Perhitungan Shelter Kompresor

PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN JOB NO.
:
DAN PENGANGKUTAN BULK ELPIJI DOC. NO. :
( SPPBE )
LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

RUMAH POMPA & KOMPRESOR LPG DATE : 08/06/2022
PROYEK : PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN DAN

PENGANGKUTAN BULK ELPIJI ( SPPBE )
PEMILIK : PT PERTAMINA (PERSERO)
LOKASI : SITABO-TABO, KEC. SIBORONGBORONG,
KAB. TAPANULI UTARA - SUMATERA UTARA
NO. DOKUMEN :
0 Issued For Approval 8/6/2022 MA IG

REV. DESCRIPTION DATE PREPARED CHECKED REVIEW APPR.
Page 1 of 48
PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN JOB NO. :
( SPPBE )

1. UMUM
1.1. Pendahuluan
Perhitungan ini dimaksudkan untuk merencanakan Struktur Rumah Pompa & Kompresor LPG di
SITABO-TABO, Kec. Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara untuk proyek
Perencanaan Pembangunan Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum SPBU ( DODO ).
1.2. Dokumen Referensi

a) Gembar General Layout Pembangunan Stasiun Pengisihan Bahan Bakar Umum SPBU ( DODO ).
1.3. Deskripsi Bangunan

Struktur bangunan rumah pompa & kompresor LPG direncanakan menggunakan Struktur Rangka Baja ,
sedangkan pondasi direncanakan menggunakan pondasi Footing, Layout Pembangunan Stasiun
Pengisihan dan Pengangkutan Bulk Elpiji. Dapat dilihat pada Gambar 1.1.
LOKASI
Page 2 of 48
( SPPBE )

Gambar 1.1 Layout
Gambar 1.2 Denah Bangunan Rumah Pompa & Kompresor LPG
Page 3 of 48
( SPPBE )

Gambar 1.3 Tampak Bangunan Pengisian Elpiji
2. DESAIN KRITERIA
2.1. Peraturan dan Standard
a) SNI 2847:2019 : “Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung”;
b) SNI 1729:2020 : “Spesifikasi untuk bangunan gedung baja struktural”;
c) SNI 1726:2019: “Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur bangunan gedung dan
non gedung”;
d) SNI 1727:2020 : “Beban minimum untuk perancangan bangunan gedung dan struktur lain”;
e) SNI 2052:2017, "Baja Tulangan Beton"
2.2. Peraturan dan Standard

Satuan pengukuran yang digunakan adalah Sistem Satuan Internasional (SI) - standar metrik.
2.3. Material
Berikut adalah spesifikasi material yang digunakan dalam perencanaan.
a) Struktur Baja
Struktur baja harus sesuai dengan ASTM A-36.
Tegangan leleh minimum, fy = 235 MPa
Tegangan putus minimum, fu = 400 MPa
Modulus Elastisitas, Es = 200000 MPa
Berat jenis baja, gs = 78.5 kN/m3
b) Struktur Beton
Beton bertulang untuk struktur dan pondasi, K - 300
Kuat tekan beton minimum pada hari ke 28, fc' = 25 MPa
Berat jenis beton, gc = 24 kN/m3
c) Besi Tulangan
Tulangan utama harus sesuai dengan SNI 2052:2017 BjTS 420.
Tegangan leleh, fy = 420 MPa
Tegangan putus, fu = 525 MPa
Page 4 of 48
( SPPBE )

Tulangan biasa ( untuk ø<10mm bukan termasuk tulangan utama )
harus sesuai dengan SNI 2052:2017 BjTP 280. fy = 280 MPa
Tegangan leleh, fu = 350 MPa
Tegangan putus,
2.3. Desain beban

Berikut adalah pembebanan yang digunakan dalam perencanaan.
a) Beban Mati (D)
Beban mati mengacu pada berat struktur itu sendiri dan semua material yang melekat secara 'permanen di
sana, atau didukung dengan demikian. Beban mati struktur beton dan baja akan dihitung dengan program
struktur SAP2000 dengan berat satuan bahan beton adalah 24 kN/m3 dan bahan baja adalah 78,5 kN/m3
b) Beban Mati Tambahan (SDL)
Beban mati mengacu pada berat material secara permanen disana, atau didukung dengan demikian. beban
mati tambahan struktur akan diinput manual pada program struktur SAP2000 dengan berat satuan bahan
sesuai material yang dipakai.
c) Beban Hidup Atap (Lr)
Beban hidup mengacu pada beban yang tidak permanen pada struktur seperti beban yang disebabkan oleh
pekerja. Beban hidup diambil 1,33 kN per joint / 0.98kN/m2 per area sesuai SNI 1727:2020.
d) Beban Hidup (L)
Beban hidup mengacu pada beban yang tidak permanen pada struktur seperti beban yang disebabkan oleh
orang yang tinggal di tempat tersebut. Beban hidup diambil 1.98kN/m2 per area sesuai SNI 1727:2020.
e) Beban Air Hujan (R)
Beban hidup mengacu pada beban yang tidak permanen pada struktur seperti beban air hujan disebabkan
oleh kondisi hujan di tempat tersebut. Beban air hujan diambil 20 - 40 kg/m2 per area SKBI 1.3.53.1987.
e) Beban Gempa (E)
Beban gempa dihitung menggunakan metode spektrum respons sesuai dengan "Tata Cara
perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung", 2019 dengan
(SNI 1726:2019) parameter percepatan respons spektral MCER pada periode 1 detik, dan spektral
MCER parameter percepatan respon pada periode pendek, sesuai peta seismik SNI 1726:2019.
Page 5 of 48
( SPPBE )

2.4. Kombinasi Beban

Kondisi pemuatan dan kombinasi mengacu pada SNI 1726:2019: “Tata cara perencanaan ketahanan gempa
untuk struktur bangunan gedung dan non gedung, dan harus mengikuti pengaturan modifikasi seperti di
bawah ini.
Tabel 2.1 Kombinasi Beban Terfaktor

No. Kondisi Pembebanan Kombinasi Pembebanan Reference
1 1.4D
2 1.2D + 1.6L + 0.5Lr
3 1.2D + 1.6L + 0.5R
4 1.2D + 1.6Lr + 1.0L
5 1.2D + 1.6Lr + 0.5W
6 1.2D + 1.6R + 1.0L
Ultimate SNI 1726 - 2019
7 1.2D + 1.6R + 0.5W
8 1.2D + 1.0W + 1.0L + 0.5Lr
9 1.2D + 1.0W + 1.0L + 0.5R
10 0.9D + 1.0W
11 1.2D + 1.0L + 1.0E
12 0.9D + 1.0E
Tabel 2.2 Kombinasi Beban Non Terfaktor
No. Kondisi Pembebanan Kombinasi Pembebanan Reference
1 1.0D
2 1.0D + 1.0L
3 1.0D + 1.0Lr
Page 6 of 48
( SPPBE )

4 1.0D + 1.0R
5 1.0D + 0.75L + 0.75Lr
6 1.0D + 0.75L + 0.75R
7 Service 1.0D + 0.6W SNI 1726 - 2019
8 1.0D + 0.75W + 0.75L + 0.75Lr
9 1.0D + 0.75W + 0.75L + 0.75R
10 0.6D + 0.6W
11 1.0D + 0.75E
12 1.0D + 0.525E + 0.75L
13 0.6D + 0.7E
3. PEMODELAN STRUKTUR DAN PERHITUNGAN BEBAN

3.1. Model 3D
Pemodelan struktur dilakukan dengan menggunakan program analisis struktur SAP2000.
Page 7 of 48
( SPPBE )

Gambar 3.1 Model 3D
3.2. Properti Penampang

Properti penampang yang digunakan pada pemodelan adalah sebagai berikut.
Tabel 3.1 Properti Material Beton

Kuat Tekan Modulus Elastisitas Berat Jenis Poisson's Rasio
fc' Ec g u
(Mpa) (Mpa) (kN/m3)
25 23500.00 24 0.2
Tabel 3.2 Properti Material Baja

Steel Strength Mod. of Poisson's
Unit Weight
Yield Tensile Elasticity Ratio
Grade
fy fu Es g u
(MPa) (MPa) (Mpa) (kN/m ) 3
ASTM A36 235 400 200000 78.5 0.3
BJTS 28 280 350 200000 78.5 0.3

BJTS 42 420 525 200000 78.5 0.3
Tabel 3.3 Properti Penampang Beton

Dimensi Area
Elemen Section H B C t1 t2 r A
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (cm2)
Rafter IWF 200 100 5.5 8 11 27.16
Beam IWF 150 75 5 7 8 17.85
Column IWF 200 100 5.5 8 11 27.16
Brace CNP 150 50 20 3.2 8.61
Berat Momen Inersia Radius Girasi Section Modulus
Elemen Section w Ix Iy ix iy Zx Zy
kg/m (cm4) (cm4) (cm) (cm) (cm3) (cm3)
Page 8 of 48
( SPPBE )

Rafter IWF 21.3 1,840 134 8.24 2.22 184 26.8
Beam IWF 14 666 50 6.11 1.66 88.8 13.2
Column IWF 21.3 1,840 134 8.24 2.22 184 26.8
Brace CNP 6.76 280 28 5.71 1.81 37.4 8.19
Tabel 3.4 Properti Penampang Beton

Momen Section
Dimensi Luas Berat
Inersia Modulus
Elemen b h A W I Z
(mm) (mm) (cm2) (kg/m) (cm4) (cm3)
Pedestal CP1 400 400 1600 384 213333.333 10666.6667
Rangka Atap Galvalume
3.3. Pembebanan
3.3.1. Beban Mati
Beban mati adalah beban sendiri struktur yang dimodelkan dan dihitung otomatis oleh SAP2000 dengan
perintah "Self Weight Multiplier = 1".
3.3.2. Beban Mati Tambahan

Beban mati tambahan meliputi beban-beban seperti berikut :
A. Berat penutup atap

Berat zincalume t=0.5mm wpa = 6.15 kg/m2
Sudut kemiringan atap a= 10 o
Berat Plafond + Rangka Plafond qpf = wb = 18 kg/m2

Total berat atap per m2, wt = wpa + wpf = 24.15 kg/m2
jarak antar gording l= 1.20 m
qt = wt * I = 28.98 kg/m
berat tambahan 15% qadd = qt * 15% = 4.35 kg/m
Safety factor, SF = 1.00
Total Load, qa = (qt + qadd) * SF = 33.33 kg/m
Page 9 of 48
( SPPBE )

B. ACP Lisplank
ACP Weight, wb = 5.6 kg/m2
ACP Finishing High, h= 0.6 m
ACP Finishing Weight, qb = wb * h = 3.4 kg/m
Vertikal hollow 30x30 Frame Weight, wc = 1.11 kg/m
Horizontal hollow 30x30 Frame Weight wd = 1.11 kg/m
Vertikal hollow Frame Lenght/m l1 = 1 m
Horizontal hollow Frame Lenght/m l2 = 4 m
ACP Frame Load, qc = wc * l1 + wd * l2 = 5.77 kg/m
Factor load, SF = 1.00
Total load, qa = (qb + qc) * SF = 9.13 kg/m
3.3.3. Beban Hidup

Beban hidup atap yang diambil adalah 1,33 kN per titik sesuai SNI 1727:2020.
3.3.4. Beban Hujan

Beban air hujan di talang air direncanakan 120 kg/m 2.
Beban air hujan whujan = 20 kg/m2
Jarak antar gording l= 1.2 m
Beban air hujan per m' qhujan = whujan * l = 24 kg/m
3.3.5. Beban Angin (W)

Beban angin dihitung berdasarkan SNI 1727:2020 atau ASCE 7-16 dengan dasar kecepatan angin
35,8 m/dtk. Beban angin diterapkan pada bangunan dan struktur lainnya dengan mempertimbangkan
ketinggian hingga 18 m berdasarkan pada Prosedur Amplop.
1. Kategori risiko bangunan atau struktur lainnya, II

2. Kecepatan angin dasar, V= 35.8 m/s
3. Parameter beban angin,
- Faktor arah angin, Kd = 0.85
- Kategori eksposur, C
- Kategori topografi, Kzt = 1
Page 10 of 48
( SPPBE )

- Faktor efek hembusan angin, G= 0.85
4. Koefisien eksposur tekanan velositas, Kz
- Untuk 4.6 m ≤ z < zg Kz = 2.01 * (z/zg)2/α = 0.88
- Tinggi bangunan, z= 5.3 m
-α = 9.5
- zg = 274.32 m
5. Tekanan velositas, qz = 0.613 * Kz * Kzt * Kd * V = 2
584.79 N/m2
5. - Minimum desain beban angin, qz = 770.00 N/m2
5. - Beban angin memakai, qz = 770.00 N/m2
6. Koefisien tekanan,
Load Case A
- Angin arah x, CNW = 1.1
CNL = -0.33
- Angin arah y, CN = -0.8
Load Case B
- Angin arah x, CNW = 0.167
CNL = -1.17
- Angin arah y, CN = 0.8
7. Tekanan angin, p
Desain beban angin dihitung berdasarkan formula berikut:

p = q * G * Cp
dimana:
p = tekanan desain yang digunakan dalam penentuan beban angin (N/m 2)
q = qz = qh = tekanan velositas (N/m2)
G = Faktor efek tiupan angin
Cp = koefisien tekanan eksternal yang digunakan dalam penentuan beban angin
Load Case A
Tabel 3.5 Angin Arah x (Load Case A)
q G CN = p Rafter Dist. Wy
Wind Direction
N/m 2
N/m 2
m kN/m
0.5L 770 0.85 1.10 719.95 4.00 2.88
0.5L 770 0.85 -0.33 -216.0 4.00 -0.86
Page 11 of 48
( SPPBE )

Tabel 3.6 Angin Arah y (Load Case A)

q G CN p Width Wx
Wind Direction
N/m 2
N/m 2
m kN/m
Side 770 0.85 -0.80 -523.6 4.00 -2.09
Load Case B
Tabel 3.7 Angin Arah x (Load Case B)
q G CN = p Rafter Dist. Wy
Wind Direction
N/m2 N/m2 m kN/m
0.5L 770 0.85 0.17 109.30 4.00 0.44
0.5L 770 0.85 -1.17 -765.8 4.00 -3.06
Tabel 3.8 Angin Arah y (Load Case B)

q G CN p Width Wx
Wind Direction
N/m2 N/m2 m kN/m
Side 770 0.85 0.80 523.6 4.00 2.09
3.3.3. Beban Gempa

Beban gempa dihitung menggunakan metode spektrum respon sesuai SNI 1726:2019 dengan
Parameter percepatan respons spektral MCER pada periode 1 detik, S1 = 1.525g dan spektral MCER
Parameter percepatan respon pada periode pendek, Ss = 0.689g.
Parameter situs:
Kelas Situs, SE Tabel 5 SNI-1726-2019
untuk tanah lunak dengan Navr < 15 sesuai Tabel SNI-1726-2019
Kategori risiko bangunan, II Tabel 3 SNI Tabel 3 SNI-1726-2019
Faktor Kepentingan Seismik, Ie = 1 Tabel 4 SNI Tabel 4 SNI-1726-2019
Parameter percepatan respons spektral MCER yang dipetakan pada periode singkat,
Ss = 1.525 g (Fig. 15 SNI 1726:2019)
Parameter percepatan respons spektral MCER yang dipetakan pada periode 1 detik,
Page 12 of 48
( SPPBE )

S1 = 0.623 g (Fig. 16 SNI 1726:2019)
Koefisien situs periode pendek, Fa = 0.80 Tabel 6 SNI-1726-2019
Koefisien situs periode panjang, Fv = 2.00 Tabel 7 SNI-1726-2019
Merancang parameter percepatan respons spektral pada periode singkat,
SDS = (2/3) * Fa * Ss = 0.813 g (Eq. 7 & 9 SNI 1726:2019)
Rancang parameter percepatan respons spektral pada periode 1 detik,
SD1 = (2/3) * Fv * S1 = 0.830 g (Eq. 8 & 10 SNI 1726:2019)
kategori desain seismik,
(1) Untuk 0.33 ≤ SDS < 0.50, = D (Tabel 8 SNI 1726:2019)
(2) Untuk 0.20 ≤ SD1 = D (Tabel 9 SNI 1726:2019)
Faktor modifikasi respons, R= 8 (Tabel 12 SNI 1726:2019)

Nilai faktor skala awal untuk spektrum respons dalam arah X (RSPX)
- Untuk arah X & Y SF = Ie / R * g * 100% * scale factor= 1.226
- Untuk arah X & Y SF = Ie / R * g * 30% * scale factor = 0.368
3.4. Hasil Analisis Struktural

3.4.1. Steel Stress Ratio
Rasio Tegangan Baja untuk elemen baja dari kombinasi hasil analisis struktur 3D adalah:
dirangkum dalam Tabel berikut.
Tabel 3.9 Steel Stress Ratio WF 200.100

Frame DesignSect DesignType Ratio Combo
Text Text Text Unitless Text
12 WF 200.100 Column 0.38036 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
14 WF 200.100 Column 0.38036 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
19 WF 200.100 Column 0.38036 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
39 WF 200.100 Column 0.38036 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
45 WF 200.100 Brace 0.245377 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
52 WF 200.100 Brace 0.245377 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
53 WF 200.100 Brace 0.245377 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
60 WF 200.100 Brace 0.245377 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
47 WF 200.100 Brace 0.167954 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
50 WF 200.100 Brace 0.167954 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
55 WF 200.100 Brace 0.167954 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
58 WF 200.100 Brace 0.167954 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
48 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
49 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
56 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5RPage 13 of 48
19 WF 200.100 Column 0.38036 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
39 WF 200.100 Column 0.38036 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
45 WF 200.100 Brace 0.245377 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
52 WF 200.100 Brace 0.245377 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
53 WF 200.100PEMBANGUNAN
Brace STASIUN55.
0.245377 1.2D - 1.0Wy + JOB
PENGISIAN 1.0L +NO.
0.5R:
60 WF 200.100 DAN Brace
PENGANGKUTAN
0.245377 BULK ELPIJI
55. 1.2D - 1.0Wy + DOC.
1.0L + NO.
0.5R :
47 WF 200.100 Brace ( SPPBE ) 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
0.167954
50 WF 200.100 Brace 0.167954 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
55 WF 200.100 LAPORAN
Brace PERHITUNGAN
0.167954 55. 1.2D - 1.0Wy + REV.
STRUKTUR 1.0L +00.5R
58 WF 200.100 RUMAH
Brace POMPA & KOMPRESOR
0.167954 55. 1.2DLPG
- 1.0Wy + DATE
1.0L + 0.5R
: 08/06/2022
48 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
49 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
56 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
57 WF 200.100 Brace 0.165701 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
46 WF 200.100 Brace 0.158444 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
51 WF 200.100 Brace 0.158444 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
54 WF 200.100 Brace 0.158444 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
59 WF 200.100 Brace 0.158444 55. 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R
65 WF 200.100 Brace 0.073078 97. 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R
67 WF 200.100 Brace 0.073078 97. 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R
61 WF 200.100 Brace 0.070886 52. 1.2D + 1.0Wx + 1.0L + 0.5R
63 WF 200.100 Brace 0.070886 52. 1.2D + 1.0Wx + 1.0L + 0.5R
66 WF 200.100 Brace 0.015202 97. 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R
68 WF 200.100 Brace 0.015202 93. 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5Lr
62 WF 200.100 Brace 0.014654 52. 1.2D + 1.0Wx + 1.0L + 0.5R
64 WF 200.100 Brace 0.014654 52. 1.2D + 1.0Wx + 1.0L + 0.5R
Syarat yang harus dipenuhi: Ratio ≤ 1

0.38 < 1.00 → AMAN (OK)
Tabel 3.10 Steel Stress Ratio WF 150.75

9 WF 150.75 Beam 0.147927 58. 1.2D + 1.0L + 1.0Ey
10 WF 150.75 Beam 0.147931 58. 1.2D + 1.0L + 1.0Ey

0.15 < 1.00 → AMAN (OK)
Tabel 3.11 Steel Stress Ratio CNP 150.50.20.3,2

31 CNP 150 Beam 0.944 46. 1.2D + 1.6Lr + 0.5L
28 CNP 150 Beam 0.942 46. 1.2D + 1.6Lr + 0.5L
37 CNP 150 Beam 0.441 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
34 CNP 150 Beam 0.440 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
25 CNP 150 Beam 0.440 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
22 CNP 150 Beam 0.439 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
43 CNP 150 Beam 0.438 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
16 CNP 150 Beam 0.437 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
15 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
17 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
21 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
23 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
Page 14 of 48
24 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
31 CNP 150 Beam 0.944 46. 1.2D + 1.6Lr + 0.5L
28 CNP 150 Beam 0.942 46. 1.2D + 1.6Lr + 0.5L
37 CNP 150 Beam 0.441 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
34 CNP 150 Beam 0.440 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
JOB NO. :
25 PEMBANGUNAN
CNP 150 Beam STASIUN47.PENGISIAN
0.440 1.2D + 1.6R + 0.5L
22 DAN PENGANGKUTAN
CNP 150 Beam 0.439 BULK
47. 1.2DELPIJI DOC. NO. :
+ 1.6R + 0.5L
43 CNP 150 Beam ( SPPBE
0.438 ) 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
16 CNP 150 Beam 0.437 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
15 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
17 CNP 150 RUMAH
BeamPOMPA0.074
& KOMPRESOR
47. 1.2DLPG DATE : 08/06/2022
+ 1.6R + 0.5L
21 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
23 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
24 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
26 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
27 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
29 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
30 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
32 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
33 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
35 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
36 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
38 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
42 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
44 CNP 150 Beam 0.074 47. 1.2D + 1.6R + 0.5L
0.94 < 1.00 → AMAN (OK)
3.4.2. Defleksi dan Displacement

Defleksi vertikal dan perpindahan horizontal dari hasil analisis struktur 3D dirangkum dalam
tabel berikut.
Tabel 3.12 Defleksi vertikal
Joint OutputCase U1 U2 U3 R1 R2 R3
Text Text cm cm cm Radians Radians Radians
39 D + Lr 0.089655 0.003471 -0.469702 0.003157 -0.069494 0.000553
Panjang balok, L= 600 cm

Defleksi vertikal yang diijinkan, Δv =L/180 = 3.33 cm
Maks. defleksi yang diijinkan, Δv = 2.50 cm
Persyaratan : U3 ≤ Uallow
0.47 < 2.50 → AMAN (OK)
Tabel 3.13 Horizontal Displacement

Joint OutputCase U1 U2 U3 R1 R2 R3
Text Text cm cm cm Radians Radians Radians
1.0D + 0.75L - 0.75Wy +
42 0.330935 0.003471 -0.684663 0.003157 -0.069494 0.000553
0.75R
Tinggi struktur, H= 320 cm

Perpindahan horizontal yang diizinkan, Δh = H/150 = 2.13 cm
Persyaratan : U1 ≤ Δh
Page 15 of 48
( SPPBE )

0.68 < 2.13 → AMAN (OK)
3.5. Perhitungan Struktur Baja

3.5.2 Perhitungan Ikatan Angin
Gaya tarik pada track stank akibat beban terfaktor diambil 4 ton, Tu = 40000 N
A. Data Bahan
PLAT SAMBUNG DATA PLAT SAMBUNG

Tegangan leleh baja, fy = 235 MPa
Tegangan tarik putus, f up = 370 MPa
Tebal plat sambung, tp = 10 mm
Lebar plat sambung, Lp = 50 mm
TRACK STANK DATA TRACK STANK
Tegangan tarik putus, fu = 380 MPa
Diameter track stank, dt = 16 mm
BAUT DATA BAUT

Jenis baut, Tipe A-325
Tegangan tarik putus, fu =
b
825 MPa
Diameter baut, db = 16 mm
Jumlah baut, n= 2 unit
LAS SUDUT DATA LAS SUDUT
Tipe, Mutu : E7013
Page 16 of 48
( SPPBE )

Tegangan tarik putus logam las, fuw = 390 MPa

Tebal las, tw = 4 mm
Panjang las, Lw = 100 mm
B. Tahanan Tarik Pelat

Luas penampang bruto, A g = t p * Lp = 500.00 mm2
Luas penampang efektif, Ae = tp * [ Lp - ( db + 2 ) ] = 320.00 mm2
Tahanan tarik plat berdasarkan luas penampang brutto,
f * Tn = 0.90 * Ag * fy = 105750 N
Tahanan tarik plat berdasarkan luas penampang efektif,
f * Tn = 0.75 * Ae * fup = 88800 N
Tahanan tarik plat (terkecil) yang digunakan, f * Tn = 88800 N
C. Tahanan Tarik Track Stank

Luas penampang bruto, A g = p / 4 * dt 2 = 201.06 mm2
Luas penampang efektif, Ae = 0.90 * Ag = 180.96 mm2
Tahanan tarik track stank berdasarkan luas penampang brutto,
f * Tn = 0.90 * Ag * fy = 42525 N
Tahanan tarik track stank berdasarkan luas penampang efektif,
f * Tn = 0.75 * Ae * fup = 51572 N
Tahanan tarik plat (terkecil) yang digunakan, f * Tn = 42525 N
D. Tahana Tarik Geser dan Baut Tumpu Pelat

Faktor reduksi kekuatan geser baut, ff = 0.75
Kondisi sambungan baut geser tunggal, m= 1
Faktor pengaruh ulir pada bidang geser, r1 = 0.4
Luas penampang 1 baut, Ab = p / 4 * db2 = 201.06
Tahanan geser baut, ff * Vn = ff * r1 * m * Ab * fub * n = 99526 N
Page 17 of 48
( SPPBE )

Tahanan tumpu plat, ff * Rn = 2.4 * ff * db * tp * fup * n = 106560 N

Tahanan sambungan baut (terkecil), f f * Vn = 99526 N
E. Tahanan Las
Tegangan tarik putus plat, f up = 370 MPa
Tegangan tarik putus logam las, fuw = 390 MPa
f up < fuw ® fu = 370 MPa
Tahanan las sudut,
ff * Rnw = 0.75 * tw * ( 0.60 * fu ) * Lw = 66600 N
F. Rekap Tahapan Sambungan

Tahanan sambungan f * Tn
No
berdasarkan kekuatan (N)
1 Plat 88800
2 Track stank 42525
3 Baut 99526
4 Las 66600
Tahanan sambungan terkcil 42525
Gaya tarik pada track stank akibat beban terfaktor, Tu = 40000 N
Syarat yg harus dipenuhi :

Tu £ f * Tn
40000 < 42525 ® AMAN (OK)
3.6. Perhitungan Sambungan Baja

3.6.1. Sambungan Baseplate ( Detail A )
Tabel 3.14 Resume Hasil Analisis Joint Baseplate
Joint OutputCase F1 F2 F3 M1 M2 M3
Page 18 of 48
( SPPBE )

Text Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
19 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R 4.262 0.042 11.099 -0.0447 6.4014 5.084E-05
19 1.2D + 1.0L + 1.0Ey 1.723 0.734 9.262 1.1215 2.2399 0.0012
21 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R -1.794 -0.042 19.527 0.0447 -0.7869 5.084E-05
21 1.2D + 1.0L + 1.0Ey -1.291 0.652 9.263 1.2087 -1.3654 0.0012
22 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R 4.262 -0.042 11.099 0.0447 6.4014 -5.084E-05
19 1.2D + 1.0L + 1.0Ey 1.723 0.734 9.262 1.1215 2.2399 0.0012
1. DATA TUMPUAN
Beban Kolom DATA BEBAN KOLOM
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 2.0E+04 N

Momen akibat beban terfaktor, Mu = 6.4E+06 Nmm
Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 4.3E+03 N
Pelat Tumpuan ( Baseplate ) DATA PLAT TUMPUAN

Tegangan tarik putus plat, fup = 400 MPa
Lebar plat tumpuan, B= 300 mm
Panjang plat tumpuan, L= 300 mm
Tebal plat tumpuan, t= 16 mm
KOLOM PEDESTAL DATA KOLOM BETON
Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa

Lebar penampang kolom, I= 400 mm
Panjang penampang kolom, J= 400 mm
DIMENSI KOLOM BAJA DATA KOLOM BAJA
Profil baja : WF 200.100.5,5.8

Tinggi total, ht = 200 mm
Lebar sayap, bf = 100 mm
Tebal badan, tw = 5.5 mm
Tebal sayap, tf = 8 mm
ANGKUR BAUT DATA ANGKUR BAUT
Jenis angkur baut, Tipe : A-325
Page 19 of 48
( SPPBE )

Tegangan tarik putus angkur baut, f ub = 800 MPa
Tegangan leleh angkur baut, fy = 640 MPa
Diameter angkur baut, d= 16 mm
Jumlah angkur baut pada sisi tarik, nt = 2 bh
Jumlah angkur baut pada sisi tekan, nc = 2 bh
Jarak baut terhadap pusat penampang kolom, f= 50 mm
Panjang angkur baut yang tertanam di beton, La = 400 mm
2. EKSENTRISITAS BEBAN
Eksentrisitas beban,
e = Mu / Pu = 327.82 mm
L/6= 50.00 mm
e >L/6 (OK)
h = ht - tf = 192 mm
et = f + h / 2 = 146 mm
ec = f - h / 2 = -46 mm
Jumlah angkur baut total,
n = n t + nc = 4 bh
3. TAHANAN TUMPU BETON

Gaya tarik pada angkur baut, Pt = Pu * ec / et = 6152 N
Gaya tekan total pada plat tumpuan, Puc = Pu + Pt = 25679 N
Panjang bidang tegangan tekan beton, Y=3*(L-h)/2= 162.00 mm
Luas plat tumpuan baja, A1 = B * L = 90000 mm2
Luas penampang kolom pedestral, A2 = I * J = 160000 mm2
Tegangan tumpu nominal, fcn = 0.85 * fc' * √ ( A2 / A1 ) = 28.333 MPa
fcn = 1.70 * fc' = 42.500 MPa
Tegangan tumpu nominal beton yg digunakan, fcn = 28.333 MPa
Faktor reduksi kekuatan tekan beton, f= 0.65
Tegangan tumpu beton yg diijinkan, f * fcn = 18.417 MPa
Tegangan tumpu maksimum yang terjadi pada beton,
fcu = 2 * Puc / ( Y * B ) = 1.057 MPa
Page 20 of 48
( SPPBE )

Syarat yang harus dipenuhi :

fcu ≤ f * fcn
1.057 < 18.417 ® AMAN (OK)
4. KONTROL DIMENSI PLAT TUMPUAN

Lebar minimum plat tumpuan yang diperlukan,
Bp min = Puc / ( 0.5 * f * fcn * Y ) = 17 mm
Lebar plat yang digunakan, B= 300 mm
Bp min £ B
17 < 300 ® AMAN (OK)
Panjang bagian plat tumpuan jepit bebas,
a = ( L - 0.95 * ht ) / 2 = 55 mm
fcu1 = ( 1 - a / Y ) * fcu = 0.698 MPa
Modulus penampang plastis plat, Z = 1/4 * B * t =2
19200 mm3
Momen yang terjadi pada plat akibat beban terfaktor,
Mup = 1/2 * B * fcu1 * a2 + 1/3 * B * ( fcu - fcu1 ) * a2 = 425241 Nmm
Faktor reduksi kekuatan lentur, fb = 0.90
Tahanan momen nominal plat, Mn = f y * Z = 4.5E+06 Nmm
Tahanan momen plat, fb * M n = 4.1E+06 Nmm
Mup £ fb * Mn
4E+05 < 4E+06 ® AMAN (OK)
Page 21 of 48
( SPPBE )

5. GAYA TARIK PADA ANGKUR BAUT

Gaya tarik pada angkur baut, Tu1 = Pt / nt = 3076 N
Tegangan tarik putus angkur baut, f ub = 800 MPa
Luas penampang angkur baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm2
Faktor reduksi kekuatan tarik, ft = 0.90
Tahanan tarik nominal angkur baut, Tn = 0.75 * Ab * fu =
b
120637 N
Tahanan tarik angkur baut, ft * Tn = 108573 N
Tu1 £ ft * Tn
3076 < 108573 ® AMAN (OK)
6. GAYA GESER PADA ANGKUR BAUT

Gaya geser pada angkur baut, Vu1 = Vu / n = 1066 N
Tegangan tarik putus baut, fu =
b
800 MPa
Jumlah penampang geser, m= 1
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d2 = 201 mm2
Faktor reduksi kekuatan geser, ff = 0.75
Tahanan geser nominal, Vn = r1 * m * A b * f u =
b
64340 N
Tahanan geser angkur baut, f f * Vn = 48255 N
Vu1 £ ff * Vn
1066 < 48255 ® AMAN (OK)
7. MOMEN PADA BAUT

a= 3.080 mm
d1 = 96.920 mm
d2 = 196.920 mm
Sd = 293.840 mm
Tahanan momen nominal baut, Mn = ( fy * a * b ) / 2 + S Td * d = 64140814.9 Nmm
2
Tahanan momen baut, fm * Mn = 5.8E+07 Nmm

Mu £ fm* Mn
Page 22 of 48
( SPPBE )

6401400 < 57726733 ® AMAN (OK)
8. KONTROL KAPASITAS
Gaya tarik yang ditahan baut, Tu = 3076 N
Tahanan tarik baut, ft * Tn = 108573 N
Gaya geser yang ditahan baut, Vu = 1066 N
Tahanan geser baut, f f * Vn = 48255 N
Momen yang ditahan baut, Mu = 6401400 Nmm
Tahanan momen baut, fm * Mn = 57726733 Nmm
Tu / ft * Tn + Vu / ff * Vn + Mu / fm * Mn < 1
0.16 < 1 ® AMAN (OK)
9. GAYA TUMPU PADA ANGKUR BAUT
Gaya tumpu pada angkur baut, Ru1 = Vu1 = 1066 N

Diameter baut, d= 16 mm
Tebal plat tumpu, t= 16 mm
Tegangan tarik putus plat, fu =
p
400 MPa
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 245760 N
Tahanan tumpu, ff * Rn = 184320 N
Ru1 £ ff * Rn
1066 < 184320 ® AMAN (OK)
8. KOMBINASI GESER DAN TARIK

Konstanta tegangan untuk baut mutu tinggi, f1 = 800 MPa
f2 = 621 MPa
Tegangan geser akibat beban terfaktor, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 5.30 MPa
Kuat geser angkur baut, ff * r1 * m * fub = 240.00 MPa
fuv = Vu / ( n * Ab ) £ ff * r1 * m * fub
Page 23 of 48
( SPPBE )

5.30 < 240.00 ® AMAN (OK)

Gaya tarik akibat beban terfaktor, Tu1 = 3076 N
Tahanan tarik angkur baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 120637 N

Tu1 £ ff * f1 * Ab
3076 < 120637 ® AMAN (OK)
Kuat tarik angkur baut, ft = 0.75 * fub = 600.00 MPa
Batas tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 789.93 MPa
f2 = 621.00 MPa
ft £ f1 - r2 * fuv
600.00 < 789.93 ® AMAN (OK)
ft £ f2
600.00 < 621.00 ® AMAN (OK)
9. KONTROL PANJANG ANGKUR BAUT

Panjang angkur tanam yang digunakan, La = 400 mm
Kuat tekan beton, fc' = 25
Tegangan leleh baja, fy = 235
Diameter angkur baut, d= 16
Panjang angkur tanam minimum yang diperlukan,
Lmin = fy / ( 4 * Ö fc' ) * d = 188 mm
Lmin £ La
188 < 400 ® AMAN (OK)
Page 24 of 48
( SPPBE )

10. Perhitungan Las

Sambungan antara kolom ke plat tumpuan
Perhitungan las berdasarkan metode ASD.

Menggunakan Electrode FE-70 FE70 = 70 ksi
= 483 N/mm2
Tebal plat tumpuan, tp = 16 mm
Tebal plat:
- Maks. tebal las, amax= t mm untuk tp ≤ 6mm, dan tp - 2 mm untuk tp > 6mm
amax = 14 mm
- Min tebal las, amin = 4 mm
Digunakan ketebalan las, a= 7 mm

Panjang las pada penampang profil baja, Lw = 4bf + 2ht = 800 mm
Gaya aksial akibat beban terfaktor, Pu = 2.0E+04 N
Luas penampang las, A = Lw * (a * 0,707) = 3959 mm2
Inersia las, Ip1 = 2 * ( 1/12 * a * ht^3 ) = 9E+06 mm4
Page 25 of 48
( SPPBE )

Ip2 = 4 * ( 1/12 * bf * a^3 + a * bf * ( ht / 2 )^2 = 3E+07 mm4
4E+07 mm4
Statis momen las, Sx = Ip / h / 2 = 93362 mm3
Tahanan las, Rw = 0,75 * 0,6 * Fexx) = 217 MPa

Tahanan plat, Rp = 0,75 * 0,6 fup = 180 MPa
Digunakan nilai terkecil, Rw = 180 MPa
Tegangan akibat gaya aksial, F1 = Pu / A = 5 Mpa
Tegangan akibat gaya geser, F2 = Vu / A = 1 Mpa
Tegangan akibat momen, F3 = Mu / Sx = 69 Mpa
Kombinasi geser dan tarik F4 = √( F2^2 + F3^2 ) = 69 Mpa

Rw ≥ F1
180 > 5 ® AMAN (OK)
Rw ≥ F4
180 > 69 ® AMAN (OK)
Page 26 of 48
( SPPBE )

Gambar 3.2 Sambungan Baseplate Detail A
3.6.2. Sambungan Endplate ( Detail B )

Tabel 3.15 Resume Hasil Analisis Joint Endplate (Detail B)
6 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R -2.333 -0.023 12.807 -0.0102 8.031 0.0009587
8 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R 4.108 -0.023 12.684 -0.0102 -10.112 -0.0009587
Data Sambungan
1. Baut
Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325
Tegangan tarik putus baut, f ub = 825 MPa
Tegangan tarik leleh baut, fyb = 630 MPa
Diameter baut d= 16 mm
Jarak antara baut, a= 100 mm
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh
Jumlah baris baut, ny = 2 baris
Faktor reduksi kekuatan tarik baut, ft = 0.75
2. Plat Sambung
Page 27 of 48
( SPPBE )

Tegangan leleh plat, fy = 235 MPa

Lebar plat sambung, b= 100 mm
Tebal plat sambung, t= 10 mm
Letak Garis Netral

Jumlah baut total, n = n x * ny = 4 bh
Tinggi plat sambung, h = ny * a = 200 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D 2 ) / a = 4.0212 mm
Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 75 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x2
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 35
Bx = - b' * h = -15000
Cx = 1/2 * b' * h2 = 1.5E+06
Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 1E+07
→ x = [ - B x - Ö Dx ] / ( 2 * A x ) = 162.40 mm
C. Tegangan yang Terjadi pada Baut

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)
s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)
Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :

Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Page 28 of 48
( SPPBE )

Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 232.27 MPa

Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 53.78 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 160.76 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Tegangan tarik putus plat, fu =
p
400 MPa
D. Gaya Tarik pada Baut

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 64644 N
Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 32322 N
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 2
201 mm2
Tahanan tarik nominal satu baut, Tn = 0.75 * Ab * fub = 124407 N
Tahanan tarik satu baut, Td = ft * Tn = 93305 N

Tu1 £ Td
32321.9 < 93305 ® AMAN (OK)
E. Gaya Geser pada Baut
Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 3202 N
Kondisi sambungan baut geser tunggal, maka nilai m= 1
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d = 2
201 mm2
Tahanan geser nominal baut, V n = r 1 * m * A b * f ub = 66350 N
Tahanan geser baut, Vd = ff * Vn = 49763 N
Vs1 £ Vd
3201.8 < 49763 ® AMAN (OK)
F. Momen pada Baut
a = S T d / ( fy * b ) = 15.88 mm
d1 = 44.12 mm
d2 = 144.12 mm
Sd = 188.24 mm
Tahanan momen nominal baut, Mn = ( fy * a2 * b ) / 2 + S Td * d = 3.8E+07 Nmm
Page 29 of 48
( SPPBE )


Mu £ fm* Mn
10112000 < 34281566 ® AMAN (OK)
G. Kontrol Kapasitas
Gaya tarik yang ditahan baut, Tu = 3.2E+04 N
Tahanan tarik baut, ft * Tn = 9.3E+04 N
Gaya geser yang ditahan baut, Vu = 3.2E+03 N
Tahanan geser baut, f f * Vn = 5.0E+04 N
Momen yang ditahan baut, Mu = 1.0E+07 Nmm
0.706 < 1 ® AMAN (OK)
H. Gaya Tumpu pada Baut

Gaya tumpu yang ditahan satu baut, Rs1 = Vs1 = 3202 N
Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fu =p
153600 N

Rs1 £ ff * Rn
3201.8 < 115200 ® AMAN (OK)
I. Kombinasi geser dan Tarik

Konstanta tegangan (f1) untuk baut mutu tinggi, f1 = 807 MPa
Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 15.92 MPa
Page 30 of 48
( SPPBE )

Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 247.50 MPa

15.92 < 247.50 ® AMAN (OK)
Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 32322 N
Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 121693 N

Tu1 £ ff * Tn
32321.9 < 121693 ® AMAN (OK)
Tegangan tarik, ft = 0.75 * fub = 618.75 MPa

Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 776.74 MPa
ft £ f1 - r2 * fuv
618.75 < 776.74 ® AMAN (OK)
ft £ f2
618.75 < 621.00 ® AMAN (OK)
J. Perhitungan Las
Profil baja : IWF 200.100


= 483 N/mm2
Tebal plat: .
- Min tebal las, amax = 8 mm
Page 31 of 48
( SPPBE )

amin = 4 mm

Gaya geser akibat beban terfaktor, Vu = 12807 N
Momen akibat beban terfaktor, Mu = 10112000 Nmm
Inersia las, Ip1 = 2 * ( 1/12 * a * H^3 ) = 9.3E+06 mm4
Ip1 = 4 * ( 1/12 * bf * a^3 + a * bf * ( H / 2 )^2 ) = 2.8E+07 mm4
3.7E+07 mm4

Tahanan plat, Rp = 0,75 * 0,6 * fup = 180 MPa

Rw ≥ F3
180 > 108 ® AMAN (OK)
Page 32 of 48
( SPPBE )

Gambar 3.3 Sambungan Endplate Detail B
3.6.3. Sambungan Endplate ( Detail C )

Tabel 3.16 Resume Hasil Analisis Joint Endplate (Detail C)
9 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R 5.213 -9.568E-15 -2.095E-13 -7.191E-17 6.4482 0.0361
10 1.2D - 1.0Wy + 1.0L + 0.5R -5.213 7.822E-15 8.935E-14 7.832E-17 -6.4482 0.0361
Data Sambungan
1. Baut
Jenis baut yang digunakan, Tipe baut : A-325
Tegangan tarik putus baut, fu =
b
825 MPa
Tegangan tarik leleh baut, fyb = 630 MPa
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 2 bh
Jumlah baris baut, ny = 2 baris
2. Plat Sambung
Letak Garis Netral

Jumlah baut total, n = n x * ny = 4 bh
Tinggi plat sambung, h = ny * a = 200 mm
Lebar plat sambung ekivalen sebagai pengganti baut tarik,
d = nx * ( p / 4 * D 2 ) / a = 4.0212 mm
Page 33 of 48
( SPPBE )

Lebar efektif plat sambung bagian tekan, b' = 0.75 * b = 112.5 mm
Misal garis netral terletak pada jarak x dari sisi atas plat sambung.
Momen statis luasan terhadap garis netral,
1/2 * b' * (h - x)2 = 1/2. d * x2
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0
(b' - d) / 2 * x2 - b' * h * x + 1/2 * b' * h2 = 0 ( persamaan kuadrat dalam x )
Ax = (b' - d)/2 = 54
Bx = - b' * h = -22500
Cx = 1/2 * b' * h2 = 2.3E+06
Dx = Bx2 - 4 * Ax * Cx = 2E+07
→ x = [ - B x - Ö Dx ] / ( 2 * A x ) = 168.20 mm

Persamaan hubungan tegangan, s3 = (h - x) / x * s1 ← pers. (1)
s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 ← pers. (2)
Persamaan momen :
1/2 * (h - x) * b' * s3 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
1/2 * (h - x) * b' * (h - x) / x * s1 * 2/3 * ( h - x ) + 1/2 * x * d * s1 * 2/3 * x = Mu
maka diperoleh : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] ← pers. (3)
Tegangan pada masing-masing baris baut dihitung sebagai berikut :

Tegangan tarik pada sisi atas plat sambung,
Dari pers. (3) : s1 = 3 * Mu / [ ( h - x )3 / x * b' + x2 * d ] = 143.00 MPa
Tegangan tekan pada sisi bawah plat sambung,
Dari pers. (1) : s3 = ( h - x ) / x * s1 = 27.04 MPa
Tegangan tarik pada baut baris teratas,
Dari pers. (2) : s2 = ( x - a / 2 ) / x * s1 = 100.49 MPa
Tegangan tarik putus pada baut dan plat :
Page 34 of 48
( SPPBE )

D. Gaya Tarik pada Baut

Gaya tarik yang terjadi pada baut baris teratas, Tu = s2 * a * d = 40411 N
Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / nx = 20205 N

Tu1 £ Td
20205.3 < 93305 ® AMAN (OK)
E. Gaya Geser pada Baut

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / n = 1303 N
Vs1 £ Vd
1303.3 < 49763 ® AMAN (OK)
F. Momen pada Baut

a = S T d / ( fy * b ) = 10.59 mm
d1 = 49.41 mm
d2 = 149.41 mm
Sd = 198.82 mm
Tahanan momen nominal baut, Mn = ( fy * a2 * b ) / 2 + S Td * d = 3.9E+07 Nmm
Page 35 of 48
( SPPBE )


Mu £ fm* Mn
6448200 < 35170677 ® AMAN (OK)
G. Kontrol Kapasitas
Gaya tarik yang ditahan baut, Tu = 2.0E+04 N
Tahanan tarik baut, ft * Tn = 9.3E+04 N
Gaya geser yang ditahan baut, Vu = 1.3E+03 N
Tahanan geser baut, f f * Vn = 5.0E+04 N
Momen yang ditahan baut, Mu = 6.4E+06 Nmm
0.426 < 1 ® AMAN (OK)
H. Gaya Tumpu pada Baut

Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fu =p
245760 N
Rs1 £ ff * Rn
1303.3 < 184320 ® AMAN (OK)
I. Kombinasi geser dan Tarik

Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( n * Ab ) = 6.48 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fub = 247.50 MPa
Page 36 of 48
( SPPBE )


6.48 < 247.50 ® AMAN (OK)
Gaya tarik yang tejadi, Tu1 = 20205 N
Tahanan tarik baut, ff * Tn = ff * f1 * Ab = 121693 N

Tu1 £ ff * Tn
20205.3 < 121693 ® AMAN (OK)

Nilai tegangan kombinasi, f1 - r2 * fuv = 794.68 MPa
ft £ f1 - r2 * fuv
618.75 < 794.68 ® AMAN (OK)
ft £ f2
618.75 < 621.00 ® AMAN (OK)
J. Perhitungan Las
Profil baja : IWF 200.100


= 483 N/mm2
Page 37 of 48
( SPPBE )

Tebal plat: .
amax = 8 mm
- Min tebal las, amin = 4 mm

Inersia las, Ip1 = 2 * ( 1/12 * a * H^3 ) = 9.3E+06 mm4
Ip1 = 4 * ( 1/12 * bf * a^3 + a * bf * ( H / 2 )^2 ) = 2.8E+07 mm4
3.7E+07 mm4

Tahanan plat, Rp = 0,75 * 0,6 * fup = 180 MPa
Rw ≥ F3
180 > 69 ® AMAN (OK)
Page 38 of 48
( SPPBE )

Gambar 3.4 Sambungan Endplate Detail C
3.6.3. Sambungan Shear Plate ( Detail D )

Tabel 3.17 Resume Hasil Analisis Joint Endplate (Detail D)
4 58. 1.2D + 1.0L + 1.0Ey 0.069 0.042 0.851 1.1406 0.00001156 0.1392
A. Data Sambungan
Profil baja :
Profil baja : WF 150.75.5.7
Tebal badan, tw = 5 mm
Gaya tarik akibat beban terfaktor, Pu = 851 N
Page 39 of 48
( SPPBE )

1. Baut
Jenis baut yang digunakan, Type : A-325
Tegangan tarik leleh baut, f =

y
b
630 MPa
Jumlah baut dalam satu baris, nx = 1
Jumlah baris baut, ny = 3
Plate Connection
Jumlah lubang, nh = 3 ea
Jumlah bidang geser, ns = 1 ea
B. Tegangan yang Terjadi pada Plat

1. Kuat Leleh pada Plat
Luas bruto penampang plat sambung, Ag = b * t = 700 mm2
Luas netto plat sambung, An = Ag - t * (d + 3.2 mm) * ny = 244 mm2
Kuat ijin leleh plat, ft * Tn = f * fy * Ag = 148050 N
Syarat yang harus dipenuhi : Pu £ f * Tn

851 < 148050 ® SAFE (OK)
2. Kuat Putus pada Plat

Luas bruto penampang plat sambung, Ag = b * t = 700 mm2
Luas netto plat sambung, An = Ag - t * (d + 3.2 mm) * ny = 244 mm2
Kuat ijin putus plat, ft * Tn = ft * fup * An = 73200 N
Syarat yang harus dipenuhi : Pu £ ft * Tn

851 < 73200 ® SAFE (OK)
Page 40 of 48
( SPPBE )


1. Gaya Tarik pada Baut
Gaya tarik yang terjadi pada baut, Tu = Pu = 851 N
Gaya tarik yang ditahan satu baut, Tu1 = Tu / (nx * ny) = 284 N
Luas penampang baut, Ab = p / 4 * d =2 113 mm2

Tu1 £ Td
283.66667 < 52484 ® SAFE (OK)
2. Gaya Geser pada Baut

Gaya geser yang ditahan oleh satu baut, Vs1 = Vu / (nx * ny) = 23 N

Vs1 £ Vd
23 < 27992 ® SAFE (OK)
3. Gaya Tumpu pada Baut

Tahanan tumpu nominal, Rn = 2.4 * d * t * fup = 115200 N

Rs1 £ ff * Rn
23 < 86400 ® SAFE (OK)
Page 41 of 48
( SPPBE )

4. Kombinasi Geser dan Baut

Tegangan geser yang terjadi, fuv = Vu / ( nx * ny * Ab ) = 0.20 MPa
Tahanan geser baut, ff * r1 * m * fu =

b 247.50 MPa

0.20 < 247.50 ® SAFE (OK)
Tegangan tarik yang tejadi, fut = Tu1 / Ab = 3 MPa
Tahanan tarik baut, ff * fub = 619 N

fut £ ff * f1
2.51 < 619 ® SAFE (OK)
Nilai tegangan kombinasi, fR = √ (fut2 + 3 * fuv2) = 4.35 MPa

fR £ ft
4.35 < 618.75 ® SAFE (OK)
5. Momen pada Baut

a = S T d / ( fy * b ) = 9.572 mm
d1 = 15.428 mm
d2 = 50.428 mm
d3 = 85.428 mm
Sd = 151.285 mm
Tahanan momen nominal baut, Mn = ( fy * a2 * b ) / 2 + S Td * d = 24573802.8 Nmm
Tahanan momen baut, fm * Mn = 22116422.5 Nmm
Mu £ fm* Mn
Page 42 of 48
( SPPBE )

1140600 < 22116423 ® SAFE (OK)
6. Kontrol Kapasitas
Gaya tarik yang ditahan baut, Tu = 284 N
Tahanan tarik baut, ft * Tn = 52484 N
Gaya geser yang ditahan baut, Vu = 23 N
Tahanan geser baut, f f * Vn = 27992 N
Momen yang ditahan baut, Mu = 1E+06 Nmm
Tahanan momen baut, fm * Mn = 2E+07 Nmm

0.06 < 1 ® SAFE (OK)
D. Perhitungan Las
Profil baja : WF 150.75.5.7
Tebal badan, tw = 5 mm
Perhitungan las berdasarkan metode ASD. FE70 = 70 ksi
Menggunakan Electrode FE-70 = 483 N/mm2
Tebal plat: amax = 10 mm

amin = 3 mm
Page 43 of 48
( SPPBE )

Weld thickness used, a= 5 mm

Weld length, Lw = 600 mm
Shear force, Vu = 69 N
Moment, Mu = 1140600 Nmm
Welding area, A = Lw * (a * 0.707) = 2121 mm2
Welding inertia, Ip = 2 * ( 1/12 * a * h3 ) = 3E+06 mm4
Ip2 = 4 * ( 1/12 * a * b3 + a * b * ( h / 2 )2) = 1E+07 mm4
Ip = Ip1 + Ip2 = 1E+07 mm4
Welding static moment, Sx = Ip / h / 2 = 47175 mm3

Weld strength, Rw = 0,75 * 0,6 * Fexx) = 217 MPa
Plate strength, Rp = 0,75 * fup = 300 MPa
Allowable strength used, Rw = 217 MPa
Stress due to shear force, F1 = Vu / A = 0 Mpa
Stress due to moment, F2 = Mu / Sx = 24.2 Mpa
Shear and tensile stress combination, F3 = √( F2^2 + F3^2 ) = 24.2 Mpa
Requirement :
Rw ≥ F3
217 > 24 ® SAFE (OK)
Gambar 3.5 Sambungan Shareplate Detail D
Page 44 of 48
( SPPBE )

4. PERHITUNGAN KOLOM
4.1. Pedes K 40/40
Tabel 4.1 Resume Hasil Analisis Struktur Kolom
Frame OutputCase P V2 V3 T M2 M3
13 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R -23.142 1.794 -0.042 0.00005084 -0.0785 2.2224
11 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R -14.714 -4.262 -0.042 -0.00005084 -0.0785 -9.8109
20 1.2D + 1.0L + 1.0Ey -11.675 -1.29 0.734 0.0012 1.796 -2.3979
20 1.2D - 1.0Wx- + 1.0L + 0.5R -14.714 -4.262 0.042 0.00005084 0.0785 -9.8109
A. Data Bahan Struktur

Kuat tekan beton, fc' = 25 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 420 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 280 MPa
B. Dimensi Kolom
Lebar kolom, b= 400 mm
Tinggi kolom, h= 400 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, D= 19 mm
Diameter tulangan (polos) yang digunakan, Ø= 10 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 40 mm
C. Penulangan Kolom
Perhitungan kolom pedestal dilakukan menggunakan program SPColumn dengan masukan data
pembebanan dari hasil analisis SAP2000.
Page 45 of 48
( SPPBE )

E. Tulangan Geser
Gaya geser ultimit rencana, Vu = 4.262 kN
Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.75
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 280 MPa
Luas penampang kolom pedestal, Ag = 160000 mm2
Selimut beton, d' = 40 mm
Tinggi efektif, d = h - d' = 360.00 mm
Kuat geser beton, Vc = (1 + (Pu / 14 * Ag )) * (√ fc') / 6 * b * d * 10 =
-3
119.76 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 89.820 kN
® Hanya perlu tul.geser min
Tahanan geser sengkang, f * Vs = Vu - f * Vc = - kN
Kuat geser sengkang, Vs = 4.262 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 Ø 10
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns * p / 4 * Ø2 = 157.08 mm2
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 103 ) = 3715.07 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 200.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 200.00 mm
Diambil jarak sengkang : ® s= 150 mm
Digunakan sengkang, 2 Ø 10 150
Page 46 of 48
( SPPBE )

9. KESIMPULAN
Dari hasil analisa dan perhitungan, dapat disimpulkan:
Struktur Atas Shelter Pengisian Elpiji
Material Steel Hot Rolled ASTM A36/ SS400
Rafter Dimensi (mm)
RF1 IWF 200.100.5,5.8 fy = 240 Mpa
Balok Dimensi (mm)
B1 IWF 150.75.5.7 fy = 240 Mpa
Kolom Dimensi (mm)
C1 IWF 200.100.5,5.8 fy = 240 Mpa
Purlin Dimensi (mm)
BR1 CNP 150.50.20.3,2 fy = 240 Mpa
Struktur Bawah Shelter Pengisian Elpiji
Material Beton, K - 300, fc' = 25 MPa
Dimensi (mm) 400 x 400
Selimut Beton (mm) 40
K 400/400
Tulangan Utama Tengah Ujung Grade
8 D19 8 D19 BJTS 42, fy = 420 Mpa
Page 47 of 48
( SPPBE )
K 400/400
Sengkang Ø10 - 150 Ø10 - 150 BJTS 28, fy = 280 MPa
Page 48 of 48

Perhitungan Shelter Kompresor

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

Perhitungan Shelter Kompresor

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN JOB NO.

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

PROYEK : PEMBANGUNAN STASIUN PENGISIAN DAN

PEMILIK : PT PERTAMINA (PERSERO)

LOKASI : SITABO-TABO, KEC. SIBORONGBORONG,

KAB. TAPANULI UTARA - SUMATERA UTARA

0 Issued For Approval 8/6/2022 MA IG

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

1.2. Dokumen Referensi

1.3. Deskripsi Bangunan

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Gambar 1.1 Layout

Gambar 1.2 Denah Bangunan Rumah Pompa & Kompresor LPG

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Gambar 1.3 Tampak Bangunan Pengisian Elpiji

e) SNI 2052:2017, "Baja Tulangan Beton"

2.2. Peraturan dan Standard

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

2.3. Desain beban

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

2.4. Kombinasi Beban

Tabel 2.1 Kombinasi Beban Terfaktor

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

3. PEMODELAN STRUKTUR DAN PERHITUNGAN BEBAN

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Gambar 3.1 Model 3D

3.2. Properti Penampang

Tabel 3.1 Properti Material Beton

Tabel 3.2 Properti Material Baja

ASTM A36 235 400 200000 78.5 0.3

BJTS 28 280 350 200000 78.5 0.3

Tabel 3.3 Properti Penampang Beton

(mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (mm) (cm2)

Rafter IWF 200 100 5.5 8 11 27.16

Beam IWF 150 75 5 7 8 17.85

Column IWF 200 100 5.5 8 11 27.16

Brace CNP 150 50 20 3.2 8.61

Berat Momen Inersia Radius Girasi Section Modulus

kg/m (cm4) (cm4) (cm) (cm) (cm3) (cm3)

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Beam IWF 14 666 50 6.11 1.66 88.8 13.2

Column IWF 21.3 1,840 134 8.24 2.22 184 26.8

Brace CNP 6.76 280 28 5.71 1.81 37.4 8.19

Tabel 3.4 Properti Penampang Beton

3.3.2. Beban Mati Tambahan

A. Berat penutup atap

Berat Plafond + Rangka Plafond qpf = wb = 18 kg/m2

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

3.3.3. Beban Hidup

3.3.4. Beban Hujan

3.3.5. Beban Angin (W)

1. Kategori risiko bangunan atau struktur lainnya, II

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Desain beban angin dihitung berdasarkan formula berikut:

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Tabel 3.6 Angin Arah y (Load Case A)

Tabel 3.8 Angin Arah y (Load Case B)

3.3.3. Beban Gempa

Parameter percepatan respon pada periode pendek, Ss = 0.689g.

LAPORAN PERHITUNGAN STRUKTUR REV. 0

Faktor modifikasi respons, R= 8 (Tabel 12 SNI 1726:2019)

3.4. Hasil Analisis Struktural

dirangkum dalam Tabel berikut.

Tabel 3.9 Steel Stress Ratio WF 200.100