Anda di halaman 1dari 23

Nomor

Revisi Ke

Berlaku tanggal

PEDOMAN POLINDES NGLUMPANG


UPT PUSKESMAS MLARAK
KABUPATEN PONOROGO

Ditetapkan

Kepala UPT Puskesmas Mlarak

dr. Mietha Ferdiana Putri


NIP. 19870429 201411 2 001

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PONOROGO

UPT PUSKESMAS MLARAK


Jalan Raya Jabung-Mlarak No. 181 Desa Nglumpang Kec. Mlarak Kab. Ponorogo
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga UPT Puskesmas Mlarak
Kabupaten Ponorogo pada Tahun 2017 ini mendapat kesempatan untuk melaksanakan
akreditasi.
Akreditasi bagi UPT Puskesmas Mlarak Kabupaten Ponorogo sangatlah penting
untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kepuasan bagi pasien serta masyarakat.
Untuk menunjang pelaksanaan akreditasi di UPT Puskesmas Mlarak Kabupaten
Ponorogo maka diperlukan pedoman pelayanan di UPT Puskesmas Mlarak.
Harapan kami mudah mudahan pedoman pelayanan ini dapat member
manfaat bagi UPT Puskesmas Mlarak, sehingga akreditasi di UPT Puskesmas Mlarak
Kabupaten Ponorogo berjalan lancar dan menjadi Puskesmas yang lebih baik.

Kepala UPT Puskesmas Mlarak

dr. Mietha Ferdiana Putri


NIP. 19870429 201411 2 001

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Puskesmas Mlarak adalah salah satu dari UPT Dinas Kesehatan
Kabupaten Ponorogo dengan wilayah kerja yang mencakup 15 kelurahan yang ada
di Kecamatan Mlarak.
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas Mlarak
adalah “ Terwujudnya masyarakat Puskesmas Mlarak yang mandiri untuk hidup
sehat “
Berdasarkan visi Puskesmas Mlarak, maka misi Puskesmas Mlarak antara lain
:
1. Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik di seluruh jaringan
Puskesmas
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan
masyarakat , termasuk swasta untuk tercapainya kemandirian di bidang
kesehatan.
3. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang profesional, merata,
dan bermutu.
4. Melakukan koordinasi lintas program dan lintas sector untuk membangun
sinergisitas dalam mewujudkan visi.
Dalam upaya untuk meningkatkan jangkauan dan mutu pelayanan kesehatan
bagi masyarakat di wilayahnya, Puskesmas Mlarak dibantu oleh jaringan pelayanan
Puskesmas, salah satunya adalah Polindes. Polindes adalah sarana pelayanan
kesehatan yang berada di desa atau kelurahan sebagai jaringan Puskesmas
dengan tenaga minimal satu bidan dalam rangka mendekatkan akses dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan pelayanan polindes, agar dapat berjalan dengan baik
dan dapat memenuhi kebutuhan pasien maka Puskesmas Ponorogo Utara
menyusun “PEDOMAN PELAYANAN POLINDES.”

B. TUJUAN PEDOMAN
1. TUJUAN UMUM
Terlaksananya pelayanan polindes bermutu di Polindes Nglumpang.
2. TUJUAN KHUSUS
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melaksanakan pelayanan Polindes
Nglumpang.

3
C. SASARAN PEDOMAN
Sasaran Pedoman Pelayanan Polindes Nglumpang adalah Petugas
Pelayanan di Polindes Nglumpang.

D. RUANG LINGKUP PEDOMAN


Ruang lingkup pedoman pelayanan polindes ini meliputi seluruh pelayanan di
Polindes Nglumpang.

E. BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional dalam Pedoman Pelayanan Polindes ini adalah proses
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien di Polindes Nglumpang, baik
pelayanan pemeriksaan umum, pelayanan KIA-KB, dan pelayanan obat.

