Anda di halaman 1dari 5

5 Aspek Hukum

Haki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)


Hak ekslusif yang diberikan suatu peraturan kepada seseorang atau sekelompok
orang atas karya ciptanya. Secara sederhana HAKI mencakup Hak Cipta, Hak Paten dan
Hak Merk. Namun jika dilihat lebih rinci HAKI merupakan bagian dari benda (Saidin :
1995), yaitu benda tidak berwujud (benda imateriil). Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) termasuk dalam bagian hak atas benda tak berwujud (seperti Paten, merek dan
hak cipta). Hak Atas Kekayaan Intelektual sifatnya berwujud, berupa informasi, ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, sastra, keterampilan dan sebagainya yang tidak mempunyai
bentuk tertentu.
Hak Cipta
Menurut pasal 1 UU no 19 Th 2002 yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak
eklusif bagi pencipta atas pencipta atau penerima hak untuk mengumumkan atau
memperbanyak ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi
pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.Prinsip
dasar dari hak cipta adalah adanya pengakuan hak bagi pencipta untuk
mengkomersialisasikan ciptaannya dan melarang pihak lain untuk menggunakan
ciptaannya tanpa seijin pencipta. Konsep Hak cipta ini berkembang secara bersamaan di
Inggris dan di Perancis pada abad pertengahan yang membawa warna tersendiri dalam
perkembangan pranata hukum hak cipta.
Paten
Kata paten, berasal dari bahasa inggris patent, yang awalnya berasal dari kata
patere yang berarti membuka diri (untuk pemeriksaan publik), dan juga berasal dari
istilah letters patent, yaitu surat keputusan yang dikeluarkan kerajaan yang memberikan
hak eksklusif kepada individu dan pelaku bisnis tertentu. Dari definisi kata paten itu
sendiri, konsep paten mendorong inventor mendapat hak eksklusif selama periode
tertentu. Mengingat pemberian paten tidak mengatur siapa yang harus melakukan invensi
yang dipatenkan, sistem paten tidak dianggap sebagai hak monopoli.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Produk kopi bubuk aming adalah produk yang telah memenuhi syarat pemasaran
produk ,hal ini dapat di ketahui dari produk nya yang memiliki izin P-IRT, Izin MUI dan
Izin SNI,dimana dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga)
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 22
Tahun 2018 tentang pedoman pemberian sertifikat Pangan Industri Rumah
Tangga, dijelaskan bahwa pengertian PIRT adalah sertifikat izin Pangan Industri
Rumah Tangga (PIRT) yang diberikan oleh Bupati atau Walikota melalui Dinas
Kesehatan. Sertifikat ini mengacu bahwa pangan hasil produksi yang dihasilkan
telah memenuhi persyaratan dan standar keamanan yang telah
ditentukan.Sebagai contoh apabila kita melihat pada produk-produk makanan
dan minuman yang beredar di supermarket, toko, warung dan pasar, maka
nomor pendaftaran dapat kita temukan di bagian depan label produk pangan
tersebut dengan kode SP, MD atau ML yang diikuti dengan sederetan angka.
Untuk Industri yang berskala rumah tangga, cukup dengan mendaftarkan produk
yang akan dipasarkannya melalui Dinas Kesehatan berupa Nomor SP dan
Nomor P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga) sama halnya dengan produk
kopi bubuk aming yang masih di kategorikan dalam industri rumah tangga.
Nomor SP adalah Sertifikat Penyuluhan, merupakan nomor pendaftaran yang
diberikan kepada pengusaha kecil dengan modal terbatas dan pengawasan
diberikan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kodya, sebatas penyuluhan. Selain
