Abstract
The land acquisition mechanism for Bener Dam (phase 1) in Purworejo District has been
implemented correctly, in accordance with Law no 2/2012. As a result of the law, residents of
Wadas Village have not filed a lawsuit with the State Administrative Court (PTUN) for the Decree
of the Bener Dam Land Acquisition Location in Wadas Village, Purworejo District, the process of
holding resilience continues to be carried out in Wadas Village. The conflict occurred because the
residents of Wadas Village prevented the construction officers from carrying out their
activities.The approach method used in this study is socio-legal, descriptive analytical research
specifications, research location in the village of Wadas, Purworejo District.
The results showed that the mechanism of land acquisition of Bener dam (phase 1) in Wadas
Village, Purworejo District was carried out correctly, which is in accordance with Law No. 2 of
2012 and solutions to overcome obstacles in the acquisitionland of Bener Dam Purworejo
District, among others, socialized the meaning of social functions and public interests that have
been regulated in applicable laws and regulations and that the President would revoke land rights
based on Law No. 20 of 1961.
138
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
139
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
140
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
Bener di Desa Wadas tidak berjalan peristiwa hukum tertentu yang terjadi
dengan lancar. Hal ini disebabkan dalam masyarakat.5
warga desa Wadas Kabupaten Spesifikasi penelitian ini
Purworejo menolak lahan tanah menggunakan spesifikasi penelitian
mereka dijadikan obyek pengadaan secara deskriptif-analitis. Deskriptif,
tanah bagi pembangunan Bendungan yaitu penelitian yang bertujuan
Bener. melukiskan tentang suatu hal di
Berdasarkan latar belakang daerah tertentu dan pada saat
tersebut, Permasalahan yang diambil tertentu.6 Menurut Soerjono
sebagai berikut : Soekanto suatu penelitian deskriptif
1. Bagaimana mekanisme dimaksudkan untuk memberikan data
pengadaan tanah Bendungan seteliti mungkin tentang manusia,
Bener (tahap 1) di Desa Wadas keadaan, atau gejala-gejala lainnya.7
Kabupaten Purworejo? Analitis, maksudnya dikaitkan
2. Apakah hambatan dalam dengan teori-teori hukum yang ada
pengadaan tanah pada dan/atau peraturan perundang-
pembangunan Bendungan Bener undangan yang berkaitan dengan
di Desa Wadas Kabupaten objek yang diteliti, yaitu pelaksanaan
Purworejo? dan hambatan dalam pengadaan
3. Bagaimana solusi dalam tanah bagi pembangunan Bendungan
mengatasi hambatan pengadaan Bener di Desa Wadas kabupaten
tanah pada pembangunan Purworejo. Sehingga deskriptif
Bendungan Bener di Desa analitis yaitu memusatkan perhatian
Wadas Kabupaten Purworejo? kepada masalah – masalah
sebagaimana adanya saat penelitian
II. METODE dilaksanakan yang kemudian hasil
Metode pendekatan penelitian dari penelitian diolah dan dianalisis
adalah metode atau cara mengadakan dengan peraturan perundang –
penelitian.4 Metode pendekatan yang undangan terkait untuk diambil
digunakan dalam penelitian ini kesimpulannya.
adalah metode Socio-legal, yakni Analisis data merupakan hal
menemukan antara konsep hukum yang sangat penting dalam suatu
yang abstrak dengan analisis penelitian dalam memberikan
lingkungan sosial. Dengan metode jawaban terhadap masalah yang
penelitian socio-legal akan diteliti, sebelum analisis data
membantu penelitian hukum dilakukan, terlebih dahulu diadakan
mengenai pemberlakuan atau pengumpulan data. Metode yang
implementasi ketentuan hukum digunakan dalam menganalisis dan
normatif secara in action pada setiap
5
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan
Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2004), hlm 134.
6
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi
4
Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Indonesia, 1982), hlm 35.
7
(Jakarta: Rianeka Cipta, 2002), hlm 23. Soerjono Soekanto, Op.Cit, hlm 10.
141
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
142
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
10
Loc. cit
11 12
Donny Saputra, Wawancara, Kepala Suwitri Iriyanto, Wawancara, Kepala
Satker Bendungan Bener dari BBWS Serayu ATR/BPN Kabupaten Purworejo,
Opak, (Purworejo: 9 Oktober, 2019). (Purworejo, 8 Oktober 2019).
143
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
144
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
13
Sri Widodo, Wawancara, Kasi Tugas Tim Kajian atas
Pendaftaran Tanah ATR/BPN Kabupaten Keberatan Lokasi yaitu :
Purworejo, (Purworejo: 20 Juni, 2019).
14
Loc.cit.
145
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
146
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
147
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
julukan warga untuk batu berwarna waduk di Desa Wadas karena tanah
hitam ini. Batu ini terletak di perut yang akan dipakai pembangunan
perbukitan Desa Wadas, Kecamatan waduk tersebut adalah tanah
Bener. Berbeda dengan batu kali produktif yang telah dikelola oleh
pada umumnya yang berbentuk para petani yang sudah lama dan
bulat, batuan ini seolah tak terputus. sangat menghasilkan banyak uang
Batu seperti ubin berwarna hitam. pada bulan tertentu apabila panen,
Rencana batu Lemosoh di Desa seperti durian17.
Wadas ini akan menjadi material Hambatan lainnya yaitu
bangunan Bendungan Bener. kepemilikan absentee/guntai, dimana
Salah satu hambatan dalam dalam hal ini pemilik tanah tidak
pengadaan tanah untuk berada dalam wilayah dimana tanah
pembangunan Bendungan Bener di tersebut berada. Pemilik tanah
Desa Wadas adalah perselisihan tersebut berdomisili di luar Desa
antara warga Wadas desa Wadas Wadas yaitu di luar negeri sebagai
dengan Balai Besar Wilayah Sungai Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
(BBWS) Serayu Opak (BBWS) sehingga untuk persetujuan atau
selaku pihak yang membutuhkan kesepakatan terkait lokasi tanahnya
tanah yaitu pengambilan batu akan terkena pengadaan tanah untuk
lemosoh di Desa Wadas. BBWS pembangunan Bendungan akan
adalah pemrakarsa proyek tersendat.
Bendungan Bener, di bawah Berbeda dengan warga Desa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Guntur, Kecamatan Bener,
Perumahan Rakyat (PUPR). Kabupaten Purworejo yang terletak
Warga desa Wadas Kabupaten di sebelah atau bertetanggan dengan
Purworejo menolak pengambilan Desa Wadas, dimana warga banyak
batu atau quarry yang akan menerima tanah pertanian mereka
digunakan untuk membangun untuk Bendungan Bener. Tidak ada
Bendungan. Warga menolak quarry rumah tempat tinggal warga yang
tersebut karena akan merusak terkena proyek pembangunan
lingkungan sekitarnya, air kebutuhan Bendungan, hanya ladang yang
hidup akan tercemar dan ditanami pohon tahunan seperti
menghilangkan mata pencaharian akasia, mahoni, maupun tanaman
hidup mereka16. musiman seperti kencur, empon-
Warga desa Wadas empon dan pisang. Warga yang
mengungkapkan bahwa pihaknya berhak atas tanah yang tanahnya
mendukung proyek Bendungan terkena proyek Bendungan bener di
Bener yang diselenggarakan Desa Guntur ada 800-an orang dan
pemerintah, namun perlu ditinjau sudah sepakat dengan ganti untung
ulang agar semua pihak tidak yang akan mereka terima18.
dirugikan. Terkait proyek Bendungan Warga desa Guntur menerima
Bener, pihaknya meminta dan mendukung pembangunan
mengevaluasi kembali pembangunan
17
Fahri Setiyanto, Wawancara, Kepala Desa
16
Kanto, Amir dan Seto, Wawancara, Wadas, (Purworejo: 22 Desember, 2019).