4
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA


Tenaga kesehatan di Polindes minimal terdiri dari 1 ( satu) orang bidan dan
1 (satu) orang Perawat, dimana tenaga tersebut diharapkan bertempat tinggal di
desa atau kelurahan wilayah kerjanya. Jenis dan jumlah tenaga di Polindes dapat
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Bidan yang melaksanakan tugas di Polindes harus mempunyai Surat Tanda
Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktek Bidan (SIPB) dan SIKB (Surat Izin Kerja
Bidan).
Tenaga Bidan di Polindes adalah Bidan dari Pegawai Negeri Sipil (PNS),
yang diangkat oleh Bupati/ Walikota atau bidan Pegawai Tidak Tetap (PTT) Pusat
yang diangkat oleh Menteri Kesehatan atau Bidan PTT daerah yang diangkat
Bupati /Walikota.

B. JADWAL KEGIATAN
Pelayanan Polindes Mangkujayan buka setiap hari kerja sesuai jam pelayanan
sebagai berikut :
- Senin s/d Kamis : 08.00 – 13.00
- Jumat : 08.00 – 10.00
- Sabtu : 08.00 – 11.00

5
BAB III
STANDAR FASILITAS

A. BANGUNAN
1. Polindes merupakan bagian dari jejaring pelayanan kesehatan Puskesmas
untuk mencapai indikator kinerja kesehatan yang ditetapkan daerah, oleh
karena itu Polindes harus didirikan diatas tanah negara dan merupakan
bangunan milik Pemerintah Daerah.
2. 1 (satu) buah Polindes mempunyai luas bangunan minimal sebesar 49 m2.
3. Lokasi Polindes hendaknya mudah dijangkau oleh masyarakat, bebas dari
pencemaran, banjir dan tidak berdekatan dengan rel kereta api, tempat bongkar
muat barang, tempat bermain anak, pabrik industri dan limbah pabrik.
4. Luas lahan untuk bangunan tidak bertingkat, minimal 1,5 kali luas bangunan.
5. Jenis Bangunan: Permanen.
6. Kriteria bangunan yang memenuhi syarat minimal kesehatan:
Bangunan harus kuat, utuh, dinding tidak berlubang, atap kuat, luas ventilasi 20
% luas lantai, penerangan cukup, lantai kedap air, sirkulasi udara yang baik.
7. Pada setiap ruangan periksa harus tersedia wastafel dengan air mengalir.
8. Untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan di Polindes diperlukan
ruangan-ruangan.
3M 3M 1M

RUANG BIDAN KAMAR


3M 3M
MANDI/W
C

1M 1M

RUANG RUANG
TUNGGU OBAT
PASIEN
RUANG
BERSALIN DAN NIFAS
3M RUANG 3M
PENDAF-TARAN

1,5 M 4M

9. Ruangan yang harus tersedia minimal adalah:


Jumlah Luas (m2)
No Nama Ruang
minimal minimal

6
1. Ruang Periksa Bidan 1 buah 9

2. Ruang persalinan dan nifas 1 buah 12

3. Ruang tunggu 1 buah 4,5

4. Kamar mandi/WC 1 buah 3

5. Ruang Pendaftaran dan Obat 1 buah 4,5

6. Koridor 7

7. Luas Bangunan 49

10. Ruangan-ruangan tersebut harus ditata menurut alur kegiatan dan


memperhatikan ruang gerak petugas.
11. Pelayanan administrasi umum hendaknya berdekatan dengan pintu utama
Polindes.
12. Fasilitas ruangan yang ada harus dirawat dengan baik. Bangunan Polindes
harus terpelihara, mudah dibersihkan dan dapat mencegah penularan penyakit
serta kecelakaan.
13. Ruangan Polindes (baik untuk pemeriksaan, persalinan, maupun kamar mandi)
harus terlihat bersih, tidak ada sampah berserakan, tersedia tempat sampah,
atap bersih dan terawat tidak ada sarang laba-laba.

