Anda di halaman 1dari 28

Product Knowledge & Spesifikasi HSD

Serta Aplikasi Mesin Diesel

Yogyakarta 2015
PROFIL
WILLY BAHARI
SALES EXECUTIVE INDUSTRY & MARINE YOGYAKARTA
BRANCH OFFICE DIY & SURAKARTA
JL. P. MAGKUBUMI NO 20 YOGYAKARTA
0811 4600 370
WILLY.BAHARI@PERTAMINA.COM
PRODUK BBM PERTAMINA

Minyak solar adalah bahan bakar yang


berwarna kecoklatan dan mempunyai
kekentalan yang lebih besar daripada
Minyak tanah.
Memiliki densitas 15 oC antara 815 –
870 kg/m3 dengan range distilasi antara
250 - 370 oC.
Solar biasanya disebut juga dengan
High Speed Diesel (HSD)

Digunakan untuk mesin – mesin diesel dengan kecepatan putaran mesin yang
tinggi (biasanya diatas 1000 rpm).
SPESIFIKASI SOLAR
DEFINISI SPESIFIKASI SOLAR

• Tinggi : • Rendah :
- Delay period pendek - Delay period panjang
- Sulit detonasi - Mudah berdetonasi
- Daya mampu tinggi - Daya mampu berkurang
2. Berat Jenis/ Density & Specific Gravity (SG)
• Pengukuran berat jenis digunakan untuk menghitung massa minyak
bila volumenya telah diketahui maupun untuk mengetahui ada
tidaknya pencemaran sehingga mengubah besar massanya.
• Pengukuran Density erat kaitannya dengan menghitung volume BBM

Gravity Density
Degrees API at Pounds per
SG at 15oC (60oF) kg/L
15oC (60oF) Gallon (US)
25 0.9042 7.529 0.903
26 0.8984 7.481 0.898
27 0.8927 7.434 0.892
28 0.8871 7.387 0.886
29 0.8816 7.341 0.881
30 0.8762 7.296 0.876
31 0.8708 7.251 0.870
32 0.8654 7.206 0.865

• Tinggi : • Rendah :
- Membentuk deposit di ruang bakar - Daya mampu tak tercapai
- Keausan silinder liner berlebihan - Fuel setting harus disesuaikan
- Keausan ring piston berlebihan - Umur komponen berkurang
3. Viskositas / Kekentalan
• Viskositas dari bahan bakar umumnya dibatasi dengan persyaratan
maksimum dan minimum.

• Diperlukan persyaratan minimum dengan anggapan bahwa viskositas


yang terlalu rendah menyebabkan :
1) Penurunan penetrasi karena halusnya pengabutan. Jadi pengabutan
hanya disekitar injector saja.
2) Kebocoran dan keausan mungkin terjadi pada pompa bahan bakar dan
pada beberapa injektor
3) Akibat akumulasi dari dua alasan diatas maka akan terjadi power loss,
inefficiency mesin, fuel metering menjadi tidak akurat, serta dapat
menyebabkan keausan pada komponen fuel system.

• Persyaratan batasan viskositas maksimum diperlukan karena bila terlalu kentalakan


menyebabkan:
1) Atomisasi ke ruang bakar tidak sempurna
2) Butiran-butiran bahan bakar yang diinjeksikan keruang bakar terlalu
besar.
3) Penetrasi jet spary memerlukan energi yang besar, sehingga cenderung
seperti menyemprotkan padatan
4. Sulphur Content
• Sulphut content adalah kandungan sulfur yang terkandung dalam
bahan bakar
• Sumber Sulphur Content adalah berasal dari kandungan asli dari
minyak mentah/minyak bumi
• Batas maksimum kandungan sulfur di dalam bahan bakar diperlukan
untuk mengurangi korosi dan keausan komponen ruang bakar,
terbentuknya deposit, pencemaran lingkungan dan biaya
pemeliharaan.
• Semakin rendah sulphur content dalam bahan bakar minyak akan
semakin baik karena semakin tinggi sulphur content maka :
Pada proses pembakaran bersenyawa dengan air membentuk asam
sulfat (H2SO4) yang korosif
- Memperpendek umur catalytic converter dan DPF
- Emisi gas buang & efek hujan asam
- Membentuk deposit dan memperpendek umur komponen mesin
dan pelumas

• Maka perhatikan sulphur content dalam operasional pemakaian BBM


5. Distilasi
• Tes Distilasi mencerminkan sifat kemudahan menguap (volatility) bahan bakar.
• Kebutuhan volatility tergantung dari aspek desain mesin, ukuran, speed,
variasi beban, starting dan kondisi atmosfer.
• Bila bahan bakar terlalu mudah menguap dapat berakibat: vapor lock (timbul
gelembung udara pada saluran bahan bakar), vapor losses (kerugian
penguapan yang terlalu besar, icing karburator (pembekuan es pada karburator
karena panas sekeliling diserap untuk penguapan).
• Bila volatility sesuai : akselerasi mesin bagus, mudah distart, waktu
pemanasan pendek, distribusi campuran rata.
• Bila terlalu sukar menguap: pembakaran tidak sempurna, oil dilution
(pengenceran pelumas karter mesin)

• Rendah : •Tinggi :
- Bahan bakar mudah mendidih - Bahan bakar sulit mendidih
- Mudah terbentuk uap - Sulit terbentuk uap
- Mudah terbakar - Sulit terbakar
6. Titik Nyala (Flash Point)
• Merupakan suhu terendah dimana minyak memberikan campuran uap & udara
yang akan menyala sesaat / meledak bila ada sumber api
• Pengujian titik nyala penting untuk mendeteksi kemungkinan tercampurnya
fraksi lain yang lebih ringan juga sebagai faktor keselamatan kerja dalam
penanganan dan penimbunan bahan bakar.

• Arti :
Temperatur dimana uap bahan bakar akan
menyala ketika dikenai api
• Manfaat :
Lebih penting untuk masalah keamanan
(ketika penyimpanan/penanganan)
dibanding operasi mesin
• Persyaratan :
Harga flash point minimum untuk bahan
bakar solar adalah 60oC
• Rendah :
Bahaya kebakaran ketika
penyimpanan/penanganan
7. Titik Tuang (Pour Point)
• Merupakan suhu terendah dimana minyak tidak dapat mengalir saat
dituang.
• Untuk menjamin kemudahan transportasi, penimbunan dan pemakaian

• Rendah :
- Bahan bakar mudah mengalir pada
suhu rendah
- Mesin mudah di-start pada kondisi
dingin
• Tinggi :
- Bahan bakar sulit mengalir pada
suhu rendah
- Mesin sulit di-start pada kondisi
dingin
8. Residu Karbon
• Residu karbon merupakan ukuran kecenderungan untuk
terbentuknya deposit karbon dari bahan bakar bilamana
panas ruang bakar di bawah kondisi semestinya.

• Semakin rendah Residu Karbon maka kualitas BBM makin baik

Tingginya Residu karbon


menyebabkan :
• Incorrect Combustion
• Hot spots on liners
• Burned oil film
• Piston Scuffing
• Cylinder line wear
• Stuck rings
• Turbocharger deposits
• Engine fouling
• Engine deposits:
- Injection nozzles
- Pistons
- Valves
- Turbochargers
• Create sludge
• Prematurely plug filters
9. Kandungan Air / Water Content
• Air di dalam bahan bakar dapat menyebabkan korosi pada omponen sistem injeksi dan dapat
merangsang pertumbuhan jamur dan bakteri yang akan mengakibatkan filter menjadi buntu

• Asal :
- Selama transportasi
- Kondensasi dari udara pada tangki
• Efek ke mesin :
- Merusak pompa bahan bakar
- Fouling dan korosi (jika airnya mengandung garam)
- Mempercepat korosi komponen penyalur bahan bakar
• Penanganan :
•Melakukan monitoring kandungan air di Tangki Timbun secara berkala (Pasta Air)
•Melakukan sattling tangki Timbun dilakukan secara berkala pada tangki timbun
•Memasang Centrifuge dan Separator
10. Kandungan Abu / Ash Content

• Kandungan abu yang terdapat pada bahan bakar terdiri dari dua
bentuk, yaitu: padatan (suspended solid) yang bersifat abrasif,
dan sabun metalik terlarut (soluble metallic soap).
• Suspended solid dapat menyebabkan keausan pada
komponen-komponen mesin dan juga terbentuknya deposit.
• Soluble metallic soap tidak berpengaruh pada keausan namun
dapat menyebabkan terbentuknya deposit.

• Ash : logam atau kontaminan lain yang tidak dapat dibakar di


ruang bakar
• Membentuk kerak kekuning-kuningan pada komponen mesin
yang ada di ruang bakar
• Kerak yang bertumpuk mengganggu aliran gas buang keluar
ruang bakar
• Kerak dapat mempercepat keausan
11. Appearance & Color

• Warna BBM Gelap/Terang tidak


mempengaruhi kualitas BBM

• Yang terpenting dalam melakukan pengecekan


fisik BBM yang diperhatikan lebih kepada
kejernihan dari BBM tersebut :

•Jernih :
- Sedikit kotoran yang terlarut dalam bahan
bakar
• Keruh (cloudy) :
- Banyak kotoran/air yang terlarut
- Memicu keausan/korosi berlebihan pada
komponen penyalur bahan bakar
12. Sediment Content

• Komponen:
- Rust
- Scale
- Weld Slag
- Dirt
- Other Debris
• Tinggi :
- Meningkatkan keausan komponen
mesin
- Meningkatkan pembentukan
deposit
- Menurunkan pembuangan panas
Penyebab Perubahan Mutu BBM Dan Pengaruhnya

Kontaminasi Deteriorasi
Deff : Tercampur bahan lain (Minyak Deff : Adanya perubahaan mutu BBM
/Air/unsur) yang tidak dikehendaki dikarenakan adanya perubahan kimia dan
perubahan fisik
Akibat : Turunnya mutu BBM yang
mengakibatkan kerusakan mesin & Resiko Akibat : Turunnya mutu BBM yang
Berbahaya mengakibatkan kerusakan mesin & Resiko
Berbahaya
Contoh :
1.Kontaminasi Air : Contoh :
Mengakibatkan : 1. Rusaknya fuel pump 1.Terlalu Lama ditimbun : Dapat
2. Air yang mengandung garam akan mengakibatkan perubahan warna dan impurities
mengakibatkan korosi dan merusak 2.Sarana penyimpanan BBM tidak sesuai
komponen mesin dengan standart penyimpanan seperti
2.Kontaminasi Residu/Endapan : drum/galon/jerigen
mengakibatkan 1. Filter Cepat 2. Penyumbatan
injector 3. Pembakaran tidak sempurna 4.
Timbulnya deposit pada piston, valve dan
injetcor
• Stabilitas bahan bakar • Air dalam bahan bakar.
yang jelek. • Pelumasan pada plunger
• Kotoran dalam bahan kurang baik.
bakar.
• Pemasangan yang tidak
tepat.
• Bahan bakar terbakar • Kotoran dalam bahan bakar
pada area yang terlalu • Temperatur nozzle terlalu
dekat dengan nozzle. panas. Masalah ini biasanya
• Dribbling nozzle disebabkan oleh
pendinginan yang tidak
optimal.
• Partikel-partikel yang • Deposit yang terbentuk
bersifat abrasif di pada bahan bakar karena
dalam bahan bakar. bahan bakar tidak stabil.
• Air dalam bahan bakar • Viskositas bahan bakar
terlalu encer.
• Stabilitas bahan bakar • Temperatur nozzle terlalu
yang jelek panas (overheating).
• Tingginya kotoran • Air dalam bahan bakar
dalam bahan bakar terlalu banyak.
• Air dalam bahan bakar. • Bahan bakar yang tidak
• Tingginya kotoran stabil.
dalam bahan bakar. • Adanya butiran-butiran
es atau gumpalan-
gumpalan lilin atau wax.
• Warna asap putih. • Warna asap hitam.
• Disebabkan mesin • Dioperasikan dengan beban
beroperasi pada terlalu berat atau pembakaran
temperatur yang terlalu tidak sempurna.
rendah atau udara masuk
terlalu dingin.
• Asap berwarna biru.
• Indikasi terlalu tingginya
konsumsi pelumas.
Biasanya disebabkan karena mesin sering dioperasikan
idle kemudian diikuti dengan operasi beban tinggi.

Fenomena seperti ini sering ditemui pada operasi bus


kota.
Pengaruh Spesifikasi BBM ke Mesin
Properties Vehicle Performance
Cetane Number Knocking Power/Acceleration
Density Noise/Vibration
T90
Fuel Economy
Sulfur Catalyst poisoning Cold startability
Aromatics/PAH

Lubricity Exhaust emissions


Deposit
Viscosity
Wear in injection pump
CFPP/PP Seal

Oxidation stability Fuel filter plugging

Sediment Material compatibility


Engine oil degradation
Water Engine Reliability
Source : JAMA
Any Question ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai