Anda di halaman 1dari 2

Budi

Budi adalah seorang ilmuwan muda yang terobsesi dengan kecepatan dan waktu. Ia sering kali bertanya-
tanya tentang apa yang terjadi pada waktu dan ruang ketika benda bergerak dengan kecepatan yang
sangat tinggi. Suatu hari, Budi menemukan sebuah mesin waktu yang telah lama hilang, dan ia segera
mencoba menggunakan mesin itu untuk menjelajahi masa lalu dan masa depan.

Budi mulai mengoperasikan mesin waktu tersebut dan memasukkan koordinat waktu yang ingin ia
jelajahi. Tiba-tiba, Budi merasakan tubuhnya mulai bergetar dan ia merasa seperti sedang diangkut
dengan kecepatan yang luar biasa tinggi. Saat ia membuka matanya, Budi terkejut melihat bahwa dirinya
berada di bulan dan tidak bisa mendengar apa pun di sekitarnya. Kemudian ia teringat bahwa suara
tidak dapat merambat di ruang hampa seperti bulan.

Budi merasa sangat bersemangat karena ia berhasil berada di bulan. Ia mencoba berlari secepat
mungkin, tetapi ia merasa bahwa gerakannya terasa sangat lambat. Budi sadar bahwa hal ini terjadi
karena kecepatan suara lebih lambat di bulan daripada di bumi, karena tekanan atmosfer yang lebih
rendah.

Budi lalu mencoba menggunakan mesin waktu untuk kembali ke bumi dan memutuskan untuk
menghadiri rapat yang dijadwalkan untuk berlangsung selama 12 jam. Namun, karena obsesinya dengan
kecepatan dan waktu, Budi merasa sangat tidak sabar dan mencoba menggunakan kekuatannya untuk
berlari secepat kilat seperti superhero fiksi yang ia kagumi.

Meskipun demikian, Budi segera menyadari bahwa hal ini tidak mungkin terjadi, karena tubuh manusia
tidak dirancang untuk menangani kecepatan yang sangat tinggi. Ia merasakan hambatan aerodinamika
dan panas yang besar pada tubuhnya, serta mengalami percepatan dan kecepatan relatif yang sangat
tinggi.

Budi lalu mencoba menggunakan rumus faktor Lorentz untuk menghitung perbedaan waktu yang
dirasakannya saat menghadiri rapat selama 12 jam di bumi. Ia merasa sangat terkejut mengetahui
bahwa waktu yang dirasakannya jauh lebih lambat dibandingkan dengan waktu yang dirasakan oleh
orang lain di sekitarnya. Ia mencoba untuk mengikuti rapat dengan penuh kesabaran dan semangat.

Namun, karena rapat tersebut berlangsung selama 12 jam, Budi mulai merasa bosan dan kehilangan
fokus. Ia merasa bahwa waktu berjalan sangat lambat dan merasakan rapat tersebut seperti
berlangsung selama beberapa hari. Ia merasa sangat tidak sabar dan mulai mencari cara untuk
melepaskan kebosanan.

Tanpa disadari, Budi mulai mencorat-coret wajah dari peserta rapat yang duduk di sebelahnya. Ia
merasa sedikit terhibur dan merasa bahwa ia telah menemukan sesuatu yang menarik selama rapat.
Namun, tindakan tersebut membuat beberapa peserta rapat merasa tidak senang dan mengganggu
suasana rapat.

Budi segera menyadari kesalahannya dan merasa sangat menyesal. Ia meminta maaf kepada semua
orang yang terlibat dan menegaskan bahwa tindakannya tidak pantas dan sangat tidak etis. Ia berjanji
bahwa ia akan berusaha lebih sabar dan tidak lagi melakukan tindakan yang merusak rapat di masa
depan.

Budi kemudian mengambil pelajaran dari pengalamannya dan belajar untuk menghargai waktu dan
kesabaran orang lain. Ia memutuskan untuk mengubah sikapnya dan menjadi lebih sabar dan bijaksana
dalam menghadapi situasi yang membosankan. Ia menjadi semakin disiplin dan efektif dalam bekerja
dan menjadi inspirasi bagi orang lain di sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai