Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Rasyid

Kelas : XII MIPA 3

Tugas sejarah bab 1

1. Setelah mempelajari bab 1 dari materi tersebut, menurut analisis anda mengapa berbagai
pemberontakan di daerah dapat terjadi pada masa awal kemerdekaan dan apakah pemerintah
kurang perhatian pada daerah daerah tersebut sehingga terjadi gejolak di setiap daerah? ( ada 2
pertanyaan pada soal no.1)

➔ Pada awal kemerdekaan Indonesia, banyak terjadi pemberontakan karena beberapa golongan
atau kelompok ingin mendirikan negara sendiri. Contohnya seperti DI/TII di Jawa Barat, PKI
Madiun, APRA di Bandung, Pemberontakan RMS di Maluku, dan PRRI/Permesta. Menurut
saya, penyebab pemberontakan adalah sentimen kedaerahan yang kemudian memicu munculnya
negara boneka bentukan Belanda, seperti Republik Maluku Selatan (RMS) dan Angkatan Perang
Republik Indonesia Serikat (APRIS) yang bertujuan melemahkan posisi NKRI. Selain itu,
pemberontakan juga dilatarbelakangi faktor ideologis yang dipicu oleh ketidakpuasan atas politik
diatas pusat pemerintahan dan faktor kebijakan ekonomi yang dianggap kurang merata pada
masa awal kemerdekaan Indonesia.

➔ Ya, saya rasa pemerintah kurang perhatian pada daerah-daerah yang melakukan
pemberontakan sehingga menimbulkan kecemburuan sosial dari segi ekonomi maupun
pembangunan. Contohnya adalah Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang disebabkan oleh
kurangnya perhatian pemerintah pusat terhadap wilayah di luar Pulau Jawa atau munculnya
OPM di Papua yang disebabkan oleh buruknya kualitas infrastruktur, pembangunan bidang
pendidikan dan kesehatan yang jauh dari memadai, serta timpangnya hasil pembangunan lainnya

2. Carilah informasi dari sumber sumber yang relevan lainya tentang tokoh tokoh bangsa lain
yang prointegrasi, pililah beberapa Tokoh dan Susunlah Serta Diskripsikan tentang analisis anda
tentang pemikirannya dari tokoh tokoh tersebut terkait dengan masalah integrasi bangsa, analisis
anda di mulai dari tokoh- tokoh nasional maupun regional ! ( BUKAN PRO INTEGRASI
TIMUR- TIMOR) tetapi dalm perjuangan mempetahnkan kemerdekaan Indonesia.

I. Laksamana Madya TNI Yos Sudarso

● Pada masa awal kemerdekaan, beliau bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat Laut dan
turut ambil bagian dalam berbagai operasi militer untuk mengatasi berbagai aksi perlawanan di
daerah.

● Pasca pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda tahun 1949, beliau menjabat sebagai komandan
dan memimpin cukup banyak kapal milik republik, dari KRI Alu, KRI Gajah Mada, KRI
Rajawali, KRI Pattimura, hingga KRI Macan Tutul.
● Puncak karirnya terjadi ketika beliau menjabat sebagai Deputi Operasi Kepala Staf TNI
Angkatan Laut ( KSAL ) yang merupakan orang nomor dua di Angkatan Laut RI.

● Pada 2 Januari 1962, Presiden Soekarno membentuk Komando Mandala Pembebasan Irian
Barat yang berkedudukan di Makassar. Yos Sudarso menjabat sebagai Deputi Operasi yang
memikul tugas cukup berat yaitu mengadakan patroli di daerah perbatasan, yakni di Laut Aru
dengan membawa 3 kapal jenis MTB, yaitu KRI Macan Tutul, KRI Macan Kumbang, dan KRI
Harimau.

II. Frans Kaisiepo

● Mendirikan Partai Indonesia Merdeka di Biak, Papua pada 10 Mei 1946.

● Menjadi anggota delegasi pada Konferensi Malino pada Juli 1946 di Sulawesi Selatan. Beliau
mengganti namanya di papan delegasinya dari Nederlands Nieuw Guinea menjadi Irian yang
berarti menyatakan ikut RI Anti Nederlands.

● Menjadi anggota delegasi yang menentang pembentukan Negara Indonesia Timur ( NIT ).

● Memimpin pemberontakan rakyat Biak pada Maret 1948 untuk melawan pemerintah Hindia
Belanda.

● Menolak menjadi Ketua Delegasi mewakili Nederlands Nieuw Guinea ke Konferensi Meja
Bundar di Den Haag.

● Mendirikan Partai Politik Irian yang menuntut penyatuan Nederlands Nieuw Guinea ( Papua )
ke dalam RI.

● Menyatukan suara rakyat Papua dalam Penentuan Pendapat Rakyat ( Pepera ) agar
menyatukan Papua ke dalam RI

III. Eurico Barros Gomes Guterres, SE, MM

● Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Amanat Nasional Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Beliau adalah seorang milisi pro-Indonesia atau anti-kemerdekaan Timor Timur yang direkrut
oleh militer Indonesia dengan menjabat sebagai Wakil Panglima Milisi pro-Indonesia di Timor
Leste.

● Beliau dituduh terlibat dalam sejumlah pembantaian diTimor Timur, dan merupakan pemimpin
milisi utama pada pembantaian pasca-referendum dan penghancuran ibu kotaDili. Guterres
dinyatakan bersalah dan dijatuhkan hukuman 10 tahun penjarabpada November 2002

3. Kontribusi rakyat Aceh terhadap Republik Indonesia pada awal kemerdekaan sangatlah besar,
namun pada kenyaatanya mereka sangat kecewa pada pemerintahan Indonesia di bawah kendali
Presiden Soekarno dan mereka mendirikan DI/TII mengapa demikian dan Jelaskan apa
kontribusi rakyat aceh yang membuat rakyat Aceh kecewa pada pemerintah RI pada waktu itu!
(ada 2 pertanyaan pada no 3).

➔ Keputusan Jakarta pada 1950, yang menurunkan status Aceh menjadi karesidenan di bawah
Provinsi Sumatra Utara, menyulut kekecewaan.bKeputusan itu membuat Provinsi Aceh dilebur
ke Provinsi Sumatera Utara, Keputusan peleburan dianggap mengabaikan jasa baik dari
masyarakat Aceh saat berjuang mempertahankan kedaulatan Negara Republik Indonesia pada
masa revolusi dan menyebabkan rasa kecewa terhadap para tokoh pimpinan masyarakat di Aceh.
Lalu karena merasa tidak dihargai Aceh ingin mendirikan negara islam.

➔ Kontribusi Aceh terhadap kemerdekaan Indonesia amat besar, antara lain:

● Dalam membantu Indonesia lepas dari kolonialisme, masyarakat Aceh menghibahkan dua unit
pesawat terbang kepada Tanah Air.

● Pada awal proklamasi kemerdekaan Indonesia, Aceh langsung menyatakan diri sebagai bagian
dari negara kesatuan yang baru terbentuk, terbukti dengan pembelian duah buah pesewat terbang.

● Pada saat Bung Karno berkunjung ke Aceh beliau meminta bantuan dari rakyat untuk dapat
membantu pemerintah lalu dalam waktu dua minggu terkumpullah ratusan kilogram emas murni
dari masyarakat yang kemudian digunakan untuk pembelian pesawat tersebut.

● Pada tahun 1948 rakyat Aceh telah mengirimkan ke daerah Medan Area sebanyak 72 ekor
kerbau.

● Pada saat pusat pemerintahan sementara di Padang berhasil diduduki Belanda, pimpinan
perjuangan di Aceh secara spontan mengambil alih pusat pemerintahan dan melalui radio Rimba
Raya di Takengon mengumumkan pada dunia Tentang eksistensi RI. Radio pemancar ini telah
memegang peranan cukup besar pada masa perang kemerdekaan, sehingga sarana ini dapat
dikatakan Modal Perjuangan Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya

4. Hingga saat ini masih belum jelas tentang berapa jumlah rakyat Sulawesi Selatan yang tewas
akibat dari keganasan pasukan khusus Westerling (APRA) pada tahun 1947 di mana delegasi
Indonesa menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa korban pembantaian di Sulawesi
Selatan berjumlah 20.000- 40.000 jiwa. Indonesia menuntut Westerling di hukum mati dan di
Nyatakan penjahat perang dunia namun PBB menganggap Westerling bukanlah pembunuh
westerling hanya menjalankan perintah membunuh yang memberontak kepada pemerintah
Belanda dan tidak dapat di tuntut sebagai pelanggar HAM Berat mengapa demikian berikan
argument anda dan berikan jawaban yang sejelas- jelasnya dan berikan pendapat anda tentang
penyampaian dewan keamanan PBB tersebut!! (ada 2 pertanyan pada soal no 4)
➔ Pembantaian Westerling menjadi salah satu tragedi terkelam bangsa Indonesia. Kekejaman itu
meninggalkan penderitaan dan trauma yang mendalam. Pihak Belanda justru menyelamatkan
Westerling ketika hendak diadili. Westerling kabur ke Singapura dan Belgia sebelum pulang ke
kampung halamannya di Belanda. Pada 1954, Dewan menteri menyatakan bahwa Westerling dan
komandan perang lainnya tak dituntut. Di Belanda, ia dipuja-puja bagaikan pahlawan. Jumlah
korban yang diakui Belanda hanya 2.000. Belanda baru ingin mengakui kesalahannya dan
meminta maaf atas kejahatannya 67 tahun setelahnya. Dan lewat Duta Besarnya Tjeerd de
Zwaan pemerintah Belanda meminta maaf untuk semua eksekusi-eksekusi tanpa pengadilan di
seluruh Nusantara pada periode 1945- 1950. 10 janda yang suaminya menjadi korban eksekusi di
Sulawesi Selatan mendapat ganti rugi sebesar 20.000 euro (Rp 296 juta) di tahun 2013. Namun
tidak semua mendapat ganti rugi karena terbentur status dan masa gugatan.

➔ Menurut saya, pembantaian Westerling ini sangat tragis, dilihat dari jumlah korban yang
tewas dan rasa sakit hati yang meninggalkan penderitaan dan trauma bagi masyarakat di
Sulawesi Selatan, keputusan PBB untuk akhirnya hanya membayar denda dan tidak menghukum
Westerling secara langsung tidak dapat mengobati trauma bagi masyarakat, dan saya rasa
Pembantaian Westerling masuk ke dalam kategori kejahatan atas kemanusiaan (crimes against
humanity) sehingga sampai saat ini pun masih dapat diajukan banding kepada pengadilan
internasional

5. Pada 20 Nopember 1956 di Padang diadakan Reuni eks Divisi Banteng yang dipimpin oleh
purnawirawan Kolonel Ismail reuni tersebut didasarkan pada kesepakatan petemuan yang di
adakan di Jakarta dan disetujui pembentukan Dewan Banteng PRRI/ Permesta. Kesepakatan
tersebut adalah pengambilalihan pemerintah Daerah Sumatera Tengah oleh Dewan Banteng dari
pemerintah pusat karena pengajuan tuntutan khusus masalah Otonomi Daerah di tolak oleh
Pemerintah Pusat mengapa demikian penolakan Otonomi Daerah tersebut berikan argument
Anda yang seluas-luasnya yang berhubungan pengambil alihan Sumatera Tengah tersebut dan
tidak memberikan otonomi daerah kepada dewan banteng

➔ Pertemuan para perwira yang pertama di Jakarta pada 21 September 1956 kemudian
dilanjutkan dengan pertemuan kedua di Padang pada tanggal 20 sampai 24 Nopember 1956.
Pertemuan tersebut dihadiri tidak kurang dari 612 perwira aktif dan pensiunan yang berasal dari
Divisi Banteng yang telah dibubarkan itu. Dalam pertemuan itu mereka membahas tentang
situasi sosial, politik dan ekonomi rakyat Sumatra Tengah yang dianggap memprihatinkan.
Pertemuan itu akhirnya menghasilkan beberapa keputusan dalam bentuk tuntutan. Pada tanggal
20 Desember 1956 dibentuklah suatu dewan untuk mengujudkan hasil-hasil pertemuan yang
kedua itu. Dewan itu dinamakan "Dewan Banteng", yang tetap mengambil nama dari Divisi
Banteng yang telah dibubarkan. Dewan Banteng tidak hanya didukung oleh para perwira militer
mantan anggota Divisi Banteng, tetapi juga oleh semua partai politik yang ada di Sumatra
Tengah kecuali Partai Komunis Indonesia (PKI). Bahkan Dewan itu juga didukung oleh semua
elemen masyarakat Sumatra Tengah, seperti ulama, kaum intelektual, pemuda, kaum adat,
sehingga melahirkan semboyan ketika itu yang berbunyi:
"Timbul Tenggelam Bersama Dewan Banteng". Namun dalampendiriannya Dewan Banteng
tetap mengakui Pemerintahan Republik Indonesia dibawah Presiden Soekarno dan Perdana
Menteri Djuanda serta

Jenderal A.H. Nasution sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Tuntutan Dewan Banteng Sunting:

● Pemberian serta pengisian otonomi luas bagi daerah-daerah dalam rangka pelaksanaan sistem
pemerintahan desentralisasi sertapemberian perimbangan keuangan antara pusat dan daerah yang
wajar, layak dan adil.

