Anda di halaman 1dari 7

HUMAN RELIABILITY ASSESMENT DENGAN METODE HEART SEBAGAI UPAYA

MENGURANGI HUMAN ERROR PADA PT. MULTIPANEL INTERMITRA MANDIRI

Arung Sulthan Pamuka1, Novie Susanto.2


Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedharto, SH, Tembalang, Semarang 50275
Telp. (024) 7460052
Email: arungpamuka@gmail.com, nophie_susanto@yahoo.com.sg

Abstrak
PT Multipanel Intermitra Mandiri (PT MIM) merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang
manufakturing. Fokus dari PT.MIM adalah memproduksi panel kelistrikan dan Transportable Power Control
Room (PCR) yang mana banyak digunakan oleh perusahaan – perusahaan pertambangan di kawasan asia.
Transportable Power control room adalah bangunan yang dibuat untuk mengatur kelistrikan pada area
pertambangan. Kecelakaan kerja pada proses konstruksi PCR yang masih terjadi membuat PT.MIM perlu
melakukan analisis yang lebih mendalam tentang keadalan manusia sehingga peran manusia dapat lebih
diandalkan untuk menjaga kepercayaan konsumen terhadap PT MIM. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui nilai keandalan manusia pada proses konstruksi PCR di PT.MIM. Proses konstruksi dari PCR
memiliki 8 task yang kemudian dibagi menjadi beberapa sub-task menggunakan Hierarchical Task Analysis.
Setelah itu dilakukan pengukuran menggunakan Human Error Assesment and Reduction Technique dan
diperoleh nilai error terbesar yaitu pada task 8.6 pengankatan bangunan menggunakan crane dengan nilai
3,168. Untuk itu dilakukan analisis perbaikan dengan menerapakan prinsip zones of responsibilitity.

Kata kunci: Keandalan Manusia, Human Reliability Assesment, Human Error Assesment and Reduction
Technique, Human Error, Hierarchical Task Analysis.

Abstract
Human Reliability Assesment With Heart Method As An Effort To Reduce Human Error In PT. Multipanel
Intermitra Mandiri. PT Multipanel Intermitra Mandiri (PT MIM) is a company engaged in manufacturing. The
focus of PT.MIM is to produce electricity panels and Transportable Power Control Room (PCR) which are
widely used by mining companies in Asia. Transportable Power control room is a building designed to regulate
electricity in the mining area. Work accidents in the PCR construction process resulted PT.MIM to do more
in-depth analysis in human reliability so that human role can be more reliable to maintain consumer trust in
PT MIM. This study aims to determine the value of human reliability in the PCR construction process in
PT.MIM. The construction process of PCR has 8 tasks which are divided into several sub-tasks using
Hierarchical Task Analysis.The result of the measurement using Human Error Assessment and Reduction
Technique shows task 8.6 (lifting building using crane) has a value of 3.168 and reducing this value can be
done by applying principle zones of responsibilitity.
Keywords: Human Reliability, Human Reliability Assessment, Human Error Assessment and Reduction
Technique, Human Error, Hierarchical Task Analysis

