Anda di halaman 1dari 17

DIPONEGORO LAW JOURNAL

Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020


Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN BENDUNGAN BENER


DI DESA WADAS KABUPATEN PURWOREJO (TAHAP I)
(STUDI KASUS HAMBATAN DALAM PENGADAAN TANAH DI DESA
WADAS)

Muhammad Zaky Adriansa*, Nur Adhim, Ana Silviana


Program Studi S1 Ilmu Hukum, Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro
E-mail : kiky.adriansa@gmail.com
Abstrak

Mekanisme pengadaan tanah Bendungan Bener (Tahap 1) di Kabupaten Purworejo telah


dilaksanakan secara benar yaitu sesuai UU no 2 Tahun 2012. Akibat hukum warga Desa Wadas
tidak melakukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) atas Surat Keputusan Lokasi
Pengadaan Tanah Bendungan Bener di Desa Wadas Kabupaten Purworejo, maka proses
pengadaan tahan tetap dilaksanakan di Desa Wadas. Konflik terjadi karena warga Desa Wadas
dengan menghalangi petugas pelaksana pembangunan untuk melaksanakan kegiatannya. Tujuan
penelitian untuk mengetahui secara jelas mekanisme pengadaan tanah Bendungan Bener dan
hambatannya di Desa Wadas Kabupaten Purworejo. Metode Pendekatan yang digunakan
dalampenelitian ini adalah socio-legal, spesifikasi penelitian deskriptif analitis.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mekanisme pengadaan tanah Bendungan Bener (Tahap 1) di Desa Wadas
Kabupaten Purworejo telah dilaksanakan secara benar yaitu sesuai UU no 2 Tahun 2012 dan
akibat hukum warga desa Wadas tidak melakukan gugatan atas SK penetapan lokasi oleh
Gubernur, maka lokasi pengadaan tanah tetap dilaksanakan di Desa Wadas meski mereka
melakukan penolakan, solusi untuk mengatasi hambatan dalam pengadaan tanah Bendungan Bener
Kabupaten Purworejo antara lain mensosialisasikan makna fungsi sosial dan kepentingan umum
yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku dan akan dilakukan
pencabutan hak atas tanah oleh Presiden berdasarkan Undang-Undang No. 20 tahun 1961.

Kata kunci : Pengadaan Tanah; Hambatan; Bendungan Bener.

Abstract

The land acquisition mechanism for Bener Dam (phase 1) in Purworejo District has been
implemented correctly, in accordance with Law no 2/2012. As a result of the law, residents of
Wadas Village have not filed a lawsuit with the State Administrative Court (PTUN) for the Decree
of the Bener Dam Land Acquisition Location in Wadas Village, Purworejo District, the process of
holding resilience continues to be carried out in Wadas Village. The conflict occurred because the
residents of Wadas Village prevented the construction officers from carrying out their
activities.The approach method used in this study is socio-legal, descriptive analytical research
specifications, research location in the village of Wadas, Purworejo District.
The results showed that the mechanism of land acquisition of Bener dam (phase 1) in Wadas
Village, Purworejo District was carried out correctly, which is in accordance with Law No. 2 of
2012 and solutions to overcome obstacles in the acquisitionland of Bener Dam Purworejo
District, among others, socialized the meaning of social functions and public interests that have
been regulated in applicable laws and regulations and that the President would revoke land rights
based on Law No. 20 of 1961.

Keywords: Land Acquisition; Obstacles; Bener Dam.

138
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

I. PENDAHULUAN mempertanggungjawabkan kepada


Tanah adalah lapisan masyarakat.1
permukaan bumi yang merupakan Setiap pemegang hak atas
salah satu sumber daya alam yang tanah memiliki hak untuk
penting untuk kelangsungan hidup memanfaatkan tanah sesuai
umat manusia. Kehidupan manusia ketentuan perundang – undangan.
hampir sebagian besar tergantung Namun pemanfaatan tersebut tetap
pada tanah, baik untuk mata harus mempertimbangkan ketentuan
pencaharian, kebutuhan Pasal 6 UUPA yang berbunyi
papan/tempat tinggal, pangan dan “Semua hak atas tanah mempunyai
kebutuhan lain yang bersifat fungsi sosial. Hal ini berarti bahwa
ekonomis dan religius. pemegang hak atas tanah tidak
Hak Menguasai Negara pada memiliki kekuasaan yang mutlak,
Hukum Tanah Nasional yaitu sebab tanah sesuai dengan fungsi
Undang-Undang Nomor 5 Tahun sosialnya apabila negara
1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- menghendaki untuk kepentingan
Pokok Agraria yang dikenal dengan umum, pemegang hak atas tanah
Undang-Undang Pokok Agraria tersebut harus melepaskan hak atas
(selanjutnya disebut UUPA) yang tanahnya kepada negara.
merupakan penjabaran lebih lanjut Ketentuan dalam Pasal 18
dari Pasal 33 (3) Undang-Undang UUPA juga memberikan landasan
Dasar Negara Republik Indonesia hukum bahwa bagi pengambilan
1945 yang berbunyi “Bumi, air dan tanah hak yaitu untuk kepentingan
kekayaan alam yang terkandung di umum, termasuk kepentingan bangsa
dalamnya dikuasai oleh Negara dan dan negara serta kepentingan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya bersama seluruh rakyat, hak – hak
kemakmuran rakyat.” Pengertian atas tanah dapat dicabut dan
“dikuasai” di sini berarti negara diberikan ganti kerugian yang layak
memiliki kekuasaan untuk membuat menurut cara yang telah diatur di
peraturan-peraturan terkait agraria dalam perundang – undangan. Tata
untuk kepentingan rakyatnya. cara tersebut diatur dalam Undang –
Prinsip “Negara menguasai” di Undang Nomor 2 tahun 2012 tentang
sini, maka dalam hubungan antara Pengadaan Tanah bagi Pembangunan
negara dan masyarakat, masyarakat untuk Kepentingan Umum (UU PT
tidak dapat disub-ordinasikan Tahun 2012) bahwa, “Pengadaan
kedudukannya dibawah negara, tanah adalah kegiatan menyediakan
karena negara justru menerima kuasa tanah dengan cara memberi ganti
dari masyarakat untuk mengatur kerugian yang layak dan adil kepada
tentang peruntukkan, persediaan dan pihak yang berhak,” yaitu pihak yang
penggunaan tanah serta hubungan menguasai tanah atau memiliki objek
dan perbuatan hukum yang
bersangkutan dengan tanah. Dengan 1
Maria SW Sumardjono, Kewenangan
demikian maka segala perbuatan Negara untuk Mengatur dalam Konsep
negara, dalam hal ini Pemerintah penguasaan tanah oleh Negara, Pidato
harus dapat Pengukuhan Jabatan Guru besar pada
Fakultas Hukum UGM, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, 1998.

139
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pengadaan tanah. Sementara, ganti Pada dasarnya pengadaan tanah


kerugian adalah penggantian yang merupakan perbuatan pemerintah
layak dan adil kepada pihak yang untuk memperoleh tanah untuk
berhak dalam proses pengadaan berbagai kepentingan pembangunan,
tanah.2 khususnya bagi kepentingan umum.
Pembangunan nasional Prinsipnya pengadaan tanah
semakin meningkat dan keterbatasan dilakukan dengan cara musyawarah
persediaan tanah membawa dampak antara pihak yang memerlukan tanah
semakin sulitnya memperoleh tanah dan pemegang hak atas tanah yang
untuk berbagai keperluan, tanahnya diperlukan untuk kegiatan
melonjaknya harga tanah secara tidak pembangunan.3
terkendali dan kecenderungan Proyek Bendungan Bener di
perkembangan penggunaan tanah Kabupaten Purworejo merupakan
secara tidak teratur, terutama di proyek nasional dan akan menjadi
daerah. Melonjaknya harga tanah bangunan bendungan yang tertinggi
membuat pemerintah semakin sulit di Indonesia dengan ketinggian
untuk melakukan pembangunan waduk sekitar 150 meter dan lebar
untuk penyediaan prasarana dan bawah sekitar 290 meter. Air dalam
kepentingan umum. bendungan nantinya akan digunakan
Pada masa sekarang ini sangat untuk melayani area irigasi seluas
sulit melakukan pembangunan untuk 15.519 hektare serta suplai air baku
kepentingan umum di atas tanah sebesar 1500 liter/detik untuk
negara. Kenyataan menunjukkan Kabupaten Purworejo, Kebumen,
bahwa pembangunan membutuhkan dan Kulonprogo. Selain itu juga akan
tanah, tetapi di sisi lain tanah negara difungsikan Pembangkit Listrik
yang tersedia untuk memenuhi Tenaga Air (PLTA) untuk menyuplai
kebutuhan tersebut semakin terbatas, energi listrik sebesar 6 MW. Potensi
karena tanah yang ada sebagian telah dan manfaat Bendungan Bener juga
dikuasai atau dimiliki oleh akan menjadi lokasi wisata, area
masyarakat dengan suatu hak. Agar perikanan dan konservasi Daerah
pembangunan tetap dapat terpelihara, Aliran Sungai (DAS) Bogowonto
khususnya pembangunan berbagai bagian hulu.
fasilitas untuk kepentingan umum Hal penting yang perlu
yang memerlukan bidang tanah, diperhatikan dalam pengadaan tanah
maka upaya hukum dari pemerintah bagi kepentingan umum adalah
untuk memperoleh tanah – tanah kesepakatan antara pihak pemegang
tersebut dalam memenuhi hak atas tanah kepada pihak instansi
pembangunan antara lain dilakukan yang membutuhkan tanah dengan
melalui pembebasan hak atas tanah. mekanisme konsultasi publik atau
Oleh karena itu jalan keluar yang yang dikenal musyawarah.
dilakukan adalah dengan mengambil Sedangkan pada proses konsultasi
tanah – tanah hak melalui lembaga publik atau musyawarah dalam
pengadaan tanah. pengadaan tanah untuk Bendungan
2 3
Bernard Limbong, Pengadaan Tanah untuk Maria S.W. Sumardjono, Tanah Dalam
Pembangunan, (Jakarta: Margaretha Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya,
Pustaka, 2011), hlm 369. (Jakarta: Kompas, 2009), hlm 280.

140
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Bener di Desa Wadas tidak berjalan peristiwa hukum tertentu yang terjadi
dengan lancar. Hal ini disebabkan dalam masyarakat.5
warga desa Wadas Kabupaten Spesifikasi penelitian ini
Purworejo menolak lahan tanah menggunakan spesifikasi penelitian
mereka dijadikan obyek pengadaan secara deskriptif-analitis. Deskriptif,
tanah bagi pembangunan Bendungan yaitu penelitian yang bertujuan
Bener. melukiskan tentang suatu hal di
Berdasarkan latar belakang daerah tertentu dan pada saat
tersebut, Permasalahan yang diambil tertentu.6 Menurut Soerjono
sebagai berikut : Soekanto suatu penelitian deskriptif
1. Bagaimana mekanisme dimaksudkan untuk memberikan data
pengadaan tanah Bendungan seteliti mungkin tentang manusia,
Bener (tahap 1) di Desa Wadas keadaan, atau gejala-gejala lainnya.7
Kabupaten Purworejo? Analitis, maksudnya dikaitkan
2. Apakah hambatan dalam dengan teori-teori hukum yang ada
pengadaan tanah pada dan/atau peraturan perundang-
pembangunan Bendungan Bener undangan yang berkaitan dengan
di Desa Wadas Kabupaten objek yang diteliti, yaitu pelaksanaan
Purworejo? dan hambatan dalam pengadaan
3. Bagaimana solusi dalam tanah bagi pembangunan Bendungan
mengatasi hambatan pengadaan Bener di Desa Wadas kabupaten
tanah pada pembangunan Purworejo. Sehingga deskriptif
Bendungan Bener di Desa analitis yaitu memusatkan perhatian
Wadas Kabupaten Purworejo? kepada masalah – masalah
sebagaimana adanya saat penelitian
II. METODE dilaksanakan yang kemudian hasil
Metode pendekatan penelitian dari penelitian diolah dan dianalisis
adalah metode atau cara mengadakan dengan peraturan perundang –
penelitian.4 Metode pendekatan yang undangan terkait untuk diambil
digunakan dalam penelitian ini kesimpulannya.
adalah metode Socio-legal, yakni Analisis data merupakan hal
menemukan antara konsep hukum yang sangat penting dalam suatu
yang abstrak dengan analisis penelitian dalam memberikan
lingkungan sosial. Dengan metode jawaban terhadap masalah yang
penelitian socio-legal akan diteliti, sebelum analisis data
membantu penelitian hukum dilakukan, terlebih dahulu diadakan
mengenai pemberlakuan atau pengumpulan data. Metode yang
implementasi ketentuan hukum digunakan dalam menganalisis dan
normatif secara in action pada setiap

5
Abdulkadir Muhammad, Hukum dan
Penelitian Hukum, (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2004), hlm 134.
6
Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi
4
Suharsimi Arikuntoro, Prosedur Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Indonesia, 1982), hlm 35.
7
(Jakarta: Rianeka Cipta, 2002), hlm 23. Soerjono Soekanto, Op.Cit, hlm 10.

141
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

mengolah data – data yang Lokasi Bendungan Bener dan Surat


terkumpul adalah analisis kualitatif.8 Keputusan Gubernur Jawa Tengah
Analisis kualitatif menekankan Nomor 660.1/20 Tahun 2018 tentang
pada metode deduktif sebagai Izin Lingkungan Rencana
pegangan utama terutama Pembangunan Bener.
menggunakan bahan – bahan Kawasan Bendungan Bener
kepustakaan sebagai sumber data berada di atas tanah seluas 500
penelitiannya. Data yang dianalisis hektare atau setara 4.300 bidang.
secara kualitatif, dalam hal ini Sekitar 3.096 masuk wilayah
hubungan antara teori yang didapat Purworejo dan selebihnya wilayah
dari studi kepustakaan akan Kabupaten Wonosobo. Untuk
dianalisis dan dikaji selanjutnya akan Wilayah Kabupaten Purworejo,
ditarik kesimpulan dengan metode sedikitnya ada 7 desa di Kecamatan
deduktif yaitu metode yang Bener yang terdampak langsung
menerapkan hal-hal umum terlebih pembangunan, yakni Wadas, Bener,
dahulu seterusnya dihubungkan Kedung Loteng, Laris, Limbangan,
dengan bagain-bagian khusus9, Guntur, dan Karangsari. Sementara 1
kemudian di sistematiskan menjadi desa lainnya berada di Kecamatan
analisis data yang disusun dalam Gebang, yakni Desa Kemiri.
bentuk penulisan hukum. Air dalam Bendungan nantinya
akan digunakan untuk melayani area
III. HASIL DAN irigasi seluas 15.519 hektare serta
PEMBAHASAN suplai air baku sebesar 1500
A. Pengadaan Tanah Bagi liter/detik untuk Kabupaten
Pembangunan Bendungan Purworejo, Kebumen, dan
Bener di Desa Wadas Kulonprogo. Selain itu juga akan
Kabupaten Purworejo difungsikan Pembangkit Listrik
(Tahap I) Tenaga Air (PLTA) untuk menyuplai
1. Gambaran Lokasi Penelitian energi listrik sebesar 6 MW.
Bendungan Bener merupakan Bendungan juga akan menjadi lokasi
proyek nasional yang telah wisata, area perikanan dan
ditetapkan melalui Peraturan konservasi DAS Bogowonto bagian
Presiden No 56 Tahun 2013 tentang hulu.
perubahan keempat atas Peraturan Berdasarkan data Layanan
Presiden No. 24 Tahun 2010 tentang Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)
Kedudukan Tugas dan Fungsi KPUPR, PT Brantas Abipraya
Kementrian Negara Serta Susunan menjadi pengembang pembangunan
Organisasi Tugas dan fungsi eselon I Bendungan Bener Paket I dan Paket
Kementrian Negara,Surat Keputusan IV. Paket II dilaksanakan oleh PT
Gubernur Jawa Tengah Nomor Waskita Karya dan paket III oleh
590/41/2018 tentang Izin Penetapan Pembangunan Perumahan. Nilai
harga perkiraan sendiri (HPS) paket I
8
Ronny Hanitijo Soemitro, Op.Cit., hlm Rp 606,77 miliar, paket II Rp 632
98. miliar, paket II Rp1,17 miliar, dan
9
Janu Murdiyatmoko, Sosiologi Memahami paket IV Rp1,4 triliun.
dan Mengkaji Masyarakat, (Bandung:
Grafindo Media Pratama, 2007), hlm 27.

142
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Pemerintah telah menyiapkan di Desa Wadas Kabupaten


dana untuk pengadaan tanah Purworejo
Bendungan Bener sejak tahun 2017 Berdasarkan Pasal 13 UU No.
dengan nilai antara Rp 1 triliun 2 Tahun 2012 bahwa pengadaan
hingga Rp 1,2 triliun. Namun untuk tanah untuk kepentingan umum
realisasinya, pemerintah akan diselenggarakan melalui tahapan:
melibatkan pihak perbankan10. a. perencanaan (tahap1)
Sementara untuk bangun-an fisik b. persiapan (tahap 2)
Bendungan, pemerintah menyiapkan c. pelaksanaan (tahap3)
anggaran kurang lebih Rp 3,8 triliun. d. penyerahan hasil (tahap4).
Konstruksi tapak Bendungan
direncanakan setinggi 159 meter dan Pada tahap perencanaan
mampu menampung air kurang lebih (tahap1) pengadaan tanah
100 juta meterkubik. Sebanyak 1.421 Bendungan Bener pada Desa Wadas
bidang tanah dibebaskan dalam Kabupaten Purworejo, hasil
pengadaan tanah pembangunan konsultasi publik menentukan
Bendungan Bener. Sejumlah bidang apakah lokasi yang direncanakan
tanah itu berada di 4 desa wilayah bisa dieksekusi atau instansi harus
Kecamatan Bener, yakni Desa menentukan lokasi lain.12
Guntur, Karangsari, Bener, dan Berdasarkan hasil penelitian,
Kedung Loteng. Tanah yang pengadaan tanah untuk
dibebaskan akan digunakan sebagai pembangunan Bendungan Bener di
akses jalan, genangan dan Desa Wadas baru dilaksanakan pada
Bendungan, dispoal, kantor, dan tahap perencanaan (Tahap 1). Tahap
jalan inspeksi serta jalan quarry. perencanaan pengadaan tanah di
Pengadaan tanah ini tanah yang Desa Wadas antara lain:
akan dibebaskan sebagian besar 1) Instansi yang memerlukan tanah
adalah tegalan, ladang dan sawah. (TPT) membuat Perencanaan
Sedangkan rumah warga yang berhak Pengadaan Tanah (PPT) yang
atas tanah hanya sekitar belasan. disusun dalam bentuk dokumen
Pembebasan tanah makam juga perencanaan Pengadaan Tanah,
hanya beberapa dan nanti akan kami yang paling sedikit memuat:
pindahkan sesuai a. Maksud dan tujuan
kesepakatan.Pengadaan tanah tidak rencana pembangunan;
hanya membebaskan tanah warga b. Kesesuaian dengan
saja, juga ada tanah milik pemerintah Rencana Tata Ruang
desa, tanah kas desa, atau wakaf. 11 Wilayah dan Rencana
Pembangunan Nasional
2. Mekanisme Pengadaan dan Daerah;
Tanah Bagi Pembangunan c. Letak tanah;
Bendungan Bener (Tahap 1) d. Luas tanah yang
dibutuhkan;

10
Loc. cit
11 12
Donny Saputra, Wawancara, Kepala Suwitri Iriyanto, Wawancara, Kepala
Satker Bendungan Bener dari BBWS Serayu ATR/BPN Kabupaten Purworejo,
Opak, (Purworejo: 9 Oktober, 2019). (Purworejo, 8 Oktober 2019).

143
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

e. Gambaran umum status Pengadaan Tanah dalam


tanah; waktu paling lama 30 (tiga
f. Perkiraan waktu puluh) hari kerja sejak
pelaksanaan Pengadaan pemberitahuan rencana
Tanah; pembangunan. Hasil
g. Perkiraan jangka waktu pendataan awal lokasi
pelaksanaan rencana pembangunan
pembangunan; digunakan sebagai data untuk
h. Perkiraan nilai tanah dan pelaksanaan Konsultasi
i. Rencana penganggaran. Publik rencana pembangunan.
Dokumen Perencanaan 3. Konsultasi Publik rencana
Pengadaan Tanah (PPT) pembangunan dilaksanakan
disusun berdasarkan studi untuk mendapatkan kesepakatan
kelayakan dan ditetapkan lokasi rencana pembangunan
oleh TPT serta diserahkan dari Pihak yang Berhak.
kepada pemerintah Konsultasi Publik melibatkan
provinsi Jawa Tengah. warga desa Wadas atau melalui
perwakilan dengan surat kuasa
2) Perencanaan pengadaan tanah dari dan oleh phak yang berhak
untuk pembangunan didasarkan atas tanah. Konsultasi Publik
atas Rencana Tata Ruang rencana pembangunan
Wilayah dan prioritas dilaksanakan dalam waktu
pembangunan yang tercantum paling lama 60 (enam puluh)
dalam Rencana Pembangunan hari kerja. Apabila sampai
Jangka Menengah, Rencana dengan jangka waktu 60 (enam
Strategis, Rencana Kerja TPT. puluh) hari kerja pelaksanaan
Berdasarkan Pasal 16 Konsultasi Publik terdapat pihak
UU No. 2 Tahun 2012 bahwa yang keberatan mengenai
instansi yang memerlukan tanah rencana lokasi pembangunan,
bersama pemerintah provinsi dilaksanakan Konsultasi Publik
(TPT) dengan mengacu pada ulang dengan pihak yang
dokumen Perencanaan keberatan paling lama 30 (tiga
Pengadaan Tanah (PPT) puluh) hari kerja. Apabila
melaksanakan: terjadi kesepakatan dituangkan
1. Pemberitahuan rencana dalam bentuk berita acara
pembangunan yang kesepakatan. Atas dasar
disampaikan kepada kesepakatan tersebut, TPT
masyarakat pada rencana mengajukan permohonan
lokasi pembangunan, baik penetapan lokasi kepada
langsung maupun tidak Gubernur.
langsung.
2. Pendataan awal lokasi Penetapan lokasi adalah
rencana pembangunan penetapan atas lokasi pembangunan
meliputi kegiatan untuk kepentingan umum yang
pengumpulan data awal Pihak ditetapkan dengan keputusan
yang Berhak dan Objek Gubernur, yang dipergunakan

144
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

sebagai izin untuk pengadaan tanah, kesepakatan. Warga Desa Wadas


perubahan pengunaan tanah dan secara keseluruhan menolak wilayah
peralihan hak atas tanah dalam desanya ditetapkan sebagai lahan
pengadaan tanah bagi pembangunan pengadaan tanah, karena tanah yang
untuk kepentingan umum.13 terkena pengadaan tanah di Desa
Persyaratan dalam permohonan Wadas merupakan lahan produktif.
penetapan lokasi pembangunan14: Lahan produktif tersebut merupakan
1. Surat permohonan dari Istansi sumber kebutuhan pokok mereka
yang memerlukan tanah sekeluarga sehari-hari. Misalnya,
2. Dokumen Perencanaan ditanami sayur-sayuran dan sebagian
3. Surat rekomendasi dari Instansi untuk ternak ayam, bebek, kambing
yang berwewenang atas dan sapi.
kesesuaian RTRW Berdasarkan Pasal 21 UU No.
2 Tahun 2012, apabila dalam
Pada tahap pra konstruksi Konsultasi Publik ulang masih
terlebih dahulu telah dilakukan : terdapat pihak yang keberatan
1. Survey, penetapan lokasi dan mengenai rencana lokasi
perijinan, dengan memperhatikan pembangunan, instansi yang
a. Keresahan Masyarakat memerlukan tanah (TPT)
b. Sikap dan Persepsi melaporkan keberatan dimaksud
Masyarakat kepada gubernur setempat.
2. Pengadaan Tanah dengan Gubernur membentuk tim untuk
memperhatikan : melakukan kajian atas keberatan
a. Keresahan Masyarakat rencana lokasi pembangunan yang
b. Sikap dan Persepsi terdiri atas:
Masyarakat a. sekretaris daerah provinsi atau
pejabat yang ditunjuk sebagai
Pada saat survey, penetapan ketua merangkap anggota;
lokasi dan perijinan diperkirakan b. Kepala Kantor Wilayah Badan
menimbulkan dampak terhadap Pertanahan Nasional sebagai
keresahan masyarakat. Penentuan sekretaris merangkap anggota;
batas tanah yang akan dipergunakan c. instansi yang menangani urusan
TPST telah selesai pelepasan hak di bidang perencanaan
kepemilikan lama kepada ke pembangunan daerah sebagai
pemilikan baru . Survey didampingi anggota;
aparat setempat yang benar-benar d. Kepala Kantor Wilayah
mengetahui kepemilikan dan Kementerian Hukum dan Hak
luasnya. Asasi Manusia sebagai anggota;
Pada konsultasi publik terkait e. bupati/wali kota atau pejabat
perencanaan pengadaan tanah untuk yang ditunjuk sebagai anggota;
pembangunan bendungan bener di dan
Desa Wadas, tidak tercapai f. akademisi sebagai anggota.

13
Sri Widodo, Wawancara, Kasi Tugas Tim Kajian atas
Pendaftaran Tanah ATR/BPN Kabupaten Keberatan Lokasi yaitu :
Purworejo, (Purworejo: 20 Juni, 2019).
14
Loc.cit.

145
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

a. menginventarisasi masalah yang Keputusan Gubernur Jawa Tengah


menjadi alasan keberatan; Nomor 590/41/2018 tentang Izin
b. melakukan pertemuan atau Penetapan Lokasi Bendungan Bener
klarifikasi dengan pihak yang dan Surat Keputusan Gubernur Jawa
keberatan; dan Tengah Nomor 660.1/20 Tahun 2018
c. membuat rekomendasi diterima tentang Izin Lingkungan Rencana
atau ditolaknya keberatan. Pembangunan Bener.
Pengadaan tanah Bendungan
Dalam waktu paling lama 14 Bener di Kabupaten Purworejo ini
(empat belas) hari kerja terhitung dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan
sejak diterimanya permohonan oleh Tanah (P2T) yang meliputi Lembaga
Gubernur, hasil kajian tim berupa Pertanahan (ATR/BPN), yang dalam
rekomendasi diterima atau pelaksanaannya mengikutsertakan
ditolaknya keberatan rencana lokasi atau berkoordinasi dengan
pembangunan harus sudah diterima pemerintah provinsi atau pemerintah
Gubernur. Gubernur berdasarkan kabupaten Purworejo.
rekomendasi tim kajian tersebut Berdasarkan hasil penelitian,
mengeluarkan surat keputusan Panitia Pengadaan Tanah (P2T) telah
diterima atau ditolaknya keberatan melaksanakan mekanisme pengadaan
atas rencana lokasi pembangunan. tanah Bendungan Bener (Tahap I) di
Dalam hal ditolaknya Desa Wadas Kabupaten Purworejo
keberatan atas rencana lokasi secara benar yaitu sesuai UU no 2
pembangunan Gubernur menetapkan Tahun 2012 tentang Pengadaan
lokasi pembangunan dan apabila Tanah Bagi Pembangunan Untuk
diterimanya keberatan atas rencana Kepentingan Umum.
lokasi pembangunan, Gubernur Menurut penulis, berdasarkan
memberitahukan kepada Instansi Pasal 23 UU No. 2 Tahun 2012,
yang memerlukan tanah (TPT) untuk bahwa penetapan lokasi
mengajukan rencana lokasi pembangunan oleh Gubernur masih
pembangunan di tempat yang lain. terdapat keberatan terhadap
Pada kasus keberatan warga penetapan lokasi, pihak yang berhak
Desa Wadas atas lokasi pengadan dapat mengajukan gugatan ke
tanah di Desa Wadas sebagai lahan Pengadilan Tata Usaha Negara
pengadaan tanah Bendungan Bener, setempat paling lambat 30 (tiga
hasil tim kajian menolak keberatan puluh) hari kerja sejak
atas rencana lokasi pembangunan dikeluarkannya penetapan lokasi.
Bendungan Bener. Oleh karena itu Pengadilan Tata Usaha Negara
Gubernur dengan Surat Keputusan memutus diterima atau ditolaknya
(SK Gubernur) menetapkan Lokasi gugatan dalam waktu paling lama 30
Desa Wadas sebagai obyek (tiga puluh) hari kerja sejak
pengadaan tanah untuk diterimanya gugatan. Pihak yang
pembangunan bendungan Bener di keberatan terhadap putusan
Kabupaten Purworejo. Pengadilan Tata Usaha Negara,
Pelaksanaan pengadaan tanah dalam waktu paling lama 14 (empat
bagi pembangunan Bendungan Bener belas) hari kerja dapat mengajukan
dilaksanakan berdasarkan Surat kasasi kepada Mahkamah Agung

146
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Republik Indonesia. Mahkamah pembangunan. Terjadi penolakan


Agung wajib memberikan putusan pada warga Desa Wadas atas
dalam waktu paling lama 30 (tiga pengadaan tanah yang akan
puluh) hari kerja sejak permohonan dilakukan di desa mereka untuk
kasasi diterima. kepentingan pembangunan
Putusan pengadilan yang telah Bendungan Bener. Mereka
mempunyai kekuatan hukum tetap mengkhawatirkan akan terjadi suatu
menjadi dasar diteruskan atau dampak negatif dari suatu kegiatan
tidaknya Pengadaan Tanah bagi pengadaan tanah tersebut, karena
pembangunan untuk Kepentingan mereka yang pertama kali kena
Umum. imbasnya.
Warga Desa Wadas tidak Penolakan tersebut tidak hanya
mengajukan gugatan ke PTUN pada saat konsutasi publik tetapi juga
dikarenakan tidak mengetahui secara anarkhis melakukan unjuk
prosedur ataupun aturan dalam UU rasa ke jalanan sehingga
No. 2 Tahun 2012. Hal inilah akibat mengakibatkan konflik yang
hukum yang harus diterima warga berkepanjangan. Menurut Wirawan,
Desa Wadas karena tidak melakukan konflik yang terjadi di Desa Wadas
gugatan ke PTUN, maka tanahnya masuk tipe konflik yang ketiga yaitu
diteapkan secara hukum menjadi konflik sudah naik ke permukaan,
obyek pengadaan tanah untuk berakar, nyata, dan memerlukan
pembangunan Bendungan Bener tindakan untuk mengatasi akar
Kabupaten Purworejo. Surat penyebab dan berbagai efeknya.
rekomendasi Tim Kajian Oleh karena itu dampak terhadap
Perencanaan Lokasi menjadi dasar keresahan masyarakat perlu dikelola,
Gubernur bersama Instansi yang terutama pada masyarakat yang
memerlukan tanah (TPT) tanahnya terkena pengadaan tanah.
mengumumkan penetapan lokasi Menurut Lembaga Bantuan
pembangunan untuk Bendungan Hukum (LBH) Yogyakarta, konflik
Bener di Kabupaten Purworejo dan dalam pembangunan Bendungan
tetap melaksanakan pengadaan tanah Bener pada Desa Wadas Kabupaten
di Desa Wadas Kabupaten Purworejo terjadi karena perlawanan
Purworejo. dari para petani yang tanah
garapannya terancam tergusur,
B. Hambatan Dalam sedangkan mereka sangat
Pelaksanaan Pengadaan mengantungkan kehidupan sehari-
Tanah bagi Pembangunan hari pada tanah pertanian tersebut15.
Bendungan Bener di Desa Pembangunan Bendungan
Wadas Kabupaten Bener, memerlukan batu. Rencana
Purworejo. mengali tanah untuk mendapatkan
Pengadaan tanah bagi batu lemosoh dari Desa Wadas,
pembangunan yang paling rumit Kecamatan Bener, Kabupaten
yaitu apabila tidak dicapai Purworejo. Batu Lemosoh adalah
kesepakatan antara pemilik tanah
tanah dengan pihak yang
15
membutuhkan tanah untuk keperluan Sapto Nugroho, Wawancara, LBH
Yogyakarta, (Yogyakarta: 23 Mei ,2019).

