Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH

(Panduan Praktis untuk Mahasiswa)

Disusun Oleh:
Dr. Sri Wahyu Krida Sakti S.H., M.Si.

2021

56
BUKU 4 TATA NASKAH KARYA ILMIAH

➢ DESKRIPSI SINGKAT

Pokok bahasan tentang tata naskah karya ilmiah pada Buku 4 ini meliputi sub-
pokok bahasan yaitu pola ukuran dan jumlah halaman, perwajahan dan penomoran,
teknik dan penampilan kutipan.

➢ TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Tujuan spesifik dari pemelajaran materi Buku 4 ini adalah peserta Program
Pendidikan diharapkan mampu:
o Menentukan pola ukuran dan prakiraan jumlah halaman karya ilmiah
berdasarkan ketentuan format yang telah ditetapkan, maupun pertimbangan
norma umum dan kebutuhan.
o Menentukan desain perwajahan hasil penulisan karya ilmiah.
o Menerapkan teknik penyajian dan penomoran dalam penulisan karya ilmiah.
o Menerapkan teknik penampilan kutipan dan pengutipan dalam Kartu TIK.

➢ URAIAN

Ketentuan tata naskah dan format penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah
berlandaskan pada kesepakatan atau konvensi. Kesepakatan atau konvensi ini tidak
sama dengan ketentuan logika dan prosedur membuat karya ilmiah. Oleh karena,
logika dan prosedur penyusunan karya ilmiah tidak membutuhkan konvensi tetapi
kebenaran ilmiah.
Walaupun demikian, sekalipun tiap-tiap lembaga memiliki ketentuan masing-
masing tentang format dan tata naskah karya ilmiah, di antara semuanya terdapat
pola umum yang berlaku sama. Konvensi tata naskah karya ilmiah paling tidak

57
menyangkut 2 aspek, yaitu: Bentuk karya ilmiah dan bagian-bagian karya ilmiah.
Bagian-bagian karya ilmiah telah dibahas pada Buku 3 sebelum Buku ini.

Bentuk karya ilmiah mencakup:


o Perwajahan atau lay-out;
o Penomoran urutan penyajian; dan
o Pola ukuran dan jumlah halaman yang digunakan, dan
o Teknik penampilan kutipan.

4.1. Pewajahan/Lay-out

Apa yang dimaksud dengan perwajahan atau lay-out adalah tata letak unsur-
unsur karangan ilmiah serta aturan penulisan unsur-unsur tersebut, yang dikaitkan
dengan segi keindahan dan estetika naskah. Tata letak dan penulisan unsur-unsur
karya ilmiah harus diusahakan sebaik-baiknya agar karangka ilmiah tampak rapi dan
menarik. Untuk itu periksalah kulit luar naskah, halaman, judul, daftar isi, daftar
pustaka. Sudah lengkapkah bagian-bagian di dalamnya.

Agar setiap halaman dalam pengetikan tampak standar dan rapi, maka perlu
digunakan kertas yang berpola ukuran melalui setting kertas. Pola ukuran ini
digunakan sebagai standar halaman yang dikenal dengan template agar hasil ketikan
tampak rapi.

Dalam setting tamplate dibuat garis-garis batas pada kertas atau halaman pola
tersebut. Pekerjaan ini menjadi sangat mudah bila menggunakan komputer dengan
barbagai macam perangkat lunak program (soft-ware) yang tersedia di pasar.
Termasuk penyusunan standar bab penomoran, dan idensasi. Lazimnya ukuran
kertas yang digunakan adalah berukuran kuarto (21,5 x 28 cm 2).

Perhatikan contoh berikut:

58
Format Halaman Karya Ilmiah

Pias atas
dikosongkan 4 cm
dikosongkan 4 cm
Pias Kiri

dikosongkan 2,5 cm
Pias Kanan

Pias bawah
dikosongkan 3 cm

Judul dan tajuk “Kata Pengantar”, “Sekapur Sirih”, “Daftar Isi”, “Bab I.
Pendahuluan”, ‘Bab II Analisis dan Pembahasan”, “Daftar Pustaka”, dan seterusnya,
ditulis dengan huruf kapital terletak di tengah tanpa tanda baca.

59
4.2. Penomoran Urutan Penyajian

2.1 Angka yang Digunakan.


Penomoran yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah dengan angka
Romawi kecil, dan angka Arab, Angka Romawi kecil (i, ii, iii, iv, v) dipakai
untuk menomori halaman judul, halaman yang bertajuk prakata, daftar isi,
daftar tabel, daftar grafik (jika ada) daftar bagan (jika ada), daftar skema
(jika ada), daftar singkatan dan lambang. Angka Romawi besar (I, II, III, IV,
V) digunakan untuk menomori tajuk bab pendahuluan, tajuk bab analisis,
dan tajuk bab kesimpulan. Angka Arab (1, 2, 3, 4, 5) digunakan untuk
menomori halaman-halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai
dengan halaman terakhir dan untuk menomori nama-nama tabel, grafik,
bagan, dan skema. (Arifin E.Z., 1993).

2.2 Letak Penomoran.


Halaman judul, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar bagan, daftar
skema, daftar singkatan dan lambang menggunakan angka Romawi kecil
yang diletakkan pada bagian bawah, tetap di tengah-tengah. Halaman yang
bertajuk bab pendahuluan, bab analisis, bab kesimpulan, daftar pustaka,
indeks, dan lampiran menggunakan angka Arab yang diletakkan pada
bagian bawah, tepat di tengah-tengah. Halaman-halaman naskah lanjutan
menggunakan angka Arab yang diletakkan pada bagian bawah, tetap di
tengah-tengah. (Arifin E.Z. 1993).

2.3 Penomoran Anak Bab.


Anak bab dan subanak bab dinomori dengan angka Arab sistem digital.
Angka terakhir dalam digital ini tidak diberi titik (seperti 1.1, 1.2, 2.1, 2.2,
2.2.1, 2.2.2, 3.1, 3.2). Dalam hubungan ini, angka digital tidak lebih dari tiga
angka, sedangkan penomoran selanjutnya menggunakan a, b, c, kemudian
1), 2), 3), selanjutnya a), b), c), dan seterusnya. (Arifin E.Z., 1993).

Perhatikan contoh penomoran selengkapnya seperti berikut di bawah ini :

60
Perhatikan contoh penomoran dengan sistem digital

BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4

BAB II
2.1
2.2
2.2.1
2.2.2
a.
b.
1)
2)
a)
b)
(1)
(2)
(a)
(b)

BAB III
3.1 dan seterusnya.

4.3. Pola ukuran dan Jumlah Halaman

Telah dijelaskan pada bagian depan bahwa ukuran kertas yang lazim digunakan
adalah berukuran kuarto (21,5 x 28 Cm2) kualitas kertas HVS. Sedangkan pola
ukuran dalam pengetikan telah dibahas pada bagian lay-out atau perwajahan di atas.
Tentang jumlah halaman, ini sangat tergantung dari ketentuan yang ditetapkan
oleh masing-masing lembaga maupun kebutuhan setiap penulis karya ilmiah. Tetapi
kelaziman yang berlaku, penulisan karya ilmiah untuk ilmu eksakta jumlah
halamannya relatif lebih sedikit dibandingkan ilmu sosial.

61
Untuk jumlah halaman makalah untuk melengkapi ujian di perguruan tinggi, rata-
rata berkisar 10-15 halaman. Jumlah halaman skripsi rata-rata minimal 35 halaman.
Untuk tulisan karya ilmiah dalam bentuk buku materi ajar di perguruan tinggi antara
150-300 halaman. Akan tetapi materi ajar dalam bentuk Bukuer di perguruan tinggi,
jumlah halaman sangat ditentukan oleh jumlah SKS, termasuk jam ajar, tatap muka,
belajar mandiri, belajar terstruktur dan rata-rata kemampuan baca siswa.
Sedangkan pada bidang keProgram Pendidikanan, jumlah halaman materi ajar
sangat ditentukan oleh jumlah alokasi waktu dan rata-rata kemampuan baca peserta
Program Pendidikan.
Sebagai contoh:
Apabila satu mata kuliah itu berbobot 3 SKS, maka buku materi ajar dalam bentuk
format Bukuer tersebut terdiri dari 9 Buku dengan jumlah halaman sekitar 360
halaman. Oleh karena ketentuan yang dipakai adalah 1 SKS mengandung bobot 3
Buku, dan satu Buku rata-rata 40 halaman. Dengan pertimbangan kasar rata-rata
kemampuan baca siswa Indonesia kurang lebih 10 halaman per jam untuk ilmu
sosial, dan 5 halaman untuk ilmu eksata. Demikian pula penulisan bahan ajar
Program Pendidikan semestinya mempertimbangkan hal ini pula.

4.4. Teknik Penampilan Kutipan


Penampilan hasil kutipan, sebagai pertanggungjawaban moral akademis dalam
hubungannya dengan kelaziman penulisan karya ilmiah, maka penulis patut
mengikuti ketentuan-ketentuan umum sebagai berikut:

4.1 Gaya penulisan karya ilmiah yang berkaitan dengan teknik pengutipan saat ini
sangat dipengaruhi oleh perkembangan zaman dan nilai kemudahan
pemahaman. Seperti sistem pengutipan yang sangat akademispun tidak selalu
diterapkan pada beberapa jenis karya ilmiah. Seperti footnote, ibid/ibidem/idem
ditto, loc.cit, pada karya ilmiah berjenis makalah kertas kerja, ataupun analisis
kritik. Hal ini disebabkan sistem pengutipan tersebut menyulitkan dalam mata
rantai pemahaman karena terputus-putus tersela sumber lain dalam proses
pemahaman.

62
Untuk itu sistem penulisan saat ini lebih banyak menggunakan cara End-
Note, yaitu pengutipan yang diletakkan pada akhir kalimat, atau pada awal
kalimat (initial note).Walaupun demikian hal ini juga sangat bergantung atau
ditentukan oleh tujuan dan bentuk karya ilmiah yang disusun tersebut. Bentuk
karya ilmiah seperti tesis, literature, bahkan ajar Bukuer, laporan penelitian
ataupun analisis kritik yang demikian ini tentu pendekatan gaya penulisan dapat
berbeda.

Perhatikan contoh berikut:

Contoh 1:
Dikatakan bahwa proses pengembangan program pendidikan harus
melibatkan 4 (empat) komponen yaitu: User, Pengelola Program Pendidikan,
Alumni Program Pendidikan atau Calon Peserta Program Pendidikan, dan
Instruktur (Prasetya 1 : 1987).

Contoh 2:
Dalam hal strategi analisa kebutuhan Program Pendidikan, Suparman, A.
(1998) mengatakan bahwa terdapat 7 pendekatan, yaitu: 1. Shopping List, 2.
Bench Marking, 3. Taylor Made, 4. Survey, 5 Competency Study, 6 Task
Analysis, 7. Performance Analysis.
Cara pengutipan initial note maupun end note untuk kutipan yang berasal
dari satu orang, penerapannyapun tidak berbeda, contoh: Irawan. P dan
Constantia. S. diletakkan pada awal atau akhir kutipan.

4.2 Apabila dalam penulisan dibutuhkan lebih dari satu sumber rujukan untuk
keperluan pendapat tersebut, dan sumber-sumber tersebut membicarakan hal
yang sama, maka penampilan kutipan dapat berupa seperti ini:
Kompetensi manusia terbagi menjadi 3 domain, yaitu Cognitive Domain,
Psychomotoric Domaine, dan Affective Domaine (Bloom. B, 1967; Dave. S,
1973; Khrafwhole, D, 1984).
Perhatikan titik koma di antara sumber-sumber kutipan tersebut.

63
4.3 Jika penulis sumber kepustakaan lebih dari 2 orang, maka yang dicantumkan
namanya adalah hanya pengarang pertama dengan mengimbuhkan et al atau
Dkk. Contoh: Poerwanto S. Dkk (2001) mengatakan bahwa Free-Goal
Evaluation adalah proses menilai dan menentukan.

4.4 Pengintegrasian Kutipan dalam Teks.


Beberapa kutipan dapat diintegrasikan ke dalam teks satu paragraph. Jika hal ini
dilakukan dalam satu paragraph, maka harus disusun ke dalam satu kesatuan
bahasa yang lugas, tanpa menimbulkan kesan penggabungan antar kutipan
sehingga tampak menjadi kaku tidak sambung. Perhatikan contoh berikut:
Teknik desain instruksional digunakan untuk menggabungkan kurikulum, bahan
ajar, lesson plan, evaluasi hasil belajar, dan kontrak perkuliahan atau
pengajaran seperti disebutkan Pane, (1995), “Desain instruksional merupakan
sistem yang logis dalam mengembangkan program Program Pendidikan.

4.5 Catatan Kaki.


Catatan kaki atau foot note adalah suatu keterangan tambahan tentang
ungkapan maupun rujukan informasi lanjutan berkaitan dengan apa yang
tercantum dalam naskah. Penggunaan catatan kaki dilakukan dengan cara
bagian yang diberi catatan kaki, pada akhir kata diberi nomor secara berurutan.
Nomor tersebut pengetikannya dinaikkan ½ spasi tanpa jarak spasi.
Uraian catatan kaki diletakkan pada bagian bawah halaman dengan diberi
batas garis kurang lebih 12 ketukan dari pias kiri. Sedangkan jarak dari garis
pembatas ke uraian catatan kaki adalah 2 spasi. Sedangkan nomor catatan kaki
naik ½ spasi diberi kurung tutup di depan penjelasan atau uraian catatan kaki.
Perhatikan contoh berikut:
Beberapa permasalahan tidak efektifnya hasil penyelenggaraan Program
Pendidikan adalah karena tidak dilakukan analisa kebutuhan Program
Pendidikan dengan benar1), sehingga materi Program Pendidikan yang

64
diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan kerja peserta Program
Pendidikan.

________________
1) Lutfi. Z. Dalam ceramah pembukaan Program Pendidikan Teknis Tata Kota,
Rabu, 2 Februari 2005, pukul 09.30 WIB.

Latihan

1. Lanjutan Buku 3 mahasiswa bekerja perorangan.

2. Simulasikan penentuan pola ukuran kertas, garis batas penulisan, dan


prakiraan jumlah halaman yang akan ditulis berdasarkan kaidah naskah
penulisan ilmiah yang umum berlaku, dalam hal ini sesuai tata naskah
karya ilmiah pada Buku 4.

3. Simulasikan pengembangan desain perwajahan dalam tulisan karya ilmiah.

4. Simulasikan teknik penyajian dan penomoran dalam tulisan karya ilmiah.

5. Simulasikan teknik penyajian hasil kutipan.

Rangkuman

Pokok bahasan tentang tata naskah karya ilmiah ini meliputi beberapa sub-
bahasan penting tata naskah, antara lain : pola ukuran kertas, garis batas penulisan,
jumlah halaman, perwajahan, penomoran dan teknik penyajian hasil kutipan.
Pada dasarnya tata naskah maupun ketentuan format tulisan karya ilmiah
ditentukan berdasarkan kesepakatan atau konvensi yang dipakai. Untuk perwajahan
dalam tulisan karya ilmiah, paling tidak harus mempehatikan kemudahan untuk
pemahaman, keindahan, estetika, dan kerapihan.

65
Penomoran urutan penyajian dalam tulisan karya ilmiah harus
memperhatikan konsistensi susunan angka yang digunakan dan letak
penomorannya. Sedangkan untuk pola ukuran yang digunakan, pada umumnya
adalah 21,5 x 28 Cm2 ukuran kertas kuarto dengan kualitas HVS.

66

Anda mungkin juga menyukai