Kepada Yth.
Dengan hormat,
Kebangsaan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Tempat tinggal : Gunung Sarik Rt 001/002 Kel. Gunung Sarik, Kec. Kuranji Kota
Padang Sumatera Barat
Dahulu sebagai TERDAKWA/PEMOHON BANDING, saat ini dan untuk selanjutnya akan
disebut sebagai PEMOHON KASASI.
Bahwa bersama ini, hendak mengajukan Memori Kasasi atas Putusan Majelis Hakim
Tingkat Pengadilan Tinggi Banten No. 102/PID.SUS/2023/PT BTN tanggal 23 Agustus
2023 yang amar putusannya sebagai berikut:
MENGADILI:
Jo. Putusan Pengadilan Negeri Serang No. 130/Pid.Sus/2023/PN SRG, yang amar
putusannya sebagai berikut;
MENGADILI:
1. Menyatakan Terdakwa RAMADHAN als ACIL telah terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Menjadi perantara Jual Beli
Narkotika Golongan I Bukan Tanaman Beratnya melebihi 5 (lima) gram secara
Tanpa Hak Atau Melawan Hukum Yang Didahului Dengan Permufakatan
Jahat”, sebagaimana dakwaan Primair Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan Pidana Penjara
selama 20 (duapuluh) Tahun denda sebesar 1.000.000.000,- (satu milyar
rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan
penjara selama 6 (enam) Bulan;
3. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani
terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
4. Menetapkan terdakwa tetap ditahan;
5. Menetapkan barang bukti berupa;
- 4 (empat) peti kayu yang berisi Narkotika Gol 1 dalam bentuk bukan tanaman
jenis shabu kristal warna putih sebanyak 50 (lima puluh) bungkus kemasan
The Cina warna orange atau dengan berat brutto secara keseluruhannya
sebanyak 51.975 (lima puluh satu ribu sembilan ratus tujuh puluh lima) gram;
- 1 (satu) unit HP merek Oppo Reno 7 warna silver dengan nomor Simcard :
0812110699414
Dimusnahkan :
“permohonan kasasi disampaikan oleh pemohon kepada panitera pengadilan yang telah
memutus perkaranya dalam tingkat pertama, dalam waktu empat belas hari sesudah
putusan pengadilan diberitahukan kepada Terdakwa”.
Maka sudah selayaknya permohonan kasasi PEMOHON KASASI dapat
diterima;
Bahwa Pemohon Kasasi tidak dapat menerima Putusan Pengadilan Tinggi Banten No.
102/PID.SUS/2023/PT BTN tersebut. Adapun alasan-alasan diajukannya Kasasi adalah
sebagai berikut:
1. Bahwa berdasarkan Pasal 253 ayat (1) UU No. 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana menyatakan “Pemeriksaan dalam tingkat kasasi dilakukan oleh Mahkamah
Agung atas permintaan para pihak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 244 dan
Pasal 248 guna menentukan :
a. Apakah benar suatu peraturan hukum tidak diterapkan atau diterapkan tidak
sebagaimana mestinya;
b. Apakah benar cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan undang –
undang;
c. Apakah benar pengadilan telah melampaui batas wewenangnya;
Bahwa sebagaimana diatur juga dalam pasal 30 UU No. 5 tahun 2004 tentang Perubahan
atas Undang-undang No. 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, menyatakan
Mahkamah Agung berwenang membatalkan putusan atau penetapan Pengadilan
berdasarkan parameter sebagai berikut:
2.1 Bahwa Hakim (judex factie) pada tingat pertama yang dikuatkan pada tingkat
banding memutuskan : Telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Menjadi Perantara Jual-Beli Narkotika Golongan I
Bukan Tanaman Beratnya Melebihi 5 (Lima) Gram Secara Tanpa Hak Atau
Melawan Hukum Yang Didahului Dengan Permufakatan Jahat“,
2.2 Bahwa putusan majelis hakim tersebut didasarkan pada Pasal 114 ayat (2) UU
Narkotika yang mengatur bahwa dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual,
menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli, menukar, menyerahkan,
atau menerima Narkotika Golongan I sebagaimana dimaksud pada pasal 114
ayat (1) yang dalam bentuk tanaman beratnya melebihi 1 satu kilogram atau
melebihi lima batang pohon atau dalam bentuk bukan tanaman beratnya lima
Tidak ada jaminan atas perlindungan dan kepastian hukum serta tidak adanya
tata urutan yang benar dan adil dalam menerapkan hukuman kepada seseorang.
Menurut pemohon, secara khusus dalam menerapkan hukuman mati terhadap
perkara narkotika dan obat / bahan berbahaya (narkoba), harus berdasarkan tata
urutan yang jelas. Selain itu, tata urutan ini harus tercantum dalam undang-
undang.
2.3 Pemohon mengambil satu contoh kasus lagi sebagai perbandingan bahwa
Majelis hakim Pengadilan Tingggi Banten dengan nomor: 36/PID.SUS/2021/PT
BTN, meringankan hukuman bandar dan kurir narkoba dua warga negara asing
(WNA) Mereka adalah Terdakwa BASHIR AHMED BIN MUHAMMAD UMEAR dan
ADEL BIN SAEED YASLAM AWADH yang saat itu ditangani Pengadilan Negeri
Serang dengan Nomor Perkara : 837/Pid.Sus/2020/PN Srg, pelaku penyalahgunaan
narkotika jenis sabu seberat 821 Kilogram (KG) yang lolos dari hukuman mati
setelah Pengadilan Tinggi Banten menganulir mereka. Kedua bandar narkotika itu
hanya dihukum 20 tahun kurungan penjara. Bahkan hasil kasasi Mahkamah Agung
dengan Nomor : Nomor 4179 K/Pid.Sus/2021 Tanggal 24 Nopember 2021 menolak
kasasi Terdakwa sehingga menetapkan hukuman tetap 20 (duapuluh) Tahun.
Bashir Ahmed merupakan Warga Negara Asing (WNA) asal Pakistan yang sengaja
menyebar narkotika tersebut ke Indonesia bersama Adel bin Saeed Yaslam Awadh,
WNA asal Yaman.
Bandar narkoba ini mengirim sabu sari Iran melalui perairan Tanjung Lesung
wilayah Banten Selatan pada awal tahun 2020 lalu.
Sehingga, perlu dipertanyakan kepada pihak Pengadilan Tinggi Banten apa alasan
menganulir keputusan tersebut.
2.4 Contoh kasus lainnya Seperti diketahui, Pengadilan Tinggi Bandung mengabulkan
permohonan banding yang dimohonkan 6 orang terdakwa melalui kuasa hukumnya
dalam kasus narkotika jenis sabu-sabu seberat 402 kilogram yang dikemas mirip
bola. Tindak pidana penyelundupan ini berhasil digagalkan oleh Satgas Khusus
Merah Putih Polri pada Rabu, 3 Juni 2020 lalu.
2.5 Pasal 132 Ayat (1) UU a quo berbunyi, “Percobaan atau permufakatan jahat
untuk melakukan tindak pidana narkotika dan prekursor narkotika sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 111, Pasal 112, Pasal 113, Pasal 114, Pasal 115, Pasal
116, Pasal 117, Pasal 118, Pasal 119, Pasal 120, Pasal 121, Pasal 122, Pasal
123, Pasal 124, Pasal 125, Pasal 126, dan Pasal 129, pelakunya dipidana
Atas diberlakukannya Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35/2009 juga telah
menimbulkan ketidakadilan hukum yang merugikan hak dan kewenangan
konstitusi Pemohon, dimana Pemohon dijatuhi hukuman mati atau tindak pidana
pemufakatan jahat tanpa hak atau melawan hukum dalam hal menjadi perantara
dalam jual-beli atau menerima narkotika golongan I sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009. Bahwa pidana penjara
merupakan salah satu jenis pidana yang terdapat dalam sistem hukum pidana di
Indonesia. Hal mana tertera dalam ketentuan Pasal 10 KUHP. “Namun frasa
pidana penjara telah diartikan secara keliru oleh sebagian penegak hukum
seperti hakim dan jaksa, setidak-tidaknya dalam kasus yang dialami oleh
Terdakwa,” (HUMAS MKRI - Sidang perdana pengujian Undang-Undang Nomor
35 Tahun 2009 tentang Narkotika digelar Mahkamah Konstitusi (MK) pada
Selasa (10/9/2019). Pemohon Perkara Nomor 44/PUU-XVII/2019 ini adalah Andi
alias Aket bin Liu Kim Liong yang menguji Pasal 132 Ayat (1) UU Nomor
35/2009.)
2.4. Bahwa hakim (judex factie) tidak tepat mengaitkan antara perbuatan
menawarkan untuk dijual, menjual, membeli, menjadi perantara dalam jual beli,
menukar, menyerahkan, atau menerima Narkotika Golongan I Pasal 114 ayat (2)
dan jo Pasal 132 Ayat (1) UU Narkotika, walaupun dalam pertimbangan Hakim
(judex factie) diketahui Pemohon Kasasi merupakan Terdakwa yang terpaksa
menjadi kurir narkoba demi kebutuhan ekonomi yang dikuatkan dengan adanya
keterangan bahwa terdakwa baru dijanjikan upah sebesar Rp. 200.000.000 (Dua
Ratus Juta Rupiah) oleh Saudara saksi ADYTYA PRATAMA (masing-masing
terdakwa dalam penuntutan terpisah) apabila pekerjaan membawa narkotika jenis
shabu telah dilaksanakan. Dan saudara Terdakwa baru menerima uang sebesar
Rp. 15.000.000 (Lima Belas Juta Rupiah) sebagai uang panjar yang akan
dipergunakan oleh Terdakwa RAMADHAN als ACIL beserta Saksi lainnya
Saudara ADYTYA PRATAMA dan Saudara HARIYANTO bin SARIFUDIN untuk
biaya transportasi.
2.5 Bahwa Terdakwa lahir di Padang pada tanggal 09 Januari 1997 dan
ditangkap terkait perkara a quo oleh tim dari Badan Narkotika Nasional (BNN)
Pusat pada tanggal 11 Oktober Tahun 2023, sehingga usia Terdakwa terbilang
sangat muda pada saat ditangkap adalah 25 Tahun 09 Bulan 02 Hari, Terdakwa
belum pernah menikah dan masih memiliki tanggungan orang tua yang kurang
sehat, sehingga masih banyak kesempatan untuk dapat merubah perilaku
Terdakwa kelak dikemudian hari dengan menjatuhkan pidana penjara selama
“20” (duapuluh) tahun, sehingga Terdakwa masih ada kesempatan untuk
menghidup udara bebas dan memperbaiki perilakunya di tengah-tengah keluarga
dan masyarakat, sehingga diharapkan ketika bebas dari menjalani pidana
penjara selama “20 (duapuluh) tahun nanti Terdakwa dapat juga membantu
mendukung pemerintah dalam pemberantasan peredaran gelap narkotika
dengan cara memberikan masukan dan arahan kepada kalangan generasi muda
penerus bangsa tentang bahaya dan resiko penyalahgunaan narkotika
berdasarkan pengalaman-pengalaman pahit Terdakwa.
2.6 Bahwa dalam tingkat banding, Terdakwa tidak didampingi oleh penasehat hukum
dikarenakan faktor ekonomi yang tidak memungkinkan untuk membayar honor
atau biaya jasa penasehat hukum.
Pasal 183 UU No 8 Tahun 1981 tentang hukum acara pidana menyatakan “Hakim tidak
boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-
kurangnya dua alat bukti yang sah ia memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak
pidana benar-benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah melakukannya”
3.2 Bahwa Majelis Hakim (Judex Factie) tidak memperhatikan keterangan saksi,
keterangan ahli, alat bukti surat dan keterangan terdakwa yang menyatakan :
3.2.2 Bahwa terdakwa baru dijanjikan upah sebesar Rp.200.000.000 (dua ratus
juta rupiah) oleh saksi ADYTYA PRATAMA (masing-masing terdakwa
dalam penuntutan terpisah) apabila pekerjaan membawa narkotika jenis
sabu telah selesai dilaksanakan.
3.2.3 Bahwa berdasarkan alat bukti tersebut dapat diketahui bahwa Pemohon
Kasasi merupakan seorang seorang yang diperalat sebagai pengantar
narkotika berjenis sabu seberat 51.975 (lima puluh satu ribu sembilan ratus
tujuh puluh lima ribu) gram, yang baru di janjikan akan dibayar jika
pekerjaan nya telah selesai oleh Saudara saksi ADYTYA PRATAMA
(masing-masing terdakwa dalam penuntutan terpisah), tanpa Terdakwa
RAMADHAN als ACIL mempertimbangan tingkat resiko hukum yang akan
diterima dikarenakan kurangnya pemahaman saudara Terdakwa
RAMADHAN als ACIL.
3.2.5 Mohon hukuman yang yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) terhadap
terdakwa yang memang hidup dengan keadaan ekonomi menengah ke
bawah dan baru sekali ini melakukan perbuatan yang melanggar hukum.
Bahwa jika dikaitkan antara fakta yang ada di persidangan dengan Putusan Judex
factie terhadap terdakwa berdasarkan Pasal 114 Ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009
Tentang Narkotika sangat kurang tepat dan tidak memenuhi rasa keadilan bagi
terdakwa dikarenakan keterlibatan terdakwa dalam perkara ini hanya semata-mata
terpaksa bekerja untuk memenuhi kebutuhan ekonomi dan baru diberikan iming-iming
janji untuk di bayar setelah pekerjaan nya selesai sebesar Rp 200.000.000 (dua ratus
juta rupiah). Dan Terdakwa bukanlah gembong narkoba atau sebagai pemilik dari
Narkotika berjenis shabu tersebut.
Apabila Mahkamah Agung berpendapat lain, maka PEMOHON KASASI mohon putusan
yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat Kami,
PEMOHON KASASI