Anda di halaman 1dari 9

kelas x to 2

SEJARAH MONUMEN
RAWA GEDE

Kelas sejarah ibu novi


Kelompok 3
ARIF RAMDANI
RIJAL NURRAHMAT
PASHYA MAULANA HIDAYAT
FIRMANSYAH
IRFAN FEBRIAN
RENDY SEPTYAN
RENDI FIRMANSYAH
KRONOLOGI
Sejarah Tragedi Rawagede yang memilukan ini terjadi pada 9
Desember 1947, dimana Tentara Belanda melancarkan agresi militer
pertama dan melakukan pembantaian terhadap lebih dari 431
penduduk Rawagede.Pada waktu itu datang segerombolan Militer
Belanda untuk mencari persembunyian para tokoh pejuang
Kemerdekaan Indonesia, salah satunya yaitu Kapten Lulus Kastaryo
seorang Komando Kompi Siliwangi.Karena Militer Belanda tidak
berhasil menemukan orang-orang yang dicari, mereka akhirnya
memberikan perintah secara paksa agar seluruh penduduk keluar
dari rumah. Lalu peristiwa pembatalan pun tak terelakkan lagi.
Monumen tersebut mulai

dibangun pada tahun 1995


Fakta menarik
dan mulai diresmikan

pada tahun 1996


Sebelum dibangun sebuah monumen, tempat ini hanya
berupa sebuah pemakaman dari para korban yang tewas
saat terjadi pembataian tersebut. Namun, untuk
meneruskan jejak kegigihan masyarakat pada masa itu
dalam mempertahankan kemerdekaan, maka tepat pada
bulan november 1995 mulai dibangun Monumen
Rawagede dan diresmikan pada tanggal 12 Juli 1996.

Tidak hanya itu saja, bangunan monumen juga bisa


digunakan sebagai tanda atas terjadinya sebuah tragedi
dalam sejarah yang ada. Dan Monumen Rawagede
adalah salah satunya. Meski monumen yang terletak di
lingkungan perkampungan dan persawahan, Monumen
Rawagede ini tetap bisa dikunjungi.
Namanya diambil dari nama desa

setempat bernama Rawagede.

Namun kini nama desa tersebut

sudah berganti nama

Pada masa itu Rawagede memang merupakan sebuah


desa setempat. Namun kini, nama desa tersebut sudah
berganti nama menjadi Desa Bojonggede.

Walau nama desanya sudah berganti nama menjadi


Desa Bojonggede, kenyataannya Rawagede tetap
menyimpan sejarah bagi masyarakat setempat dan
Indonesia. Dan monumen tersebut seolah menjadi
saksi atas terjadinya peristiwa itu.

Bangunannya memiliki

makna tersendiri
Menjadi saksi sejarah atas tragedi yang terjadi pada saat
itu, tentu membuat bangunan ini memiliki makna
tersendiri selain sebagai pengingat atas kejadian itu.
Makna lain yang tergambar dari bangunan ini adalah
menggambarkan proklamasi kemerdekaan RI.

Anak tangga menuju lantai atas berjumlah 17 yang


memiliki arti tanggal 17. Selain itu, denah bangunan
lantai dasar berbentuk segi delapan yang memiliki arti
sebagai bulan delapan. Terakhir adalah bagian puncak
berbentuk piramid yang terbagi menjadi empat dengan
tinggi 5 meter ini memiliki arti tahun 1945.
Tidak hanya berdiri monumen

saja, di belakang monumen

tersebut terdapat juga

makam pahlawan
Monumen yang berdiri tegak pada titik koordinat 06° 14' 283" lintang
selatan dan 107° 19' 599" bujur timur ini memang tidak hanya terdapat
sebuah monumen besar saja. Melainkan di bagian belakang monumen
tersebut terdapat sebuah lapangan yang berfungsi untuk tempat
pelaksaan upacara.

Halaman ini juga disebut sebagai jembatan emas yang menghubungkan


bangunan monumen dengan makam pahlawan. Makam pahlawan
tersebut bernama Makam Sampurna Raga.

Tidak hanya itu saja; menariknya, di samping pintu jalan masuk makam
tersebut terdapat data para korban atas peristiwa tindakan militer
Belanda di desa Rawagede itu. Jumlah korban yang tercatat terdiri dari
peristiwa 9 Desember 1947 sebanyak 431 orang. Lalu dalam kurun waktu
januari hingga oktober 1948 sebanyak 43 korban, dan kurun waktu juli
hingga november 1950 sebanyak 17 korban.
Tragedi tersebut terjadi

karena tentara Belanda

memburu Kapten Lukas

Kastaryo yang merupakan

Komandan Kompi Siliwangi


Latar belakang yang mendalangi peristiwa tersebut dikarenakan tentara
Belanda yang sedang memburu Kapten Lukas Kustaryo. Kapten Lukas Kustaryo
merupakan Komandan Kompi Siliwangi yang kemudian menjadi Komandan
Batalyon Tajimalela atau Brigade II Divisi Siliwangi yang saat itu secara berkali-
kali berhasil menyerang patroli dan pos-pos militer Belanda.

Karena hal itulah, sehari setelah Perjanjian Renville dimulai, tentara Belanda
yang dipimpin seorang mayor mengepung dan menggeledah rumah-rumah di
dusun Rawagede. Mereka dipaksa keluar dan dikumpulkan pada sebuah
lapangan. Para warga laki-laki diperintahkan untuk berdiri berjejer kemudian
satu-satu ditanyai mengenai Kapten Lukas Kastaryo.

Namun, tidak ada satu pun dari warga yang mengatakan tempat persembunyian
dari Kapten Lukas Kastaryo di mana akhirnya pemimpin Belanda
memerintahkan untuk menembak mati semua warga laki-laki termasuk anak
remaja laki-laki yang berusia belasan tahun.

Sumber : https://www.idntimes.com
PENUTUP SEKIA
N TER
IMAK
ASIH

DENGAN ADANYA MONUMEN INI GENERASI PENERUS


AKAN DAPAT MENGHAYATI KEGIGIHAN MASYARAKAT
PADA WAKTU ITU DALAM RANGKA MEMPERTAHAN
KAN KEMERDEKAAN.LETAKNYA SANGAT STRATEGIS
MUDAH DI JANGKAU DAN BERADA PADA LOKASI
PERISTIWA MENJADIKAN MONUMEN INI SANGAT
MEMBERI ARTI BAGI PENDIDIKAN PERJUANGAN
KEPADA GENERASI PENERUS

Anda mungkin juga menyukai