147
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

julukan warga untuk batu berwarna waduk di Desa Wadas karena tanah
hitam ini. Batu ini terletak di perut yang akan dipakai pembangunan
perbukitan Desa Wadas, Kecamatan waduk tersebut adalah tanah
Bener. Berbeda dengan batu kali produktif yang telah dikelola oleh
pada umumnya yang berbentuk para petani yang sudah lama dan
bulat, batuan ini seolah tak terputus. sangat menghasilkan banyak uang
Batu seperti ubin berwarna hitam. pada bulan tertentu apabila panen,
Rencana batu Lemosoh di Desa seperti durian17.
Wadas ini akan menjadi material Hambatan lainnya yaitu
bangunan Bendungan Bener. kepemilikan absentee/guntai, dimana
Salah satu hambatan dalam dalam hal ini pemilik tanah tidak
pengadaan tanah untuk berada dalam wilayah dimana tanah
pembangunan Bendungan Bener di tersebut berada. Pemilik tanah
Desa Wadas adalah perselisihan tersebut berdomisili di luar Desa
antara warga Wadas desa Wadas Wadas yaitu di luar negeri sebagai
dengan Balai Besar Wilayah Sungai Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
(BBWS) Serayu Opak (BBWS) sehingga untuk persetujuan atau
selaku pihak yang membutuhkan kesepakatan terkait lokasi tanahnya
tanah yaitu pengambilan batu akan terkena pengadaan tanah untuk
lemosoh di Desa Wadas. BBWS pembangunan Bendungan akan
adalah pemrakarsa proyek tersendat.
Bendungan Bener, di bawah Berbeda dengan warga Desa
Kementerian Pekerjaan Umum dan Guntur, Kecamatan Bener,
Perumahan Rakyat (PUPR). Kabupaten Purworejo yang terletak
Warga desa Wadas Kabupaten di sebelah atau bertetanggan dengan
Purworejo menolak pengambilan Desa Wadas, dimana warga banyak
batu atau quarry yang akan menerima tanah pertanian mereka
digunakan untuk membangun untuk Bendungan Bener. Tidak ada
Bendungan. Warga menolak quarry rumah tempat tinggal warga yang
tersebut karena akan merusak terkena proyek pembangunan
lingkungan sekitarnya, air kebutuhan Bendungan, hanya ladang yang
hidup akan tercemar dan ditanami pohon tahunan seperti
menghilangkan mata pencaharian akasia, mahoni, maupun tanaman
hidup mereka16. musiman seperti kencur, empon-
Warga desa Wadas empon dan pisang. Warga yang
mengungkapkan bahwa pihaknya berhak atas tanah yang tanahnya
mendukung proyek Bendungan terkena proyek Bendungan bener di
Bener yang diselenggarakan Desa Guntur ada 800-an orang dan
pemerintah, namun perlu ditinjau sudah sepakat dengan ganti untung
ulang agar semua pihak tidak yang akan mereka terima18.
dirugikan. Terkait proyek Bendungan Warga desa Guntur menerima
Bener, pihaknya meminta dan mendukung pembangunan
mengevaluasi kembali pembangunan
17
Fahri Setiyanto, Wawancara, Kepala Desa
16
Kanto, Amir dan Seto, Wawancara, Wadas, (Purworejo: 22 Desember, 2019).
18
Warga Desa Wadas, (Purworejo: 23 Agus Mulyadi, Wawancara, Kepala Desa
November, 2019). Guntur, (Purworejo: 22 Desember, 2019).

148
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

karena merasa uang ganti rugi yang terdapat dalam Pasal 6 UUPA,
diberikan dapat bermanfaat buat bahwa “Semua hak atas tanah
usaha atau membeli tanah lagi untuk mempunyai fungsi sosial”. Hal ini
bercocok tanam di daerah lain. berarti bahwa hak atas tanah apapun
Warga desa Guntur memilik ganti yang ada pada seseorang tidaklah
uang dibanding ganti tanah. dapat dibenarkan, bahwa tanahnya
Kepala Desa Guntur itu akan dipergunakan (atau tidak
mengatakan, bahwa warga bisa dipergunakan) semata-mata untuk
menerima kehadiran Bendungan kepentingan pribadinya, apalagi
karena selama ini terjalin komunikasi kalau hal itu menimbulkan kerugian
baik antara pemerintah desa dan bagi masyarakat. Penggunaan tanah
warga. Oleh karena itu lebih mudah harus disesuaikan dengan
memberi pemahaman kepada keadaannya dan sifat daripada
mereka. Di sini kita membuat haknya, hingga bermanfaat baik bagi
kelompok, paguyuban. Semuanya kesejahteraan dan kebahagiaan yang
ada 7 paguyuban. Kalau ada mempunyainya maupun bermanfaat
informasi terkait Bendungan kita pula bagi masyarakat dan Negara..
komunikasikan kepada warga desa. Sedangkan asas kemanfaatan yang
Kondisi masyarakat Desa diatur dalam penjelasan pasal 2 UU
Wadas sudah mulai berpikir kritis, No.2 Tahun 2012 yaitu Huruf c
dinamis, bahkan bisa menjurus adalah hasil Pengadaan Tanah
kepada anarkis. Masyarakat mampu memberikan manfaat secara
beranggapan bahwa kepemilikan luas bagi kepentingan masyarakat,
terhadap tanah merupakan bangsa, dan negara.
kepemilikan yang mutlak, artinya Sikap warga desa berubah
tidak bisa diganggu gugat termasuk menjadi anarkis karena tidak ada
gangguan/gugatan dari hasil dari pengaduan mereka
pemerintah/Negara, dengan dasar itu tersebut. Mereka membawa hasil
para pemilik tanah tidak mudah panen mereka dalam melakukan
melepaskan haknya walau tanahnya unjuk rasa. Berdasarkan pendapat
dibutuhkan oleh Negara untuk Wirawan dalam bukunya Konflik
pembangunan kepentingan umum. dan Manajemen Konflik. Teori,
Masyarakat desa yang terkena Aplikasi, dan Penelitian, maka
pengadaan tanah mencari tempat konflik yang terjadi di Desa Wadas
pengaduan (keberatan) ke wakil merupakan tipe konflik yang ketiga
rakyat (DPRD Kabupaten Purworejo yaitu situasi dimana konflik sudah
Provinsi Jawa Tengah), WALHI dan naik ke permukaan, berakar, nyata,
LBH Yogyakarta karena mereka dan memerlukan tindakan untuk
merasa tertekan dengan adanya mengatasi akar penyebab dan
intimidasi aparat pemerintah sendiri. berbagai efeknya. Oleh karena itu
Menurut pendapat penulis, dibutuhkan solusi win win solusion
warga desa wadas kurang memahami untuk mengatasi konflik tersebut.
arti fungsi sosial dan asas
kemanfaatan yang diatur dalam
UUPA dan UU no 2 tahun 2002.
Berdasarkan teori fungsi sosial yang

149
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

C. Solusi Menghadapi garapan masyarakat tidak


Hambatan Dalam Pengadaan dijalankan dengan benar
Tanah bagi Pembangunan karena warga merasa tidak
Bendungan Bener di Desa dilibatkan sejak awal dalam
Wadas Kabupaten proses perijinan baik
Purworejo. AMDAL maupun penetapan
Penolakan warga Desa Wadas lokasi untuk quarry sehingga
sebagai lokasi pengadaan tanah akan memicu perlawanan
menjadi bahan kajian dan evaluasi masyarakat petani yang
menjadi bahan diskusi lebih lanjut tanahnya akan terpakai.
bersama Gubernur Jawa Tengah.19 2. Pro-kontra masyarakat yang
Hasil audiensi antara BBWS-SO setuju dan menolak
dengan GEMPA DEWA, antara lain: pembangunan waduk tidak
1. Warga meminta dibuatkan dijembatani dengan baik oleh
Notulen Hasil Audiensi agar pemerintah daerah sehingga
tidak disalahgunakan. menimbulkan konflik
2. Warga menolak terkait terbuka.
penambangan quarry di Desa Sosialisasi atau musyawarah
Wadas. sebagai sarana untuk
3. Warga tidak menghendaki mempertemukan perbedaan
BBWS atau pihak manapun kepentingan dan keinginan dari pihak
masuk ke Desa Wadas untuk yang memerlukan tanah dengan
mengeksploitasi Desa Wadas. pihak yang tanahnya diperlukan
4. Hasil audiensi dari penolakan untuk kepentingan umum.
warga Desa Wadas akan Oleh karena itu musyawarah
dibawa untuk diskusi ke dalam pengertian sebagai kegiatan
Gubernur Jawa Tengah yang mengandung proses saling
sebagai masukan untuk mendengar, saling memberi,
tindakan lebih lanjut. menerima pendapat, serta keinginan
5. Meninjau kembali Berita atas dasar kesukarelaan dan
Acara Konsultasi Publik 26 kesetaraan antara pihak yang
April 2018 sebagai dasar mempunyai tanah, bangunan,
penetapan hak Pengelolaan tanaman dan benda-benda lain yang
(HPL). 20 berkaitan dengan tanah, dengan
pihak yang memerlukan tanah,
Dalam kasus hambatan dalam dilaksanakan dengan sukarela dan
pembangunan Bendungan Bener di menjauhkan kondisi psikologis yang
Kabupaten Purworejo mencerminkan menghalangi terjadinya proses
beberapa masalah dalam proses tersebut.
pengadaan tanah, yaitu Undang-Undang Nomor 2
1. Proses sosialisasi dan Tahun 2012 tentang Pengadaan
penetapan lokasi atas tanah Tanah bagi Kepentingan Umum ini
juga mengakomodasi kepentingan
19
Sudarto, Wawancara, Kepala Bidang pembangunan sekaligus melindungi
Pelaksanaan Pengadaan tanah Bendungan hak-hak masyarakat akan tanah
Bener, (Purworejo: 3 Desember, 2019). mereka. Dengan peraturan baru ini,
20
Loc.cit.

150
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

pemerintah tidak bisa mencabut hak dengan mensosialisasikan makna


tanah warga secara sewenang- fungsi sosial dan kepentingan
wenang, namun sebaliknya warga umum yang telah diatur dalam
juga tidak bisa memikirkan peraturan perundang-undangan
kepentingan sendiri. Jika tanah yang berlaku.
warga dibutuhkan oleh negara untuk 3) Musyawarah mufakat ini
kepentingan umum, warga wajib bertujuan untuk mencapai
menyerahkannya. Tentu saja dalam kesepakatan dari kedua belah
prosesnya pemerintah tidak boleh pihak yaitu pihak yang
sewenang-wenang. membutuhkan tanah dengan
Masyarakat dilibatkan dari pihak pemilik tanah. Hal ini juga
mulai perencanaan, penetapan, disampaikan oleh Kepala Desa
hingga pembebasan tanah. Bahkan Wadas , menyatakan bahwa
jika masih ada yang keberatan, warga “Panitia Pengadaan Tanah akan
juga bisa mengajukan gugatan ke melakukan musyawarah mufakat
Pengadilan Tata Usaha Negara kepada masyarakat, untuk
(PTUN). Hak mengajukan gugatan pemahaman pentingnya
diatur dalam pasal 23 ayat 1 undang- Bendungan yaitu untuk
undang ini. Selain itu, warga juga kepentingan bersama atau
dilibatkan dalam penetapan ganti nasional.” Apabila sosialisasi
kerugian. Penetapan dilakukan terkait lokasi dengan
melalui proses musyawarah yang memberikan pemahaman tentang
dilakukan paling lama 30 hari sejak peraturan perundang-undangan
penyampaian hasil penilaian (pasal tidak ditemukan kesepakatan
37 ayat 1). maka adakan dilanjutkan
Solusi untuk mengatasi langkah mediasi.
hambatan dalam pengadaan tanah 4) Mediasi Dengan Pendekatan
Bendungan Bener Kabupaten Secara Persuasif.
21
Purworejo antara lain : 5) Setelah melakukan musyawarah
1) Adanya Peran Aktif Panitia mufakat kepada warga yang
Pengadaan Tanah (P2T) Dalam tanahnya terkena pengadaan
Melakukan Musyawarah tanah tidak ditemukan
Mufakat. kesepakatan terkait lokasi
2) Selama ini sosialisasi di Desa pengadaan tanah, upaya lain
Wadas yang berperan aktif yang dilakukan oleh panitia
adalah pihak BBWS selaku pengadaan tanah yaitu
pihak yang membutuhkan tanah melakukan mediasi dan
sedangkan Panitia pengadaan pendekatan secara persuasif.
tanah (P2T) hanya sebagai Mediasi merupakan cara yang
pelaksana pengadaan tanah. tepat untuk menyelesaikan
Nanti P2T akan melakukan masalah tanpa melalui
sosialisasi atau musyawarah pengadilan.
untuk mendapatkan mufakat
Mediasi tersebut dilakukan
21
Suwitri Iriyanto, Wawancara, Kepala oleh P2T kepada masyarakat
Kantor ATR/BPN Kabupaten Purworejo, bertujuan untuk membujuk
(Purworejo: 29 November, 2019).

151
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

masyarakat agar mau melepaskan Pembangunan Untuk


hak atas tanahnya tersebut dengan Kepentingan Umum. Akibat
menekankan apabila mereka tidak hukum warga desa Wadas tidak
sepakat akan dilakukan pencabutan melakukan gugatan di
hak atas tanah oleh Presiden Pengadilan Tata Usaha Negara
berdasarkan Undang-Undang No. 20 atas SK penetapan lokasi oleh
tahun 1961 tentang Pencabutan hak Gubernur, maka lokasi
atas tanah dan benda-benda yang ada pengadaan tanah tetap di Desa
diatasnya. Wadas meski mereka melakukan
Menurut penulis, di satu pihak penolakan dengan melakukan
masyarakat desa Wadas sebagai ujuk rasa secara anarkhis.
pemilik tanah cenderung 2. Hambatan dalam pengadaan
mengutamakan kepentingan tanah pada pembangunan
individunya dan kurang menaruh Bendungan Bener di Desa
perhatian pada fungsi sosial hak atas Wadas Kabupaten Purworejo
tanah, sedangkan di lain pihak ada 2 (dua) hambatan yaitu
pemerintah atas nama kepentingan pertama perselisihan antara
umum karena Bendungan bener warga Wadas desa Wadas
sangat berfungsi bagi kepentingan dengan Balai Besar Wilayah
umum. Kepentingan umum disini Sungai (BBWS) Serayu Opak
yaitu air dalam Bendungan Bener (BBWS) selaku pihak yang
nantinya akan digunakan untuk membutuhkan tanah yaitu
mengairi area irigasi serta suplai air pengambilan batu lemosoh di
baku untuk Kabupaten Purworejo, Desa Wadas dan kedua adanya
Kebumen dan Kulonprogo. Juga kepemilikan absentee/ guntai,
difungsikan Pembangkit Listrik dimana dalam hal ini pemilik
Tenaga Air (PLTA) dan menjadi tanah tidak berada dalam
lokasi wisata, area perikanan dan wilayah dimana tanah tersebut
konservasi Daerah Aliran Sungai berada. Pemilik tanah tersebut
(DAS) Bogowonto bagian hulu. berdomisili di luar Desa Wadas
yaitu di luar negeri sebagai
IV. KESIMPULAN Tenaga Kerja Indonesia (TKI)
Berdasarkan pada hasil sehingga untuk persetujuan atau
penelitian dan pembahasan yang kesepakatan terkait lokasi
dilakukan penulis terhadap tanahnya akan terkena
pelaksanaan pengadaan tanah bagi pengadaan tanah untuk
pembangunan Bendungan Bener di pembangunan Bendungan akan
Kabupaten Purworejo, maka dapat tersendat.
disimpulkan sebagai berikut : 3. Solusi untuk mengatasi
1. Mekanisme pelaksanaan hambatan dalam pengadaan
Pengadaan Tanah Bendungan tanah Bendungan Bener di Desa
Bener di Desa Wadas Kabupaten Wadas Kabupaten Purworejo
Purworejo telah dilaksanakan antara lain:
secara benar yaitu sesuai UU no a. Adanya peran aktif Panitia
2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah (P2T)
Pengadaan Tanah Bagi dalam melakukan sosialisasi

152
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

atau musyawarah untuk Murdiyatmoko, Janu, Sosiologi


mendapatkan mufakat Memahami dan Mengkaji
dengan mensosialisasikan Masyarakat, (Bandung:
makna fungsi sosial dan Grafindo Media Pratama,
kepentingan umum yang telah 2007).
diatur dalam peraturan Nazir, Moh, Metode Penelitian,
perundang-undangan yang (Jakarta: Ghalia Indonesia,
berlaku. 1988).
b. Panitia Pengadaan Tanah
(P2T) melakukan mediasi dan Notonagoro, Pancasila Falsafah
pendekatan secara persuasive Negara, (Surabaya: Penerbit
yang bertujuan untuk Airlangga, 1961).
membujuk masyarakat agar Oloan Sitorus dan Dayat Limbong,
mau melepaskan hak atas Pengadaan Tanah Untuk
tanahnya tersebut dengan Kepentingan Umum,
menekankan apabila mereka (Yogyakarta: Berhard
tidak sepakat akan dilakukan Limbong, 2006).
pencabutan hak atas tanah
oleh Presiden berdasarkan Oloan Sitorus dan H. M. Zaki
Undang-Undang No. 20 Sierrad, Hukum Agraria
tahun 1961 tentang Konsep Dasar dan
Pencabutan hak atas tanah Implementasi, (Yogyakarta:
dan benda-benda yang ada Mitra Kebijakan Tanah
diatasnya. Indonesia, 2006).
Porbopranoto, Koentjoro, Sedikit
V. DAFTAR PUSTAKA Tentang Sistem Pemerintahan
A. BUKU Demokrasi, (Surabaya:
Arikuntoro, Suharsimi, Prosedur Universitas Airlangga, 1956).
Penelitian: Suatu Pendekatan
Praktek, (Jakarta: Rianeka Rubaie, Achmad, Hukum Pengadaan
Cipta, 2002). Tanah Untuk Kepentingan
Umum, (Malang: Pusderankum
Koentjaraningrat, Metode-Metode dan Bayu Media Publising,
Penelitian Masyarakat, 2007).
(Jakarta: Gramedia, 1984).
Safitri, Anisa, Pengadaan Tanah Bagi
Limbong, Berhard, Pengadaan Tanah Pembangunan Untuk
Untuk Pembangunan Regulasi, Kepentingan Umum (Studi
Kompensasi, Penegakan Kasus Proyek Pembangunan
Hukum, (Jakarta: Margaretha Waduk Logung di Kabupaten
Pustaka, 2011). Kudus), (Skripsi Undip:
Muhammad, Abdulkadir, Hukum Semarang, 2017).
dan Penelitian Hukum, Salindeho, John, Masalah Tanah
(Bandung: Citra Aditya Bakti, dalam Pembangunan Cetakan
2004). Kedua, (Yogyakarta: Berhard
Limbong, 2006).

153
DIPONEGORO LAW JOURNAL
Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020
Website : https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/dlr/

Schmid, Von, Ahli Pemikir Besar Undang – Undang Nomor 2 Tahun


Negara dan Hukum 2012 tentang Pengadaan Tanah
Pembangunan, (Jakarta: bagi Pembangunan untuk
Terjemahan, , 1954). Kepentingan Umum.
Soekanto, Soerjono, Penelitian Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun
Hukum Normatif, (Jakarta: 2012 tentang Penyelenggaraan
Raja Grafindo Persada, 2006). Pengadaan Tanah bagi
Pembangunan untuk
________________, Pengantar
Kepentingan Umum.
Penelitian Hukum, (Jakarta: UI
Press, 2007). Perarturan Presiden Nomor 40 Tahun
2014 tentang Perubahan atas
Soemitro, Hanitijo, Metodologi
Penelitian Hukum, (Jakarta: Peraturan Presiden Nomor 71
Ghalia Indonesia, 1982). tahun 2012 tentang
Penyelenggaraan Pengadaan
Sumardjono, Maria S.W., Tanah bagi Pembangunan
Kewenangan Negara untuk untuk Kepentingan Umum.
Mengatur dalam Konsep
Peraturan Presiden Nomor 99 tahun
penguasaan tanah oleh Negara,
2014 tentang Perubahan kedua
Pidato Pengukuhan Jabatan
atas Peraturan Presiden Nomor
Guru besar pada Fakultas
71 tahun 2012 tentang
Hukum UGM, Gajah Mada
Penyelenggaraan Pengadaan
University Press, Yogyakarta,
Tanah bagi Pembangunan
1998.
untuk Kepentingan Umum.
____________________, Tanah
Dalam Perspektif Hak Peraturan Presiden Nomor 30 Tahun
2015 tentang Peubahan Ketiga
Ekonomi Sosial dan Budaya,
atas Peraturan Presiden Nomor
(Jakarta: Kompas, 2009).
71 tahun 2012 tentang
Wirawan, Konflik dan Manajemen Penyelenggaraan Pengadaan
Konflik, Teori, Aplikasi, dan Tanah bagi Pembangunan
Penelitian, (Jakarta: Salemba untuk Kepentingan Umum.
Humantika, 2013).
Peraturan Presiden Nomor 148 tahun
Zamroni, Pengembangan Pengantar 2015 tentang Perubahan
Teori Sosial, (Yogyakarta: Keempat atas Peraturan
Tiara Yoga, 1992). Presiden Nomor 71 tahun 2012
B. PERATURAN PERUNDANG- tentang Penyelenggaraan
UNDANGAN Pengadaan Tanah bagi
Undang – Undang Dasar Negara Pembangunan untuk
Republik Indonesia tahun Kepentingan Umum.
1945. Peraturan Kepala BPN Nomor 5
Undang – Undang Nomor 5 Tahun Tahun 2012 tentang Petunjuk
1960 tentang Peraturan Dasar Teknis Pelaksanaan Pengadaan
Pokok-Pokok Agraria (UUPA). Tanah.

154

Anda mungkin juga menyukai