Anda di halaman 1dari 26

KOMANDO RESOR MILITER 062/TARUMNAGARA

KOMANDO DISTRIK MILITER 0613/CIAMIS

ANALISA POTENSI WILAYAH


KOREM/KODIM 0613/CIAMIS KABUPATEN PANGANDARAN
TAHUN 2015 S.D 2020

BAB I
PENDAHULUAN

1. U m u m.

a. Kodim 0613/Ciamis selaku penyelenggara fungsi binter di daerah


Kabupaten Pangandaran Jawa Barat bersama-sama institusi pemerintah dan
komponen masyarakat secara terencana, terpadu, sistematis dan terarah,
mewujudkan potensi kewilayahan yang didayagunakan dan diarahkan untuk
mewujudkan kesejahteraan masyarakat serta terciptanya ketahanan wilayah.

b. Analsa potensi wilayah adalah salah satu produk dasar Korem/Kodim,


merupakan proses analisa terhadap potensi wilayah yang telah dibina oleh
lembaga fungsional, untuk ditingkatkan menjadi kemampuan kewilayahan melalui
pendekatan kesejahteraan dengan memperhatikan petunjuk dan kepentingan yang
terkandung dalam rencana pertahanan Korem 062/Tn (RTRW Wilhan) serta
melihat secara realistis kondisi daerah Kabupaten Pangandaran

c. Hasil proses analisa potensi wilayah Korem/Kodim 0613/Ciamis, menjadi


acuan untuk membuat analisa potensi pertahanan dan rencana pembinaan
teritorial Kodim kurun waktu lima tahun, selanjutnya diharapkan dapat digunakan
untuk mendukung rencana pembangunan daerah Kabupaten Pangandaran

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran tentang proses analisa potensi


wilayah Kodim 0613/Ciamis sebagai acuan untuk menganalisa potensi pertahanan
dan rencana pembinaan teritorial.

b. Tujuan. Sebagai pedoman dan bahan masukan kepada penyelenggara


kegiatan analisa potensi wilayah, sehingga proses analisa potensi wilayah dapat
dilakukan dengan baik dan benar.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut. Analisa potensi wilayah Korem/Kodim


0613/Ciamis meliputi potensi geografi, demografi dan kondisi sosial yang dibatasi pada
daerah Kabupaten Ciamks dalam kurun waktu tahun 2015 s/d 2020, yang disusun
dengan tata urut sebagai berikut:

a. Pendahuluan;
b. Potensi geografi;
c. Potensi demografi;
d. Potensi kondisi sosial;
e. Analisa;
f. Kesimpulan; dan
g. Penutup
2

4. Landasan.

a. Petunjuk Perencanaan Korem 062/TN tentang Rencana Pembinaan


Teritorial Korem tahun 2015;
b. RUTR Wilhan Kodim 0613/Ciamis;
c. RTRW Kabupaten Garut;
d. RPJM dan RKPD Kab. Garut.
e. Hasil Evaluasi Progbinter Kodim 0613/Ciamis Tahun lalu;
f. Petunjuk Teritorial Kodim 0613/Ciamis; dan
g. Laporan berkala Teritorial Koramil jajaran Kodim 0613/Ciamis.

BAB – II
POTENSI GEOGRAFI

5. Umum. Keadaan wilayah Kodim 0613/Ciamis yang meliputi keadaan daerah


secara geografi, kedudukan dan peran serta permasalahan yang dihadapi sebagai
berikut:

a. Keadaaan Daerah.

1) Batas daerah yang bersifat alam antara lain:

a) Sebelah utara merupakan tanah pegunungan dan perbukitan


gunung Singkup

b) Sebelah timur merupakan daerah dataran rendah dan


pesawahan

c) Sebelah selatan merupakan pantai Laut Pangandaran


Samudera Indonesia; dan

d) Sebelah barat membentang dari utara ke selatan mulai Kec.


Parigi sampai Kec. Cijulang Kec. Cimerak terus Kec. Cigugur
terdiri bentuk tanah kerikil dan batu-batuan.

2) Batas administrasi.

a) Sebelah utara : Kab.Ciamis


b) Sebelab timur : Kab. Cilacap
c) Sebelah selatan : Samudera Indonesia
d) Sebelah barat : Kab Ciamis dan Tasikmalaya

3) Daerah Kab Pangandaran terletak antara 7° 40’20 s.d 7° 50’20


lintang selatan (LS) dan 108° 30 s.d 108° 40 bujur timur (BT).

4) Ibu Kota Kab Pangandaran di Parigi terletak antara 70° 14 dan 108°
BT dengan ketinggian diatas permukaan laut 710 M.
3

b. Luas Daerah.

1) Luas Kab Pangandaran 101.092 Km. terdiri dari 10 Kec.

2) Luas tiap jenis lingkungan yang mempunyai arti pembinaan.

a) Daerah perkebunan : 9.040 Km2;


b) Daerah pertanian : 24.704 Km2;
c) Daerah pemukiman : 15.171 km2;
d) Daerah hutan/rawa : 9.684 Km2;
e) Hutan Negara : 20.891 Km2. dan
f) Daerah lainnya : 21.602 Km2

c. Iklim dan Cuaca.

1) Iklim. Kab.Pangandaran terletak Di sebelah selatan Khatulistiwa 70 0


14‛ 1700 55‛ LS termasuk daerah iklim Sub Tropis

a) Musim kemarau waktu antara bulan Maret danSeptember .

b) Musim penghujan.

(1) waktu antara bulan Maret dan September

(2) curah Hujan rata-rata setahun antara 997 s.d 3.161 mm;

(3) daerah yang paling banyak curah hujan adalah


Kecamatan Kalipucang (Kp. 3.161 mm)

(4) daerah yang paling sedikit curah hujan adalah Cimerak


sebelah Utara ( 997 mm); dan

(5) hujan paling banyak terjadi pada bulan Oktober - Maret

c) Keadaan Pancaroba. Didasarkan atas letak dan kondisi


Geografi, sering terjadi keadaan pancaroba dari musim yang ada
yaitu pada bulan April dan Agustus

2) Cuaca.

a) Awan. Pada umumnya sering terjadi pada bulan Juli s.d


September kadang kadang sangat mengganggu komunikasi baik itu
perhubungan darat maupun perhubungan udara.

b) Kabut.

(1) terdapat di daerah Kalipucang dan Langkaplancar

(2) terjadi pada waktu. sore hari pada pukul 15.50.


4

c) Angin

(1) jenis angin yang dapat ditemui adalah angin laut dan
angin darat;

(2) arah angin pada waktu misim hujan, angin bertiup dan
arah Barat laut ke Tenggara pada waktu musim kemarau angin
tertiup dari arah Tenggara ke Barat Laut; dan

(3) kecepatan angin antara 25 s.d 30 Km/Jam.

d) Suhu.

(1) suhu rata-rata 18°C- 28°C;


(2) suhu paling tinggi pada bulan Desember 28°C; dan
(3) suhu paling rendah pada bulan Juni 18°C.

e) Keadaan Terang.

(1) matahari terbit pada pukul 05.00; dan


(2) matahari tenggelam pada pukul 17.45.

d. Keadaan Medan.

1) Permukaan Bumi.

a) Dataran rendah terdapat Di wilayah Selatan/Daerah pantai dan


daerah dataran yang merupakan sebagian kecil dataran tinggi
terdapat Di wilayah tengah yang terdiri dan tanah subur banyak
ditanami padi;

b) Di sebelah utara terdapat pegunungan kapur yang luasnya ±


2.185,56 Ha. banyak ditumbuhi alang-alang, keadaan tanahnya
tandus;

c) Di sebelah utara Kec. Kalipucang terdapat Bengawan dengan


luas tanah 124 Ha banyak ditumbuhi tumbuhan; dan

d) Di sebelah selatan terdapat hutan jati seluas ± 16.396 Ha.

2) Sungai.

a) Sungai Di daerah kabupaten Pangandaran terdapat Sungai


Ciputrapinggan daerah aliran sungai yaitu daerah aliran Utara yang
bermuara di laut Jawa dan daerah aliran Selatan yang bermuara di
Samudra Indonesia;

b) Daerah aliran Selatan pada umumnya relatif pendek, sempit


dan berlembah lembah dibandingkan daerah aliran Utara;
5

c) Daerah aliran Utara merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS)


Ciputrapinggan bagian hulu, sedangkan daerah aliran Selatan
merupakan Derah Aliran Sungai (DAS) Ciputrapinggan dan sebagian
Citanduy;dan

d) Sungai yang melintasi Kab Pangandaran

(1) sungai Ciputrapinggan;


(2) sungai Citanduy;
(3) sungai Cijolang;
(4) sungai Cigugur
(5) sungal Cikembang;dan
(6) sungai Cijulang;dan

3) Danau. NIHIL

4) Gunung/Pegunungan.

a) Pegunungan yang terdapat Di daerah kabupaten Pangandaran


melintang mulai batas sebelah barat membujur dari utara ke selatan
dari Kec. Kalipucang sampai Kec. Pangandaran;

b) Gunung yang terdapat di daerah Kab.Pangandaran;

(1) gunung Pagedungan ( 500 M);


(2) gunung Tayem ( 750 M);
(3) gunung Suru ( 700 M);
(4) gunung Panenjoan ( 450 M);

5) Keadaan Hutan. Di daerah Panumbanagan terdapat beberap macam


hutan.

a) Hutan lindung seluas 1.718 Ha dikelola oleh pemerintah Kab


Pangandaran ;

b) Hasil produk hutan tahun 2017 sebagai berikut;

(1) Kayu jati : 1.118 Km2;


(2) Kayu Mahoni : 600 Km2;
(3) kayu rimba : 540 Km2;

6) Jalan.

a) Wilayah Kab Pangandaran dilalui jalan Propinsi/Negara


sepanjang 91 Km dengan lebar rata-rata 6,5 m;

b) Jaringan jalan cukup banyak, sehingga hampir seluruh Daerah


dapat dilalui kendaraan/mobil;
6

c) Kelas jalan yang ada; dan

(1) jalan kelas I = 53.6 Km;


(2) jalan kelas II = 8.1 Km;
(3) jalan kelas III = 332.2 Km;
(4) jalan kelas IV = 96.5 Km; dan
(5) jalan koral/Jalan Desa = 108.5 Km.

d) Di daerah pegunungan, hutan dan desa pinggiran rata-rata


jaring jalannya sudah ada meskipun masih merupakan jalan
tanah/setapak.

7) Mata air. Di daerah Kab Pangandaran terdapat 15 buah mata air


dengan kepastian rata-rata 0,05 M/detik. Airnya jernih digunakan untuk
keperluan air minum, pengairan pesawahan serta kolam.

8) Keadaan Tanah. Rata-rata tanah Di daerah Kab Pangandaran cukup


subur.

6. Potensi Geografi yang memiliki nilai strategis.

a. Obyek-obyek vital.

1) Obyek vital yang ada di Kab .Pangandaran yang dapat menjadi


sasaran musuh.

a) Gardu Listrik Desa Babakan merupakan salah satu pemasok


listrik untuk Kab .Pangandaran
b) Pertamina, merupakan pemasok wilayah Kab Pangandaran
dan
c) Telkom, melayani wilayah Kab Pangandaran

2) Pengaruh dari obyek - obyek vital terhadap ketahanan


kewilayahan pada umumnya dan operasi-operasi pertahanan pada
khususnya adalah:

a) Ancaman/sabotage terhadap gardu Induk Listrik di Desa


Babakan dapat mengakibatkan terganggunya aktifitas di Kab .
Pangandaran
c) Ancaman/sabotage terhadap PLN dapat mengakibatkan
lumpuhnya aktifitas di Kab Pangandaran
d) Ancaman/sabotage terhadap pertamina dapat mengakibatkan
lumpuhnya perekonimian di Kab Pangandaran; dan
e) Ancaman/sabotage terhadap telkom dapat mengakibatkan
terganggunya aktifitas di Kab Pangandaran

3) Upaya pengamanan obyek vital di wilayah Kodim 0613/Ciamis


sangat baik antara aparat Kepolisian, TNI dan aparat pemerintah daerah
Kab Pangandaran serta instansi terkait secara terus menerus melakukan
koordinasi.
7

b. Jalan Pendekat Utama.

1) Jalan pendekat yang tersedia ditinjau dari kepentingan ekonomi.

a) Jalan raya Ciamis – Pangandaran merupakan jalan utama,


dapat dimanfaatkan sebagai jalur utama perekonomian namun
berpotensi bagi kepentingan musuh;
b) Jalan raya Kab. Cilacap – Kalipucang merupakan jaring jalan,
dapat dimanfaatkan sebagai jalur utama perekonomian namun
berpotensi bagi kepentingan musuh;
c) Jalan Cigayam , Kalijaya – Bungurraya – Jadikarya –
Bangunkarya –Selasari- Cintaratu – Parigi merupakan jalan utama,
dapat dimanfaatkan sebagai jalur utama perekonomian namun
berpotensi bagi kepentingan musuh;

2) Keadaan, sifat dan kemampuan jalan dihadapkan kepada pengaruh


cuaca dan musim. Jalan utama dari dan ke Kab Pangandaran tidak
berpengaruh terhadap cuaca dan musim dapat dilalui dalam setiap
perubahan cuaca dan musim, namun terhadap jaring – jaring jalan dari dan
ke Kab Pangandaran relatif sempit, menanjak, berkelok – kelok sehingga
dapat menghambat laju kendaraan.

c. Sumber daya Alam.

1) Di daerah Pananjung terdapat pantai pananjung yang digunakan


sebagai obyek pariwisata dengan panjang garis pantai 91 km..
2) Di daerah Kec. Cijulang terdapat pula Grancanyon yang juga
digunakan sebagal obyek pariwisata.
3) Di daerah Kec. Parigi terdapat pula pantai laut yang juga digunakan
sebagal obyek pariwisata.
4) Hasil produk hutan terdiri dari kayu jati, kayu Mahoni , kayu rimba,
getah pinus dan arang sangat menunjang PAD Kab Pangandaran
5) Hasil/produksi hutan sangat menonjol dan besar mampu untuk
menunjang daerah lain, dan hasil pertanian juga dapat di andalkan yaitu
padi, palawija, ikan dan daging serta hasil produksi perkebunan lainnya.
6) Hasil padi, palawija dan sayuran sebagai hasil produksi daerah yang
menonjol dapat memenuhi kebutuhan daerah dan memungkinkan untuk
didayagunakan sebagai cadangan logistik daerah rahkalwan untuk
menunjang operasi-operasi pertahanan cukup memungkinkan untuk
mendukung.
7) Sumber-sumber yang memerlukan prioritas dalam pengelolaannya
yaitu perkebunan dan ladang ladang.
8

d. Daerah pangkal perlawanan.

1) Dilihat dari segi geografi serta ciri-ciri yang diperlukan bagi suatu
pangkal perlawanan, daerah Kab Pangandaran pada umumnya sangat baik
untuk penyusunan daerah pangkal perlawanan yaitu wilayah tengah
terdapat dataran tinggi dan subur sehingga dapat di gunakan sebagai
sumber logistik wilayah dalam perang berlarutdan dari alam mempunyai
tingkat kemampuan perlawanan wilayah yang tinggi dan tempo lama.

2) Hal-hal yang memerlukan perhatian khusus bagi perwujudan dan


pendayagunaan daerah pangkal perlawanan yaitu:

a) Memelihara dan meningkatkan ruas jalan yang ada;


b) Peningkatan produktivitas Pertanian;
c) Pembinaan teritorial yang mantap sehingga dapat segera
terwujud daerah pangkal perlawanan;
d) Melaksanakan Latihan Ratih sesuai UU No. 20/1982; dan
e) Perlunya pembinaan terhadap masyarakat wilayah tengah
tentang pentingnya kewajiban bela negara agar masyarakat sadar
akan bela negara dan menigkatnya rasa persatuan.

7. Kompartementasi Daerah.

a. Bila diperlukan kompartementasi (pembagian sektor) daerah untuk


menunjang kelancaran operasi-operasi maka kemungkinan kompartementasi yang
sebaiknya empat yaitu:

1) Daerah Kab Pangandaran bagian utara yang sejajar dengan Kec.


Langkaplancar merupakan daerah pangkal perlawanan
2) Daerah Kab Pangandaran bagian Barat /tengah dari daerah
Parigi s.d daerah Cijulang dan daerah yang sejajar dengan daerah Kec.
Cigugur merupakan daerah belakang.
3) Daerah Kec. Pangandaran dan Parigi merupakan daerah
komunikasi.
4) Daerah Pangandaran merupakan daerah tempur yang menjadi
dasar perumusan, kompartementasi tersebut adalah diasumsikan serangan
musuh mendarat dari arah pantai selatan atau musuh mendarat dari daerah
luar Pangandaran terutama daerah Kalipucang

b. Penentuan wewenang dan tanggungjawab antar kompartementasi daerah-


daerah dan penyelenggaraan kodal serta kaitannya dengan peran Pemda yaitu
disesuaikan dengan wilayah yang bersangkutan, dengan demikian peran Pemda
dapat dimanfaatkan dan menunjang selaras dengan garis administrasi daerah.

c. Masing – masing kompartemen ditinjau dari kepentingan operasi


pertahanan yaitu:
9

1) Daerah pangkal perlawanan sebagai tempat perencanaan,


pengendalian, penimbunan logistik, konsolidasi, istirahat, perawatan dan
pemeliharaan serta latihan dan penyusunan kekuatan;
2) Daerah belakang merupakan pertahanan garis kedua dimana
musuh dibelokan, pemberitaan cepat, peningkatan patroli dan
penghancuran musuh dalam rangka disorganisasi;
3) Daerah komunikasi merupakan daerah tak bertuan dimana
memaksa musuh menjebak, memutuskan garis komunikasi dan
mengganggu lalu lintas logistik; dan
4) Daerah operasi tempur , menghancurkan instalasi dari musuh
-musuh serta penghancuran kekuatan lawan.

8. Persiapan Daerah.

a. Hal – hal yang memerlukan pengelolaan secara khusus.

1) Sifat atau ciri-ciri medan di daerah Kab Pangandaran sebagian besar


merupakan pegunungan, sangat ideal dikelola sebagai lahan pertanian,
perkebunan dan hutan lindung. Sehingga dapat didayagunakan untuk
kepentingan kesejahtraan masyarakat.
2) Persiapan daerah ditinjau dari segi geografi dapat ditampung dalam
program pembangunan daerah yang diwujudkan melalui kegiatan
pelestarian lingkungan hidup dan reboisasi daerah hutan lindung sebagai
sarana penyedian air tanah.

b. Kegiatan reboisasi dan penghijauan hutan lindung di daerah Kab


Pangandaran sebagai bagian dari persiapan daerah pada prinsipnya dapat
dijadikan saran dalam rangka penyusunan program pembangunan daerah
(RKPD/RPJM).

BAB III
POTENSI DEMOGRAFI

9. Umum. Gambaran tentang kependudukan yang ada di Kab Pangandaran


dapat diuraikan meliputi jumlah, pekerjaan, suku bangsa dan penyebaran penduduk.

a. Jumlah penduduk. Kab Pangandaran :.547.814 orang.

b. Komposisi Penduduk. Berdasarkan data sensus penduduk/data statistik


Kab Pangandaran akhir Tahun 2017 dapat diperoleh komposisi penduduk sbb:

1) Berdasarkan jenis kelamin:

a) Laki-laki : 274.384 orang; dan


b) Perempuan : 272.430 orang.
10

2) Berdasarkan umur:

a) Umur 0 – 05 tahun : 42.944 orang


b) Urnur 06 - 13 tahun : 66.355 orang
c) Umur 14 - 18 tahun : 71.335 orang
d) Umur 19 - 25 tahun : 94.352 orang
e) Umur 26 - 45 tahun : 118.025 orang
f) Umur 45 – 57 tahun : 85.560 orang
g) Umur 58 keatas : 68.813 orang

3) Berdasarkan keturunan:

a) Penduduk asli : 398.744 orang


b) Penduduk Jawa : 148.658 orang
c) Penduduk Batak : 45 orang
d) Penduduk Cina : 137 orang
e) Penduduk Arab : - orang
4) Berdasarkan Pendidikan; dan

a) Duduk di Perguruan Tinggi : 11.630 orang


c) Duduk di SMU/Sederajat : 50.829 orang
d) Duduk di SLTP/Sederajat : 72.860 orang
e) Duduk di SD/Sederajat : 136.571 orang

5) Berdasarkan pekerjaan.

a) Pegawai Negeri
(1) pegawai Negeri : 6.156 orang
(2) pamong Desa : 558 orang
b) Anggota TNI : 122 orang
c) Anggota Polri : 169 orang
d) Pertanian
(1) petani : 121.518 orang
(2) peternakan : 1.422 orang
(3) perikanan : 1.578 orang
(4) kehutanan : 3.457 orang
e) Industri Kerajinan Rumah Tangga: 804 orang
f) Perdagangan/dagang : 2.146 orang
g) Bangunan/Konstruksi : 467 orang
h) Buruh

(1) buruh tani : 124.125 orang


(2) perkebunan PN/PT/Perum : 1.467 orang
(3) bangunan/konstruksi : 450 orang
(4) kasar : 750 orang

i) Pengangkutan : 580 orang


j) Jasa : 450 orang
k) Penggalian : 154 orang
l) Lain-lain : 3.540 orang
11

c. Perubahan Penduduk.

1) Kelahiran rata-rata tiap tahun : 17.6 %


2) Kematian rata-rata tiap tahun : -
3) Penduduk pindah domisili : -

d. Penduduk berkualifikasi khusus.

1) Purnawirawan TNI – AD, AL, AU : 221 orang


2) Purnawirawan Polri : 46 orang
3) Pensiunan Pegawai Negeri : 775 orang
4) Anggota alumni Menwa : - orang
5) Anggota Menwa : 3 orang
6) Anggota Linmas : 2.021 orang
7) Anggota Satpam : 632 orang
8) Anggota Banpol : 350 orang

e. Kepadatan Penduduk.

1) Kepadatan rata-rata : 5.514 orang /Km2


2) Kepadatan Kota : - orang /Km2
3) Kepadatan di luar kota : - orang /Km2
4) Kepadatan di pegunungan : - orang /Km2

10. Kekuatan dan kerawanan.

a. Hal-hal atau sifat-sifat yang cenderung merupakan ciri kekuatan dari


penduduk:

1) Kondisi kehidupan keagamaan di wilayah Kab Pangandaran cukup


baik terlihat dengan adanya kerukunan antar umat beragama dalam
menjalankan ibadah serta besarnya peranan para tokoh agama dalam
membina umatnya dan terjalin adanya kerja sama antar tokoh agama
dengan pemerintah;
2) Pengaruh ketua adat/orang yang dituakan dalam pembinaan
masyarakat masih disegani oleh masyarakat terutama dalam hal-hal yang
menyangkut perintah-perintah ataupun keputusan-keputusan yang keluar
dari ketua adat selalu dituruti;
3) Pemanfaatan apotek hidup dan jamu tradisional di lingkungan
masyarakat Kab Pangandaran sudah jarang dimanfaatkan karena sebagian
masyarakat lebih sering menggunakan obat-obat yang sudah tersedia di
warung-warung ataupun kios-kios obat/apotek; dan
4) Sikap masyarakat terhadap budaya/kesenian asli pada umumnya
masih menanggapi dengan baik karena mengerti arti dan maknanya.

b. Hal-hal atau sifat-sifat yang cenderung merupakan kerawanan pada


umumnya dihadapkan kepada ancaman atau pengaruh musuh yaitu:
12

1) Masalah kesehatan yang dihadapi daerah adalah masalah kesehatan


lingkungan (sanitasi), dimana kedasaran penduduk khususnya di pedesaan
kurang memperhatikan kebersihan lingkungan sendiri, sehingga sangat
mudah tertulari penyakit atau terjangkitnya suatu penyakit;
2) Minat orang asing yang mempelajari atau menyenangi
budaya/kesenian daerah Kab Pangandaran belum ada;
3) Penduduk Kab Pangandaran terdapat usia yang tidak produktif yaitu
umur 0-05 tahun : 43.423 orang, umur 06-13 tahun : 60.751 orang, 58 ke
atas : 54.603 orang;
4) Penduduk Kab Pangandaran pada umumnya hanya berijazahkan SD
(90 orang); dan
5) Penyebaran penduduk di wilayah Kab Pangandaran tidak merata,
kepadatanya lebih banyak yang bermukim di wilayah perkotaan.

11. Pengorganisasian.

a. Komponen utama

1) Makorem 062/Tn
2) Kodim 0613/Ciamis
3) POS TNI AL
4) Polres Ciamis

b. Komponen cadangan.

1) Purnawirawan TNI – AD, AL, AU : 221 orang


2) Purnawirawan Polri : 46 orang
3) Pensiunan Pegawai Negeri : 948 orang
4) Anggota alumni Menwa : - orang
5) Anggota Menwa : 3 orang
6) Anggota Linmas : 2.011 orang
7) Anggota Satpam : 640 orang
8) Anggota Banpol : 350 orang

c. Komponen pendukung.

1) Pegawai Negeri:

a) pegawai negeri : 6.156 orang; dan


b) pamong desa : 558 orang.

2) Petani : 124.125 orang.


3) Peternak : 1.154 orang.
4) Perikanan : 1.158 orang.
5) Petani hutan : 3.667 orang.
6) Pengrajin rumah tangga : 879 orang.
7) Pedagang : 2.258 orang.
8) Bangunan/konstruksi : 450 orang.
13

9) Buruh

a) buruh tani : 124.125 orang;


b) perkebunan PN/PT/perum : 1.467 orang;
c) bangunan/konstruksi : 450 orang; dan
d) kasar : 750 orang.

10) Pengangkutan : 580 orang.


11) Jasa : 450 orang.
12) Penggalian : 154 orang.
13) Lain-lain : 3.540 orang.

BAB IV
POTENSI KONDISI SOSIAL

12. Umum. Kondisi sosial masyarakat Kab.Pangandaran secara umum cukup


baik, namun masih perlu ditingkatkan meliputi perluasan lapangan pekerjaan, peningkatan
taraf hidup masyarakat serta kesadaran bernegara dan bela negara.

13. Potensi bidang ideologi.

a. Penghayatan Pancasila. Ideologi Pancasila rata-rata memahami walaupun


sebagian kecil ada yang masih menentang keberadaannya.

b. Kondisi yang masih rawan. Kerawanan-kerawanan yang masih ditemui


yang dapat merongrong dan mengoyahkan penerimaan ideologi Pancasila yaitu
antara lain masih terdapatnya sebagian kecil masyarakat yang mudah terpengaruh
oleh isu-isu dan provokasi yang mendiskreditkan Pancasila serta adanya fanatisme
sempit.

c. Kondisi khusus. Mengingat tingkat kemampuan masyarakat Kab


Pangandaran
Pada umumnya masih rendah hal ini akan merupakan kerawanan bila ada
pengaruh secara tersamar dan ideologi lain diluar ideologi Pancasila. Hal ini
masib diketemukan adanya oknum-oknum yang mempengaruhi masyarakat yang
berupaya menghidupkan kembali paham DI/TII serta adanya sisa-sisa G.30.S/PKI
yang masih belum terungkap yang merupakan bahaya laten terhadap ideologi
Pancasila.

14. Potensi bidang politik.

a. Organisasi politik. Di Kab Pangandaran hasil pemilu tahun 2014 mulai


dari No 1 s/d 12 organisasi politik di Kab Pangandaran hasil pemilu 2014 ada 12
parpol besar yang punya perwakilan di DPRD Kab Pangandaran
14
b. Kehidupan politik.

1) Kesadaran politik rakyat pada umumnya cukup baik, dengan


digulirkannya kebebasan dibidang politik, masyarakat Kab Pangandaran
telah semakin mengerti akan berpolitik dan mengiginkan pelaksanaan
pemilu yang luber dan jurdil; dan
2) Beberapa hal yang dapat memberikan pengaruh pada kesadaran
politik rakyat.
a) Pengaruh positif.
(1) upaya pemerintah daerah dalam memberikan pengaruh
pada kesadaran politik rakyat melalui : pengaktifan fungsi
LKMD, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan
pengadaan sarana pendidikan agar mampu mendukung anak
usia sekolah maupun anak-anak yang akan melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih atas lagi dan peningkatan
sarana peribatan dengan menambah bagunan maupun
merehabilitasi bangunan; dan
(2) upaya organisasi politik di dalam memberikan
pengaruh positif antara lain turut serta mensukseskan
program pemerintah daerah di segala bidang dan membantu
mewujudkan stabilitas keamanan.
b) Pengaruh negatif. Untuk mencapai tujuan politiknya
organisasi politikpun berusaha mempengaruhi masyarakat dengan
pengaruh-pengaruh negatif seperti penyebaran pamflet, selebaran
gelap yang isinya memutarbalikkan fakta dan penyebaran isu-isu.

15. Potensi bidang ekonomi.

a. Tingkat kemampuan masyarakat di bidang produksi dan jasa.

1) Kemampuan masyarakat dalam bidang produksi pangan cukup


menonjol dan mampu memberikan kontribusi positf kepada PAD Kab
Pangandaran melalui prodksi palawija, perkebunan, teh, sawit dan coklat;
2) Kemampuan masyarakat dalam bidang produksi pangan cukup
menonjol dan mampu memberikan kontribusi positf kepada PAD Kab
Pangandaran melalui konveksi, penyamakan kulit, sepatu, sandal dan batik
tulis;
3) Kemampuan masyarakat dalam bidang industri melalui industri kimia
dan bangunan , industri pangan, sandang dan indutri kerajinan; dan
4) Kemampuan masyarakat dalam bidang produksi dan jasa meliputi
jasa perbankan, perkereditan,angkutan dan komunikasi.

b. Tingkat kemampuan masyarakat dalam kaitanya dengan penyiapan


komponen pendukung.

1) Tersedianya perusahaan jasa angkutan, sarana komunikasi, ormas


dibidang komunikasi dan fasilitas terminal/stasiun di Kab Pangandaran
15
2) Kemungkinan pengalihan dari sistem ekonomi biasa menjadi sistem
ekonomi perang/darurat; dan
3) Terdapatnya sistem ekonomi yang berbasis kerakyatan di Kab
Pangandaran sangat dimungkinkan untuk dilaksanakan pengalihan dari
ekonomi kerakyatan menjadi ekonomi perang/darurat.

16. Potensi bidang sosial budaya.

a. Sektor kesehatan.

1) Rumah sakit di Kab Pangandaran baru dalam pembenahan:

2) Jumlah Puskesmas di Kab Pangandaran

a) Jumlah puskesmas sebanyak 42 buah;


b) Jumlah puskesmas pembantu sebanyak 8 buah;
c) Jumlah tenaga medis dan paramedis;

(1) dokter umum : 26 orang;


(2) dokter gigi : 2 orang;
(3) dokter spesialis : . - orang;
(4) bidan : 123 orang;
(5) perawat : - orang; dan
(6) tenaga lain : - orang.

d) Jenis penyakit yang sering terjangkit di wilayah


Kab.Pangandaran sbb;

(1) HIV/AIDS : 40 kasus


(2) DBD : 34 kasus;dan
(3) Malaria : 8 kasus

e) Masalah kesehatan yang dihadapi daerah adalah masalah


kesehatan lingkungan (sanitasi), dimana kedasaran penduduk
khususnya di pedesaan kurang memperhatikan kebersihan
lingkungan sendiri, sehingga sangat mudah tertulari penyakit atau
terjangkitnya suatu penyakit;
f) Upaya pembinaan kesehatan masyarakat Kab Pangandaran
da umumnya dilakukan oleh Dinas Kesehatan dan dokter-dokter
Puskesmas melalui penyuluhan-penyuluhan dan pengobatan;
g) Organisasi masyarakat yang bergerak dibidang kesehatan
yang ada di Kab.Pangandaran adalah IDI (ikatan dokter Indonesia)
dan IBI (ikatan bidan Indonesia);
h) Pemanfaatan apotek hidup dan jamu tradisional di lingkungan
masyarakat Kab Pangandaran sudah jarang dimanfaatkan karena
sebagian masyarakat Pangandaran lebih sering menggunakan obat-
obat yang sudah tersedia di warung-warung ataupun kios-kios
obat/apotek; dan
16

i) Di Kab.Pangandaran terdapat organisasi nasional dibidang


kesehatan yaitu PPNI, HAKLI, PMI sedangkan organisasi
Internasional tidak ada.

b. Sektor pendidikan.

1) Jumlah gedung sekolah dan Perguruan Tinggi yang ada di Kab


Pangandaran sbb:

a) TK/Madrasah Diniyah : 232 buah;


b) SD/Madrasah Ibtidaiyah : 610 buah;
c) SMP/Madrasah Tsanawiyah : 32 buah;
d) SMU/SMK : 14 buah;
e) Perguruan Tinggi/Akademi : - buah
f) Pondok Pesantren : 126 buah.

2) Jumlah Murid sbb:

a) TK/Madrasah Diniyah : 29.597 murid;


b) SD/Madrasah Ibtidaiyah : 6.366 murid;
c) SMP/Madrasah Tsanawiyah : 5.917 murid;
d) Perguruan Tinggi/Akademi : - mahasiswa;
e) SMU/SMK : 5.776 murid; dan
f) Pondok Pesantren : 7.658 murid.

3) Jumlah Tenaga Pengajar/Dosen Sbb :

a) TK/Madrasah Diniyah : 3.078 orang;


b) SD/Madrasah Ibtidaiyah : 125 orang;
c) SMP/Madrasah Tsanawiyah : 1.040 orang;
d) SMU/SMK : 583 orang;
e) Perguruan Tinggi/Akademi : - orang; dan
f) Pondok Pesantren : 900 orang.

i) Masalah pembinaan pelajar dan sekolah.

(1) Pembinaan pelajar.

(a) Peningkatan penerapan kurikuler dengan


meningkatkan proses belajar mengajar;
(b) Peningkatan pelaksanaan extra kurikuler ke Pramukaan,
polisi sekolah sehingga benar-benar melengkapi pendidikan
anak;
(c) Peningkatan memfungsikan OSIS di SMP & SMA;
(d) Penyelenggaraan lebih terarah dalam melaksanakan
perlombaan – perlombaan, tes - tes evaluasi sehingga
mendorong untuk lebih menguasai bidang studi;
(e) Meningkatkan kegiatan untuk kesehatan sekolah
dan palang merah remaja; dan
17

(f) Pembinaan Sekolah. Pelaksanaan Wiyata


Mandala sehingga situasi sekolah lebih tertib, aman, bersih,
indah betah dan gairah.

(2) Masalah Pendidikan yang menonjol.

(a) Masih besar jumlahnya anak terdaftar yang


tidak tertampung di SMP/SMU;

(b) Usaha kewajiban belajar belum dapat terlaksana


dengan baik, terutama terhambat oleh kemampuan
menyekolahkan yang sangat kurang; dan

(c) Bidang studi yang diterapkan seolah-olah ditonjolkan


adalah PPKN dan sejarah.

2) Bahasa

a) Penduduk Kab. Pangandaran pada umumnya (90%)


menggunakan bahasa daerah (Sunda – Jawa) untuk komunikasi
pergaulan hidup sehari-hari, namun demikian untuk penggunaan
Bahasa Indonesia sebagian besar sudah mengetahui dan mengerti.

b) Jenis penggunaan bahasa daerah dan asing. Di Kab.


Pangandaran terdapat beberapa jenis bahasa daerah selain bahasa
sunda dan jawa, sedangkan bahasa asing terutama bahasa Tionghoa
hanya digunakan oleh warga negara keturunan Tionghoa.

c) Masalah bahasa yang menonjol.

(1) dikalangan masyarakat bahasa yang dipergunakan


sehari-hari adalah bahasa sunda, tetapi khususnya dikalangan
anak sekolah dari mulai SD kelas satu sekarang telah umum
diajarkan untuk dapat berbicara bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan; dan
(2) pada pertemuan - pertemuan secara resmi jarang
sekali dipergunakan bahasa daerah, tetapi dengan
menggunakan bahasa Indonesia.

3) Adat Istiadat

a) Seperti pada umumnya di daerah lain di Jawa Barat adat


istiadat penduduk adalah merupakan perpaduan antara adat
kebiasaan nenek moyangnya dahulu dengan ajaran agama Islam
yang hingga saat ini tetap dipertahankan keberadaannya. Hal ini
tercermin dalam beberapa kegiatan penduduk dalam kehidupan
sehari-hari:

(1) dalam acara perkawinan/kenduri;


18
(2) dalam pementasan kesenian unsur adat masih kuat;
(3) dalam upacara penerimaan tamu; dan
(4) dalam upacara keagamaan.

b) Adat istiadat yang perlu diperhatikan oleh para pendatang


ialah jangan melanggar norma/etika yang telah ditentukan atau yang
menjadi kebiasaan masyarakat setempat.
c) Pengaruh ketua adat/orang yang dituakan dalam pembinaan
masyarakat masih disegani oleh masyarakat terutama dalam hal-hal
yang menyangkut perintah-perintah ataupun keputusan-keputusan
yang keluar dari ketua adat selalu dituruti.
d) Masalah adat dan agama. Hubungan antara adat dan agama
terutama agama Islam pada umumnya cukup baik terlihat adanya
keserasian dan tidak saling menjatuhkan satu dengan yang lainnya,
seperti yang dilakukan oleh masyarakat dalam menyelenggarakan
selamatan kelahiran anak mulai dari selamatan hamil 4 bulan, 7
bulan, selamatan kematian mulai dari saat orang meninggal dunia s.d
selamatan 7 hari, 40 hari, 100 hari sampai pada selamatan 1000 hari.

4) Agama dan kepercayaan.

a) Jenis dan penganut agama di wilayah Kab. Pangandaran sbb:

(1) pemeluk Agama Islam : 438.297 orang;


(2) pemeluk Agama Khatolik : 194 orang;
(3) pemeluk Agama Hindu : 10 orang;
(4) pemeluk Agama Budha : 39 orang; dan
(5) pemeluk Agama Konghucu: - orang.

b) Jenis dan penghayat kepercayaan di Kab. Pangandaran


NIHIL:

c) Jumlah tempat beribadat

(1) mesjid : 844 buah;


(2) surau : - buah;
(3) mushola : 1.608 buah;
(4) gereja khatolik : 4 buah ;
(5) gereja protestas : - buah; dan
(6) kelenteng : - buah.

d) Kondisi kehidupan keagamaan di wilayah Kab Pangandaran


cukup baik terlihat dengan adanya kerukunan antar umat beragama
dalam menjalankan ibadah serta besarnya peranan para tokoh
agama dalam membina umatnya dan terjalin adanya kerja sama
antar tokoh agama dengan pemerintah.
19
e) Upaya pembinaan kerukunan beragama.

(1) mengadakan pendekatan/anjangsana terhadap tokoh


agama/Alim ulama; dan
(2) mengadakan pembinaan kehidupan kerukunan antar
umat beragama itu sendiri dengan mengadakan tatap muka
dan peringatan-peringatan hari-hari besar keagamaan.

c. Tingkat adaptasi masyarakat terhadap pengaruh kebudayaan dari luar.

1) Sebagian masyarakat Kab. Pangandaran memilki tingkat adaptasi


terhadap kebudayaan dari luar secara positif berpengaruh terhadap
meningkatnya ilmu pengetahuan dan tehnologi.
2) Kebudayaan asing dapat berpengaruh negatif terhadap budaya,
prilaku dan norma kehidupan masyarakat.

17. Potensi Bidang Pertahanan.

a. Organik Kodim 0613/Ciamis

b. Organik Polres Ciamis serta jajarannya wilayah Pangandaran.

c. Satuan Bapras (Pos kesehatan, Pos Militer, Subden Zibang dan lain-lain)

d. Satuan non organik Kodim 0613/Pangandaran yaitu TNI AL dan masyrakat


yang berkualifikasi khusus.

f. Jumlah Komponen pendukung yang terdiri dari Linmas, Satpam dan Banpol
dengan jumlah 990 orang.

g. Pengorganisasian sesuai piranti lunak Juklak Mendagri No 20 Tahun


1975 tentang Wanra/Kamra/Hansip.

1) Satuan Menwa;
2) Satuan Linmas;
3) Satuan Tagana;
4) Satuan Satpam; dan
5) Satuan Banpol.

h. Pembinaan yang dilaksanakan melalui metode, sebagai berikut:

1) Penerangan;
2) Penataran PPBN;
3) Edukasi;
4) Koordinasi;
5) Informasi; dan
6) Pelatihan.
20
i. Hambatan yang cenderung menonjol adalah masalah pembiayaan/ dana
tentang pendayagunaannya tidak ada masalah.

j. Tingkat keterpaduan tata laksana dan mekanisme.

1) Bidang keamanan cukup baik terpadu dan terkoordinir;


2) Masalah latihan mengalami hambatan, masalah dana dan sarana
sehingga tidak mencapai kualitas yang diperlukan;
3) Masalah pembinaan kegiatan terus ditingkatkan melalui kerjasama
dengan aparat terkait; dan
4) Penyempurnaan tata laksana dan mekanisme perlu dimantapkan.

18. Pembuatan revisi anpotwil.

a. Perencanaan.

1) Merencanakan pengumpulandata (geo, demo dan konsos);

2) Merencanakanpenganalisaan data (geo, demo dan konsos);


3) Merencanakan KISS (koordinasi dengan aparat Pemda dan instansi
terkait); dan
4) Merencanakan penyelesaian pembuatan produk anpotwil;

b. Persiapan.

1) Mempelajari direktif;
2) Mengeluarkan Sprin;
3) Menyusun RGB;
4) Menyiapkan peranti lunak yang berkaitan dengan penyusunan
anpotwil; dan
5) Melaksanakan brefing.

c. Pelaksanaan.

1) Hasil koordinasi dengan instansi pemerintah terkait dan diperolehnya


informasi data kewilayahan yang berkembang setiap saat dimasukan dalam
data teritorial agar tetap memiliki nilai aktifitas dan realitas dengan
kenyataan di wilayah;
2) Menghimpun laporan perkembangan situasi dari satuan jajarannya
yang secara periodik yang telah dilaporkanterhadap perkembangan situai
yang terjadi di wilayah binaannya (geo, demo, dan konsos) kepada
Danrem/Dandim; dan
3) Menghimpun perubahan tersebut selanjutnya dicatat dalam bentuk
ikhtisar yang dilampirkan pada anpotwil sehingga dapat digunakan untuk
merumuskan anpotwil yang baru setelah habis masa berlakunya. (bentuk
ikhtisar terlampir)
21
d. Pengakhiran.

1) Mengevaluasi hasil penyusunan produk anpotwil;


2) Membuat laporan hasil penyusunan produk anpotwil;
3) Menyusun hasil evaluasi penyusunan produk anpotwil untuk dijadikan
bahan penyusunan produk anpotwil yang akan datang; dan
4) Pengecekan alat peralatan yang digunakan.

BAB V
ANALISA

18. Bidang geografi

a. Pembuatan lahan perkebunan dan sayuran di daerah Kab Pangandaran


wilayah pegunungan/perbukitan antara lain, sebelah Barat merupakan
daerahpegunungan dan perbukitan Gunung Tayem sebelah Utara merupakan
daerah pegunungan dan pembukitan dan Pegunungan Pagedungan dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat di daerah sekitar.

b. Pembuatan lahan persawahan padi dilokasi dataran rendah sebelah barat


membentang dari Barat ke Utara mulai Kec. Cimerak sampai Kec Cijulang
sehingga dapat meningkatkan taraf hidup petani.

c. Pembuatan ladang pertanian tembakau di wilayah selatan yang terdapat


dataran rendah dan membuat areal pertambakan ikan di daerah pantai laut
Samudera Indonesia guna meningkatkan taraf hidup petani tembakau dan nelayan
setempat.

d. Pembuatan lahan perkebunan tumpang sari tanaman palawija di wilayah


Kab Pangandaran sebelah selatan dimana terdapat hutan jati seluas ± 1.118 Ha
yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat setempat.

e. Melaksanakan pengerukan dan normalisasi daerah aliran sungai (DAS) di


daerah selatan Sungai Ciputrahaji dan sebagian Sungai Cikaso yang aliran
sungainya relatif pendek sehingga dapat menghindari banjir.

f. Melaksanakan karya bakti bersama masyarakat di daerah Kec Kalipucang


untuk membersihkan Sungai Ciputrapinggan sehingga dapat digunakan sebagai
obyek pariwisata dan dapat memanfaatkan airnya untuk drainase bagi masyarakat
sekitarnya.

g. Melaksanakan sosialisasi tentang pelestarian hidup dan ekosistim kepada


masyarakat di daerah Kec. Pangandaran sehingga tercipta kesadaran dan
kesejahtraan masyarakat untuk memanfaatkan potensi pariwisata di pantai
Pangandaran
22

h. Memberikan penyuluhan tentang pertanian kepada petani Palawija,


Sayuran, Tembakau, Kacang-kacangan, Cengkeh, Jeruk yang tinggal di wilayah
Kab Pangandaran untuk meningkatkan hasil produksi.

i. Melaksanakan pelebaran jalan Propinsi/Negara sepanjang 91 Km dengan


lebar rata-rata 6 m di wilayah Kab Pangandaran agar dapat dimanfaatkan sebagai
sarana transportasi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

19. Bidang demografi.

a. Melaksanakan pelatihan tenaga kerja home industri bagi masyarakat usia


produktif untuk memberikan bekal kemampuan sebagai tenaga kerja trampil.

b. Anggota TNI, Polri, Menwa, Satpam, Hansip, Banpol dan Kamra serta
masyarakat Kab Pangandaran melaksanakan TMMD di Kec. Parigi untuk
membuka daerah yang terisolir guna meningkatkan kesejahtraan masyarakat
setempat.

c. Melaksanakan kegiatan pelatihan tenaga kerja terhadap penduduk usia


produktif (Umur 19-25 dan Umur 26-45) sebagai tenaga kerja lokal perkebunan
milik perusahaan daerah sehingga meningkatkan hasil produksi perkebunan.

d. Melaksanakan kegiatan penyuluhan/pelatihan kepada penduduk asli di Kab


Pangandaran untuk disiapkan sebagai petani modern sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

e. Melakasanakan kegiatan penyuluhan/pelatihan kepada masyarakat yang


memiliki tingkat pendidikan Akademi di Kab Pangandaran untuk memjadi tenaga
siap pakai sebagai manajer sesuai disiplin ilmu sehingga dapat meningkatkan
kualitas sumber daya manusia.