● Dihapuskannya segera sistem sentralisme yang dalam kenyataannya mengakibatkan birokrasi


yang tidak sehat dan jugamenjadi pokok pangkal dari korupsi, stagnasi pembangunan daerah,
hilangnya inisiatif dan kegiatan daerah serta kontrol.

● Pembentukan kembali Komando Pertahanan Daerah dalam art teritorial, operatif dan
administratif yang sesuai dengan pembagian administratif dari Negara Republik Indonesia
dewasa ini dan merupakan komando utama dalam Angkatan Darat.

● Ditetapkannya eks. Divisi IX Banteng Sumatra Tengah sebagai kesatuan militer yang menjadi
satu korps dalam Angkatan Darat. Setelah itu Ahmad Husein sebagai Ketua Dewan Banteng,
mengambil alih jabatan Gubernur Sumatra Tengah dari tangan Gubernur Ruslan Mulyoharjo.
Tindakan Ahmad Husein itu tidak mendapatkan hukuman, malah Pemerintah Pusat memenuhi
tuntutan Dewan Banteng dengan membentuk Komando Militer di Sumatra Tengah yaitu
Komando Militer Daerah Sumatra Tengah (KMDST) yang terlepas dari Komando Tentara
Teritorium (TT) I Bukit Barisan yang berkedudukan di Medan, sedangkan Ahmad Husein
diangkat menjadi Panglima KMDST dengan pangkatKolonel. Dalam hal ini beberapa tuntutan
Dewan Banteng dipenuhi oleh pemerintah pusat.

Pada tanggal 22 Desember 1956, dua hari sesudah terbentuknya Dewan Banteng, Kolonel
Maludin Simbolon, Panglima Komando Tentarn Teritorium I Bukit Barisan mengumumkan
pembentukan Dewan Gajah di Medan dan menyatakan melepaskan diri dari Pemerintahan PM
Djuanda lalu menyatakan wilayah teritorialnya dalam keadaan Darurat Perang(SOB). Aksi
Kolonel Maludin Simbolon itu mendapat reaksi keras dari pemerintah pusat dengan
memerintahkan KSAD Jenderal A.H. Nasution untuk memecat Kolonel Simbolon dan
menggantinya dengan Letnan Kolonel Djamin Ginting. Selanjutnya langkah tersebut-pun diikuti
oleh pembentukan Dewan Garuda di Sumatra Selatan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel
Barlian dan Dewan Manguni di Sulawesi dibawah pimpinan Letnan KolonelbVentje
Sumual.bTuntutan lainnya dari Dewan Banteng tidak dipenuhi oleh pemerintahbpusat,
diantaranya otonomi atau sistem pemerintahan desentralisasi serta perimbangan keuangan antara
pusat dan daerah yang adil. Hal ini mengakibatkan Dewan Banteng tidak lagi mengirimkan
penghasilan Daerah Sumatra Tengah ke Pemerintah Pusat, tetapi dipakai untuk pembangunan
daerah. Bahkan Dewan Banteng juga melakukan barter hasil-hasil alam Sumatra Tengah dengan
pihak luar negeri. Seluruh dana yang didapat dari hasil bumi itu digunakan untuk pembangunan
daerah. Hanya dalam beberapa bulan saja terlihat hasil yang nyata berbeda dengan keadaan
sebelumnya, bahkan pembangunan Sumatra Tengah di bawah Dewan Banteng dianggap sebagai
yang terbaik di Indonesia pada waktu itu.

Apa yang dilakukan Dewan Banteng tersebut membuat hubungan daerah Sumatra Tengah
dengan pemerintah pusat menjadi tegang. Puncak dari ketegangan itu berujung pada
terbentuknya Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia atau PRRI yang dideklarasikan
pada tanggal 15 Februari 1958 oleh Dewan Perjuangan yang dipimpin oleh Kolonel Ahmad
Husein di Padang

➔ Argumen saya: Menurut saya, akibat banyaknya tuntutan yang diberikan oleh Dewan Banteng
kepada pemerintah pusat dan beberapa tuntutan yang tidak dapat dipenuhi oleh pemerintah pusat
dan pada akhirnya menyebababkan hubungan daerah Sumatra Tengah dan pemerintah pusat
menjadi tegang tidak hanya membawa dampak negatif melainkan dampak positif juga, ditandai
dengan pembangunan yang berjalan baik dibawah pimpinan Dewan Banteng yang membuat
perubahan yang besar bagi pembangunan Sumatra Tengah.

6. Paparkan argument Anda dan carilah di berbagai sumber yang relevan tentang Peristiwa
Pemogokan oleh para petani yang berakhir dengan Pemberontakan di Klaten di Jawa Tengah dan
di Madiun Jawa Timur!

➔ Pemogokan Delanggu terjadi pada 23 Juni 1948.Aksi pemogokan ini dilakukan karena massa
menuntut agar Badan Tekstil Negara (BTN) memberikan bahan pakaian dan makanan kepada
buruh musiman. Aksi mogok ini dimulai tanggal 23 Juni 1948 dengan melibatkan lebih dari
15.000 buruh yang kemudian berhenti pada 18 juli 1948. Delanggu merupakan salah satu
kecamatan di Kabupaten Klaten yang terkenal dengan lahan pertanian yang subur dengan iklim
yang baik. Dua perkebunan yang ada di Delanggu adalah perkebunan sisal dan kapas. Kedua
perkebunan ini dikerjakan oleh buruh-buruh yang dipekerjakan pada masa kolonial. Mereka
adalah kaum buruh musiman dengan buruh bulanan dan harian. Mereka adalah kaum buruh
musiman dengan buruh bulanan dan harian.Sayangnya, kedua golongan buruh ini mendapatkan
fasilitas yang berbeda, terutama dalam hal sosial dan ekonomi. Para buruh musiman menuntut
agar BTN memberikan bahan pakaian dan makanan kepada mereka, tidak hanya kepada buruh
bulanan dan harian. Dalam upaya untuk mendorong pemerintah di bidang ekonomi, Serikat
Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI) menggerakkan para buruh untuk melakukan aksi
mogok massal. Untuk menyelesaikan masalah pemogokan ini, Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia Pusat atau BP KNIP membentuk Panitia Angket yang diketuai oleh Sartono. Setelah
berunding, keduanya menyepakati aksi pemogokan para buruh akan dihentikan mulai tanggal 18
Juli 1948. Beberapa tuntutan SOBSI juga telah dipenuhi, antara lain pembagian pakaian kepada
buruh musiman, sedangkan bahan makanan akan diberikan hanya kepada para buruh yang masuk
kerja. Pemberontakan PKI Madiun atau Peristiwa PKI Madiun 1948 adalah konflik antara
pemerintah Indonesia dengan kelompok oposisi sayap kiri. Dalam peristiwa yang meletus pada
18 September 1948 ini, Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai
Buruh Indonesia (PBI), dan Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia (SOBSI), berusaha
merebut kekuasaan karena tidak puas dengan kebijakan pemerintah. Pemberontakan PKI Madiun
baru dapat diakhiri setelah tiga bulan berlangsung, dengan kekalahan di pihak PKI. Faktor yang
membuat gerakan PKI Madiun dianggap sebagai ancaman bagi keutuhan NKRI adalah PKI
memproklamasikan Republik Soviet.

7. Kabinet Hatta sekalipun mendapat serangan dari kaum komunis kabinet Hatta tetap
menjalankan Reorganisasi dan Rasionalisasi, program tersebut mendapatkan tantang hebat dari
kaum komunis karena menimpa sebagian besar pasukan bersenjatanya, namun polotik Otensif
Muso tidak menggoyahkan kabinet Hatta karena didukung oleh 2 partai politik besar yaitu PNI
dan Masyumi mengapa demikian dan kenapa Reorganisasi dan Rasionalisasi program dari
Kabinet Hatta di dukung penuh oleh ke dua partai besar tersebut ( ada 2 pertnyaan pada no 7 ).

➔ Partai politik besar seperti PNI dan Masyumi mendukung kabinet Hatta karena pada saat
Muhammad Hatta diminta untuk menjadi perdana menteri, Ia memberi syarat agar PNI dan
Mayumi mendukungnya karena Ia merasa PNI dan Masyumi merupakan partai yang dominan.
Politik Otensif Muso tidak menggoyahkan kabinet Hatta karena ketika mulai terjadinya
pemberontakan, Hatta meminta KNP mensahkan Undang-Undang tentang Pemberian Kekuasaan
Penuh Kepada Presiden Dalam Keadaan Bahaya selama tiga bulan, Hatta merasa
pemberontakkan PKI berjuan untuk menjadikan Muso Presiden dan Amir Syahrifuddin sebagai
perdana mentri.

➔ Reorganisasi dan Rasionalisasi didukung penuh oleh PNI dan Masyumi karena pada saat itu
perekonomian Indonesia sedang krisis sehingga program RERA digunakan untuk mengurangi
jumlah personel militer, meningkatkan efisiensinya, dan menempatkan kembali personel militer
di bawah pimpinan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai