Anda di halaman 1dari 11

6.

JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH Dalam hal ini yang perlu dicatat atau dikemukakan, yaitu jumlah atau banyaknya (rata-rata) baris atau larik pada setiap halaman naskah. Banyak sedikitnya jumlah baris pada halaman naskah berpautan dengan besar kecilnya ukuran naskah. Artinya, semakin besar ukuran naskah, semakin banyak pula jumlah barisnya. Namun kenyataannya tidak selalu begitu. Dua buah naskah yang berukuran sama benar kadang-kadang berbeda dalam jumlah baris perhalaman. Ini disebabkan antara lain : 1. Perbedaan dalam hal spasi, yaitu jarak vertikal antarbaris atau antarlarik. Semakin renggang jarak spasinya, semakin sedikit jumlah baris tiap halaman begitu juga sebaliknya. 2. Perbedaan dalam halukuran huruf, yaitu besar kecilnya bentuk huruf, aksara, atau tulisan yang dipakai. Bentuk huruf yang relatih besar akan memakan tempat yang besar pula, dan hal ini akan mengurangi kuantitas baris pada tiap halamannya. Begitu pula sebaliknya. Pengaturan renggang kerapnya spasi ini biasanya terjadi kalau mempergunakan kertas polos, tidak bergaris. Penulis atau penyalin yang memakai kertas yang tak bargaris dapat mengatur sendiri spasinya. 3. Perbedaan dalam hal ukuran ruang tulisan atau teks. Semakin besar ruang tulisan kemungkinan besar semakin banyak jumlah baris dalam setiap halamannya. Perbedaan ruang tulisan ini kiranya dapat dipulangkan kepada penulis atau penyalin. Ada penulisan atau penya;lin yang memanfaatan lebar dan panjangnya lembaran naskah, sehingga ruang yang tersisa pada tepi kertas kecil atau sempit sekali. Namun, ada pula penulis atau penyalin yangh memisahkan ruang sekeliling teks cukup besar sehingga ruang tulisanya berukuran relatif kecil ada kalanya juga pada tiap halamannya diberi dekorasi, sehingga teksnya itu seolah-olah memakai pigura. Hal ini menyebabkan ruang tulisannya menjadi semakin kecil.

A. PENCATATAN JUMLAH BARIS TIAP HALAMAN Dalam naskah atau naskah-naskah yang lembaran-lembaran naskahnya berukuran sama kadang-kadang terpaut perbedaan dalam hal jumlah baris tiap halaman. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kaitan dengan pencatatan jumlah baris tiap halaman, yaitu : 1. Naskah yang memiliki jumlah baris yang sama pada tiap halamannya dengan mudah dapat segera dicatat data jumlah baris tiap halamannya, misalnya, 99 halaman. /32 baris. 2. Jika dalam suatu naskah hanya halaman pertama / halaman terakhir saja yang memiliki jumlah baris kurang / mungkin lebih dari pada jumlah baris pada halaman-halaman lainnya ( artinya semua halaman naskah, kecuali halaman pertama / terakhir, memiliki jumlah baris yang sama ), maka untuk katalog atau dokumentasi naskah jumlah baris yang berbeda pada halaman-halaman tersebut tidak turut mempengaruhi jumlah baris (rata-rata). Misalnya 212 halaman./27 baris. Namun,dalam deskripsi penelitian naskah hal ituharus dikemukakan karena akan memperjelas informasi jumlah keseluruhan baris yang terdapat di dalam naskah tersebut. Misalnya, tebal naskah 212 halaman. Jumlah baris tiap halaman adalah 27 baris, kecuali halaman 1=23 dan halaman 212= 11 baris. 3. Jika suatu naskah memiliki jumlah baris yang tak sama pada hampir setiap halamannya, maka pendataan banyak baris perhalaman, untuk katalog atau dokumentasi naskah, didasarkan pada jumlah baris ynag sama yang terdapat pada sebagian besar halaman naskah. Misalnya : tebal naskah 75 halaman. Jumlah baris tiap halaman ( rata-rata ) 23 baris.artinya, 60 % atau lebih dari jumlah

