Anda di halaman 1dari 25

URGENSI INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI

SALAH SATU PARAMETER PERSATUAN


DAN KESATUAN BANGSA

UNIT PELAKSANA TEKNIS


MATA KULIAH WAJIB UMUM
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
URGENSI INTEGRASI NASIONAL SEBAGAI
SALAH SATU PARAMETER PERSATUAN DAN
KESATUAN BANGSA

1. KONSEP DAN URGENSI INTEGRASI NASIONAL,


MAKNA, JENIS,INTEGRASI VERSUS
DISINTEGRASI
2. PERLUNYA INTEGRASI NASIONAL
3. MENGGALI SUMBER HISTORIS SOSIOLOGIS
POLITIK INTEGRASI NASIONAL
4. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG
DINAMIKA DAN TANTANGAN INTEGRASI
NASIONAL
5. MENDISKRIPSIKAN ESENSI DAN URGENSI
INTEGRASI NASIONAL
6. RANGKUMAN INTEGRASI NASIONAL
KONSEP URGENSI MAKNA INTEGRASI NASIONAL

 Istilah integrasi = Pembauran, penyatuan, keterpaduan


 Integrasi Ekonomi = Pembauaran sistem ekonomi sehingga
saling Ketergantungan di setiap
wilayah secara sinergis
 Integrasi Politik = dimensi vertikal dan dimensi
horisontal
 Integrasi Sosial Budaya = Pembauran dari beberapa sosial
budaya menjadi satu sosial budaya
yang selaras
 Integrasi Nasional = Adalah penyatuan bagian-bagian
yang berbeda dari suatu
masyarakat, suku, golongan
menjadi satu kesatuan yang lebih
utuh atau memadukan
masyarakat kecil yang banyak
jumlahnya menjadi satu bangsa
(Nation). Sangat komplek dan
multi dimensional Bahasa
Daerah(726) Suku Bangsa (451)
Untuk mewujudkannya diperlukan kebijaksanaan pemerintah dengan
tidak membeda-bedakan SARA
MAKNA INTERGRITAS NASIONAL

Integritas
NASIONAL

Integrasi Intergrasi Intergrasi


Politik Ekonomi Sosial Budaya

 Dimensi Vertikal : Kesatuan : Penyesuaian


Merupakan kesatuan unsur-unsur berbeda dari
dan persatuan antar Kesatuan Ekonomi : Saling suku, agama,golongan ras
orang elit penguasa dan ketergantungan kebutuhan dan kelompok
warga dari satu daerah dengan
 Dimensi Horizontal : lainnya
Masalah teritorial antar
daerah, suku, agama,
golongan
Jenis Integrasi

 Integrasi politik, vertikal dan horisontal


 Integrasi ekonomi, ketergantungan satu wilayah
dengan wilayah lain
 Integrasi sosial budaya, suku, kelompok, ras,
golongan, agama
 Integrasi nasional
 Integrasi versus disintegrasi
INTEGRASI POLITIK

 Integrasi dimensi vertikal adalah hubungan antara elit politik


dan massa, penguasa dan rakyat  politik partisipatif
 Integrasi horisontal adalah hubungan masalah teritorial, antar
daerah, suku, umat beragama, golongan masyarakat
Integrasi nasional dimensi vertikal

 Perwujudan keserasian hubungan antara


pemerintah dengan rakyatnya,
 Tantangan pada dimensi vertikal ini adalah
perbedaan antar elit dan masa, pendidikan
perkotaan menyebabkan kaum elit berbeda
dengan masa yang cenderung berpandangan
tradisional
 Dimensi vertikal biasanya berbaur dengan
horisontal, sehingga memberi kesan kasus di
Indonesia dimensi horisontal lebih menonjol
Integrasi Nasional Dimensi Horisontal

 Perwujudan persatuan dan keserasian dengan


menjembatani diantara perbedaan-perbedaan
yang ada di dalam masyarakat, wilayah tempat
tinggal, perbedaan suku, perbedaan agama,
perbedaan budaya dan lain sebagainya.
Menjembatani perbedaan antar kelompok dalam
masyarakat biasanya disebut dengan integrasi
teritorial.
 Yang utama dalam dimensi horisontal ini
tantangan adalah pembelahan yang berakar pada
suku, agama, ras dan geografi
Integrasi Ekonomi

 Ekonomi daerah satu dengan yang lain saling


ketergantungan
 Kerjasama yang sinergis
 Penghapusan hambatan karena tranportasi,
peraturan, norma dan prosedur aturan yg
menciptakan keterpaduan.
Integrasi Sosial Budaya

 Pembauran antar : satu suku dengan lain


(asimilasi, akulturasi, pluralisasi)
 Kelompok masyarakat
 Ras satu dengan masyarakat lainnya
 Golongan masyarakat dengan lainnya
 Pembauran agama atas dasar toleransi pada
agama dan umat penganutnya
PERLUNYA INTEGRASI

 Perlunya pembauran persatuan bangsa


 Bangsa indonesia terdiri dari banyak suku-suku
bangsa (<451) dan bahasa (<726)
 Disintegrasi adalah hal yang harus dihindari
 Banyak negara yang tidak mampu membangun
integrasi sehingga mengalami disintegrasi
 Diperlukan strategi integrasi
Potensi Disintegrasi :

 Kemiskinan, ancaman yang sering terjadi


 Pengangguran, berpengaruh pada kemiskinan
 Perselisihan Agama, sering menjadi alat oknum
 Perselisihan Politik, konflik vertikal pemerintah
masa
 Perselisihan Idiologi,
 Primordialisme sempit,
 Dekadensi Moral,
 Rusaknya Lingkungan Hidup,
 Globalisasi.
MENGGALI SUMBER HISTORIS SOSIOLOGIS
POLITIK INTEGRASI NASIONAL

 Sejarah perkembangan integrasi indonesia,


majapahit, kolonial, integrasi nasional
(perintis/1908, penegas/1928, percobaan/1938,
pendobrak/1945)

 Pengembangan integrasi indonesia, ancaman dari


luar, gaya politik kepemimpinan, kekuatan lembaga
politik, ideologi nasional, kesempatan
pembangunan ekonomi
AWAL INTEGRASI WILAYAH NASIONAL

Deklarasi Djuanda :
Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13
Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada
saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang
menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah
termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan
Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia
DEKLARASI DJUANDA
MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA
DAN TANTANGAN INTEGRASI NASIONAL

1. Integrasi tingkah laku (perilaku integratif) , Sidang


PPKI 18 (Pil Presiden) & 19 Agustus 1945 (12
Kementeriandan 8 Provinsi)
2. Integrasi wilayah, 13 Desember 1957 (Deklarasi
Djuwanda)
3. Integrasi nilai, Pancasila 1975, pelajaran PMP, sampai
saat ini PKN
4. Integrasi bangsa, 15 Agustus 2005, MoU, VANTAA,
HELSINSKI, FINLANDIA (GAM 1975-2005)
5. Integrasi elit dan massa, realisasi integrasi vertikal,
pendekatan elit pemerintah dengan massa,
pemerintah berkunjungan ke daerah-daerah
KENDALA INTEGRASI NASIONAL INDONESIA

1. Tantangan dimensi horisontal (sara) dan vertikal


2. Primordialisme yang masih kuat merupakan
kendala dalam mewujudkan integrasi nasional
3. Globalsasi merupakan gejala yang mengabaikan
batas-batas negara bangsa, kecenderungan ini
menguatnya ikatan yang sempit antar, etnis,
kesukuan, agama dan kedaerahan, sehingga
nasionalisme mengalami tantangan yang semakin
berat, bahkan akan menurunkan nilai-nilai
nasionalisme
INTEGRASI DAN DISINTEGRASI NEGARA
 INTEGRASI :
 PENDUDUKAN (Occupatie)  negara merdeka, FEDERASI
MALAYA (SINGAPUR DAN MALAYSIA), 31/08/1957,
Australia(1901), USA( 04/07/1776)
 PELEBURAN (Fusi)  menjadi satu negara merdeka Jerman
(Barat dan Timur), FEDERASI MALAYA Malaysia, (Kerajaan-
kerajaan Sabah - Serawak)
 PROKLAMASI (Pengumuman)  suku-suku bangsa 
Indonesia
 DISINTEGRASI :
 UNI SOVIET : Rusia, Belarusia, Ukraina, Moldova, Georgia,
Latvia, Lituania, Estonia, Armenia, Azerbaijan, Kazakhstan,
Kirgizstan, Tajikistan, Turkmenistan, Uzbekistan(15)
 YUGOSLAVIA : Serbia, Croasia, Slovenia, Kosovo, Makedonia,
Bosnia Herzegonvina, Montenegro (7)
 CZECHOSLOVAKIA : (Czech, Slovakia)
 SINGAPURA KELUAR DARI FEDERASI MALAYA, 09/08/1965
MENDISKRIPSIKAN ESENSI
DAN
URGENSI INTEGRASI NASIONAL

1. Integrasi sepenuhnya sesuatu hal yang tidak


mungkin
2. Potensi perbedaan suku, agama, budaya,
kepentingan harus mungkin diperkecil
3. Perbedaan menjadi kekuatan dengan mengutamakan
toleransi
4. Kegagalan mewujudkan integrasi masyarakat berarti
kegagalan membangun kejayaan nasional
PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA
1. MASYARAKAT INDONESIA, unik dalam kesatuan sosial
berdasarkan perbedaan horisontal, suku bangsa, agama, adat,
serta kedaerahan dan perbedaan vertikal antara lapisan atas dan
bawah yang cukup tajam (negara kepulauan)
2. POSISI SILANG, letak geografi menjadikan pengaruh lalu lintas
masyarakat dari luar sangat kuat sejak pengaruh penyebaran
agama Hindu dan Budha (400 SM), Islam (1300 M), Kristen dan
Katolik yang dibawa oleh barat (1500 M)
3. BUDAYA, pola pikir masyarakat yang selalu cenderung berpikir
dengan pusat kendali eksternal (external locus of control) bukan
internal (internal locus control)  cenderung menyalahkan orang
lain bukan mengoreksi dirinya sendiri
STRATEGI INTEGRASI BUDAYA
ASIMILASI, AKULTURASI, PLURALISASI

 Asimilasi : proses percampuran dua macam kebudayaan atau


lebih menjadi satu kebudayaan yang baru sehingga tidak
nampak lagi identitas masing-masing

 Akulturasi : proses pencampuran dua macam kebudayaan atau


lebih sehingga memunculkan kebudayaan baru namun ciri
kebudayaan pembentuk masih tampak

 Pluralisasi : proses mengutamakan pada perbedaan pendapat,


budaya dalam masyarakat agar dapat hidup berkembang,
dengan perbedaan tersebut untuk mewujudkan integrasi
nasional
STRATEGI INTEGRASI NASIONAL
BHINNEKA TUNGGAL IKA

1. Integrasi nasional dapat dilihat dari dua dimensi vertikal dan


horisontal
2. Dimensi vertikal upaya menyatukan keinginan dan harapan
yang ada di elit (pemerintahan) dan masa (rakyat)
3. Dimensi horizontal adalah upaya menyatukan antar warga
masyarakat atau antar kelompok yang terdapat dalam
masyarakat
4. Integrasi nasional ini disebut integrasi politik, pemerintah
menjabarkan dan menjelaskan kepada rakyat tentang maksud
dan misinya, sedemikian rupa sehingga perbedaan pendapat
antara pemerintah dan rakyat dapat diperkecil
MEWUJUDKAN BUDAYA

1. Multikulturalisme adalah pandangan bahwa setiap


kebudayaan memiliki nilai dan kedudukan yang
sama dengan kebudayaan lain, sehingga setiap
kebudayaan berhak mendapatkan tempat
sebagaimana kebudayaan lainnya

2. Diperlukan suatu cara memandang kebudayaan


orang lain dengan menggunakan perspektif pemilik
kebudayaan yang bersangkutan, bukan perspektif
diri sendiri
RANGKUMAN INTEGRASI NASIONAL

1. Jenis integrasi : bangsa, wilayah, nilai, elit masa


tingkah laku/perilaku integratif
2. Dimensi integrasi, vertikal dan horisontal
3. Aspek integrasi : politik, ekonomi, dan sosial budaya
4. Pengembangan integrasi : ancaman dari luar, gaya
politik pemimpin, lembaga politik, ideologi nasional,
kesempatan pembangunan ekonomi
5. Diperlukan kesadaran identitas bersama menguatkan
identitas nasional, membangun persatuan bangsa
TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA
“SEMOGA BERMANFAAT”

Anda mungkin juga menyukai