Anda di halaman 1dari 12

6.

A Perjuangan Mempertahankan
Kemerdekaan dengan kekuatan
Senjata

VII. Peristiwa WESTERLING di


MAKASSAR 7 Desember 1946
Oleh : Nurul kamila, XI MIA 3

dr. Sam Ratulangi, gubernur Sulawesi


Selatan.
Membentuk organisasi untuk menampung
aspirasi masyarakat.

PPNI (Pusat Pemuda Nasional


Indonesia) diketuai Manai Sophiaan.
Salah satu fokus => Menentang
pembentukan Negara Indonesia Timur oleh
Belanda (NICA)

(05 Desember 1946)


Belanda mengirimkan pasukan khusus
ke Sulawesi Selatan.
Kapten Raymond Westerling,
memimpin 120 orang dari Depot
Speciale Troepen-DST.
Misi: menumpas pemberontakan para
pejuang dan rakyat makassar yang
menentang pembentukan Negara
Indonesia Timur.

A.Rivai, Paersi, dan Robert Wolter


monginsidi.
Berhasil merebut tempat-tempat
strategis yang dikuasai NICA.

Wolter monginsidi, Ranggong Daeng


Romo dan Makkaraeng Daeng Jarung
membentuk LAPRIS (Laskar
Pemberontak Rakyat Indonesia
Sulawesi)
Tujuan: Menggerakkan perlawanan
rakyat terhadap Belanda.

Emmy Saelan, pejuang perempuan.


Tewas bersama 8 orang tentara
Belanda akibat meledakkan granat
yang dibawanya.

(7-25 Desember 1946)


Westerling menerapkan metode
Gestapo (Geheime Staatspolizei)
Akan menangkap dan membantai
setiap orang yang mereka curigai
sebagai musuh.
Akibatnya, sekitar 40.000 rakyat sipil
tewas.

28 Februari 1947 Monginsidi


ditangkap, tapi berhasil kabur pada 27
Oktober 1947.
Ditangkap kembali dan dieksekusi mati
oleh regu tembak pada 5 September
1949.
Pada 10 November 1950 jasadnya
dipindahkan ke Taman Makam
Pahlawan Makassar.

7.B Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
Melalui Strategi Diplomasi

I. Perundingan Linggar Jati

Linggar jati, Cirebon, Jawa Barat.


10 November 1946
Delegasi Indonesia : Sutan Sjahrir,
Mohammad Roen, Mr. Susanto
Tirtoprojo dan dr. A.K Gani
Delegasi Belanda : Prof. Willem
Schermerhorn, F. De Boer, H.J. Van
Mook dan Max Van Poll
Mediator : Lord Killearn (Inggris)

Isi Perjanjian Linggarjati


de facto Republik Indonesia
dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatra, Jawa,
dan Madura. Belanda harus meninggalkan wilayah de
facto ini paling lambat pada tanggal 1 Januari 1949.

Belanda mengakui secara

Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam

membentuk negara serikat dengan nama

Republik

Indonesia Serikat (RIS).

Pembentukan RIS akan


segera dilaksanakan sebelum tanggal 1 Januari 1949
RIS dan Belanda akan membentuk

Belanda

Uni Indonesia-

yang diketuai oleh Ratu Belanda.

7.B Perjuangan
Mempertahankan Kemerdekaan
Melalui Strategi Diplomasi

II. Komisi Tiga Negara

Anda mungkin juga menyukai