keseluruhan halaman naskah memuat 23 baris perhalamannya sedangkan halaman-halaman lainnya 40% memiliki jumlah baris lebih atau kurang lebih dari 23 baris. Namun demikian, dalam penelitian naskah deskripsi jumlah baris tersebut harus dikemukakan secara rinci. Misalnya: tebal naskah75 halaman. Jumlah baris tiap halaman naskah bervariasi antara 21-25 baris, yaitu: 21baris (=7 hlm.:hlm. 1, 63-69), 22 baris (=10 hal.: 54-59, 70-73), 23baris(=50 hlm.:2-46, 5053,60), 24 baris (6 hlm.:47-49, 61-62), dan 25 baris (=2hlm.: 74-75). 2

4. Jika suatu naskah, bercorak bungarampai atau primbon terdiri dari beberapa gugusan halaman yang antara gugusan yang satu dengan yang lainnya memiliki perbedaan dalam jumlah baris tiap halamannya maka dalam katalog atau dokumentasi naskah dikemukakan secara berurutan untuk gugusan halaman masing-masing. Misalnya : Tebal naskah 150 halaman Banyak baris tiap halaman 30, 27, dan 29 baris. Tetapi, dalam penelitian atau penggarapan naskah pengemukaan data tentang jumlah baris per halamannya itu dikemukakan secara berurutan untuk gugusan halaman masing-masing.misalnya : tebal naskah 150 halaman. Jumlah baris tiap halamannya bervariasi, yaitu 30 baris (=105 hlm.: 1-105), 27baris (= 30 hlm.: 106-135), dan 29 baris (= 15 hlm.: 136-150). 5. Naskah yang berisi teks yang berbentuk puisi, larik-lariknya itulah yang diperhitungkan sebagai baris, sekalipun, mislnya, terdapat larik yang hanya terdiri dari satu patah kata saja. 6. Yang dimaksud dengan baris pada naskah ialah deretan huruf-huruf yang tertulis sejajar dengan arah ke lebarnya atau ke panjangnya lembaran naskah dengan demikian, teks atau tulisan yang tidak tersusun dalam baris seperti pengertian diatas, tidak diperhitungkan atau dianggap sebagai baris. Halama-halamn yang berisi teks dekoratif seperti itu tak mungkin dan takperlu dihitung jumlah baris perhalamannya. Namun harus dijelaskan dalam deskripsi yang bertalian dengan pendataan dengan jumlah baris tiap halaman naskah.

7. Diantara naskah-naskah nusantara terdapat juga naskah yang berisi teks mengenai ajaran atau agama islam yang ditulis dengan huruf Arab dan dalam bahasa arab. Teks seperti inikadamg-kadang diserai terjemahan ditulis tepat dibawah kata-kata yang diterjemahkan. Dalam pencatatan data tentang jumlah baris tiap halaman, baris-baris yang berisi terjemahan tersebut tidak turut diperhitungkan. Namun dalam deskripsi naskah harus dijelaskan, mengingat jumlah baris tiap halamannya relatif sedikit, karena ruang tulisan tersita oleh baris-baris terjemahan. 8. Kadang-kadang terdapat juga naskah-naskah Nusantara yang teksnya berglosse, yaitu teks yang dibubuhi terjemahan, catatan, komentar penjelasan yang disisipkan diantara baris-baris teks itu atau dituliskan diluar margin teks. Teks glosse biasanya berisi ajaran moral atau agama. Apabila teks yang berglosse itu disalin, kadang-kadang dimasukkan atau dipadukan ke dalam teks aslinya sehingga merupakan teks baru. Hal seperti ini sudah tentu akan menyulitkan peneliti dalam merekonstruksikan teks aslinya.

Dalam kaitannya dengan pencatatan jumlah baris tiap halam naskah, glosse sebagaimana dikemukakan diatas, tidak turut dan tidakperlu diperhitungkan.

MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH

DISUSUN OLEH: NUR AZIZAH LAMPITA BARUTU INGEU WIDYATARI HERIANA TIA RISTIYANI (180110110001) (180110110035) (180110110055) (180110110079)

SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS PADJADJARAN 2012

KATA PENGANTAR
Assalammu alaikum W. W Bismillaahirrahmaanirrahiim Puji syukur Kami penjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan KaruniaNya Kami bisa dengan ulat dan semangat menyusun dan membuat MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH ini dengan dengat baik. Penyusunan MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH ini dimaksudkan untuk membantu mahasiswa dan mahasiswi dalam proses perkuliahan, khususnya dalam meningkatkan penguasann kompetensi kurikulum sesuai dengan bidangnya dan meningkatkan semangat belajar mahasiswa dan mahasiswi yang sesungguhnya. Olehkarena itu, MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH ini Kami susun dan Kami buat dengan bahasa yang sederhana agar mudah dipahami mahasiswa dan mahasiswi secara nmandiri. MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH disusun dan dibuat berdasarkan pengamatan dan materi mata kuliah dari proses perkuliahan yang dikembangkan sesuai dengan silabus perkuliahan sebagaimana tertuang dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi. Besar harapan Kami MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan peguasaan kompetensi mahasiswa dan mahasiswi sesuai dengan standar kompetensi kelulusan atau penilaian yang diharapkan.

Jatinangor, 16 Maret 2012 Penulis,

ii

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI........................................................................................ i KATA PENGANTAR......................................................................... ii ISI:........................................................................................................1-4 JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH................1 PENCATATAN JUMLAH BARIS TIAP HALAMAN......................2-4 PENUTUP............................................................................................ 5 KESIMPULAN DAN LAMPIRAN..................................................... 6-7 DAFTAR PUSTAKA........................................................................... 8

PENUTUP
Alhamdulillah. MAKALAH TELAAH NASKAH JUMLAH BARIS PADA SETIAP HALAMAN NASKAH ini telah Kami susun dan Kami buat dengan baik. Kritik dan saran yang bersifat membangun Kami harapkan sebagai upaya penyempurnaan penyusunan dan pembuatan laporan selanjutnya. Wassalammualaikum W. W.

Jatinangor, 20 Februari 2012 Penulis

KESIMPULAN DAN LAMPIRAN


1. Naskah yang huruf atau aksaranya berukuran besar membutuhkan ruang tulisan banyak sehingga menyisakan ruang halaman yang sedikit memengaruhi jumlah baris per halaman menjadi sedikit. 2. Semakin renggang jarak spasinya, ruang tulisan besar, halaman yang disisakan sedikit, jumlah baris per halaman pun sedikit. Begitu juga sebaliknya.

3. Naskah yang menyisakan halaman untuk dekorasi sehingga seolah-olah memakai pigura akan mempersempit ruang tulisan.

DAFTAR PUSTAKA http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://oediku.files.wordpress.com/2011 /03/naskah-tanjung-tanah-hlm9.jpg&imgrefurl=http://oediku.wordpress.com/2011/03/18/naskah-kunotanjung-tanah-kerinci-jambi/&usg=__zkKN1I3-DzThCgNVUpcuQA0XLY=&h=445&w=578&sz=47&hl=id&start=53&sig2=xeWLK3dJ5uSlqMoMH OxQJg&zoom=1&tbnid=Xa84M5_33QEmaM:&tbnh=103&tbnw=134&ei=GU pkT4nZMonVrQe-wZW9Bw&itbs=1 http://www.google.co.id/imgres?imgurl=http://oediku.files.wordpress.com/2010 /04/aksara-abugidabatak.jpg&imgrefurl=http://oediku.wordpress.com/2010/04/14/ragam-aksarakuno-diindonesia/&usg=__eA_0DejHrNarzPgkg9gugfwPBLI=&h=1253&w=875&sz= 214&hl=id&start=143&sig2=LvKqfNe133N3h-Fog59xg&zoom=1&tbnid=uzVnqIZBzVCWjM:&tbnh=150&tbnw=105&ei=ikpk T8LHHJDMrQeU4qS9Bw&itbs=1 Hermansoemantri, Prof. Dr. Emuch. 2011. Identifikasi Naskah. Jatinangor Sumedang, Sastra Unpad Press.

Anda mungkin juga menyukai