Bahan Ajar - 19033018 - Dila Ayu Lestra
Bahan Ajar - 19033018 - Dila Ayu Lestra
A PETUNJUK BELAJAR
B KOMPETENSI DASAR
3.1 Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-
hari
4.1 Mekukan percobaan prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC) dengan metode
ilmiah berikut presentasi hasil percobaan
3.1 Menganalisis prinsip kerja peralatan listrik searah (DC) dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Mempresentasikan hasil percobaan
1 tentang prinsip kerja rangkaian listrik searah (DC)
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
C Informasi Pendukung
1 Arus Listrik
Pada dasarnya rangkaian listrik dibedakan menjadi dua, yaitu rangkaian listrik
terbuka dan rangkaian listrik tertutup. Rangkaian listrik terbuka adalah suatu
rangkaian yang belum dihubungkan dengan sumber tegangan, sedangkan rangkaian
listrik tertutup adalah suatu rangkaian yang sudah dihubungkan dengan sumber
tegangan.
Air dalam bejana A mempunyai energi potensial lebih tinggi daripada air
dalam bejana B, sehingga terjadi aliran air dari bejana A menuju bejana B atau
dikatakan bahwa potensial di A lebih tinggi daripada potensial di B sehingga terjadi
aliran muatan listrik dari A ke B. Jadi, dapat dikatakan bahwa muatan listrik positif
mengalir dari titik berpotensial tinggi ke titik berpotensial rendah. Selanjutnya, aliran
muatan listrik positif tersebut dinamakan arus listrik. Jadi, arus listrik dapat
didefinisikan sebagai aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah.
2
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial. Bagaimana bila dua titik yang
dihubungkan mempunyai potensial yang sama? Tentu saja tidak ada aliran muatan
listrik positif atau tidak terjadi arus listrik.
Anda pasti berpikir bagaimana halnya dengan muatan listrik negatif? Apakah
muatan listrik negatif tidak dapat mengalir? Pada perkembangan selanjutnya, setelah
elektron ditemukan oleh ilmuwan fisika J.J. Thompson (1856–1940), ternyata
muatan yang mengalir pada suatu penghantar bukanlah muatan listrik positif,
melainkan muatan listrik negatif yang disebut elektron.
Arah aliran elektron dari potensial rendah ke potensial tinggi (berlawanan
dengan arah aliran muatan positif). Namun hal ini tidak menjadikan masalah, karena
banyaknya elektron yang mengalir dalam suatu penghantar sama dengan banyaknya
muatan listrik positif yang mengalir, hanya arahnya yang berlawanan. Jadi, arus
listrik tetap didefinisikan ber-dasarkan aliran muatan positif yang disebut arus
konvensional.
Anda telah mengetahui tentang pengertian arus listrik, yaitu aliran muatan
listrik positif pada suatu penghantar dari potensial tinggi ke potensial rendah. Agar
lebih memahami tentang arus listrik.
Pada baterai terdapat dua kutub yang potensialnya berbeda. Jika kedua kutub
tersebut dihubungkan dengan lampu melalui kabel, maka akan terjadi perpindahan
elektron dari kutub negatif ke kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif
ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu akan menyala
lebih terang. Jika baterai yang digunakan tiga buah, maka lampu menyala makin
terang. Mengapa demikian? Hal ini disebabkan beda potensial kutub positif dan
kutub negatifnya makin besar sehingga muatan-muatan listrik yang mengalir pada
penghantar makin banyak atau arus listriknya makin besar. Besarnya arus listrik
3
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
(disebut kuat arus listrik)sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir.
Kuat arus listrik merupakan kecepatan aliran muatan listrik. Dengan demikian, yang
dimaksud dengan kuat arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang melalui
penampang suatu penghantar setiap satuan waktu. Bila jumlah muatan q melalui
penampang penghantar dalam waktu t, maka kuat arus Isecara matematis dapat
ditulis sebagai berikut.
atau
Keterangan:
I : kuat arus listrik (A)
q : muatan listrik yang mengalir (C)
t : waktu yang diperlukan (s)
n = 6,25 × 1018
Jadi, dapat dituliskan 1 C = 6,25 × 1018elektron.
4
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
5
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Sekering tidak hanya dipasang pada instalasi listrik rumah tangga saja, tetapi
juga dipasang pada alat-alat listrik yang lain, seperti televisi, komputer, dan radio.
2 Beda Potensial
Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu benda.
Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada benda lain,
jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada muatan positif
benda lain.
6
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Pada Gambar 7, terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling banyak
sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul benda B, C,
baru kemudian D. Apa yang dimaksud dengan beda potensial?
Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua benda yang memiliki
potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu penghantar. Beda potensial ini
berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu titik ke titik lainnya. Satuan beda
potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan untuk mengukur beda potensial listrik
disebutvoltmeter. Secara matematis beda potensial dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
V : beda potensial (V)
W: usaha/energi (J)
q : muatan listrik (C)
Saat mengukur beda potensial listrik, voltmeter harus dipasang secara paralel
dengan benda yang diukur beda potensialnya. Untuk memasang voltmeter, Anda
tidak perlu memotong rangkaian, namun cukup menghubungkan ujung yang
potensialnya lebih tinggi ke kutub positif dan ujung yang memiliki potensial lebih
rendah ke kutub negatif.
3 Hukum Ohm
Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik mengalir
karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu penghantar, seperti pada
lampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala (berfungsi) karena
adanya aliran listrik dari sumber tegangan yang dihubungkan dengan peralatan
tersebut sehingga menghasilkan beda potensial.
Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan
beda potensial pada suatu penghantar adalah Georg Simon Ohm, ahli fisika dari
Jerman.Ohm berhasil menemukan hubungan secara matematis antara kuat arus
listrik dan beda potensial, yang kemudian dikenal sebagai Hukum Ohm. Untuk
mengetahui hubungan tersebut.
7
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Anda ketahui bahwa makin besar beda potensial yang ditimbulkan, maka kuat
arus yang mengalir makin besar pula. Besarnya perbandingan antara beda potensial
dan kuat arus listrik selalu sama (konstan). Jadi, beda potensial sebanding dengan
kuat arus (V~I). Secara matematis dapat Anda tuliskan V= m×I, m adalah konstanta
perbandingan antara beda potensial dengan kuat arus. Untuk lebih jelasnya
perhatikan gambar grafik berikut!
V = mI
listrik yang dilambangkan R dan diberi satuan ohm ( ), untuk menghargai George
Simon Ohm. Jadi, persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
atau
Keterangan:
V : beda potensial atau tegangan (V)
I : kuat arus (A)
R : hambatan listrik ( )
Persamaan di atas dikenal sebagai Hukum Ohm, yang berbunyi “Kuat arus yang
mengalir pada suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-
ujung penghantar itu dengan syarat suhunya konstan/tetap.”
8
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Pada kehidupan sehari-hari, kadang kita menemukan sebuah alat listrik yang
bertuliskan 220V/2A. Tulisan tersebut dibuat bukan tanpa tujuan. Tulisan tersebut
menginformasikan bahwa alat tersebut akan bekerja optimal dan tahan lama (awet)
ketika dipasang pada tegangan 220V dan kuat arus 2A. Bagaimana kalau dipasang
pada tegangan yang lebih tinggi atau lebih rendah? Misalnya, ada 2 lampu yang
bertuliskan 220V/2A, masing-masing dipasang pada tegangan 440V dan 55V. Apa
yang terjadi?
2A dan tegangannya sebesar 220V. Jika dipasang pada tegangan 440V, maka akan
mengakibatkan lampu tersebut bersinar sangat terang tetapi tidak lama kemudian
menjadi putus/rusak. Begitu juga apabila lampu tersebut dipasang pada tegangan
yang kecil ini mengakibatkan lampu menjadi redup (tidak terang). Oleh karena itu,
perhatikan selalu petunjuk penggunaan apabila menggunakan alat-alat listrik.
Contoh Soal:
Amati grafik data hasil percobaan di bawahini!
9
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
I (A)
1,5
1,0
0,5
1 2 3 V(volt)
Berapakah nilai hambatan yang digunakan pada percobaan tersebut?
Diketahui: , , , , ,
Ditanya:
4 Hambatan Listrik
Hambatan listrik adalah sesuatu yang menahan aliran listrik. Hambatan listrik
sering disebut juga dengan resistansi, mengacu pada istilah bahasa
inggris Resistance yang berarti hambatan. Pada dasarnya setiap material memiliki
hambatan listrik. Sebuah konduktor yang cenderung menghantarkan listrik memiliki
hambatan yang kecil dan sebuah isolator yang tidak bisa dialiri listrik memiliki
hambatan yang besar.
Analogi hambatan listrik dapat diibaratkan aliran air didalam sebuah pipa,
dimana aliran air kita analogikan sebagai aliran listrik. Sebuah pipa yang besar
memungkinkan untuk dialiri air dengan debit yang lebih besar dibandingkan pipa
yang kecil dalam waktu yang sama. Ini berarti pipa kecil lebih menghambat
dibanding pipa besar.
Berdasarkan persamaan hukum Ohm, hambatan listrik dapat didefienisikan
sebagai hasil bagi beda potensial antara ujung-ujung penghantar dengan kuat arus
yang mengalir pada penghantar tersebut. Untuk mengenang jasa George Simon
10
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Ohm, namanya dipakai sebagai satuan hambatan listrik, yaitu ohm (Ω). Suatu
penghantar dikatakan mempunyai hambatan satu ohm apabila dalam penghantar
tersebut mengalir arus listrik sebesar satu ampere yang disebabkan adanya beda
potensial di antara ujung-ujung penghantar sebesar satu volt.
Fungsi hambatan listrik adalah sebagai berikut :
a. Menahan sebagian arus listrik agar sesuai dengan kebutuhan rangkaian
elektronika.
b. Menurunkan tegangan agar sesuai dengan kebutuhan rangkaian elektronika.
c. Membagi tegangan.
d. Membangkitkan frekuensi tinggi dan frekuensi rendah dengan bantuan transistor
dan kapasitor.
1. Jenis-Jenis Hambatan
Pada kehidupan sehari-hari dikenal beberapa jenis hambatan (resistor) yang
sering digunakan sesuai kebutuhannya. Jenis-jenis hambatan (resistor) tersebut,
antara lain, resistor tetap dan resistor variabel.
a. Resistor Tetap
Pada resistor tetap yang biasanya dibuat dari karbon atau kawat nikrom tipis, nilai
hambatannya disimbolkan dengan warna-warna yang melingkar pada kulit
luarnya. Simbol warna-warna tersebut mempunyai arti sesuai dengan letaknya.
Perhatikan Tabel 1!
11
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Coklat 1 1 0 ± 1%
Merah 2 2 00 ± 2%
Oranye 3 3 000 -
Kuning 4 4 0 000 -
Hijau 5 5 00 000 -
Biru 6 6 000 000 -
Ungu 7 7 - -
Abu-abu 8 8 - -
Putih 9 9 - -
Emas - - × 0,1 ± 5%
Perak - - × 0,01 ± 10%
Tanpa pita - - - ± 20%
Warna pada pita ke-1 menunjukkan angka pertama, pita ke-2 menunjukkan angka
ke-2, pita ke-3 menunjukkan banyaknya angka nol, dan pita ke-4 menunjukkan
tingkat akurasi. Resistor tetap yang dipasang pada rangkaian listrik seperti radio,
televisi, dan komputer berfungsi untuk mengatur kuat arus listrik dan beda
potensial pada nilai-nilai tertentu sehingga komponen-komponen listrik pada
rangkaian tersebut dapat berfungsi dengan baik.
Contoh Soal
Suatu resistor tetap memiliki susunan warna merah, hijau, kuning dan emas.
Berapakah nilai hambatan resistor tersebut ?
Diketahui : susunan warna merah, hijau, kuning, emas
Ditanya :R?
Jawab :
Merah = 2 Hijau = 5 Kuning = 10000 Emas = 5%
R = 25 x 10000 = 250000 5% Ω
b. Resistor Variabel
Di pasaran, resistor variabel yang kita kenal ada dua, yaitu resistor variabel
tipe berputar (potensiometer), tripot dan bergeser (rheostat). Potensiometer
merupakan jenis Variable Resistor yang nilai resistansinya dapat berubah-ubah
dengan cara memutar porosnya melalui sebuah Tuas yang terdapat pada
Potensiometer. Nilai Resistansi Potensiometer biasanya tertulis di badan
Potensiometer dalam bentuk kode angka. Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah
jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran
yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya,
dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya. Rheostat
merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus
yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai
Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.
2. Mengukur Hambatan
Anda telah dapat mengukur besar kuat arus maupun beda potensial pada suatu
penghantar. Sekarang, bagaimana caranya mengukur besar hambatan listrik? Untuk
mengukur hambatan listrik ada dua cara, yaitu secara langsung dan tidak langsung.
a. Mengukur Hambatan Secara Langsung
Anda tentu telah mengenal multimeter, yaitu alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kuat arus, beda potensial, dan hambatan. Untuk mengukur hambatan
dengan mengguna-kan multimeter, terlebih dahulu kita putar sakelar pilih pada
multimeter ke arah yang bertanda R. Dengan demikian, multimeter telah
berfungsi sebagai ohmmeter (pengukur hambatan). Hubungkan ujung-ujung
terminal multimeter dengan ujung-ujung benda yang akan diukur hambatannya,
kemudian perhatikan skala yang ditunjukkan pada multimeter!
13
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Setelah rangkaian terpasang seperti terlihat pada Gambar 12, bacalah skala yang
ditunjukkan voltmeter maupun amperemeter, kemudian hitunglah nilai hambatan R
dengan persamaan hukum Ohm!
3. Hambatan pada Kawat Penghantar
Kawat penghantar yang dipakai pada kawat listrik pasti mempunyai hambatan,
meskipun nilainya kecil. Untuk menyelidiki faktor-faktor yang memengaruhi
besarnya hambatan suatu penghantar, dapat diperoleh kesimpulan bahwa hambatan
listrik suatu kawat penghantar dipengaruhi oleh panjang kawat (l), hambatan jenis
kawat ( ), dan luas penampang kawat (A). Secara matematis, hubungan ketiga
faktor tersebut dapat dituliskan sebagai berikut.
Keterangan:
R : hambatan kawat penghantar ( )
l : panjang kawat penghantar (m)
A : luas penampang kawat penghantar (m2)
: hambatan jenis kawat penghantar ( m2)
14
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
kecil. Untuk nilai hambatan jenis suatu penghantar besar kecilnya sudah ditentukan
para ilmuwan. Perhatikan Tabel 2 berikut!
Tabel 2 Nilai Hambatan Jenis Berbagai Bahan
Hambatan Jenis Hambatan Jenis
No. Nama Zat No. Nama Zat
(ohm.m) (ohm.m)
1 Air 102 13 Karet 108 – 1013
2 Air suling 103 – 105 14 Mangan 4,3 × 10-7
3 Alkohol 5 × 104 15 Mika 1013
4 Aluminium 2,9 × 108 16 Minyak tanah 1014
5 Asam sulfat 2,5 × 102 17 Parafin 1014
6 Bakelit 105 – 1010 18 Perak 1,6 ×10-8
7 Besi 8,6 × 10-8 19 Porselin 1012 – 1014
8 Ebonit 1013 – 1016 20 Tembaga 1,7 × 10-14
9 Emas 2,3 × 10-8 21 Timbal 2,1 × 10-7
10 Kaca 1011 – 1014 22 Wolfram 5,6 × 10-8
11 Karbon 6 × 105 23 Konstanta 5 × 10-7
12 Raksa 9,58 – 10-7
Sumber: Fisika, Kane & Sternheim, 1991.
15
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Rgab = R1 + R2 + R3+………+Rn
Sehingga atau
16
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Contoh Soal
Perhatikan gambar rangkaian berikut !
Arus pada R1 :
Tegangan pada R1 :
b. Rangkaian Paralel
17
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Gambar 2.2 dapat digantikan oleh sebuah hambatan pengganti paralel Rp bernilai
beberapa hambatan yang terhubung secara paralel dapat dituliskan sebagai berikut:
Empat Prinsip susunan Paralel
1. Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian
2. Tegangan tiap-tiap komponen sama, yaitu sama dengan tegangan pada ujung-
ujung hambatan penggantinya.
V1 = V2 = V3 = …….=Vn
3. Kuat arus yang melalui hambatan penggati paralel sama dengan jumlah kuat arus
tiap-tiap komponen
Iparalel = I1 + I2 + I3 +…
4. Susunan paralel berfungsi sebagai pembagi arus dimana kuat arus pada ujung-
ujung tiap komponen sebanding dengan hambatannya.
Contoh Soal
Perhatikan gambar rangkaian berikut !
18
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Tegangan pada R1 :
Arus pada R1 :
5 Hukum Kirchoff
1. HUKUM KIRCHOFF I
Hukum kirchoff I menyatakan bahwa “Jumlah arus masuk ke suatu titik cabang
sama dengan jumlah arus yang meninggalkan titik cabang itu”. secara matematis dapat
ditulis:
Penyelesaian: Arus yang masuk adalah I1 dan I2 sedangkan arus yang keluar I3, I4, dan I5.
Menurut Hukum Kirchoff I, jumlah arus yang masuk sama dengan jumlah arus yang
keluar.
19
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Diketahui : I1 = 2A I3 = 0.5A
I2 = 1A I4 = 1.5A
Ditanya : I5?
Jawab :
Pada gambar di atas sakelar (s) terbuka atau rangkaian terbuka sehingga tidak ada
arus listrik yang mengalir dari sumber tegangan (I = 0). Tegangan antara titik A dan B
(Vab) pada saat I = 0 disebut dengan Gaya Gerak Listrik (GGL).
Jadi, GGL adalah tegangan dari suatu sumber tegangan sebelum mengalirkan arus.
Pada rangkaian tertutup seperti tampak pada gambar, arus listrik akan mengalir
dari sumber tegangan ( ). Tegangan antara titik A dan B ( ) pada saat
disebut dengan tegangan iepit ( ). Jadi, tegangan jepit adalah tegangan dari suatu
sumber tegangan setelah mengalirkan arus. Besar tegangan jepit antara titik A dan B
adalah:
atau
Suatu sumber tegangan, misalnya baterai atau dinamo, mempunyai hambatan
dalam (r) sehingga ketika sumber tegangan mengeluarkan arus, tegangannya akan
menurun. Besar penurunan tegangannya ( ) adalah:
Sumber tegangan dengan Gaya Gerak Listrik (GGL)= , dan hambatan dalam =
r dapat dirangkai secara seri, paralel, maupun gabungan antara keduanya.
Susunan seri
20
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
jika terdapan n buah GGL yang masing-masing besarnya = dan hambatan dalamnya r
yang disusun seri, maka:
Jadi:
Susunan paralel
Contoh soal:
Tiga buah baterai disusun seri kemudian dihubungkan dengan sebuah lampu prjar yang
hambatannya I Q . Jika masing-masing baterai memiliki GGL 1,5 V dan hambatan dalam
0,5 Q , kuat arus yang mengalir melalui lampu adalah .…
A. 1 A
B. 1,2 A
C. 1,4 A
D. 1,6 A
21
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
E. 1,8 A
Pembahasan:
Banyak baterai n=3
Hambatan dalam
Hambatan lampu
GGL dan hambatan dalam pengganti:
HUKUM KIRCHOFF II
Hukum Kirchoff II didasarkan pada penjabaran daya (P) pada sebuah rangkaian yang
memiliki beberapa sumber tegangan (beberapa ggl).
Hukum Kirchoff II menyatakan bahwa “Dalam suatu rangkaian tertutup, jumlah aljabar
gaya gerak listrik ( ) dengan penurunan tegangan (IR) sama dengan nol”. Secara
metematis dinyatakan dengan :
Dengan perjanjian tanda untuk GGL dan kuat arus sebagai berikut.
a) GGL bertanda positif jika kutub negatif lebih dulu di jumpai loop dan sebaliknya
ggl negatif jika kutub positif lebih dulu dijumpai loop.
= positif
= negatif
22
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
b) Kuat arus bertanda positif jika searah dengan loop dan bertanda negatif jika
berlawanan dengan arah loop.
Contoh soal:
Sebuah rangkaian tersusun seperti gambar berikut.
Loop 1
(pers.1)
Loop 2
(pers.2)
Eliminasi dan substitusi (pers.1) dan (pers.2)
(x6)
(x8)
Sehingga persamaan menjadi:
________________+
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik
dalam suatu rangkaian listrik tertutup. Energi listrik yang diberikan oleh suatu
sumber dc bertegangan V (Volt) yang mencatu arus I (ampere) selama selang waktu
t (sekon) dinyatakan oleh,
W=Vlt
Karena V = I Ratau I = V/R
maka energi listrik W dapat juga dinyatakan oleh :
W = I2 R t Atau
3. Daya Listrik
Daya listrik. Daya listrik baterai V yang mencatu arus I melalui resistor
(hambatan) R dinyatakan oleh :P = W/t Atau P = V l
24
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Arus listrik I yang mengalir melalui resistor R akan menyebabkan daya yang
dikirim baterai hilang dalam bentuk panas ini disebut daya disipasi, dan dirumuskan
oleh
P = I2 RatauP = V2/R . Jika elemen listrik dengan V1 volt, P1 diberi tegangan V2 volt,
maka karena hambatan listrik elemen tetap diperoleh besar daya disipasinya adalah:
D Latihan
25
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
Berdasarkan data pada tabel, hitunglah nilai hambatan listrik! Apakah data pada
tabel menggambarkan hukum Ohm ?
Jika semua hambatan bernilai 5 Ω, berakah kuat arus listrik yang mengalir pada
hambatan R5 bila titik A-B dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 10 volt
?
5. Seutas kawat tembaga sepanjang 20 cm dihubungkan dengan baterai bertegangan
5 Volt. Berapakah kuat arus listrik yang mengalir pada kawat tersebut ?
6. Sebuah rangkaian memiliki 6 buah arus (I1, I2, I3, I4, I5, dan I6) seperti gambar di
bawah. Besarnya arus masing-masing adalah 6, 5, 3, 4, dan 2 dalam satuan
Ampere (A). Berapakah besarnya arus I6?
Diketahui ε1 = 16 V ε2 = 8 V ε3 = 10 V R1 = 12
ohm R2 = 6 ohm R3 = 6 ohm. Jika hambatan dalam
sumber tegangan diabaikan, berapa kuat arus yang
melalui R2?
26
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
E Daftar Pustaka
Bob Foster. 2014. Akselerasi Fisika 2 untuk SMA/MA kelas XI . Jakarta: Erlangga
27
Bahan Ajar
Kelas XII Semester 2
28