Anda di halaman 1dari 10

IDENTIFIKASI NASKAH

Nama : Indah Riani Lidya


Nim : 21017057
Kelas/Seksi: 202220170037
Jadwal. : Selasa, 09.41-12.20
Prodi : Sastra Indonesia
Semester : 4
TELAAH NASKAH DAN KRITIK TEKS
1. Tebal Naskah
Tebal naskah adalah jumlah halama atau lembaran naskah yang berisi teks atau yang ditulisi,
sekalipun hanya satu baris atau satu kata saja tertulis pada halaman atau lembaran tersebut,
misalnya tebal naskah 274 halaman disingkat hlm.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pencatatan tebal naskah ini, antara lain:
1) Lembaran-lembaran atau halaman-halaman naskah yang kosong, dalam arti tidak ditulis, yang
terletak pada awal dan akhir tidak dihitung;
2) Lembaran-lembaran atau halaman-halaman yang kosong yang terdapat di bagian tengah nakah
turut dihitung untuk pendataan tebal naskah, tapi perlu disertai penjelasan, misalnya: tebal naskah
150 hlm. (hlm. 23, 24, 27, dan 78 kosong);
3) Dalam suatu naskah tercantum angka halaman, dari halaman pertama teks sampai ke halaman
terakhir;
4) Dalam suatu naskah angka halamannya tidak tercantum . Setelah diteliti trenyata terdapat satu
atau beberapa lembar naskah yang hilang, tetapi lembaran-lembaran yang lainnya tersusun rapi
secara berurutan;
5) Naskah (kertas, lontar, dluwang, kulit) yang tak berangka halaman dan lembaran-lembarannya
terlepas-lepas secara tercampur, bahkan diperkirakan beberapa lembaran diantaranya telah hilang,
sulit untuk menyusunnya secara berurutan sebagaimana keadaanya semula.
6) Apabila sebuah naskah berupa bunga rampai atau primbon, yaitu dalam sebuah naskah termuat
beberapa tulisan atau catatan maka tebal naskah harus disertai rincian jumlah halaman pada setiap
judul atau topik yang berbeda, itu dengan menyebutkan angka halaman dari naskah tersebut: (1)
halaman ganda (double page). Hal ini dikemukakan apabila untuk setiap dua halaman teks, kiri
dan kanan, hanya diberi satu angka halaman dari naskah tersebut; (2) teks belum selesai
(unfinished).
7) Apabila naskah itu terdiri dari kertas-kertas lepas, berupa surat-surat, daftar silsilah, peta-peta,
catatan-catatan dan sebagainya, dan tersimpan dalam sebuah amplop atau portabel (portfolio), dan
naskah yang berbentuk gulungan kertas, deskripsi mengenai tebal naskah tidak perlu dikemukakan,
cukup dengan penjelasan jumlah dan ukuran amplop, portabel atau golongan kertas tersebut.
2. Jumlah Baris Setiap Halaman
Naskah
Jumlah baris setiap halaman adalah jumlah atau
banyaknya (rata-rata) baris atau larik teks pada setiap
halaman naskah. Jumlah baris setiap halaman itu
berkaitan dengan besar-kecilnya ukuran sebaliknya
bahan naskah: semakin besar ukuran naskah, semakin
banyak jumlah barisnya, demikian juga sebaliknya.
Namun, kadang-kadang dua naskah yang ukurannya
sama besar, jumlah baris teksnya per halaman bisa
berbeda.
penyebab berbedanya jumlah baris per halaman naskah
disebabkan hal berikut: (1) perbedaan dalam spasi (jarak
vertikal antarbaris atau antarlarik), semakin renggang jarak
spasinya semakin sedikit jumlah baris tiap halamannya,
begitu juga sebaliknya; (2) perbedaan dalam hal ukuran
huruf, besar kecilnya bentuk huruf aksara, bentuk huruf
yang relatif besar akan mengurangi kuantitas baris pada tiap
halaman naskah, semakin kecil ukuran huruf atau tulisan,
semakin banyak pula jumlah baris; (3) perbedaan dalam hal
ukuran ruang tulisan atau teks. Walaupun ukuran lembaran
naskah pada dua naskah sama, akan berbeda jumlah baris
per halaman apabila ukuran ruang tulisan kedua naskah itu
berbeda.
2.Huruf, aksara dan Tulisan
-Ukuran huruf atau aksara; huruf terbagi atas 3 macam
ukuran yang bersifat relatif yaitu kecil, sedang dan
besar.

-Bentuk huruf; yaitu arah letak huruf, terdiri dari


tegak lurus dan miring atau kursif.

-Keadaan tulisan; bersifat subjektif dan relatif karena


bergantung pada pengalaman dan kemampuan peneliti
naskah dalam hal membaca teks.
Cara penulisan

1) Pemakaian Lembaran Naskah untuk Tulisan

2) Penempatan Tulisan pada Lembaran Naskah

3) Pengaturan ruang tulisan

4) Penulisan pada Lembar Lontar

5) Penomoran Halaman

6) Iluminasi dan ilustrasi, yaitu gambar dalam naskah


yang biasanya terdapat pada halaman depan naskah,
halaman 1 dan 2 yang berfungsi sebagai penghias
halaman.
BAHAN NASKAH
Bahan itu tidak hanya kertas sebagaimana yang digunakan
orang sekarang untuk ditulisi. Di Nusantara bahan naskah
yang dipakai ialah lontar, bambu, dan kertas. Teks tertulis
Nusantara, terutama Jawa yang paling tua, yaitu berupa
piagam kerajaan dari periode pra-Islam dipahat atau ditulis
di atas lempeng batu atau lempeng tembaga. Cara
menulisnya tidak langsung di atas lepengan tembaga atau
batu itu, tetapi dibuat dalam cetakan yang memuat teks atau
relif (Hermansoemantri, 1986:63).
BAHASA NASKAH
Bahasa naskah dipandang dari sudut status bahasa kini,
merupakan bahasa-bahasa yang terdapat di wilayah
Nusantara, seperti bahasa Jawa, Sunda, Bali, Melayu, Bugis.
Kesimpulan :

Melakukan pendeskripsian naskah sangat perlu untuk


kepentingan telaah naskah sesuai dengan teori seluk
beluk naskah.
Saran :
Dalam melakukan indetifikasi naskah harap
memasukan 18 poin penting tentang kondisi fisik
naskah yang harus dijelaskan secara rinci

Anda mungkin juga menyukai