0 Untuk Dilelangkan
Rev. Deskripsi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
DAFTAR ISI
1. TUJUAN
2. RUANG LINGKUP
Dokumen ini mencakup persyaratan minimal Spesifikasi pengecatan pipa baja dan
fasilitas pendukungnya untuk sistem jaringan pipa distribusi gas yang meliputi
persiapan permukaan, pelaksanaan dan inspeksi.
3. DEFINISI
4. ACUAN
5. KETENTUAN UMUM
5.1. Pengecatan harus dilakukan oleh orang yang familiar dan berpengalaman dalam
semua pekerjaan pengecatan yang meliputi persiapan permukaan, pengendalian
material, kandungan senyawa organik yang mudah menguap (Volatile Organic
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 7 dari 18
6.1. Permukaan yang akan dicat umumnya salah satu dari kondisi di bawah ini:
a) Permukaan telanjang yang memerlukan pembersihan, persiapan
permukaan, dan pengecatan.
b) Permukaan yang disiapkan dan diberi cat dasar dari pabrik yang
memerlukan pengecatan tambahan.
c) Permukaan yang disiapkan dan telah diberi cat dasar dari pabrik yang
mengalami kerusakan dan memerlukan persiapan permukaan dan
perbaikan cat pada tempat tertentu.
6.2. Semua konstruksi yang permanen harus dicat, dengan perkecualian berikut
ini:
a) Pekerjaan logam yang sudah diplating, dipoles.
b) Ubin, teraso, dan lantai semen yang pengejaan akhirnya diberi pengeras.
c) Plafon dan permukaan dinding yang telah dicat.
d) Gelas ukur dan gelas tembus pandang.
e) Permukaan baja tahan karat dan paduan tembaga.
f) Nipple dan fitting yang diberi pelumas.
g) Permukaan yang dikerjakan dengan permesinan.
h) Permukaan kontak dari gasket.
i) Sambungan berulir.
j) Pinggiran lasan.
k) Nama peralatan atau pelat instruksi khusus.
l) Valve stem, sambungan yang bergerak, poros kompressor atau pompa.
m) Permukaan yang diberi pelumas atau yang telah mendekati toleransi
kerjanya.
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 8 dari 18
6.3. Permukaan yang dibersihkan dan dipersiapkan untuk pengecatan harus diberi
cat dasar pada hari yang sama, sebelum permukaan yang dibersihkan
menunjukkan adanya oksidasi atau dapat terkontaminasi. Daerah yang
menunjukan perkembangan karat atau menjadi kotor sebelum diberikan cat
dasar harus di dilakukan persiapan ulang.
6.4. Pipa harus dilapisi secara penuh pada daerah penyokong pipa sebelum
dipasang pada penyokongnya. Bantalan dari logam yang memadai atau
lempengan ganda yang dilas ke pipa, sebelum pengecatan harus dipersiapkan
untuk semua penyokong pipa.
7. SISTEM PENGECATAN
7.1. Jenis generik material cat untuk melindungi permukaan eksternal pada
kondisi pemakaian tertentu seperti ditunjukan pada Dokumen Nomor JRG-
EG-SC-006, Spesifikasi Teknik Material Painting.
7.2. Sistem pengecatan permukaan logam terdiri dari lapisan cat dasar dari bahan
primer yang telah disetujui, lapisan intermediete, dan lapisan akhir (atas).
Ketebalan akhir dalam kondisi kering - Dry Film Thickness (DFT) setiap lapisan
untuk setiap item yang akan dicat seperti ditunjukan pada Tabel 1 sampai 5,
Dokumen Nomor JRG-EG-SC-006, Spesifikasi Teknik Material Painting.
7.3. Kode warna untuk setiap item atau material seperti pada Tabel 1 sampai 5,
Dokumen Nomor JRG-EG-SC-006, Spesifikasi Teknik Material Painting.
8. PERSIAPAN PERMUKAAN
8.1. Peralatan untuk pengecatan dan persiapan permukaan yang memadai harus
dipersiapkan oleh kontraktor. Peralatan tersebut harus disiapkan oleh
kontraktor dan dalam keadaan baik.
8.2. Sebelum pengecatan, semua permukaan harus dibersihkan secara baik dari
setiap material yang akan menyebabkan kerusakan prematur dari cat.
8.3. Bahan abrasive dan pembersih lainnya yang digunakan untuk pembersihan
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 9 dari 18
permukaan harus dipersiapkan secara baik sesuai spesifikasi dan bebas dari
kontaminan.
8.4. Permukaan baja telanjang harus dibuat bebas dari pecahan, tonjolan,
percikan lasan, dan endapan lainnya dengan menggunakan gerinda, kerikan,
dan sikat kawat. Kontaminan seperti minyak dan oli harus dihilangkan dengan
detergen atau larutan pembersih dan diikuti oleh pembersihan akhir dengan
kain pembersih dan pelarut untuk menghilangkan sisa minyak sesuai dengan
SSPC-SP 1.
8.5. Permukaan baja yang dipasang di atas tanah harus dibersihkan secara
mekanis dengan abrasive blasting menggunakan open abrasive blast, proses
pembersihan dan pengeringan sesuai dengan SSPC-SP 10 untuk mendapatkan
profile permukaan 40 – 60 mikron. Keefektifan pembersihan harus diperiksa
sesuai dengan SSPC-VIS 1 untuk mencapai near-white metal surface finish.
Permukaan hasil dari pembersihan near-white blast harus bebas dari pernis,
kerak dari pabrik, karat, terak lasan, dan benda asing lainnya.
8.6. Pembersihan dengan hembusan material abrasive kering (dry abrasive blast)
tidak boleh dilakukan untuk kondisi berikut ini:
a) Pada permukaan yang lembap atau yang akan menjadi lembap sebelum
pemakaian cat dasar.
b) Jika temperatur pemukaan kurang dari 9°C (6°F) di atas titik embunnya
atau kelembaban relatif lebih dari 85% atau temperatur permukaan
kurang dari 3°C (37°F) di atas titik embun udara ambient.
c) Hembusan dengan material abrasive basah (wet abrasive blasting) bisa
dilakukan pada permukaan yang basah/lembap dan di bawah temperatur
ambient serta kondisi kelembaban yang tidak memungkinkan untuk
menggunakan hembusan kering (dry blasting). Kriteria kelulusan untuk
kebersihan permukaan dengan menggunakan wet abrasive blasting harus
sesuai dengan standar yang telah ditentukan.
8.7. Cacat permukaan yang ditimbulkan oleh pembersihan dengan hembusan
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 10 dari 18
Baja yang telah diberi cat dasar harus dibersihkan dari debu, oli, minyak,
karat, kerak, dan material yang merugikan lainnya. Jika permukaan yang
diberi cat dasar telah mengalami pengelasan, semua endapan terak fluks,
endapan fluks lasan yang terbentuk saat pengelasan harus dihilangkan 20 cm
dari daerah lasan dengan abrasive blasting, sikat kawat atau cara mekanis
lainnya sesuai dengan SSPC-SP 2 or SSPC-SP 3. Spesifikasi ini juga dapat
diterapkan untuk perbaikan terhadap kerusakaan pada permukaan yang
diberi cat dasar dari pabrik yang mengalami kerusakan selama pengiriman
atau konstruksi.
Perpipaan dari kuningan, tembaga dan baja tahan karat, valve, tubin, dan
fitting harus diberi pelindung yang memadai dan tidak boleh dicat.
Material panel bangunan dan trim perlu dicat hanya jika mengalami
kerusakan pada waktu pengangkutan atau penegakan. Persiapan permukaan
panel/trim harus dilakukan melalui pembersihan dengan pelarut untuk
menghilangkan minyak, oli, kotoran atau kontamian lainnya sesuai dengan
SSPC-SP 1.
9. PENGECATAN
9.1. Sebelum digunakan, cat harus diaduk/ dicampur terlebih dahulu secara
mekanis sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya. Pengadukan dengan
tangan hanya diperbolehkan untuk paket tunggal material dalam kemasan 4
liter atau yang lebih kecil.
9.2. Cat yang diaduk/dicampur dalam wadah aslinya tidak boleh dipindahkan
sampai semua zat pewarna (pigmen) bercampur dengan medianya, meskipun
sebagian dari media tersebut mungkin telah dimasukan secara temporer
untuk mempermudah pencampuran. Pemberian tiner tidak diperkenankan
tanpa adanya persetujuan dari DITJEN MIGAS, dibatasi hanya 5 persen
volume atau sesuai batasan dari VOC (volatile organic compound) - (420g/l),
mana yang lebih kecil.
9.3. Pengecatan permukaan baja harus dilakukan secara hati-hati dengan
menggunakan peralatan semprot yang berkualitas tinggi sesuai dengan SSPC-
PA 1. Penyemprotan tanpa udara lebih baik dari pada penyemprotan
konvensional, kecuali jika penggunaan cara yang terakhir memang
diperlukan. Penggunaan kuas dan roller harus dibatasi hanya jika cara
penyemprotan tidak bisa dilakukan. Permukaan yang dicat harus bebas dari
tetesan, benjolan-benjolan, gelombang-gelombang.
9.4. Permukaan tidak boleh dicat pada saat hujan, adanya angin, kabut, embun
atau pada daerah dimana adanya udara yang mengandung unsur yang dapat
merusak. Permukaan yang dibersihkan dengan hembusan harus sesegera
mungkin diberi cat dasar secara lengkap, tetapi tidak boleh melewati hari
tersebut jika menggunakan hembusan pasir (sand blasting).
9.5. Untuk mendapatkan hasil yang maskimum, setiap pengecatan material harus
dilakukan secara berkesinambungan yang membentuk lapisan dengan
ketabalan yang seragam, bebas dari lubang-lubang. Adanya lubang-lubang
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 14 dari 18
atau daerah yang tidak tercat harus dicat ulang dan dibiarkan mengering
sebelum pengecatan berikutnya dilakukan.
9.6. Setiap pengecatan harus dalam kondisi atau kekeringan yang sesuai sebelum
pengecatan berikutnya. Material harus dikeringkan untuk pengecatan ulang
jika cat tambahan dapat diterapkan tanpa menimbulkan ketidakteraturan
lapisan yang merusak seperti pengelupasan atau hilangnya pelekatan lapisan
bawahnya.
9.7. Kondisi ambient yang dapat membatasi pelaksanaan pengecatan adalah
sebagai berikut:
(a) Pengecatan tidak boleh dilakukan jika temperatur udara ambien kurang
dari 4°C (40°F), kelembaban relatif lebih besar dari 85 persen atau
temperatur permukaan kurang dari 3°C (37°F) di atas titik embun udara
ambien.
(b) Pengecatan tidak boleh dilakukan terhadap permukaan luar jika ada
kemungkinan hujan turun sebelum pengecatan sempurna.
(c) Pengecatan tidak boleh dilakukan jika temperatur permukaan berada di
bawah titik temperatur minimum curing.
(d) Pengecatan tidak boleh dilakukan jika temperatur permukaan lebih besar
dari 39°C (102°F).
(e) Pengecatan tidak boleh dilakukan jika kecepatan angin dapat menyapu
serangga, debu dan kotoran menempel ke lapisan cat atau
mempengaruhi pelaksanaan pengecatan.
10.1. Permukaan yang telanjang harus di beri lapisan dasar dengan satu lapisan cat
dasar. Material cat dasar yang digunakan harus sesuai dengan Dokumen
Nomor JRG-EG-SC-006, Spesifikasi Teknik Material Painting.
10.2. Batasan-batasan yang terkait dengan pemakaian cat dasar adalah:
a) Lapisan cat dasar harus digunakan dalam kurun waktu 4 (empat) jam dari
dimulainya pembersihan.
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 15 dari 18
b) Pelapisan yang telah selesai harus bebas dari cacat (seperti lubang kecil,
bolongan, gelembung, lelehan dan lengkungan). Daerah yang cacat harus
diperbaiki dengan pengecatan tambahan atau dihilangkan dan dilakukan
pengecatan ulang.
c) Permukaan yang telah diberi lapisan cat dasar yang terpapar pada udara
lautan atau tercemar, harus dibersihkan dengan air tawar dan dikeringkan
sebelum pengecatan di atasnya.
d) Jika logam telanjang terpapar selama pembersihan baja yang telah dicat
sebelumnya, cat dasar harus digunakan untuk menutup daerah yang
terpapar tersebut sebelum proses pelaksanaan lapisan antara
(intermediate) atau lapisan akhir.
10.3. Untuk menjaga ketebalan cat dasar, semua kepala baut, mur, pinggiran,
sudut dan celah harus diberi garis dengan cat dasar menggunakan kuas
dalam sekali jalan (jika penyemprotan) sebelum baja diberikan cat dasar
secara penuh.
11.1. Lapisan atas harus terdiri dari lapisan di bawahnya dan lapisan atas yang
diterapkan pada cat dasar. Jika tiner diizinkan oleh DITJEN MIGAS untuk
digunakan, keketebalan lapisan dalam keadaan basah harus secara
proporsional ditambah untuk mendapatkan DFT (Dry Film Thickness) yang
benar seperti yang ditentukan pada Tabel 1 sampai 5, Dokumen Nomor JRG-
EG-SC-006, Spesifikasi Teknik Material Painting.
11.2. Pelaksanaan lapisan paling atas dan persyaratan warna harus seperti berikut
ini:
a) Setiap lapisan cat harus sudah kering ketika disentuh sebelum
pelaksanaan lapisan berikutnya.
b) Pencampuran/pengadukan cat untuk lapisan atas harus dilakukan dalam
batas waktu yang ditentukan oleh pabrik pembuatnya.
c) Sistem perpipaan harus diberi kode warna untuk mengidentifikasi jenis
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 16 dari 18
12. INSPEKSI
12.1. Semua pekerjaan dan material yang dipakai dalam standar ini harus
menjalani inspeksi oleh DITJEN MIGAS. Semua bagian dari pekerjaan harus
bisa diakses oleh DITJEN MIGAS. Persetujuan terhadap setiap lokasi
pekerjaan, peralatan, persiapan permukaan, pelapisan pertama dan
sebagainya harus diperoleh sebelum pekerjaan dimulai.
12.2. Pekerjaan harus diinspeksi dengan ketentuan sebagai berikut:
(a) Inspeksi semua permukaan sebelum, selama dan setelah pekerjaan
persiapan permukaan.
(b) Inspeksi kebersihan dan kesesuaian operasi dari semua peralatan blasting
dan penyemprotan serta menjamin bahwa kualitas udara yang
dipersyaratkan terpenuhi.
(c) Inspeksi pekerjaan pencampuran dua kemasan cat untuk menjamin resin
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 17 dari 18
12.6. Ketebalan film kering (DFT) untuk setiap lapisan harus ditentukan sesuai
dengan SSPC-PA 2, menggunakan Elcometer Model 255F atau yang serupa
pada 5 (lima) titik yang rata untuk 10 meter persegi daerah permukaan.
12.7. Pengecatan yang tercakup dalam standar ini ternyata tidak dilakukan inspeksi
DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI
Judul Dokumen: Rev: 0
KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Standar Dan Spesifikasi Kuntruksi
Pipa CS
REPUBLIK INDONESIA
Painting Hal 18 dari 18
dan belum mendapat seretujuan dari DITJEN MIGAS harus dihilangkan dan
dilapis ulang untuk mendapat persetujuan dari DITJEN MIGAS.
12.8. Jika diperlukan, perwakilan pabrik pembuat harus menghadiri secara terus
menerus untuk menjamin bahwa pencampuran, katalisasi resin dan
pelaksanaan sesuai dengan rekomendasi pabrik pembuatnya.
13.1. DITJEN MIGAS tidak bertanggung jawab jika kontraktor atau vendor
diharuskan menghentikan pekerjaan yang disebabkan oleh adanya kondisi
lingkungan yang membahayakan. Dalam kasus demikian, pekerjaan harus
dilaksanakan dalam kondisi cuaca yang buruk, jika tidak, kontraktor atau
vendor diberikan kewenangan untuk memindahkan pelaksanaa pekerjaan ke
lokasi lain hingga kondisi lingkungan membaik.
13.2. Kontraktor atau vendor harus disebutkan dalam hasil inspeksi akhir laporan
harian. Kontraktor akan mendapatkan dari pabrik pembuat untuk setiap
pengiriman batch, sebuah sertifikat mengenai pernyataan jaminan kualitas
cat yang baik bahwa karakteristik produk yang dikirimkan dan yang tertulis
dalam buletin produk adalah sama.
13.3. Kontraktor atau vendor harus menjamin semua pekerjaan pengecatan.
Kondisi (persyaratan) ini akan diterapkan bahkan jika ada korosi yang lebih
membahayakan dari pada yang tercakup pada spesifikasi. Kerusakan mekanis
tidak termasuk dalam jaminan ini.