Anda di halaman 1dari 10

PEMBERONTAKAN TERHADAP PEMERINTAH

INDONESIA YANG DILATARBELAKANGI OLEH


FAKTOR KEPENTINGAN

KELOMPOK II
 RENI SUSPITA
 NURKHOLIZAH
 TAVIA RADISKA
 DINDA LARASSATI
 MARSYA ANANDA
 ISMATIKA AMELIA
MACAM – MACAM PEMBERONTAKAN

1. APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat)


2. APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)
3. RMS (Republik Maluku Selatan)
APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia
Serikat)

Pendiri : Alexander Evert Kawilarang Hamengkubuwana IX.

Jumlah Anggota : 800 orang.

Tujuan Didirikannya : Mempertahankan dan memperpanjang kehadiran mereka sebagai militer


yang menguasai sepenuhnya Sulawesi Selatan.

Latar Belakang Pemberontakan : Terjadinya penyanderaan sejumlah anggota APRIS dan


melakukan provokasi serta konflik terhadap pasukan APRIS.
Lokasi dan Tanggal Terjadinya Pemberontakan : 15 Mei dan 5 Agustus 1950, Indonesia
Timur.

Jumlah Korban : 100 orang dari kalangan sipil.

Akhir Pemberontakan : Terjadi pada tanggal 09 Agustus 1950, di Makasar melalui


gencatan senjata dan pada akhirnya pasukan KNIL diusir dari makasar
APRA (Angkatan Perang Ratu Adil)

Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah milisi dan tentara swasta pro-Belanda yang didirikan
pada masa Revolusi Nasional Indonesia pada tanggal 09 Januari 1949.
Pendiri : Raymond Westerling (mantan kapten KNIL)

Asal Nama APRA : berasal dari bagian dari kitab ramalan Jawa Kuno “Ramalan Jayabaya” yang
meramalkan kedatangan seorang "Ratu Adil" yang merupakan keturunan Turki.

Jumlah Anggota : sekitar 500 hingga 800 prajurit gabungan tentara Belanda KNIL-KL.
Tujuan Didirikannya :
1. Mempertahankan Negara RIS
2. Mengganggu Proses Pengakuan Kedaulatan Republik Indonesia oleh Belanda
3. Mempertahankan Adanya Tentara APRA sebagai Tentara di Pasundan.

Latar Belakang Pemberontakan : Terjadinya perang APRA ini didasari dengan adanya
hasil keputusan dari Konferensi Meja Bundar (KMB) pada Agustus 1949.
Hasil dari KMB, yaitu:
 Kerajaan Belanda akan menarik pasukan KL dari Indonesia
 Tentara KNIL akan dibubarkan dan akan dimasukkan ke dalam kesatuan-kesatuan TNI

Lokasi dan Tanggal Terjadinya Pemberontakan : Bandung, 23 Januari 1950.

Jumlah korban : pemberontakan ini menewaskan 79 orang. Terdiri atas 61 serdadu TNI
dan 18 sipil.
Upaya Pemerintah Memberantas APRA :
1. Melacarkan operasi militer pada tanggal 24 Januari 1950, dengan mengirimkan bala
bantuan pasukan APRIS yang berada di Jawa Tengah Dan Jawa Timur ke Bandung.
2. Mengadakan perundingan antara Drs. Mohammad Hatta yang saat itu menjabat
Perdana Menteri RIS dengan Komisaris Tinggi Belanda, H.M. Hirschfeld, yang baru
tiba di Jakarta.
3. Memerintahkan penagkapan terhadap Westerling dan Sultan Hamid II.

Akhir Pemberontakan :
Kegagalan kudeta yang dilakukan Westerling terhadap RIS menyebabkan adanya
demoralisasi anggota milisi terhadap Westerling dan ia terpaksa melarikan diri ke
Belanda. Larinya Westerling ini kemudian membuat APRA berdiri sendiri tanpa adanya
seorang pemimpin yang kuat. Oleh karena itu, APRA resmi tidak kembali berfungsi pada
Februari 1950.
RMS (Republik Maluku Selatan)

Republik Maluku Selatan (RMS) merupakan gerakan separasi yang berpusat di wilayah
selatan Maluku yang didirikan pada tanggal 25 April 1950.

Pendiri : Dr. Christian Robert Stevenson Soumokil.

Jumlah Anggota : 11 orang.


Tujuan Didirikannya : untuk melepaskan wilayah Maluku dari NKRI.

Latar Belakang Pemberontakan :


1. Banyak bekas prajurit KNIL (Tentara Kolonial Hindia Belanda) asal Maluku yang
kecewa karena pengakuan kemerdekaan Belanda kepada Indonesia
2. RMS menolak bergabung dengan APRIS. RMS tidak setuju atas pembubaran NIT dan
kembalinya Indonesia menjadi negara kesatuan karena Soumokil yang ingin
mendirikan negara sendiri, sehingga meletuslah pemberontakan RMS.

Lokasi dan Tanggal Terjadinya Awal Pemberontakan : Awal pemberontakan pada pagi hari
tanggal 14 Juli 1950, pasukan APRIS mendarat di Pulau Baru dan berhasil mengusai pos-
pos penting yang kemudian dilanjut ke Pulau Seram.

Dampak Negatif dari Pemberontakan : Banyaknya korban jiwa baik dari pihak
RMS sendiri yang berjatuhan dan juga adanya kerusakan materiil.
Upaya Pemerintah Memberantas RMS :
1. Pemerintah Indonesia menyelesaikan dengan cara damai, yaitu mengirim delegasi ke
Maluku Selatan untuk melakukan perundingan.
2. Pemerintah memblokade daerah Maluku Selatan
3. Pemerintah melakukan operasi militer ke daerah Maluku Selatan.

Akhir Pemberontakan :
Ambon berhasil direbut APRIS pada November 1950. Melihat kekalahan, RMS pergi
meninggalkan kota pertahanannya dan memilih perang gerilya. Dan Soumokil akhirnya
tertangkap pada 12 Desember 1963. Ia dibawa untuk diadili di Mahkamah Militer Luar
Biasa, Jakarta. Keputusan hakim menyatakan bahwa Soumokil dijatuhi hukuman mati.
Tanggal 12 April 1966, Soumokil dieksekusi di Pulau Obi, Halmahera Selatan.

Anda mungkin juga menyukai