1
1. PENDAHULUAN merupakan metode yang akan digunakan untuk
Indonesia merupakan salah satu negara mengukur kontribusi tenaga kerja terhadap suatu
yang memiliki angka kecelakaan kerja yang resiko. Terdapat 72 metode dalam HRA yang
tinggi. Data dari Badan Penyelenggara Jaminan sudah divalidasi dimana terdapat 35 metode yang
Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan menunjukan di identifikasi dalam melakukan pengukuran
hingga akhir tahun 2015 total kecelakaan kerja human & Reliability di sektor kesehatan,
yang terjadi adalah 105.182 kasus yang mana keselamatan dan lindung lingkungan.
2,375 diantaranya menyebabkan kematian. Pada
penelitian yang pernah dilakukan olah Metode HRA yang digunakan dalam
International Labour Organizaton tahun 2009, penelitian ini adalah metode Human error
Indonesia menempati peringkat 152 dari 153 Assessment and Reduction Technique (HEART)
negara untuk standar kecelakaan kerja. Hal yang merupakan metode kuantifikasi Human
tersebut menunujukan buruknya perhatian Reliability yang di kembangkan pada tahun 1985
terhadap kesehatan dan keselamatan kerja (K3) oleh Williamas. Metode HEART memiliki
di Indonesia. kelebihan dalam penerapannya yang dapat
Untuk mengatasi tingkat kecelakaan kerja digunakan dalam berbagai macam situasi atau
yang tinggi tersebut, pemerintah melalui industri seperti kimia, konstruksi, penerbangan
Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan sebagainya (Bell dan Holroyd, 2009).
berusaha untuk meningkatkan budaya Kesehatan Penerapan pengukuran human error
dan Keselamatan kerja di Indonesia yang menggunakan metode HEARTH sudah
merupakan penyebab tingginya kecelakaan kerja diterapakan sebelumnya seperti pada CV Piranti
di Indonesia. Salah satu langkah yang Work Temanggung (Sasmita, 2012), PT. PJB
dicanangkan pemerintah yaitu “Kemandirian unit pembangkit paiton (Arini, 2013), PT Dan
Masyarakat Indonesia Berbudaya K3 Tahun Liris (Purwanto dkk, 2014), Perusahaan Supplier
2020” Melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Plastik LG (Safitri dkk, 2015) dan PT.Indofood
dan Transmigrasi Nomor: Fritolay Makmur dilakukan oleh (Alatas dan
KEP.372/Men/XI/2009. Indonesia juga menjadi Putri, 2017)
salah satu dari 33 negara di dunia yang 2. DASAR TEORI
menandatangani Declaration on Safety and 2.1 Human Reliability Assesment
Helath at Work yang menjadi komitmen dalam Human Reliability Assesment (HRA)
pengembangan budaya kesehatan dan merupakan metode kualitatif dan kuantitatif
keselamatan kerja di tempat kerja. untuk mengukur kontribusi manusia terhadap
PT. Multipanel Intermitra Mandiri resiko. Terdapat banyak variasi dari HRA yang
merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang dikembangkan kepada industri tertentu. Dalam
bergerak pada konstruksi Power Control Room kaitannya dengan Kesehatan, Keselamatan dan
(PCR). Berikut gambar 1 adalah grafik frekuensi Lindung lingkungan (K3LL), HRA digunakan
kecelakaan kerja yang terjadi pada PT. Multi untuk mengidentifikasi resiko yang diberikan
panel Intermitra : manusia dengan melakukan pengukuran resiko
terhadap kecelakaan kerja. Secara total terdapat
72 tools dalam human reliability yang potensial
digunakan, dimana terdapat 37 metode yang
masih dalam investigasi dan 35 metode yang
telah diinvestigasi dapat digunakan dalam
pengukuran human reliability dalam konteks
K3LL (Bell dan Holyord, 2009).

2.2 Human Error


Sanders & McCormick (1993)
mendefinisikan kesalahan manusia (human
Gambar 1. Grafik Kecelakaan Kerja pada error) sebagai tindakan atau perilaku manusia
PT.Multipanel yang kurang sesuai atau tidak diinginkan
(Sumber : Departemen HSE PT.MIM) sehingga menyebabkan penurunan efektivitas,
keselamatan kerja, serta performansi sistem.
Berdasarkan kondisi yang ada di PT. Secara garis besar terdapat beberapa
MIM dan besarnya proporsi kecelakaan kerja faktor yang memengaruhi hasil kerja manusia
yang disebabkan oleh human error, maka dan dapat dibagi atas dua kelompok, yakni:
penelitian dilakukan untuk mengurangi
a. Faktor-faktor diri (individu) terdiri atas:
kecelakaan kerja yang di sebabkan oleh human
sikap, sifat, nilai, karakteristik, motivas,
error. Human Reliability Assesment (HRA)
usia, jenis kelamin, pendidikan,

2
pengalaman, dan lain-lain. yang cepat dan sederhana dalam
b. Faktor-faktor situasional: lingkungan mengkuantifikasi resiko human error. Metode
fisik, mesin, dan peraltan, metode kerja, ini secara umum dapat digunakan pada situasi
dan lain-lain. (Ishak A, 2002) atau industri dimana human reliability menjadi
Klasifikasi human error dapat digunakan suatu hal yang penting. Metode HEART
dalam pengumpulan data tentang human error digunakan dalam industri nuklir dan berbagai
serta memberikan panduan yang berguna untuk industri seperti industri kimia, penerbangan,
menyelidiki sebab terjadinya human error dan kereta api, pengobatan, dan sebagainya (Bell dan
cara untuk mengatasinya. Klasifikasi human Holroyd, 2009).
error menurut Swain dan Guttman (1983) HEART merupakan salah satu metode HRA
adalah sebagai berikut: yang memiliki sejarah validasi. Pada tahun 1997,
a. Error of Omission yaitu kesalahan karena Kirwan melakukan validasi pada metode
lupa melakukan sesuatu. Contohnya HEART melalui dua metode yakni THERP dan
seorang montir listrik terkana sengatan JHEDI. Penelitian validasi ini dilakukan oleh tiga
listrik karena lupa memutuskan arus listrik puluh praktisi HRA yang melakukan pengukuran
yang seharusnya diputus sebelum terhadap tiga pulu pekerjaan. Validasi dilakukan
melakukan pekerjaan tersebut. dengan sepuluh orang melakukan pengukuran
menggunakan THERP, sepuluh orang
b. Error of Commission yaitu ketika menggunakan HEART, dan sepuluh orang
mengerjakan sesuatu tetapi tidak dengan
menggunakan JHEDI. Hasil validasi tersebut
cara yang benar. Contohnya, seorang
menunjukkan korelasi yang signifikan
mekanik seharusnya menyalakan
berdasarkan assesed value dan true values.
conveyor dengan kecepatan yang bisaa
Kirwan menemukan bahwa tidak ada satupun
saja namun karena kehilangan
teknik yang memiliki performa beda satu dengan
keseimbangan, sang mekanik melakukan
yang lainnya dan ketiga metode memiliki level
kesalahan dengan menyalakan
akurasi yang masuk akal (Kirwan, 1995).
conveyorpada kecepatan penuh.
c. A Sequence Error yaitu kesalahan karena 2.4 Hierarchical Task Analysis
melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan Sebelum melakukan analisis dengan
urutan. Contohnya, seorang operator menggunakan metode HRA, langkah awal yang
seharusnya melakukan pekerjaan dengan dilakukan adalah dengan menganlisis tahapan
urutan mengangkat baru memutar benda kerjaa dari operator. Tahapan kerja ini dapat
yang diangkat. Namun yang terjadi, sang dianalisis menggunakan Hierarchical Task
operat or memutar benda terlebih Analysis (HTA). HTA menghasilkan gambaran
dahulu tanpa mengangkatnya, akibatnya berupa hierarki dari pekerjaan dan sub pekerjaan.
benda tersebut terbalik dan menimpa Dalam HTA juga dikenal plans yang
sang operator. menjelaskan tentang urutan dan kondisi
d. A Timing Error yaitu kesalahan yang pekerjaan yang dilakukan. HTA dapat berupa
terjadi ketika seseorang gagal melakukan teks atau diagram. Langkah – langkah yang
pekerjaan dalam waktu yang telah dilakukan dalam membuat HTA adalah sebagai
ditentukan, baik karena respon yang berikut:
terlalu lama ataupun respon yang terlalu 1. Identifikasi pekerjaan utama yang akan
cepat. Contohnya, seorang operator dianalisa Tentukan tujuan secara
seharusnya menjauhkan tangannya dari keseluruhan dengan batasan-batasannya.
suatu mesin, namun karena respon Selain itu tentukan ruang lingkup tujuan
operator terlalu lama, sang operator gaga tersebut, apakah setiap aktivitas pekerjaan
menjauhkan tangannya diwaktu yang melibatkan aktivitas perawatan, aktivitas
telah ditentukan dan menyebabkan pada saat pekerjaan berjalan abnormal atau
kecelakaan serius. mengalami gangguan.
2. Memecah pekerjaan utama menjadi sub
2.3 Human Error Assesment and Reduction pekerjaan dan membangun plan. Plan
Technique (HEART) berfungsi untuk menjelaskan rangkaian
HEART pertama kali diperkenalkan oleh pekerjaan yang dikerjakan dengan kondisi
Williams pada 1985 ketika beliau bekerja pada tertentu. Misalkan dalam pekerjaan
Central Electricity Generating Board . Metode membuang sampah kedalam keranjang
ini dijelaskan secara detail oleh Williams pada terdapat sub kegiatan mengosongkan
tahun 1986 dan 1988. HEART merupakan keranjang. Sub kegiatan ini dilakukan jika
metode yang dirancangan sebagai metode HRA keranjang sudah penuh. Untuk kasus seperti