20. Bidang kondisi sosial.

a. Meningkatkan Penghayatan Ideologi Pancasila kepada masyarakat Kab


Pangandaran dalam kehidupan sehari-hari melalui ceramah, komunikasi sosial dan
dialog interaktif yang dilaksanakan apkowil setempat sehingga masyarakat tidak
terpengaruh terhadap idiologi lainnya.

b. Meningkatkan kesadaran berpolitik masyarakat Kab Pangandaran melalui


pendidikan politik yang sehingga masyarakat Kab Pangandaran semakin mengerti
tentang etika berpolitik yang diwujudkan dalam pelaksanaan Pemilu yang Luber
dan Jurdil.

c. Meningkatkan Hasil/Produksi yang menonjol dan besar mampu untuk


menunjang Daerah lain yaitu : Palawija, ikan dan daging serta hasil produksi
perkebunan/pabrik Teh, Sawit, Karet dan Coklat.
23

d. Membantu dan menyarakan kepada Pemda Kab Pangandaran agar


melaksanakan operasi pasar terhadap harga sembilan bahan pokok agar tercipta
stabilitas harga sembako yang dapat menigkatkan kesejahtraan pedagang
setempat.

e. Membantu Pemda Kab Pangandaran untuk mensukseskan program


pemberdayaan koperasi sebagai mitra usaha masyarakat, sehingga dapat
menigkatkan perekonomian masyarakat setempat.

f. Menyarankan kepada Pemda Kab Pangandaran agar membantu para petani


di Kab Pangandaran dalam hal pemasaran hasil bumi dan pertanian seperti beras,
palawija, sayur mayur, ikan dan ubi-ubian sehingga dapat meningkatkan
kesejahtraan masyarakat.

g. Menyarankan kepada Pemda Kab Pangandaran agar meningkatkan peran


BUUD dan KUD untuk penyaluran pupuk dan obat-obatan serta aktif dalam
pembelian gabah kering untuk pengadaan stok pangan nasional yang selanjutnya
disetorkan ke Dolog/Subdolog.

h. Program intensifikasi lahan sawah melalui program Binmas/Inmas dan


Intensifikasi lahan perkarangan meliputi kegiatan pembinaan desa. Adapun
hambatannya berupa kondisi iklim/curah hujan, intensitas matahari dan bibit
tanaman. Sedangkan program ekstensifikasi di wilayah Kab Pangandaran meliputi
tanaman kedelai hambatan masalah iklim, tanah dan bibit serta modal.

i Menyarankan kepada pemda Kab Pangandaran agar dapatnya koperasi


mengkoordinir penjualan hasil peternakan (ayam dan telur) masyarakat Kab. Garut
ke luar daerah sehingga terjadi kestabilan harga pasar dan meningkatnya
kesejahtraan petani.

j. Menyarankan kepada pemda Kab Pangandaran agar agar dapatnya


membangun tempat pengawetan ikan darat dan laut di Kab.. Pangandaran
sehingga dapat diekspor ke luar negeri untuk meningkatkan kesejahtraan nelayan
setempat.

BAB VI
KESIMPULAN

21. Bidang geografi

a. Pembuatan lahan perkebunan dan sayuran seluas 5 Ha disekitar


pegunungan/perbukitan sebelah utara dan sebelah timur Kab Pangandaran

b. Pembuatan lahan persawahan dilokasi dataran rendah sebelah barat


membentang dari utara ke selatan mulai Kec.Parigi.

c. Pembuatan ladang pertanian tembakau di wilayah selatan yang terdapat


dataran rendah dan menbuat areal pertambakan ikan di daerah pantai laut
Samudera Indonesia.
24
d. Pembuatan lahan perkebunan tumpang sari tanaman palawija di wilayah
Kab Pangandaran sebelah Barat dimana terdapat hutan jati seluas ± 1.118 Ha.

e. Pengerukan dan normalisasi daerah aliran sungai (DAS) di daerah Timur


Sungai Citanduy dan Ciputrapinggan.

f. Karya bakti bersama masyarakat di daerah Kec Pangandaran untuk


membersihkan Sungai Cileueur

g. Sosialisasi tentang pelestarian lingkungan hidup dan ekosistim kepada


masyarakat di daerah Kec. Cihaurbeuti

h. Penyuluhan tentang pertanian kepada petani Palawija, Sayuran, Tembakau,


Kacang-kacangan, Teh, Cengkeh, Jeruk yang tinggal di wilayah Kab Pangandaran

i. Pelebaran jalan Propinsi/Negara sepanjang 35 Km dengan lebar rata-rata


7 m di wilayah Pangandaran – Parigi

22. Bidang demografi.

a. Pelatihan tenaga kerja home industry bagi masyarakat usia produktif untuk
memberikan bekal kemampuan sebagai tenaga kerja trampil.

b. Melaksanakan kegitan TMMD dan Karya Bakti di Kec. Cihaurbeuti

c. Pelatihan tenaga kerja terhadap penduduk usia produktif (umur 19-25 dan
umur 26-45) sebagai tenaga kerja lokal perkebunan untuk perusahaan daerah.

d. Penyuluhan/pelatihan kepada penduduk asli di Kab… Pangandaran untuk


disiapkan sebagai petani modern sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat.

e. Penyuluhan/pelatihan masalah SDM kepada masyarakat Kab Pangandaran


yang memiliki tingkat pendidikan akademi di BLK Kab Pangandaran

23. Bidang kondisi sosial.

a. Ceramah, komunikasi sosial dan dialog interaktif tentang penghayatan


Ideologi Pancasila kepada masyarakat Kab Pangandaran

b. Pelatihan PPBN kepada masyarakat Kab Pangandaran dilingkungan


pemukiman dan lingkungan pekejaan

c. Penyuluhan pertanian dan perikanan kepada masyarakat petanian dan


nelayan di Kab Pangandaran

d. Monitoring dan operasi pasar terhadap harga barang khususnya harga


sembilan bahan pokok di pasar–pasar Kab Pangandaran

e Penyuluhan tentang program pemberdayaan koperasi kepada masyarakat


Kabupaten Pangandaran
25
f. Penyuluhan tentang peran BUUD dan KUD kepada masyarakat petani Kab
Pangandaran

g. Penyuluhan bidang pertanian kepada petani dan masyarakat Pangandaran

h. Penyuluhan tentang penjualan hasil peternakan (ayam dan telur) kepada


masyarakat peternak di Kab Pangandaran

i. Penyuluhan tentang pengawetan ikan darat dan laut kepada masyarakat


nelayan Kab Pangandaran di Desa Panajung

24. Penutup. Demikian analisa potensi wilayah Korem/Kodim 0613/Ciamis tahun


2015– 2020 ini dibuat guna dijadikan pedoman dan dijabarkan dalam kegiatan program
binter tahunan Korem/Kodim 0613/Pangandaran

Dibuat di : Ciamis
Pada tanggal : Januari 2015

Komandan Kodim 0613/Ciamis

Reza Nur Patria M.Si, (Han)


Letnan Kolonel Arm NRP 11990052480678
26

Anda mungkin juga menyukai