B. PERALATAN
Peralatan kebidanan dan keperawatan harus terlihat bersih sehabis dipakai,
langsung dicuci, atau disetrika, disimpan pada tempatnya dengan rapi dan tertutup
sehingga tidak ada debu yang menempel.
Peralatan (minimal) dan bahan habis pakai yang harus dimiliki oleh Polindes baik
dalam gedung maupun luar gedung yang terdiri dari:
1. Kit Bidan
Jumlah
No Jenis Peralatan Minimal
Peralatan
I Kit Bidan
1 Alat Penghisap Lendir DeLee / Bulb 1 buah
2 Alat Penghisap Lendir Elektrik 1 buah
3 Bak Instrumen dengan tutup 2 buah
4 Baki Logam Tempat Alat Steril Bertutup 2 buah
5 Bengkok Kecil 2 buah
6 Bengkok Besar 2 buah
7 Doppler 1 buah
8 Gunting Benang 2 buah
9 Gunting Episiotomi 2 buah
10 Gunting Verband 1 buah
11 Gunting Tali Pusat 2 buah
12 Pemeriksaan Hb 1 buah
13 Klem Pean/ Klem Tali Pusat 2 buah
14 Korcher Tang 2 buah

7
15 1/2 Klem Korcher/ Pemecah Ketuban 2 buah
16 Lancet 1 buah
17 Mangkok untuk Larutan 2 buah
18 Meteran 2 buah
19 Palu Refleks 1 buah
20 Penjepit Uterus 2 buah
21 Pelvimeter Obstetrik 1 buah
22 Pengukur Lingkar Kepala 1 buah
23 Pengukur Panjang Badan Bayi 1 buah
24 Pengukur Tinggi Badan (Microtoise) 1 buah
25 Pinset Anatomi Pendek 2 buah
26 Pinset Anatomi Panjang 2 buah
27 Pinset Bedah 2 buah
28 Pisau Pencukur 2 buah
29 Pita Pengukur Lila 1 buah
30 Penutup Mata (Okluder) 1 buah
31 Stetoskop Janin 1 buah
32 Stetoskop Neonatus 1 buah
33 Sudip lidah logam panjang 12 cm 1 buah
34 Sudip lidah logam panjang 16,5 cm 1 buah
35 Sonde mulut 1 buah
36 Sonde Uterus/Penduga 2 buah
37 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Besar 1 buah
38 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Kecil 1 buah
39 Spekulum Vagina (Cocor Bebek) Sedang 1 buah
40 Stetoskop 2 buah
41 Silinder Korentang Steril 2 buah
42 Spekulum Vagina (Sims) 1 buah
43 Tabung untuk bilas vagina 1 buah
44 Tampon Tang 1 buah
45 Termometer Dahi dan Telinga 1 buah
46 Thermometer digital 1 buah
47 Termometer Dewasa 1 buah
48 Tensimeter Dewasa 1 buah
49 Timbangan Dewasa 1 buah
50 Timbangan Bayi 1 buah
51 Toples Kapas/Kasa Steril 1 buah
52 Torniket Karet 1 buah
53 Tromol Kasa / Kain Steril 1 buah
54 Resusitasi Dewasa beserta masker 1 buah
55 Resusitasi Bayi beserta masker 1 buah
56 Waskom Bengkok 1 buah
57 Waskom Cekung 1 buah
58 Weight baby scale + tray for 20 kg 1 buah

II Bahan Habis Pakai


1 Alkohol 5 botol
2 Betadine Solution atau Desinfektan lainnya 5 botol
3 Chromic Catgut 1 pak
4 Cairan NaCl 1 pak
5 Disposable Syringe, 1 cc 5 dus
6 Disposable Syringe, 2,5 – 3 cc 5 dus
7 Disposable Syringe, 5 cc 5 dus
8 Disposable Syringe, 10 cc 5 dus
9 Infus Set dengan Wing Needle untuk Anak dan Bayi 2 set
no. 23 dan 25
10 Kasa 1 gulung
11 Kapas 1 pak
12 Kateter Karet 2 buah
13 Lidi kapas 1
14 Masker 1 pak
15 Pelumas 1 buah
16 Sarung tangan 1 buah
17 Sabun Tangan atau Antiseptik 1 buah
18 Tes kehamilan strip 50 tes
19 Ultrasonic gel 250 ml 1 buah
20 Umbilical cord klem plastik 2 pak

III Perlengkapan
1 Duk steril kartun 1 buah

8
2 Kotak Penyimpan Jarum atau Pisau Bekas 1 buah
3 Senter + baterai besar 1 buah
4 Sarung Tangan Karet untuk Mencuci Alat 1 pasang
5 Sikat untuk Membersihkan Peralatan 1 buah
6 Stop Watch 1 buah
7 Tas tahan air tempat kit 1 buah
8 Tempat Kain Kotor 1 buah
9 Tempat Plasenta 1 buah

2. Kit Keperawatan Kesehatan Masyarakat (PHN Kit)


Jumlah
No Jenis Peralatan Minimal
Peralatan
I Set Keperawatan kesehatan Masyarakat
1 Alat Test Darah Portable / rapid diagnostic test ( Hb, Gula 1 unit
darah, Asam Urat, Kolesterol)
2 Bak Instrumen dilengkapi Tutup 1 buah
3 Gunting Angkat Jahitan 1 buah
4 Gunting Iris Lurus 1 buah
5 Gunting Jaringan 1 buah
6 Gunting Verband 1 buah
7 Klem Arteri 1 buah
8 Kom Iodine 1 buah
9 Kom Kapas Steril 1 buah
10 Kom dilengkapi tutup 1 buah
11 Nierbeken 1 buah
12 Palu Reflex 1 buah
13 Peak Flow Meter 1 buah
14 Pen lancet 1 buah
15 Penlight 1 buah
16 Pinset Anatomis 1 buah
17 Pinset Cirurgis 1 buah
18 Sphygmomanometer Dewasa dan anak 1 buah
19 Stetoskop Anak 1 buah
20 Stetoskop Dewasa 1 buah
21 Termometer 1 buah
22 Timbangan Badan Dewasa 1 buah

II Bahan Habis Pakai


1 Alat tenun perawatan luka 1 buah
2 Alkohol 70% kemasan botol 100 ml 1 botol
3 Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar 1 box
4 Blood Lancet kemasan box isi 25 buah 1 box
5 Handscrub kemasan botol 500 ml 1 botol
6 Kasa Hidrofil Steril uk 16 cm x 16 cm kemasan dos isi 16 1 dos
lembar
7 Masker 1 buah
8 NaCl 0,9 % kemasan botol 500 ml 1 botol
9 Pembalut (gulung) hidrofil 4 m x 5 cm 10 roll
10 Plester 1 roll
11 Povidon Iodida larutan 10% kemasan botol 60 ml 1 botol
12 Refill Strip Asam Urat kemasan isi 25 strip 1 buah
13 Refill Strip Glukosa kemasan isi 25 strip 1 buah
14 Refill Strip Haemoglobin Darah kemasan isi 25 strip 1 buah
15 Refill Strip Kolesterol kemasan isi 25 strip 1 buah
16 Rivanol kemasan botol 300 ml 1 botol
17 Sarung Tangan Non Steril 1 pasang
18 Sarung Tangan Steril 1 pasang
19 Sudip Lidah 1 buah

III Perlengkapan

9
1 Duk Biasa 1 buah
2 Duk Bolong 1 buah
3 Meteran Gulung 1 buah
4 Perlak Besar 1 buah
5 Perlak Kecil 1 buah
6 Tas Kanvas tempat kit 1 buah

3. Kit Posyandu
Jumlah
No Jenis Peralatan Minimal
Peralatan
I Kit Posyandu
1 Alat Permainan Edukatif 2 set
2 Food Model 1 set
Gunting perban 1 buah
3 Timbangan Bayi 1 unit
4 Timbangan Dacin dan perlengkapannya 1 set
5 Timbangan Dewasa 1 unit
6 Termometer Anak 1 buah

II Bahan Habis Pakai


1 Alkohol 1 botol
2 Cairan Desinfektan atau Povidone Iodin 1 botol
3 Kasa steril 1 kotak
4 Kapas 1 kotak
5 Perban 1 roll
6 Plester 1 roll
7 Masker Sesuai
kebutuhan
8 Sarung tangan Sesuai
kebutuhan
III Perlengkapan
1 Tas kanvas tempat kit 1 buah

4. Kit Imunisasi
Jumlah
No Jenis Peralatan Minimal
Peralatan
I Kit Imunisasi
1 Vaksin Carrier 1 unit

II Bahan Habis Pakai


1 Alat Suntik Sekali Pakai 1 ml Sesuai
kebutuhan
2 Alat Suntik Sekali Pakai 3 ml Sesuai
kebutuhan
3 Alkohol Swab kemasan box isi 100 lembar 1 box
4 Vaksin Sesuai
kebutuhan
III Perlengkapan
1 Kotak penyimpan jarum bekas 1 buah
2 Tas Kanvas tempat kit 1 buah

5. Peralatan Non Medis


a. Promosi kesehatan (Promkes) Kit
Promkes kit adalah media yang dibutuhkan untuk penyuluhan kesehatan
berupa leaflet, lembar balik, Poster, standard flipchard, wireless mic,
megaphone (toa).

