Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Patient centered care (PCC) adalah pendekatan inovatif terhadap
perencanaan, pemberian, dan penilaian pelayanan kesehatan yang berdasarkan
hubungan saling menguntungkan antara tenaga kesehatan, pasien, dan keluarga
pasien. Delapan dimensi dari PCC adalah menghargai pilihan pasien, dukungan
moral, kenyamanan fisik, KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi), kontinuitas dan
transisi, pelayanan yang terkoodinasi, keterlibatan keluarga dan kerabat, akses
pelayanan. Fokus utama PCC adalah pasien, namun PCC juga memperhatikan
orang- orang disekitar pasien yaitu keluarga, teman, dan masyakarat yang lebih
luas (Australian Commission on Safety and Quality in Healthcare, 2011).
Implementasi PCC merupakan perubahan paradigma pelayanan kesehatan
yang dulu berfokus pada provider atau doctor centered beralih pada patient
centeredness. Pelayanan kesehatan ini menuntut individu untuk menjadi lebih
aktif dalam menjaga kesehatannya. Tenaga kesehatan sepatutnya berkompromi
dalam pelayanan kesehatan untuk menghargai keinginan dan kebutuhan pasien
(Millenson, 2012). Misalnya menurut Australian Commission on Safety and
Quality in Healthcare (2011), pelayanan kesehatan dapat menyesuaikan
kepercayaan dan agama pasien
Penerapan PCC di Indonesia masih relatif baru sejalan dengan penerapan
standar akreditasi 2012 yang mengadopsi Joint Commission International (JCI)
dengan fokus pada pasien dan keselamatan pasien. Implementasi standar baru
akreditasi dan juga menguatnya isu keselamatan pasien menjadi tantangan utama
manajemen rumah sakit yang tidak mudah. Hal ini dapat terlihat dari
perkembangan rumah sakit yang terakreditasi dengan sistem baru. Hingga 2017,
baru 19 rumah sakit yang mendapatkan sertifikasi JCI (Joint Commission
International, 2017), dan 1.125 rumah sakit telah terakreditasi dengan standar
akreditasi versi 2012 (Komisi Akreditasi Rumah Sakit, 2017) dari 2.769 rumah
sakit di Indonesia (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017). Dengan
ukuran akreditasi, data tersebut menggambarkan masih lambatnya implementasi
PCC di rumah sakit.
Penerapan PCC memberikan dampak positif baik pada rumah sakit, pasien
maupun karyawan. Studi Isaac, et al. (2010) dan Weingart, et al. (2011),
membuktikan implementasi PCC dapat meningkatkan keselamatan pasien,
menurunkan angka kejadian celaka (adverse event). Manfaat penerapan PCC
lainnya adalah menurunkan lama rawat inap, menurunkan biaya pelayanan
kesehatan, meningkatkan kepuasan pasien (Stone, 2008), meningkatkan
kepatuhan pasien terhadap pengobatan (Arbuthnott, et al.,2009), menurunkan
infeksi nosokomial (Boulding,et al., 2011). Menurut Charmel, et al. (2008), PCC
juga dapat meningkatkan kepuasan karyawan sehingga dapat meningkatkan
retensi dan dapat terus memberikan pelayanan yang berpusat pada pasien.
Hubungan antara kepuasan pasien dan karyawan sendiri merupakan filosofi dasar
dari PCC. Bila tenaga kesehatan memperhatikan dirinya sendiri, tenaga kesehatan
akan memberikan pelayanan terbaik pada pasien. Hal ini akan menghasilkan pada
pelayanan prima yang berkesinambungan.
Dampak PCC pada keselamatan pasien masih belum didukung bukti kajian
yang kuat. Studi Isaac, et al. (2010) yang menyatakan PCC dapat meningkatkan
keselamatan pasien, masih rendah validitasnya karena indikator pengukuran
keselamatan masih belum ditetapkan. Sementara itu, menurut studi Weingart, et
al. (2011) yang menyatakan PCC dapat menurunkan angka kejadian adverse
event, studi ini tidak menyertakan pasien yang meninggal saat dan sebelum
pengambilan data dilaksanakan. Pasien dengan kondisi kesakitan yang parah juga
cenderung tidak disertakan dalam sampel populasi sehingga sangat
memungkinkan adanya bias. Kedua studi tersebut bertempat di Amerika Serikat
sehingga karena alasan perbedaan latar belakang, hasil penerapan hasil studi ini
terbatas pada populasi tertentu.
Di Indonesia sendiri telah ada studi fenomenologi penerapan PCC pada
saat proses resusitasi di IGD RSUD Saiful Anwar (Marti, et al., 2015). Meskipun
demikian studi ini tidak menyebutkan hubungan antara PCC dengan keselamatan
pasien. Dengan keterbatasan data mengenai hubungan implementasi PCC dan
keselamatan pasien di Indonesia, kajian ini penting dilakukan sebagai informasi
untuk pihak manajemen rumah sakit dan demi kepentingan pasien.
Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto (RSPAD) adalah
rumah sakit type A yang terletak di DKI Jakarta, Indonesia tepatnya berada di
Jl.DR.Abdul Rachman Saleh. Rumah sakit ini berada dibawah komando Pusat
Kesehatan Angkatan Darat. Rumah sakit ini didirikan pemerintah colonial
Belanda pada tahun 1819. Saat ini RSPAD Gatot Soebroto merupakan rumah
sakit tingkat satu menjadirujukan tertinggi di jajaran TNI yang memberikan
perawatan Kesehatanprajurit TNI AD, PNS, Serta masyarakat umum. Adapun
Visi dan Misi RSPAD Gatot Soebroto sesuai dengan Lampiran XIX Peraturan
Kepala Staf Angkatan Darat Nomor 26 Tahun 2019 sebagai berikut Visinya yaitu
Menjadi Rumah Sakit Berstandar Kepresidenan , yang merupakan kebanggaan
prajurit, keluarga besar TNI serta masyarakat. Dan Misinya yaitu
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tertinggi bagi Presiden dan Wakil
Presiden beserta Keluarga, Mantan Presiden dan Mantan Wakil Presiden beserta
Keluarga serta tamu negara, Menyelenggarakan pelayanan perumahsakitan
paripurna dan rujukan tertinggi bagi prajurit, Keluarga Besar TNI, Pejabat
Tinggi Negara dan Masyarakat, Menyelenggarakan Sistem Kesehatan Nasional
melalui pelayanan perumahsakitan berstandar internasional .

Menyelenggarakan layanan unggulan berkelas dunia,


Meningkatkankemampuan tenaga kesehatan melalui pendidikan dan pelatihan
serta mengembangkan layanan unggulan berbasis riset.Tujuan dari RSPADGatot
Soebroto sesuai dengan Mottonya yaitu “Where NationHeal It’s Heroes” yaitu
menjadi Rumah Sakit tempat memberikan pelayanan kesehatan paripurna untuk
para pahlawan. Dengan Nilai- Nilai Budaya yang ada di RSPAD Gatot Soebroto
yaitu Re-Pro-THB (Responsif, Profesional, Teruji, Handal dan Bersyukur).

Rumah sakit wajib mengupayakan pemenuhan sasaran keselamatan


pasien yang diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 Tahun 2017.
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman.
Sasaran Keselamatan Pasien di rumah sakit salah satunya dimulai dari ketepatan
identifikasi pasien, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan
obat yangperlu diwaspadai, kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien
operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan Kesehatan, pengurangan
resiko pasien jatuh.
Salah satu Unit yang memberikan pelayanan di RSPAD Gatot Soebroto
yaitu Poliklinik Saraf. Poliklinik Saraf merupakan Unit khususyang merawat
pasien rawat jalan. Peranan seorang perawat dalam meningkatkan kualitas sumber
daya rumah sakit adalah memberikan pelayanan prima kepada pasien dengan
memperhatikan keselamatan pasien di Unit tersebut dengan sebaik mungkin.
Sebagai Rumah Sakit yang sudah terakreditas Paripurna pada Tahun 2022,
seharusnya rumah sakit sudah mengadopsi nilai PCC dan keselamatan pasien
karena PCC dan keselamatan pasien merupakan salah satu butir penilaian
akreditasi. Namun, belum ada penelitian mengenai implementasi pelayanan yang
mengedepankan pasien dan keselamatannya. Penelitian ini dilakukan untuk
melihat gambaran implementasi PCC dan hubungannya dengan keselamatan
pasien dari sudut pandang pasien. Hasil diharapkan dapat memberikan masukan
untuk memperkuat implementasi pelayanan yang berfokus pada pasien.

2. Rumusan Masalah
1) Bagaimana gambaran implementasi patient centered care dan keselamatan
pasien menurut persepsi pasien?
2) Apakah ada hubungan antara implementasi patient centered care dengan
keselamatan pasien?

3. Tujuan Penelitian
1) Untuk mengetahui gambaran implementasi patient centered care dan
keselamatan pasien menurut persepsi pasien.
2) Untuk mengetahui hubungan antara implementasi patient centered care dengan
keselamatan pasien.

4. Manfaat Penelitian
1) Manfaat Bagi Institusi
Bagi ilmu pengetahuan untuk memperkuat bukti ilmiah dalam hubungan
pelaksanaan PCC dengan keselamatan pasien di Indonesia.
2) Manfaat Praktis
Sebagai dasar untuk menyusun strategi perbaikan implementasi PCC dan
keselamatan pasien bagi pihak manajemen rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai