Anda di halaman 1dari 14

Asal Naskah, Keadaan, Ukuran, Tebal, dan Jumlah Baris per Halaman

Nama: Rattia Puteri Aslam


Nim: 21026066
Prodi: Informasi Perpustakaan dan Kearsipan
Kelas/Seksi: Kodekologi Arab Melayu/202120260008

Semester II/2022
A. Identitas Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah : Kodekologi Arab Melayu


Bobot/SKS : 2
Kode : PII1.62.1013
Bahan Kajian : Asal Naskah, Keadaan, Ukuran, Tebal, dan Jumlah Baris
per Halaman
Minggu Ke- : 5
Program Studi : Perpustakaan dan Ilmu Informasi
Fakultas : Bahasa dan Seni
Dosen Pengampu : Dr. Nurizzati, M.Hum
B. Materi

IDENTIFIKASI NASKAH

1. Asal naskah,
2. Keadaan naskah,
3. Ukuran naskah
4. Tebal naskah
5. Jumlah baris per halaman
C. Resume

1. Asal naskah

Yang dimaksud dengan asal naskah adalah dari mana naskah berasal, baiknaskahyang tersimpan di perpustakaan atau museum
atau naskah sebagai milik pribadi. Naskah yang tersimpan di perpustakaan atau museum menurut (Hermansoemantri (1986:11)
Berpikir kritis dalam mengidentifikasi naskah: mencakup deskripsi asal naskah, keadaan, ukuran, tebal, dan jumlah baris per
halaman. berasal dari:
(1) hibah dari pemilik atau kolektor naskah;
(2) pembelian dari pemiliknaskah secara pribadi;
(3) salinan dari naskah induk milik pribadi atauperpustakaan/museum lain;
(4) pengembalian atau penyerahan dari perpustakaanataumuseum suatu Negara.
Naskah-naskah milik pribadi berasal atau diperoleh dari:
(1) warisan, harta pusaka, atau peninggalan dari leluhur;
(2) pembelian dari seseorang;
(3) pemberiandari seseorang;
(4) titipan dari seseorang yang tidak diambil lagi;
(5) salinan, terjemahan, saduran, pentranskripsian dari naskah milik orang lain, perpustakaan atau
museum.
2. Keadaan naskah

Keadaaan naskah adalah keadaan wujud fisik naskah. Biasanya digunakanistilahutuh, tidak utuh, baik atau rusak. Naskah yang
dikategorikan utuh adalah naskahyangkeadaannya sempurna seperti semula, lengkap, tidak ada yang hilang, dan
keadaannyabaik tidak ada yang rusak. Naskah yang dikategorikan rusak adalah naskah yangl embaran-lembarannya rusak,
sobek, jilidannya terlepas, atau lapuk karena dimakanwaktu/umur naskah itu sendiri.

Keadaaan naskah di dalam katalogus naskah biasanya dicantumkandengansebutan: masih utuh (lengkap) atau tidak utuh (tidak
lengkap), sebagian lembarannyahilang; masih baik atau sudah rusak, kokoh atau lapuk, biasanya disebut juga masidberjilid atau
tidak. Bila deskripsi dibuat untuk kepentingan penelaahan dan penyuntinganteks, keadaan naskah harus dijelaskan sejelas-
jelasnya (Hermansoemantri (1986:17).

bilanaskah itu tidak utuh lagi atau rusak harus dijelaskan lembaran-lembaran yang mana atau bagian mana yang hilang, atau
rusak yang tidak bisa dibaca. Hal ini erat kaitannya dengan proses penyuntingan yang membutuhkan sumber kesaksian untuk
membantulancarnya bacaan suntingan teks yang disajikan. Naskah tunggal yang sudah sangat rusakdan dalam keadaaan tidak
lengkap sulit diedisikan, baik dengan penerapan metodekritikdiplomatik, maupun metode kritik standar
3. Ukuran naskah

Ukuran naskah yang perlu diidentifikasi adalah ukuran lembaran naskah danukuranruang tulisan atau teks.
Ukuran lembaran naskah adalah ukuran panjang danlebarlembaran naskah, baik bahan naskahnya dluwang
(kertas kulit kayu), bambu, lontar, maupun kertas.

Ukurannya dinyatakan dengan centimeter (cm) dan biasanya dimulai dengan ukuran ke lebarnya diikuti
dengan ukuran ke panjangnya. Misalnya, 17,5x22cm (ukuran bahan kertas); 15,5 x 21,5 cm (ukuran bahan
dluwang); 4 x 52,5 cm(ukuranbahan lontar).

Ukuran ruang tulisan atau teks adalah ukuran panjang dan lebar ruang tulisanatauteks pada satu lembar atau
halaman naskah. Ukurannya juga dinyatakan dengancentimeter (cm). Misalnya: 11.5 x 16,5 cm (ukuran bahan
kertas); 9,5 x 16,5 cm(ukuranbahan dluwang); 3 x 46,5 cm (ukuran bahan lontar). Dalam katalogus
naskahataudokumentasi hasil pendataan naskah kedua ukuran tersebut ditulis berdampingandimulai dari ukuran
lembaran bahan naskah diikuti dengan ukuran ruang teks dan diantarai olehgaris miring, misalnya 17.5 x 22 cm
/ 11,5 16,5 cm (Hermansoemantri (1986:18).
4. Tebal naskah

Tebal naskah adalah jumlah halama atau lembaran naskah yang berisi teks atauyang ditulisi, sekalipun hanya satu baris
atau satu kata saja tertulis pada halamanataulembaran tersebut, misalnya tebal naskah 274 halaman (disingkat: hlm).
Hal-hal yangperlu diperhatikan dalam kaitannya dengan pencatatan tebal naskah ini, antara lain:

(a) Lembaran-lembaran atau halaman-halaman naskah yang kosong, dalam arti tidak ditulis, yang terletak pada awal
dan akhir tidak dihitung;
(b) Lembaran-lembaran atau halaman-halaman yang kosong yang terdapat dibagian tengah nakah turut dihitung untuk
pendataan tebal naskah, tapi perlu disertai penjelasan,
(c) Dan suatu naskah tercantum angka halaman, dari halaman pertama teks sampai kehalaman terakhir;
(d) Dalam suatu naskah angka halamannya tidak tercantum . Setelah diteliti trenyataterdapat satu atau beberapa lembar
naskah yang hilang, tetapi lembaran-lembaranyang lainnya tersusun rapi secara berurutan;
(e) Naskah (kertas, lontar, dluwang, kulit) yang tak berangka halaman dan lembaranlembarannya terlepas-lepas secara
tercampur, bahkan diperkirakan beberapa lembarandiantaranya telah hilang, sulit untuk menyusunnya secara berurutan
sebagaimanakeadaanya semula.
(f) Apabila sebuah naskah berupa bunga rampai atau primbon, yaitu dalamsebuahnaskah termuat beberapa tulisan atau
catatan maka tebal naskah harus disertai rincian jumlah halaman pada setiap judul atau topik yang berbeda, itu dengan
menyebutkanangka halaman dari naskah tersebut: (1) halaman ganda (double page). Hal ini dikemukakan apabila untuk
setiap dua halaman teks, kiri dan kanan, hanya diberi satuangka halaman dari naskah tersebut; (2) teks belum selesai
(unfinished).
(g) Apabila naskah itu terdiri dari kertas-kertas lepas, berupa surat-surat, daftar silsilah, peta-peta, catatan-catatan dan
sebagainya, dan tersimpan dalamsebuah amplopatauportabel (portfolio), dan naskah yang berbentuk gulungan kertas,
deskripsi mengenai tebal naskah tidak perlu dikemukakan, cukup dengan penjelasan jumlah danukuranamplop, portabel
atau golongan kertas tersebut.
5. Jumlah baris setiap halaman naskah

Jumlah baris setiap halaman adalah jumlah atau banyaknya (rata-rata) baris ataularik teks pada setiap halaman naskah.
Jumlah baris setiap halaman itu berkaitandenganbesar-kecilnya ukuran sebaliknya bahan naskah: semakin besar ukuran
naskah, semakinbanyak jumlah barisnya, demikian juga sebaliknya.

Sehubungan dengan pendeskripsian jumlah baris setiap halaman naskah, Hermansoemantri (1986:33) mengemukakan
beberapa hal yang perlu diperhatikandalamkaitan dengan pencatatan jumlah baris tiap halaman, yaitu:
1) naskah yang memiliki jumlah baris yang sama pada tiap halamannya denganmudahdapat segera dicatat data jumlah
baris tiap halamannya, misalnya 99 hlm./32 baris;
2) jika dalam suatu naskah hanya halaman pertama atau halaman terakhir sajayangmemiliki baris kurang atau lebih
(artinya semua halaman naskah kecuali halamanpertama dan atau terakhir memiliki jumlah baris yang sama) maka
untuk katalogataudokumentasi naskah jumlah baris yang berbeda pada halaman tersebut tidakturut mempengaruhi
jumlah baris, misalnya tebal naskah 212 halaman, dinyatakanjumlahbaris tiap halaman 27 baris, kecuali halaman 1=23
baris, dan halaman 212=11baris
3) jika suatu naskah memiliki jumlah baris yang tak sama pada hampir setiaphalamannya, maka pendataan banyak baris per
halaman untuk katalogataudokumentasi naskah didasarkan pada jumlah baris yang sama yang terdapat padasebagian besar
halaman naskah, misalnya, tebal naskah 75 halaman, jumlah baris tiaphalaman rata-rata 23 baris yang artinya, 60% jumlah
keseluruhan halamannaskahmemuat 23 baris per halamannya;
4) jika suatu naskah, biasanya naskah yang bercorak bunga rampai atau primbon, terdiri dari beberapa gugusan halaman yang
antara gugusan yang satu dengan yanglainnyamemiliki perbedaan dalam jumlah tiap halamannya, maka
dalamkatalogataudokumentasi naskah data tentang jumlah baris per halaman secara berurutanuntukgugusan halaman masing-
masing, misalnya, tebal naskah 150 halaman, banyakbaristiap halaman 30, 27, dan 29 baris;
5) naskah yang berisi teks yang berbentuk puisi, lariknya yang diperhitungkansebagai baris, walaupun
6) baris pada naskah adalah deretan huruf yang tertulis sejajar dengan arah ke lebarnyaatau ke panjangnya lembaran naskah, teks
atau tulisan yang tidak tersusun dalambaris, tidak diperhitungkan sebagai baris;
7) dalam pencatatan data tentang jumlah baris tiap halaman, baris yangberisi terjemahan tidak turut diperhitungkan. yang
diperhitungkan adalah baris-baris yangmerupakan tulisan dan huruf asli;
8) naskah nusantara yang teksnya ber-glosse yaitu teks yang dibubuhi terjemahan, catatan, komentar, penjelasan yang disisipkan
di antara baris teks atau dituliskandi luar margin teks tidak diperhitungkan
C. Resume

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat saya ambil pada materi Identifikasi naskah ini adalah asal naskah adalah dari mana naskah berasal,
baiknaskahyang tersimpan di perpustakaan atau museum atau naskah sebagai milik pribadi. Keadaaan naskah adalah keadaan
wujud fisik naskah. Biasanya digunakanistilahutuh, tidak utuh, baik atau rusak. Naskah yang dikategorikan utuh adalah
naskahyangkeadaannya sempurna seperti semula, lengkap, tidak ada yang hilang, dan keadaannyabaik tidak ada yang rusak.
Ukuran naskah yang perlu diidentifikasi adalah ukuran lembaran naskah danukuranruang tulisan atau teks. Ukuran lembaran
naskah adalah ukuran panjang danlebarlembaran naskah, baik bahan naskahnya dluwang (kertas kulit kayu), bambu, lontar,
maupun kertas. Tebal naskah adalah jumlah halama atau lembaran naskah yang berisi teks atauyang ditulisi, sekalipun hanya satu
baris atau satu kata saja tertulis pada halamanataulembaran tersebut, misalnya tebal naskah 274 halaman (disingkat: hlm). Jumlah
baris setiap halaman adalah jumlah atau banyaknya (rata-rata) baris ataularik teks pada setiap halaman naskah. Jumlah baris setiap
halaman itu berkaitandenganbesar-kecilnya ukuran sebaliknya bahan naskah: semakin besar ukuran naskah, semakinbanyak
jumlah barisnya, demikian juga sebaliknya.
2. Opini

Identifikasi naskah yang telah di pelajari pada kali ini adalah asal naskah, tebal naskah, keadaan naskah, ukuran,
dan jumlah baris pada setiap halaman. Pada kelima materi ini saya memberikan opini saya yaitu penting bagi
kita untuk belajar tentang bagaimana cra mengidentifikasi naskah karena kita dapat belajar dan mengetahui
tentang peninggalan pada zaman dahulu, agar kita dapat belajar dari para nenek moyang kita.
Sekian Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai