Anda di halaman 1dari 11

RAHASIA

(LATIHAN)
Mako Satgaskes
Tanjung Pinang

Analisa Cara Bertindak Staf Kesehatan Nomor: 01 08.00.28 Agus 201C

1. SITUASI

a. Petunjuk Informasi.
Peta Darat.
1) Peta Ikhtisar Asia Tenggara
Kedar : 1 : 2.500.000
Tahun : 1968

2) Peta Ikhtisar Kepulauan Bintan


Kedar : 1 : 50.000
Lembaran :
Helai 2026 – I (TANJUNG PINANG)
Helai 2027 – II ( TEMBELING)
Helai 2126 – IV ( KIJANG )
Helai 2127 – III ( TELUK BAKAU)
Peta Laut.
Peta Ikhtisar Sumatera Pantai Timur Pulau-Pulau Riau dan Pulau Lingga
Kedar : 1 : 200.000
Lembar : No. 1
Tahun : 2008
Daerah Waktu : GMT + 7 (WIB).

b. Kemungkinan Kendala Yang Dihadapi.

A. Lawan
1. Semua bentuk bencana dan kecelakaan yang mengancam keamanan
dan keselamatan bangsa Indonesia.
2. Semua bentuk kecelakaan pelayaran dan penerbangan yang terjadi di
seluruh wilayah NKRI.
3. Kelompok atau oknum tertentu yang berusaha menggagalkan
pelaksanaan Operasi SAR.

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)

4. Pihak-pihak yang memanfaatkan situasi dan kondisi (bencana maupun


kecelakaan pelayaran dan penerbangan) untuk mengambil keuntungan
bagi diri pribadi/kelompoknya.

B. Musim
a) Daerah Kep Riau memiliki iklim laut tropis yang dipengaruhi oleh
angin musim, terdapat dua musim yaitu musim kemarau dan musim
hujan.Masa transisi diantara kedua musim tersebut disebut musim
pancaroba, curah hujan berkisar antara 0,9 - 375,8 mm. Dataran rendah
di bagian Selatan lebih lebar bila dibandingkan dengan dataran rendah di
bagian Utara, keadaan alam seperti ini besar sekali pengaruhnya
terhadap iklim di Kep Riau. Daerah Kep Riau bagian Selatan mempunyai
curah hujan lebih banyak dari bagian Utara terutama pada bulan
Desember sampai dengan Februari, dimana angin bertiup dari Barat dan
Barat laut, sedangkan pada bulan Agustus angin bertiup dari Timur dan
Tenggara, pada bulan Maret sampai Mei bertiup berubah-ubah arah.
b) Musim hujan terjadi pada bulan Desember s.d Februari dengan
curah hujan rata-rata 299,7 mm, jumlah curah hujan tertinggi pada bulan
Desember mencapai 375,8 mm sedangkan curah hujan terendah pada
bulan Mei mencapai 40,7 mm.

C. Kabut
a) Kabut tebal sering terjadi di malam dan pagi hari terutama pada saat
musim hujan, yaitu pada dataran tinggi yang berada di Kab. Kijang,
Kab. Kawal, Kab.P buncung, Kab. Berakit bagian Utara dan Kab. S.
enam bagian Selatan.
b) Kabut tebal terjadi pada musim hujan bisa terjadi pada siang hari
pada jam 05.00 s.d 09.00 Wib dan pada sore hari sekitar jam 18.00
s.d 21.00 Wib terutama pada daerah pegunungan.

D. Awan
Pada musim hujan antara bulan Desember sampai dengan Maret, awan
Cumulus posisi signifikan berada di Selatan Pulau Kep Riau dengan

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
kecenderungan akan berpeluang hujan ringan dengan pergerakan ke
arah Barat sampai dengan Barat Daya.

E. Suhu:
a) Suhu rata-rata : 26,0  C – 27,6  C
b) Suhu maksimum rata-rata : 28,4 º C – 30,4 ºC
c) Suhu maksimum terjadi pada bulan Januari : 30,4º C
d) Suhu minimum rata-rata : 23,7 º - 25,2 C
e) Suhu minimum terjadi pada bulan September : 25,2 º C
f) Kelembaban udara sekitar 79 hingga 85 %
g) Kelembaban rata-rata : 84 %
h) Kelembaban maksimum terjadi pada bulan Februari dan bulan
Maret : 97 %
i) Kelembaban minimum terjadi pada bulan Februari : 63%

F. Angin
a) Angin Barat terjadi pada musim hujan, yaitu pada bulan Desember
s.d Februari bertiup dari arah Barat ke Barat Laut, sedangkan
pada bulan Agustus angin bertiup dari arah Timur dan Tenggara pada
bulan Maret - Mei angin bertiup berubah-ubah arah dengan kecepatan
rata-rata 4-9 knot.
b) Angin Timur terjadi pada bulan Juni s.d Agustus bertiup dari arah
Timur ke Barat.
c) Pada bulan Maret s.d Mei angin bertiup berubah-ubah disebut angin
muson.
d) Kecepatan angin rata-rata 4 - 9 knots.

G. Cahaya dan Penglihatan


a) Cahaya rata-rata  88 %.
b) Cahaya maksimum terjadi pada bulan Juni  91 % dan cahaya
minimum terjadi pada bulan Desember  48 %.
c) Matahari terbit pada ± jam 06.00 Wita dan matahari terbenam pada
± jam 18.45 Wita.

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
d) Kabut tebal terjadi pada musim hujan yang disertai angin, sehingga
mengganggu jarak pandang terutama untuk kapal-kapal yang melintas di
perairan Selat Bintan yang padat oleh lalu lintas kapal-kapal ikan dan
umum .Sedangkan pada musim kemarau jarak pandang relatif normal.

H. Keadaan Medan
Keadaan medan Pulau Kep Riau pada umumnya landai sehingga sangat
menguntungkan bagi pendaratan musuh. Kondisi jalan yang
menghubungkan antara kecamatan sudah diaspal, sedangkan jalan yang
menghubungkan antar desa-desa sebagian merupakan jalan diperkeras dan
jalan setapak sehingga pada musim hujan berbahaya untuk transportasi.
Pulau Kep Riau mempunyai nilai strategis dan politis yang di lintasi oleh
ALKI I serta sudah dikenal di seluruh manca negara.

I. Rintangan.
1) Penonjolan dan sistem pengairan. Di wilayah Kep Riau terdapat deretan
perbukitan, areal persawahan dan bangunan perhotelan serta banyak terdapat
sungai yang pada musim kemarau airnya sedikit bahkan kering.Tetapi bila
musim hujan sering banjir dengan tiba-tiba sehingga merupakan rintangan
terhadap kendaraan lapis baja dan gerakan pasukan Infantri.

2) Tumbuh - tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan yang ada di wilayah Kep Riau


pada umumnya terdiri dari perkebunan rakyat dan pohon-pohon keras,
merupakan rintangan yang dapat membatasi pengembangan dan manuver
satuan.

2. CARA BERTINDAK/POLA OPERASI SAR

a. Umum.

Tentara Nasional Indonesia sebagai alat negara di bidang pertahanan dalam


menjalankan tugasnya berdasarkan kebijakan dan keputusan politik negara, dengan
tugas pokok menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,
serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Sebagai alat
RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
negara dibidang pertahanan, TNI disiapkan untuk menghadapi berbagai ancaman
baik yang datang dari dalam maupun luar negeri, terutama ancaman yang
menggunakan kekuatan bersenjata terorganisir dan dinilai mempunyai kemampuan
membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara serta keselamatan
segenap bangsa, dilakukan dengan Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan
Operasi Militer Selain Perang (OMSP).

1. OMSP yang dilakukan oleh TNI untuk menghadapi ancaman yang sangat
kompleks, dilaksanakan secara aktif dalam memecahkan berbagai permasalahan
yang dihadapi bangsa Indonesia. OMSP dapat berbentuk operasi mandiri atau
operasi terpadu dalam rangka membantu pemerintah, tugas perdamaian dunia atau
sesuai keputusan/kebijakan pemerintah. Adapun salah satu sasaran penggunaan
kekuatan TNI pada OMSP adalah membantu pencarian dan pertolongan dalam
kecelakaan (Search and Rescue).

2. TNI Angkatan Laut dalam melaksanakan tugas OMSP membantu pencarian dan
pertolongan di laut dituntut memiliki kemampuan untuk melaksanakan penanganan
dan penanggulangan terhadap setiap kecelakaan yang terjadi di laut. Untuk
mewujudkan kemampuan tersebut, maka diperlukan pembinaan kekuatannya secara
terus menerus untuk mencapai tingkat kesiapan operasi dan mendukung
kesiapsiagaan operasi dalam mengemban tugas-tugas TNI. Latihan merupakan
salah satu metode dalam pembinaan kekuatan dan kemampuan unsur-unsur TNI
Angkatan Laut, termasuk penyelenggaraan Latihan Kesehatan Terpadu tahun 2016
(Latkesdu 16) yang akan digelar di Perairan Tj Uban.

b. Konsep Pola Operasi SAR.

Penyelenggaraan Operasi SAR.


1) Keadaan darurat suatu musibah dibagi dalam 3 tingkat :
a) Tingkat Meragukan (Uncertainty Phase-INCERFA).
Bila pesawat terbang terlambat tiba di tempat tujuan dalam waktu:
(1) 15 menit - untuk jenis jet.
(2) 30 menit - untuk bukan jet.
(3) 60 menit - untuk pesawat yang tak membuat rencana
penerbangan (flight plan)
Bila kapal laut terlambat melapor/tiba di tempat tujuan dalam waktu:

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
(1) 2 – 24 jam - untuk kapal motor dan mempunyai alat
komunikasi.
(2) 2 – 4 jam - untuk kapal layar dan tanpa alat
komunikasi.

b) Tingkat Mengkhawatirkan (Alert Phase-ALERFA).


Merupakan kelanjutan dari tingkat INCERFA atau diketahui penumpang
pesawat/kapal dalam keadaan mengkhawatirkan karena adanya ancaman
terhadap keselamatannya.

c) Tingkat Memerlukan Bantuan (Distress Phase-DETRESFA)


Merupakan kelanjutan dari tingkat ALERFA atau diketahui penumpang
pesawat/kapal dalam keadaan hanya antara lain :

(1) Pesawat yang melakukan pendaratan darurat, mendarat di laut


(ditching), tidak dapat mempertahankan ketinggian, menabrak
gunung, jatuh dan lain-lain.

(2) Kapal yang kehilangan baling-baling atau terbakar yang tidak berhasil
dipadamkan oleh awaknya, kapal tenggelam, awak kapal yang harus melakukan
peran peninggalan kapal, awak/penumpang kapal yang memerlukan pelayanan
medis darurat dalam pelayaran

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
c. Visualisasi.

1) CB-1.

RSUD
TG.UBAN

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)

2. CB-2.

RSAL
TG.PINANG
RSUD
LANTAMAL
IV TG.PINANG

RSUP
TG.PINANG

RSUD
TG.UBAN

3. ANALISA CARA BERTINDAK.

a. Petunjuk Evaluasi CB.


Berdasarkan analisa kesehatan

b. Perbandingan CB.
Menggunakan analisa subyektif berdasarkan keuntungan dan kerugian (Advantage
and Disadvantage).

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)

Tabel Keuntungan dan Kerugian

Cara Keuntungan (Advantage) Kerugian (Disadvantage)


Bertindak
(COA)
1. Proses evakuasi ke RS lebih 1. Pasien Menumpuk (Respon Time
dekat UGD lebih lama)
2. Penanganan pasien bisa lebih 2. Sarana dan prasarana tidak
cepat memungkinkan dengan jumlah
3. Tim medis lebih fokus pada satu pasien yang banyak
RS 3. Pelayanan medis kurang maksimal
4. Proses pengontrolan kapal
CB 1
evakuasi lebih sulit (KM. Mapur, dan
KRI alamang 644)
5. kapasitas kapal evakuasi lebih
kecil sehingga tidak dapat
menampung jumlah korban yang
banyak.

1. Pasien lebih cepat tertangani di 1. Jarak tempuh lebih jauh


KRI makassar
2. Pelayanan medis lebih maksimal 2. resiko terlambatnya proses
di RS evakuasi jalur darat apabila kondisi
3. Prasarana lebih lengkap di RS cuaca yang buruk.
CB 2
4.Jumlah tenaga medis lebih
banyak
5. Evakuasi dapat lebih cepat
dengan Menggunakan Helikopter

Catatan: CB 2 adalah yang terbaik karena mempunyai keuntungan yang lebih banyak
daripada kerugiannya.

4. CARA BERTINDAK
Berdasarkan telegram dari SMC kepada Dansatgaskes dalam rangka membantu korban-
korban kecelakaan MV.MALAYSIA EXPRESS yang lebih sehat namun perlu adanya
penanganan lebih lanjut maka di BKO kan unsur-unsur maritim sebagai berikut :
1. Untuk mengidentifikasi korban diperlukan kerjasama dengan pihak terkait antara lain
a. bea cukai
b. imigrasi
c. KKP
2. Dalam rangka mendukung keamanan dan proses evakuasi diperlukan kerja sama
dengan pihak Polair
3. Untuk mendukung Loigistik konsumsi (dapur umum) diperlukan kerja sama dengan
Dinas Sosial
4. Unsur pendukung sebagai berikut :
a. Regu Tandu di KRI Makasar : 4 Team
b. Regu Tandu di Dermaga Mentigi : 5 Team
c. Kal. Mapor : 1 Team
d. Km. Bea Cukai : 1 Team
e. Lap hang Tuah : 1 Team
5. Unsur Pendukung Unit Ambulance sebagai berikut :
a. Puskesmas Tanjung Uban
b. Puskesmas Sungai Kecil / Teluk Sebang
c. Puskesmas Berakit
d. PMI Tanjungpinang
RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
e. PMI Tanjung Uban
f. Puskesmas Pancur
g. Puskesmas Kijang
h. Puskesmas kampung Bugis
i. Puskesmas batu X
j. KKP Tanjungpinang
k. BK. Auri
l. Polres
m. Puskesmas Kawal
n. BK. Mentigi

5. KESIMPULAN.

a. Pada prinsipnya seluruh CB dapat didukung dari aspek kesehatan

b. CB 2 mempunyai keuntungan lebih banyak dari pada CB 1 dalam perbandingan


keuntungan/kerugian (Advantage and Disanvantage).

c. Dari aspek kesehatan menyarankan untuk menggunakan CB 2 sebagai CB terbaik.

Kadiskes Lantamal IV
selaku
Staf Satgas Kesehatan

MARKAS BESAR ANGKATAN LAUT

RAHASIA
(LATIHAN)
RAHASIA
(LATIHAN)
DINAS KESEHATAN

ANALISA CARA BERTINDAK


UNSUR KESEHATAN EVAKUASI MEDIS
LATIHAN KESEHATAN TERPADU TA. 2016

LATIHAN KESEHATAN TERPADU WILAYAH BARAT TA. 2016

RAHASIA
(LATIHAN)

Anda mungkin juga menyukai