya, JAM-Pidum memerintahkan kepada Para Kepala Kejaksaan Negeri untuk
menerbitkan Surat Ketetapan Penghentian Penuntutan (SKP2) Berdasarkan Keadilan Restoratif
sesuai Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 dan Surat Edaran
JAM-Pidum Nomor: 01/E/EJP/02/2022 tanggal 10 Februari 2022 tentang Pelaksanaan
Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif sebagai perwujudan kepastian
hukum. (K.3.3.1)

Jakarta, 02 Maret 2023


KEPALA PUSAT PENERANGAN HUKUM

Dr. KETUT SUMEDANA


Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi 
Andrie Wahyu Setiawan, S.H., S.Sos., M.H. / Kasubid Kehumasan
Hp. 081272507936
Email: humas.puspenkum@kejaksaan.go.id

Anda mungkin juga menyukai