SEJARAH MONUMEN
RAWA GEDE
Tidak hanya itu saja; menariknya, di samping pintu jalan masuk makam
tersebut terdapat data para korban atas peristiwa tindakan militer
Belanda di desa Rawagede itu. Jumlah korban yang tercatat terdiri dari
peristiwa 9 Desember 1947 sebanyak 431 orang. Lalu dalam kurun
waktu januari hingga oktober 1948 sebanyak 43 korban, dan kurun
waktu juli hingga november 1950 sebanyak 17 korban.
Tragedi tersebut terjadi karena
tentara Belanda memburu
Kapten Lukas Kastaryo yang
merupakan Komandan Kompi
Siliwangi
Latar belakang yang mendalangi peristiwa tersebut dikarenakan tentara Belanda
yang sedang memburu Kapten Lukas Kustaryo. Kapten Lukas Kustaryo
merupakan Komandan Kompi Siliwangi yang kemudian menjadi Komandan
Batalyon Tajimalela atau Brigade II Divisi Siliwangi yang saat itu secara berkali-
kali berhasil menyerang patroli dan pos-pos militer Belanda.
Karena hal itulah, sehari setelah Perjanjian Renville dimulai, tentara Belanda
yang dipimpin seorang mayor mengepung dan menggeledah rumah-rumah di
dusun Rawagede. Mereka dipaksa keluar dan dikumpulkan pada sebuah
lapangan. Para warga laki-laki diperintahkan untuk berdiri berjejer kemudian
satu-satu ditanyai mengenai Kapten Lukas Kastaryo.
Namun, tidak ada satu pun dari warga yang mengatakan tempat persembunyian
dari Kapten Lukas Kastaryo di mana akhirnya pemimpin Belanda
memerintahkan untuk menembak mati semua warga laki-laki termasuk anak
remaja laki-laki yang berusia belasan tahun.
PENUTUP
SEKI
DENGAN ADANYA MONUMEN INI GENERASI
TERI AN
PENERUS AKAN DAPAT MENGHAYATI KEGIGIHAN MAK
MASYARAKAT PADA WAKTU ITU DALAM
ASIH
RANGKA MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN.
LETAKNYA YANG SANGAT STRATEGIS, MUDAH
DIJANGKAU, DAN BERADA PADA LOKASI
PERISTIWA MENJADIKAN MONUMEN INI SANGAT
MEMBERI ARTI BAGI PENDIDIKAN PERJUANGAN
KEPADA GENERASI PENERUS.