3
ini dalam HTA dijelaskan dalam plan 1. Langkah I : Menentukan tipe task dari
dimana pekerjaan mengosongkan kemungkinan error yang terjadi (HEP) yang
keranjang dilakukan apabila keranjang diperoleh dari tabel HEART Generic
penuh. Categories.
3. Berhentikan sub pekerjaan berdasarkan 2. Langkah II : Menentukan Error Producing
tingkat rinciannya (stopping rule). Stopping Conditions, EPCs yang diperoleh dari tabel
rule adalah aturan untuk membatasi sejauh Error Producing Conditions.
mana pekerjaan harus diuraikan menjadi 3. Langkah III : Menentukan Proportion of
sub pekerjaan dan operasi Effect yang bernilai antara 0 s.d. 1 pada
4. Lanjutkan proses penguraian tugas dan tabel assessed Proportion of Effect.
kelompokkan beberapa sub pekerjaan (jika 4. Langkah IV : Menghitung Assessed Effect
terlalu detail) ke level yang lebih tinggi dari dan Human Error Probability
sub pekerjaan. Setelah mendapat nilai HEP, diberikan
rekomendasi perbaikan terhadap task yang
memiliki nilai keandalan terkecil.
3. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian pada penelitian ini 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
menunjukkan prosedur yang dilakukan pada Perhitungan Probabilitas Terjadinya Human
penelitian ini. Penelitian ini telah dilaksakan di Error dengan Metode HEART.
PT Multipanel Intermitra Mandiri dari tanggal 4 I. Menentukan tipe task dari kemungkinan
Januari hingga 4 februari 2017. Penelitian ini error yang terjadi (HEP) yang diperoleh
dimulai dengan melakukan identifikasi masalah. dari tabel HEART Generic Categories.
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi masalah Hasil pengelempokkan menunjukkan
yang ada pada PT.Multipanel Intermitra Mandiri bahwa terdapat 11 task yang masuk
Cikarang Yard dengan melakukan obervasi dan kedalam Task Type (E), 9 task type (D),
berdasarkan data kecelakaan kerja. Setelah dan 9 task type (C).
mengidentifikasi permasalahan, kemudian II. Menentukan Error Producing
ditetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian Conditions, EPCs yang diperoleh dari
yaitu melakukan Human Reliability Assesment di tabel Error Producing Conditions.Error
PT Multipanel Intermitra Mandiri di bagian Producing Conditions dipilih sesuai
produksi power control room dengan Human dengan tabel dan kemudian didapatkan
Error Assesment and Reduction Technique multiplier dari setiap EPC yang akan
(HEART) dan dapat memberikan usulan digunakan untuk perhitungan HEP.
perbaikan. Setelah menetapkan tujuan, dilakukan III. Menentukan Proportion of Effect yang
pengumpulan dan pengolahan data. bernilai antara 0 s.d. 1 pada tabel
Pengumpulan data diperlukan untuk assessed Proportion of Effect.
mengumpulkan informasi-informasi guna Penentuan Assessed Proportion
mendukung tercapainya tujuan penelitian. Untuk diperoleh berdasarkan hasil wawancara
memperoleh data cara yang dilakukan, yaitu dengan operator yang bersangkutan dan
antara lain: kepala seksi perakitan tersebut.
1. Wawancara IV. Menghitung Assessed Effect dan
Wawancara dilakukan selama proses kerja Human Error Probability.Hasil
praktik mulai dari tanggal 4 Januari sampai perhitungan Human Error Probability
dengan 3 Februari 2017 dengan koordinator menunjukkan bahwa nilai error yang
divisi HSE yaitu bapak Sueb Andrean. paling tertinggi yaitu terbesar pertama
Wawancara yang dilakukan berkaitan pada task 8.6 pengangkatan building
dengan data yang akan diambil yaitu dengan nilai sebesar 3,168.
kondisi lapangan proses produksi Power
Control Room. Hasil perhitungan yang dilakukan dengan
2. Data Perusahaan menggunakan metode HEART dapat dilihat
Data Perusahaan yang diperoleh yaitu pada tabel 1.
berupa Job Safety Analysis, proses produksi
PCR

