NIM: 2202056013
A. Fenomena Sosial
B. Kebijakkan Pemerintah
Kebijakan inilah yang kerap mengundang konflik antara warga Desa Wadas dengan
Pemerintah Pusat melalui Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak, Direktorat
Jenderal Sumber Daya Air, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
yang sedang membangun Bendungan Bener, di Desa Guntur, Kabupaten
Purworejo, Jawa Tengah. Bahkan menurut Pejabat Pembuat Komitmen Bendungan
Bener, M. Yushar bahwa para pemilik tanah di wilayah bukit wadas sebagai sumber
batu andesit akan mendapat ganti rugi minimal 120.000 per meter persegi, dan
kerap mendapatkan janji dari Gubernur Jawa Tengah, yakni Ganjar Pranowo untuk
memberikan ganti rugi berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli tanah
atau rumah pengganti. Setelah itu tanah tetap dikuasai oleh pemerintah tetapi
pasca direstorasi (pemulihan), masyarakat dapat memanfaatkannya lagi melalui
kesepakatan antara Badan Usaha Milik Desa. Kembali Kepala Badan Pertahanan
Nasional menyatakan kepada Kapolda bahwa Proyek Pembangunan Waduk Bener
tercantum dalam Perpres Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan ke 3 atas
Perpres Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Proyek Strategis
Nasional. Pada 2017, pemerintah menetapkan pembangunan Bendungan Bener
sebagai Proyek Strategis Nasional melalui Perpres Nomor 58 Tahun 2017.
Kementrian PPN/ Bappenas Kementrian PUPR, Kemenparekraf/Baparekraf
(Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/ Badan
Perencanaan Pembangunan Nasional) dan Badan Koordinasi Penanaman Modal,
31 Maret 2020 menyatakan Bendungan Bener mampu mengairi sawah seluas 15.
519 hektar dan mengurangi debit banjir sebanyak 210 liter/detik, menyuplai air baku
sebanyak 1.500 liter/detik, dan menjadi sumber pembangkit listrik tenaga air
berkapasitas 6 Mega Watt. Yang mana 1.500 liter/detik suplai air baku untuk air
bersih, porsi terbanyak atau 700 liter per detik akan dialirkan ke Kabupaten Kulon
Progo yang 200 liternya dikhususkan untuk Bandara Yogyakarta International
Airport, sisanya 300 liter untuk Kabupaten Kebumen dan 500 liter untuk Kabupaten
Purworejo.
Oleh karena itu, saya dapat menarik kesimpulan bahwa suatu fenomena sosial baik
berdampak negatif maupun positif khususnya bagi warga Desa Wadas dengan
kebijakan pemerintah yang mana telah diatur dalam berbagai bentuk peraturan
daerah bahkan hingga peraturan presiden yang menyebabkan adanya relasi kuasa
berupa dominasi maupun stigmatisasi masyarakat dengan mengontrol berbagai
tatanan kehidupan berupa penggusuran lahan secara paksa dan eksploitasi sumber
daya alam warga Wadas secara beringas dengan dalih untuk menunjang Proyek
Strategis Nasional oleh pemerintah pusat. Bahkan ketika warga terang-terangan
menolak, Badan Pertahanan Nasional dengan mudahnya berdalih dengan
mengklaim bahwa pengukuran lahan telah disepakati oleh warga Desa Wadas.
Kerap kali warga yang terang-terangan memberontak mengalami kekerasan,
intimidasi hingga penangkapan secara paksa oleh aparat. Pemerintah juga kerap
memberikan janji berupa mengganti rugi lahan yang dipergunakan untuk
melanggengkan proyek-proyek keberpihakan, tetapi berkaca dari kasus PT. Freeport
yaitu penggerukkan lahan untuk pertambangan di Tanah Papua yang warganya
juga kerap disuap janji berupa pemberian saham Freeport kepada warga disekitar
khususnya masyarakat Papua bahkan hingga janji pembangunan fasilitas air bersih,
tapi nyatanya hingga hari ini masyarakat masih saja menanggung dampak yang
merugikan sepihak dan hanya menguntungkan pihak yang berkuasa.
https://nasional.kompas.com/read/2022/02/09/18264541/duduk-perkara-konflik-
didesa-wadas-yang-sebabkan-warga-dikepung-dan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konflik_Wadas https://projectmultatuli.org/tanah-
surga-wadas-dijadikan-tambang-mengapapemerintah-menindas-petani/
https://regional.kompas.com/read/2015/07/10/00071281/Tagih.Janji.Pembangun
an.F asilitas.Air.Bersih.Warga.Sandera.2.Mobil.PT.Freeport
https://m.liputan6.com/bisnis/read/2871051/pemerintah-janji-beri-warga-
papuasaham-freeport
Nama : Kalsih Mauli Shinta
Prodi : Ilmu Komunikasi
NIM : 2202056045
A. FENOMENA POLITIK
Seperti hal nya Indonesia korea utara juga mengadakan pemilu setiap lima tahun
sekali tapi berbeda dengan Indonesia korea utara hanya memiliki satu kandidat yang
tak lain dan tak bukan adalah Kim Jong Un. Pemungutan suara untuk Dewan Rakyat
Agung (SPA) merupakan suatu kewajiban dan tak ada pilihan kandidat di dalamnya.
Tak pernah terjadi perbedaan pendapat selama penyelenggaraannya. Kehadiran
pemilih di tempat pemungutan suara hampir selalu mencapai 100% dan kepuasan
terhadap sekutu pemerintah tersebut selalu bulat.
B. RELASI KUASA
Relasi kuasa merupakan kondisi di mana salah satu pihak memiliki atribusi serta
power yang lebih tinggi dibandingkan yang lainnya, serta menggunakan hal tersebut
untuk menguasai individu atau kelompok yang dianggap lemah.
Di sini pihak pemerintah menggunakan powernya dengan sengaja menekan
masyarakat untuk memilih di depan umum dan menaruh kecurigaan kepada
masyarakat yang memilih di dalam bilik khusus sehingga banyak dari mereka yang
memilih untuk membulatkan suara menjadi satu.
C. DAFTAR PUSTAKA
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-47519704
https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_di_Korea_Utara