Anda di halaman 1dari 4

Disusun oleh Kelompok 5

Anggota : Faeza , ijal , Faqih , Sarif ,


Akbar dan Ardiansyah

Peristiwa Westerling di Makasar


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan studi sejarah kami tentang "Peristiwa
Westerling di Makassar (1946)". Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada
semua anggota kami yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan studi sejarah
ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena itu, kami dengan
rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki studi
sejarah ini. Kami berharap semoga studi sejarah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Rumusan Masalah
1. Mengapa Raymond Westerling melakukan tragedi tersebut ?

2. Siapa saja tokoh perlawanan atas tragedi tersebut ?

3. Bagaimana dampak masyarakat atas tragedi tersebut ?

Tujuan Masalah
1. Mengetahui atas dasar apa Raymond Westerling melakukan tragedi tersebut

2. Mengetahui siapa saja tokoh perlawanan atas tragedi tersebut

3. Mengetahui bagaimana dampak masyarakat atas tragedi tersebut


Pembahasan
*Latar Belakang*

Pada tahun 1946, Belanda mencoba untuk mengembalikan kekuasaannya di Indonesia


dengan membentuk Negara Indonesia Timur (NIT) yang meliputi Sulawesi, Maluku, dan
Nusa Tenggara. NIT ini bertentangan dengan cita-cita kemerdekaan Indonesia yang telah
diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Oleh karena itu, banyak rakyat dan pejuang
Indonesia yang menolak dan melawan rencana Belanda ini.

1. Peristiwa Westerling di Makassar


ini merupakan salah satu peristiwa yang paling kelam dalam perjuangan Bangsa Indonesia
untuk memperoleh kemerdekaan seutuhnya. Nama peristiwa Westerling ini diambil dari
pelaku yang mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa dari rakyat sipil yang seharusnya
dilindungi. Ia adalah Kapten Raymond Westerling.

Seperti yang telah diketahui, selain agresi militer, Belanda juga melakukan usaha-usaha
untuk kembali menguasai Indonesia. Cara yang dilakukan adalah dengan memecah belah
Indonesia dengan mendirikan negara-negara boneka berbentuk federal. Salah satunya pada
saat itu Belanda hendak membentuk Negara Indonesia Timur dengan Ibukota Makassar.

Namun tentunya ada perlawanan dari para pejuang Indonesia yang tidak menginginkan hal
itu terjadi. Kemudian pada tanggal 5 Desember 1946, Belanda mengirimkan pasukan ke
Sulawesi Selatan di bawah pimpinan Kapten Raymond Westerling. Ia memimpin 120 orang
Pasukan Khusus dari Depot Speciale Troepen-DST (Depot Pasukan Khusus).

2. Misi utama Westerling


adalah untuk menumpas pemberontakan (counter-insurgency) para pejuang dan rakyat
Makassar Sulawesi Selatan yang menentang pembentukan Negara Indonesia Timur. Pada
masa kepemimpinannya, Raymond Westerling banyak melakukan tindakan keji, salah
satunya adalah dengan melakukan pembantaian pada masyarakat sipil. Ia dikenal tidak
mempunyai belas kasih dan tidak mengindahkan HAM.

Demi menumpas perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Makassar, Westerling


menerapkan metode Gestapo (Geheime Staatspolizei). Metode ini merupakan metode yang
diterapkan polisi rahasia Jerman yang terkenal kejamnya pada masa Adolf Hitler. Belanda
melakukan tindakan mengerikan itu dari tanggal 7-25 Desember 1946.

3. Dampak
Sebagai akibatnya, dalam kurun waktu itu sekitar 40.000 rakyat sipil yang tidak berdosa dibunuh
oleh pasukan Westerling. Gue nggak bisa bayangin sih gimana mencekamnya keadaan di Makassar
saat itu.
4. Perlawanan Rakyat
Meskipun menghadapi ancaman dan bahaya dari pasukan Westerling, rakyat Makassar tidak
menyerah dan tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka dibantu oleh
para pemuda yang tergabung dalam PPNI, seperti A. Rivai, Paresi, dan Robert Wolter Monginsidi.

Mereka melakukan serangan-serangan gerilya terhadap pos-pos Belanda dan merebut tempat-tempat
strategis yang dikuasai oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Mereka juga
membentuk Laskar Pemberontak Rakyat Indonesia Sulawesi (LAPRIS) dengan tujuan utama
menggerakkan perlawanan rakyat terhadap Belanda.

Salah satu tokoh perempuan yang berperan penting dalam perlawanan rakyat Makassar adalah Emmy
Salen. Ia melakukan aksi heroik dengan meledakkan granat di posisi pasukan Belanda di Kassi-Kassi.
Ia tewas bersama dengan delapan tentara Belanda dalam ledakan tersebut.

5. Akhir Peristiwa
Peristiwa Westerling berakhir pada tanggal 25 Desember 1946, ketika Westerling dipanggil kembali
ke Jakarta oleh pemerintah Belanda. Ia dituduh telah melanggar perintah dan melakukan kekejaman
yang tidak dapat dibenarkan. Namun, ia tidak pernah diadili atau dihukum atas perbuatannya.

Perlawanan rakyat Makassar juga berakhir pada tahun 1949, setelah Belanda mengakui kedaulatan
Republik Indonesia Serikat (RIS) sebagai hasil dari Konferensi Meja Bundar (KMB). RIS kemudian
dibubarkan pada tahun 1950 dan digantikan oleh Republik Indonesia yang berdaulat penuh.

PENUTUP
*Kesimpulan*
Peristiwa Westerling di Makassar merupakan salah satu peristiwa paling tragis dan
menyedihkan dalam sejarah Indonesia. Peristiwa ini menunjukkan betapa kejamnya penjajah
Belanda yang tidak menghargai hak asasi manusia dan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Namun, peristiwa ini juga menunjukkan betapa gigihnya rakyat Makassar yang tidak mau
menyerah dan tetap berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Mereka
mengorbankan nyawa dan harta benda demi cita-cita bersama. Mereka juga menginspirasi
rakyat Indonesia lainnya untuk terus berjuang melawan penjajahan

Anda mungkin juga menyukai