LATAR BELAKANG
Data dari WHO menyebutkan bahwa 450 juta orang di dunia memiliki gangguan
kesehatan mental dengan kelaziman 20% terjadi pada anak-anak (Yuliandari, 2018).
Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2018, lebih dari 19 juta penduduk
berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan di usia yang sama
lebih dari 12 juta penduduk mengalami depresi (Rokom, 2021). 20% dari 250 juta jiwa
secara keseluruhan mempunyai potensi mengalami masalah kejiwaan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilakukan Kementerian Kesehatan tahun 2018
menunjukkan, prevalensi Depresi pada Penduduk Umur kurang lebih 15 tahun Pada
Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 3,9 %.
Kurangnya Aksesibilitas Fasilitas Kesehatan Mental, Fasiltasan Kesehatan Mental yang
dapat menjadi pelampiasan secara emosional, Fasilitas yang Nyaman, Tenang yang berarti
membutuhkan lokasi yang Alamiah, serta jauh dari keramaian. Menghadirkan Fasilitas
yang Menyenangkan sehingga Menimbulkan suasana positif dengan memberikan aktivitas
dan fasilitas yang dapat membantu meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan
dalam Proses Penyembuhan..
IDENTIFIKASI MASALAH
Kurangnya fasilitas yang mewadahi Kesehatan Mental yang disediakan Pemerintah Serta Jumlah
Tenaga Kesehatan Mental yang Minim.
Perlunnya Fasilitas yang dapat memfasilitasi Kesehatan Mental yang dapat berfungsi sebagai tempat
untuk mengatasi masalah kesehatan
Diperlukan lokasi yang berinteraksi dengan alam. Lingkungan yang tenang dan sejuk, dekat dengan
alam, dan jauh dari kebisingan.
RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana Rancangan Mental Health Center Di Palangkaraya Dengan Pendekatan Architecture Of
Happiness ?
TUJUAN
“mendapatkan hasil rancangan Mental Health Center di Kota Palangka Raya Dengan
Pendekatan Arsitektur Of Happines.
PENGUMPULAN DATA
Tinjauan Pustaka
ANALISA SITE
Lokasi
STUDI BANDING Matahari
Angin dan Hujan
Kebisingan
ANALISA View
Sirkulasi
Vegetasi
SINTESA Zoning
KONSEP DESAIN