10
b. Transportasi (kendaraan roda dua).
c. Papan data.
d. Papan nama Polindes.
e. Mebelair Polindes minimal :
No Uraian Jumlah Satuan
1 Lemari obat 1 Buah
2 Meja 4 Buah
3 Tempat tidur periksa 3 Buah
4 Kursi lipat 6 Buah
5 Kursi tunggu panjang 1 Buah
6 Rak 1 Buah

11
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. LINGKUP KEGIATAN
Lingkup kegiatan di Unit Pelayanan Polindes adalah :
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
2. Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
3. Pelayanan KB
4. Pelayanan MTBS
5. Pelayanan Obat

B. LANGKAH KEGIATAN
1. Pelayanan Pemeriksaan Umum
Alur pelayanan pemeriksaan umum yang diselenggarakan di Polindes adalah
sebagai berikut :

12
2. Pelayanan Pemeriksaan Kehamilan (ANC)
Alur pelayanan pemeriksaan kehamilan yang diselenggarakan di Polindes
Nglumpang adalah sebagai berikut :

Apabila terdapat pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan di Polindes, atau


terdapat kehamilan resiko tinggi / membutuhkan penanganan khusus maka
pasien dirujuk ke Puskesmas induk.
3. Pelayanan KB
Alur pelayanan KB yang diselenggarakan di Polindes adalah sebagai berikut :

13
14
4. Pelayanan MTBS
Setiap pasien usia 0-59 bulan yang sakit dan berkunjung ke Polindes
dilayani dengan metode pelayanan MTBS. Pelayanan MTBS dilaksanakan
sesuai Pedoman Pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit Kementrian
Kesehatan. Adapun kegiatan yng dilakukan antara lain :
a. Pengkajian
Pengkajian pasien anak dilakukan untuk memperoleh informasi mengenai
kondisi kesehatan anak, setidaknya memuat antara lain :
o status imunisasi & catatan pemberian vitamin A dosis tinggi
o deteksi dini perkembangan anak
o riwayat kesehatan anak saat ini
b. Perencanaan Layanan
Rencana layanan ditetapkan berdasarkan hasil kajian yang dinyatakan
dalam bentuk diagnosis. Dalam menyusun rencana layanan perlu dipandu
oleh standar pelayanan medis dan standar asuhan keperawatan. Pasien
mempunyai hak untuk mengambil keputusan terhadap layanan yang akan
diperoleh. Pasien/keluarga diberi peluang untuk bekerjasama dalam
menyusun rencana layanan klinis yang akan dilakukan. Dalam menyusun
rencana layanan tersebut harus memperhatikan kebutuhan biologis,
psikologis, sosial, spiritual dan memperhatikan nilai-nilai budaya yang dimiliki
oleh pasien.
c. Penyuluhan / edukasi pasien dan/atau keluarga
Untuk meningkatkan luaran klinis yang optimal perlu ada kerjasama
antara petugas kesehatan dan pasien/keluarga. Pasien/keluarga perlu
mendapatkan penyuluhan kesehatan dan edukasi yang terkait dengan
penyakit dan kebutuhan klinis pasien, oleh karena itu penyuluhan dan
pendidikan pasien/keluarga perlu dipadukan dalam pelayanan klinis.
Setiap kali selesai melakukan edukasi kepada pasien / keluarga maka
dilakukan penilaian terhadap efektivitas penyampaian informasi kepada
pasien/keluarga pasien agar mereka dapat berperan aktif dalam proses
layanan dan memahami konsekuensi layanan yang diberikan. Hasil
pelaksanaan edukasi ditulis di dalam lembar catatan penyampaian edukasi
dan disimpan di dalam berkas rekam medis.
d. Perencanaan Rujukan
Jika kebutuhan pasien tidak dapat dipenuhi oleh Puskesmas, maka
pasien harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang mampu menyediakan
pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien. Pasien/keluarga pasien mempunyai
hak untuk memperoleh informasi tentang rencana rujukan. Informasi tentang
rencana rujukan harus disampaikan dengan cara yang mudah dipahami oleh

15
pasien/keluarga pasien. Informasi tentang rencana rujukan diberikan kepada
pasien/keluarga pasien untuk menjamin kesinambungan pelayanan.
Informasi yang perlu disampaikan kepada pasien meliputi: alasan rujukan,
fasilitas kesehatan yang dituju, termasuk pilihan fasilitas kesehatan lainnya,
jika ada, sehingga pasien/keluarga dapat memutuskan fasilitas yang mana
yang dipilih, serta kapan rujukan harus dilakukan. Untuk memastikan
kontinuitas pelayanan, informasi mengenai kondisi pasien dikirim bersama
pasien. Salinan resume pasien tersebut diberikan kepada fasilitas kesehatan
penerima rujukan bersama dengan pasien. Resume tersebut memuat kondisi
klinis pasien, prosedur dan pemeriksaan yang telah dilakukan dan kebutuhan
pasien lebih lanjut.
5. Pelayanan Obat
Pelayanan obat yang dilakukan di Polindes merupakan pelayanan
kefarmasian secara terbatas yang meliputi:
a. Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai, meliputi kegiatan
perencanaan, penyimpanan, pencatatan dan pelaporan.
b. Pelayanan obat, meliputi kegiatan peracikan obat, penyerahan obat dan
pemberian informasi obat.
c. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian secara terbatas dibawah
pembinaan dan pengawasan tenaga kefarmasian di Puskesmas.
d. Pencatatan dalam rekam medis pasien meliputi: jenis obat, dosis obat yang
diberikan dan aturan pakai.
e. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek
samping obat.
f. Pemberian informasi kepada pasien maupun keluarga pasien meliputi: dosis
obat, cara pemakaian obat, penyimpanan obat serta kontra indikasi
penggunaan obat.

16
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan logistik untuk pelaksanaan Pelayanan klinis Polindes Nglumpang


direncanakan dalam Perencanaan Puskesmas.
Untuk pengadaan logistik, setiap awal tahun Polindes membuat pengajuan logistik
yang dibutuhkan.

17
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

Tujuan dari ditetapkannya sasaran keselamatan pasien adalah untuk mendorong


perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Sasaran menyoroti bagian-bagian yang
bermasalah dalam pelayanan kesehatan dan menjelaskan bukti serta solusi atas
permasalahan ini.
Untuk meningkatkan keselamatan pasien perlu dilakukan pengukuran terhadap
sasaran-sasaran keselamatan pasien. Indikator pengukuran sasaran keselamatan
pasien seperti pada tabel berikut ini:

NO INDIKATOR SASARAN KESELAMATAN PASIEN TARGET


PUSKESMAS PONOROGO UTARA
1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien 100%
2. Peningkatan komunikasi efektif 100%
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien 100%
4. Tidak terjadinya kesalahan prosedur tindakan medis dan 100%
keperawatan
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di Puskesmas ≥75%
6. Tidak terjadinya pasien jatuh 100%

1. Tidak terjadinya kesalahan identifikasi pasien


Identifikasi pasien yang tepat meliputi tiga detail wajib, yaitu: nama, umur, nomor
rekam medis pasien. Kegiatan identifikasi pasien dilakukan pada saat pendaftaran,
pemberian obat, pengambilan spesimen atau pemberian tindakan
2. Peningkatan komunikasi efektif
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau
tertulis. Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah
diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon. Komunikasi lain yang
mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis, seperti
laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil pemeriksaan
segera/ cito.
3. Tidak terjadinya kesalahan pemberian obat kepada pasien
Ketepatan pemberian obat kepada pasien dimaksudkan agar tidak terjadi
kesalahan identifikasi pada saat memberikan obat kepada pasien.

18
Pengukuran indikator dilakukan dengan cara menghitung jumlah pasien yang
dilayani oleh bagian farmasi dikurangi kejadian kesalahan pemberian obat dibagi
jumlah seluruh pasien yang mendapat pelayanan obat.
4. Tidak terjadi kesalahan prosedur tindakan medis dan keperawatan
Dalam melaksanakan tindakan medis dan keperawatan, petugas harus selalu
melaksanakannya sesuai prosedur yang telah ditetapkan. Identifikasi pasien yang
akan mendapatkan tindakan medis dan keperawatan perlu dilakukan sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam pemberian prosedur.
5. Pengurangan terjadinya risiko infeksi di puskesmas
Agar tidak terjadi risiko infeksi, maka semua petugas Puskesmas Ponorogo Utara
wajib menjaga kebersihan tangan dengan cara mencuci tangan 6 langkah dengan
menggunakan sabun dan air mengalir. Enam langkah cuci tangan pakai sabun
(CTPS) harus dilaksanakan pada lima keadaan, yaitu:
a. Sebelum kontak dengan pasien
b. Setelah kontak dengan pasien
c. Sebelum tindakan aseptik
d. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien
e. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien.
6. Tidak terjadinya pasien jatuh
Setiap pasien yang dirawat di Puskesmas Ponorogo Utara dilakukan pengkajian
terhadap kemungkinan risiko jatuh untuk meminimalkan risiko jatuh. Pencegahan
terjadinya pasien jatuh dilakukan dengan cara:
a. Memberikan identifikasi jatuh pada setiap pasien dengan pada setiap pasien
yang beresiko jatuh dengan memberi tanda gelang berwarna kuning.
b. Memberikan intervensi kepada pasien yang beresiko serta memberikan
lingkungan yang aman.

19
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Untuk keamanan dan kenyamanan bagi setiap petugas yang memberikan


pelayanan kesehatan, terutama untuk mencegah tertularnya penyakit, maka petugas
dalam melaksanakan pelayanan diwajibkan memperhatikaan keamanan diri dengan
menerapkan prinsip PPI, termasuk di Polindes.

20
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Pengendalian mutu pelayanan klinis merupakan kegiatan untuk mencegah


terjadinya masalah terkait pelayanan pengobatan atau mencegah terjadinya kesalahan
pengobatan / medikasi (medication error), yang bertujuan untuk keselamatan pasien.
Unsur-unsur yang mempengaruhi mutu pelayanan sebagai berikut:
1. Unsur masukan (input), yaitu sumber daya manusia, sarana dan prasarana,
ketersediaan dana, dan Standar Prosedur Operasional.
2. Unsur proses, yaitu tindakan yang dilakukan, komunikasi, dan kerja sama.
3. Unsur lingkungan, yaitu kebijakan, organisasi, manajemen, budaya, respon dan
tingkat pendidikan masyarakat.
Pengendalian mutu pelayanan klinis terintegrasi dengan program pengendalian mutu
pelayanan klinis Puskesmas yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Kegiatan pengendalian mutu pelayanan klinis meliputi:
1. Perencanaan, yaitu menyusun rencana kerja dan cara monitoring dan evaluasi
untuk peningkatan mutu standar.
2. Pelaksanaan, yaitu:
a. Monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan rencana kerja(membandingkan
antara capaian dengan rencana kerja)
b. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian.
3. Tindakan hasil monitoring dan evaluasi yaitu:
a. Melakukan perbaikan kualitas pelayanan standar
b. Meningkatkan kualitas pelayanan jika capaian sudah memuaskan.

21
BAB IX
PENUTUP

Pedoman Pelayanan Polindes ini digunakan sebagai acuan pelaksanaan


pelayanan Polindes di wilayah Puskesmas Mlarak. Untuk keberhasilan pelaksanaan
pelayanan diperlukan komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut akan menjadikan pelayanan Polindes semakin optimal dan dapat
dirasakan manfaatnya oleh pasien dan masyarakat yang pada akhirnya dapat
meningkatkan citra puskesmas dan kepuasan terhadap proses pelayanan kepada
pasien maupun masyarakat.

22
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2013. Standar Puskesmas. Jawa Timur : Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga


Kesehatan.

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan


Masyarakat.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 2016. Standar Polindes. Jawa Timur : Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.

23

Anda mungkin juga menyukai