Dari data yang diperoleh kemudian diolah


dengan menggunakan Human Error Assesment
and Reduction Technique. Berikut adalah
langkah-langkah menggunakan metode HEART:

4
1. Lift Director, bertanggung jawab kepada
Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan HEP seluruh proses pengangkatan dan harus
memastikan ketaatan pada Safety Plan dan
lift plan yang sesuai.
Lift Director bertanggung jawab untuk:
1. Memastikan bahwa salinan rencana lift
berjalan lancar, hadir di area kerja, dan
ditandatangani sesuai dengan Rencana
Keselamatan Crane;
2. Memastikan bahwa masing-masing
pihak lain, misalnya, pembongkaran,
operator, dan orang-orang yang menjadi
pengirim sinyal, memahami fungsinya.
3. Menugaskan / mengidentifikasi
pemimpin kru yang ditunjuk dan dengan
jelas mengidentifikasi pemimpin ini ke
semua pihak lain yang terkait dengan
lift tersebut. Pemimpin ini mungkin
merupakan mandor dari penyedia
layanan atau pihak lain yang secara
khusus ditunjuk untuk melakukan
fungsi kepemimpinan yang dibutuhkan
Setelah memperoleh nilai HEP seperti oleh awak yang curang. Tanggung
pada tabel x, maka langkah selanjutnya adalah jawab pemimpin adalah untuk:
memberikan rekomendasi perbaikan terhadap (1) memastikan bahwa personil dilatih
prioritas task yang memiliki error terbesar. dengan benar dan diberi
Berikut adalah rekomendasi perbaikan yang penjelasan secara seksama dalam
dapat dilakukan terhadap task tersebut prosedur yang akan dilaksanakan;
1. Menerapkan prisip Zones of Responsibility (2) memastikan bahwa peralatan dan /
atau alat pengangkat yang
disebutkan dalam rencana angkat
tersedia dan termasuk dalam
dokumentasi dan inspeksi;
(3) survei lokasi angkat dan jalur beban
serta area pendaratan untuk
kondisi berbahaya atau tidak biasa
yang mungkin tidak diantisipasi
dalam rencana pengangkatan;
(4) hadir sepanjang waktu ketika
pengangkatan yang bersifat kritis
sedang berlangsung. Sebelum
diangkat, direktur harus
berkomunikasi dengan semua
peserta untuk memastikan bahwa
mereka sepenuhnya menyadari
persyaratan rencana angkat.
4. Meyakinkan bahwa petugas yang
bertugas memberikan sinyal ada. Jika
diperlukan, di gunakan beberapa
Gambar 2 Prinsip Zone Of Responsibilities orang pemberi sinyal, briefing
(Sumber: OSHA Crane Safety Workbook) menyeluruh tentang transisi antara
signaler dengan crane Operator
Mengacu pada crane safety workbook yang di diperlukan. Jika komunikasi
terbitkan oleh OSHA maka dapat diterapkan elektronik antara orang sinyal dan
prinsip zone of resposibilities yang mana dalam crane digunakan, sistem yang
proses pengangkatan terdapat 4 jenis pekerja dan berlebihan harus diimplementasikan
crane service provider yang harus dilibatkan. 4 dan / atau prosedur yang tidak aman
jenis pekerja antara lain: dinyatakan dimana kurangnya

5
komunikasi akan menghentikan lift; 4. Operator, bertanggung jawab untuk
5. Mengidentifikasi orang yang memberi mengontrol pengangkatan yang
sinyal kepada penyelenggara dan bergantung pada sinyal yang di berikan
pihak-pihak lain yang terkait dengan oleh rigging personel. Jika operator
pengangkatan dan, dalam kasus merasa kurang aman dalam proses
dimana ada banyak pemberi sinyal, pengankatan makan operator dapat
direktur harus memastikan bahwa memberhentikan proses pengangkatan.
semua pihak terkait memahami Operator Bertanggung jawab untuk:
bidang tanggung jawab untuk setiap 1. Memastikan semua perencanaan
orang pemberi sinyal. pengangkatan memeiliki copy.
2. Safety Coordinator, bertanggung jawab 2. Semua pergerakan dari crane saat
pada semua aktivitas crane pada area peroses pengangkatan.
pengangkatan 3. Memastikan darimana akan
Safety Coordinator bertanggung jawab: mengambil perintah (arahan).
1. Memastikan adanya sertifikat 4. Familiar dengan alat (Crane) yang
untuk semua crane yang akan digunakan.
digunakan. 5. Mengkonfirmasi berat angkatan.
2. Memastikan inspeksi yang 6. Mengetahui tempat tujuan
dibutuhkan telah dilakukan dan pengangkatan.
jika perlu dilakukan tindakan 7. Memberitahukan semua masalah
perbaikan telah selesai. yang terjadi terkait pengangkatan
3. Memastikan bahwa lokasi kerja kepada supervisor untuk di perbaiki.
cocok untuk penggunaan jenis 8. Memberitahukan masalah kepada
crane. operator selanjutnya.
4. Memastikan penggunaan area 5. Service Provider, merupakan pihak ke-
kerja sesuai dengan yang di tiga yang bertanggung jawab untuk
izinkan. mendatangkan crane. Service provider
5. mengembangkan prosedur untuk memiliki tanggung jawab sebagai
peringatan cuaca buruk dan berikut:
memverifikasi bahwa operasinya 1. Melakukan proses set up crane.
beroperasi. 2. Inspeksi keseluruhan terhadap
6. meninjau dan memelihara rencana crane.
angkat untuk semua lift di lokasi 3. Memastikan operator yang akan
dan memastikan persetujuan yang menggunakan crane sudah telatih
tepat telah terjaga. untuk jenis crane yang digunakan..
3. Ringging Function, adalah personel yang 4. Memastikan sertifikasi untuk
bertugas untuk mengikatkan PCR pada crane yang digunakan.
kait dan memberikan sinyal pada crane
operator. Ketika PCR di turunkan maka 2. Solusi lain yang dapat diterapkan adalah
harus dilakukan prosedur yang benar yang dengan menjadikan operator crane sebagai
mana petugas harus sudah di training pegawai tetap agar dapat terbiasa dengan
dengan benar di bidang rigging pekerjaannya sehingga dapat mengurangi
operation.Dibawah pengawasan lift human error.
director, rigging personel bertanggung
jawab untuk. 5. KESIMPULAN
1. Memverikasikan berat yang akan Dari penelitian yang telah dilakukan dapat
diangkat dan mengkominikasikan diketahui bahwa dalam melakukan identifikasi
kepada operator. resiko kecelakaan kerja yang di sebabkan oleh
2. Mengikatkan bagunan yang akan human error dilakukan identifikasi kegagalan
diangkat menggunakan alat yang proses pada proses produksi Power Control
cocok. Room. Identifikasi kegagalan proses dilakukan
3. Memposisikan personal yang lain. dengan menganalisis setiap proses kerja yang
4. Menggunakan alat komunikasi dilalui berdasarkan Hirarchical Task Analaysis
elektroknik untuk penggunaan yang sudah di buat. Hirarchical Task Analysis di
beberapa rigging personel. buat berdasarkan alur proses perakitan PCR
5. Memandu proses penuruanan. secara garis besar. Pada proses perakitan PCR
6. Memandu dan menginformasikan terdapat 8 tahapan pekerjaan yang harus
operator untuk menjaga jarak aman. dilakukan yang mana 7 diantaranya memiliki sub

6
proses. Setiap proses memiliki resiko kecelakaan https://www.osha.gov/dte/grant_materi
kerjanya masing- masing. Hasil dari proses als/fy08/sh../crane_safety_Workbook.d
identifikasi dapat dilihat dari tabel 5.1. oc
Peters, G. &. (2006). Human Error Causes and
Untuk melakukan pengukuran human error Control. Florida: CRC PRESS.
menggunakan metode HEART, tahapan yang Purwanto, Sufa, M. F., & Ratnanto. (2014).
harus dilakukan adalah dengan membuat Analisis Human Error Operator Mesin
hirarchical task analysis proses produksi PCR, Ring Yarn Dengan Metode Human
mengidentifikasi kegagalan proses, menentukan Error Assessment And Reduction
generic task type, menetukan error producing Technique (Studi Kasus: Unit Spinning
condition dan menghitung nilai Human Error 1 PT. Dan Liris).
Probability. Dari hasil perhitungan dapat Safitri, D. M., Astriaty, A. R., & Rizani, N. C.
teridentifikasi bahwa proses pengangkatan PCR (2015). Human Reliability Assessment
menggunakan crane memiliki nilai HEP tertinggi dengan Metode Human Error
yaitu 3,168. Assessment and Reduction Technique
Rekomendasi perbaikan yang dilakukan pada Operator Stasiun Shroud PT. X.
untuk proses pengangkatan PCR menggunakan Rekayasa Sistem Industri.
crane adalah dengan menerapkan Metode Zone Sanders, M. S. (1993). Human Factors in
Of Responsibilities. Metode ini digunakan karena Engineering and Design 7th Edition.
dalam pengoperasian crane melibatkan banyak MC Graw Hill.
orang. Pada metode zone of responsibilities Swain A.D and Guttmann,1983. Hand Book of
pekerjaan di bagi menjadi 5 zonasi tanggung Human Reliability Analysis With
jawab yaitu lift director, safety coordinator, Emphasis On Nuclear Power Plant
Rigging personel, operator, dan crane provider. Application. US Nuclear Regulatory
Setiap zona meiliki tanggung jawab yang Commision, Washington, DC.
berbeda untuk mendukung pengoperasian crane
yang sesuai dengan prosedur sehingga dapat Sasmita, H. S. (2012). Analisis Human Error
mengurangi potensi human error. Pada Operator Mesin Dengan Metode
Human Error Assessment And
DAFTAR PUSTAKA Reduction Technique (Studi Kasus : Cv.
Alatas, A. H., & Putri, R. J. (t.thn.). Identifikasi Piranti Works Temanggung).
Human Eror Pada Proses Produksi
Cassava Chips Dengan Menggunakan
Metode Sherpa Dan Heart Di Pt.
Indofood Fritolay Makmur. Pasti, 98-
110.
Arini, A. (2013). Analisis Human Reliability
Pada Operator Bagian Maintenance
Mesin 2 Untuk Mengendalikan Human
Error Dengan Metode Human Error
Assessment And Reduction Technique
(Studi Kasus Pada Pt. Pjb Unit
Pembangkitan Paiton Tahun 2013). .
Bell. Julie & Holroyd, J. (2009). Review of
Human Reliability Assesment Methods.
Bentley, J. P. (1993). An Introduction To
Reliability & Quality. Logman Pub
Group.
Ishak. A, dkk. 2002. Manajemen Sumber Daya
Manusia Jakarta : Universitas Trisakti

Kirwan, B. (1995). THe Validation of Three


Human Reliability Quantification
Techniques-THERP, HEART, and
JHEDI.
OSHA. (2005). Occupational Safety and Health
Administration. Diambil kembali dari
United States Departemen of Labor:

Anda mungkin juga menyukai