18
Warga Desa Wadas, (Purworejo: 23 Agus Mulyadi, Wawancara, Kepala Desa
November, 2019). Guntur, (Purworejo: 22 Desember, 2019).
148
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
karena merasa uang ganti rugi yang terdapat dalam Pasal 6 UUPA,
diberikan dapat bermanfaat buat bahwa “Semua hak atas tanah
usaha atau membeli tanah lagi untuk mempunyai fungsi sosial”. Hal ini
bercocok tanam di daerah lain. berarti bahwa hak atas tanah apapun
Warga desa Guntur memilik ganti yang ada pada seseorang tidaklah
uang dibanding ganti tanah. dapat dibenarkan, bahwa tanahnya
Kepala Desa Guntur itu akan dipergunakan (atau tidak
mengatakan, bahwa warga bisa dipergunakan) semata-mata untuk
menerima kehadiran Bendungan kepentingan pribadinya, apalagi
karena selama ini terjalin komunikasi kalau hal itu menimbulkan kerugian
baik antara pemerintah desa dan bagi masyarakat. Penggunaan tanah
warga. Oleh karena itu lebih mudah harus disesuaikan dengan
memberi pemahaman kepada keadaannya dan sifat daripada
mereka. Di sini kita membuat haknya, hingga bermanfaat baik bagi
kelompok, paguyuban. Semuanya kesejahteraan dan kebahagiaan yang
ada 7 paguyuban. Kalau ada mempunyainya maupun bermanfaat
informasi terkait Bendungan kita pula bagi masyarakat dan Negara..
komunikasikan kepada warga desa. Sedangkan asas kemanfaatan yang
Kondisi masyarakat Desa diatur dalam penjelasan pasal 2 UU
Wadas sudah mulai berpikir kritis, No.2 Tahun 2012 yaitu Huruf c
dinamis, bahkan bisa menjurus adalah hasil Pengadaan Tanah
kepada anarkis. Masyarakat mampu memberikan manfaat secara
beranggapan bahwa kepemilikan luas bagi kepentingan masyarakat,
terhadap tanah merupakan bangsa, dan negara.
kepemilikan yang mutlak, artinya Sikap warga desa berubah
tidak bisa diganggu gugat termasuk menjadi anarkis karena tidak ada
gangguan/gugatan dari hasil dari pengaduan mereka
pemerintah/Negara, dengan dasar itu tersebut. Mereka membawa hasil
para pemilik tanah tidak mudah panen mereka dalam melakukan
melepaskan haknya walau tanahnya unjuk rasa. Berdasarkan pendapat
dibutuhkan oleh Negara untuk Wirawan dalam bukunya Konflik
pembangunan kepentingan umum. dan Manajemen Konflik. Teori,
Masyarakat desa yang terkena Aplikasi, dan Penelitian, maka
pengadaan tanah mencari tempat konflik yang terjadi di Desa Wadas
pengaduan (keberatan) ke wakil merupakan tipe konflik yang ketiga
rakyat (DPRD Kabupaten Purworejo yaitu situasi dimana konflik sudah
Provinsi Jawa Tengah), WALHI dan naik ke permukaan, berakar, nyata,
LBH Yogyakarta karena mereka dan memerlukan tindakan untuk
merasa tertekan dengan adanya mengatasi akar penyebab dan
intimidasi aparat pemerintah sendiri. berbagai efeknya. Oleh karena itu
Menurut pendapat penulis, dibutuhkan solusi win win solusion
warga desa wadas kurang memahami untuk mengatasi konflik tersebut.
arti fungsi sosial dan asas
kemanfaatan yang diatur dalam
UUPA dan UU no 2 tahun 2002.
Berdasarkan teori fungsi sosial yang
149
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
150
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
151
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
152
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
153
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/
154