itu, terdapat sertifikasi berupa PIRT. Nomor PIRT ini dipergunakan untuk
makanan dan minuman yang memiliki daya tahan atau keawetan diatas 7 hari.
Nomor PIRT berlaku selama 5 tahun dan setelahnya dapat diperpanjang.
Izin PIRT tidak dapat dikeluarkan apabila bahan yang diproduksi adalah:
1. Susu dan hasil olahannya;
2. Daging, ikan, unggas dan hasil olahannya yang memerlukan proses
penyimpanan dan atau penyimpanan beku;
3. Makanan kaleng;
4. Makanan bayi;
5. Minuman beralkohol;
6. AMDK (Air Minum Dalam Kemasan);
7. Makanan / Minuman yang wajib memenuhi persyaratan SNI;
2. Izin MUI (Majelis Ulama Indonesia )
Sertifikat halal adalah sertifikat yang menyatakan bahwa suatu produk
(makanan, minuman, dan sebagainya) tidak mengandung unsur yang
diharamkan, atau bahan baku dan pengolahan dilakukan dengan metode
produksi yang sudah memenuhi kriteria syariat Islam.
Dalam Undang-Undang No.33 tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal, telah
diatur bahwa setiap produk yang masuk, beredar, dan diperdagangkan di wilayah
Indonesia wajib bersertifikat halal, kecuali produk haram.
Produk kopi bubuk aming merupakan produk yang memiliki sertifikasi
MUI ,yang dapat dinyatakan sebagai produk halal ,sehingga dapat menjadi
jaminan produk yang terjamin aman dan halal bagi segala konsumen terutama
umat islam yang menjadi mayoritas di Indonesia.
Berikut cara mendapatkan sertifikat halal MUI bagi pemilik usaha:
1. Mengajukan pendaftaran sertifikat secara online di www.e-lppommui.org.
2. Mengisi data pendaftaran, status sertifikasi
(baru/pengembangan/perpanjangan), data Sertifikat Halal, status SJH
(Sistem Jaminan Halal) jika ada, dan kelompok produk.
3. Melakukan pembayaran pendaftaran serta biaya akad sertifikasi halal melalui
Bendahara LPPOM MUI di email bendaharalppom@halalmui.org yang
meliputi: honor audit, biaya sertifikasi halal, biaya penilaian implementasi
SJH, biaya publikasi majalah Jurnal Halal.
4. Mengisi dokumen yang menjadi persyaratan pendaftaran serta industri bisnis
yang kamu geluti, di antaranya: manual SJH, diagram alir proses produksi,
data pabrik, data produk, data bahan, dan dokumen bahan yang digunakan,
serta data matrix produk.
5. Setelah semua dokumen diisi, maka kamu akan masuk ke tahap selanjutnya
yaitu pemeriksaan kecukupan dokumen.
6. Kamu bisa men-download sertifikat halal MUI di menu download SH.
3. Izin SNI ( Standar Nasional Indonesia)
SNI merupakan standar yang ditetapkan oleh pemerintah untuk berbagai
hasil produksi yang dibuat oleh masyarakat Indonesia, baik itu yang diproduksi
secara perseorangan maupun yang diproduksi oleh sebuah badan atau
perusahaan. Hal ini ini telah diatur di dalam Peraturan Menteri Perdagangan
No.72/M-DAG/PER/9/2015 yang mewajibkan barang-barang dalam kategori
tertentu harus diproduksi sesuai dengan SNI. Terkait dengan daftar barang yang
masuk dalam kategori tersebut, bisa dilihat di situs Kementerian Perdagangan.
SNI diberikan dalam bentuk stempel pada setiap barang yang telah sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah. Stempel inilah yang
kemudian menjamin standar kualitas dan juga kelayakan barang tersebut
memang telah lulus dan sesuai dengan standar yang diberlakukan oleh
pemerintah. Hal ini akan menjamin hak dan juga keamanan para konsumen yang
menggunakan barang-barang tersebut. Bukan hanya konsumen saja, SNI juga
akan melindungi hak-hak dan juga kewajiban seorang pelaku bisnis yang telah
melakukan proses produksi atau pemasaran suatu barang.
Penerapan SNI pada produk, akan membuat konsumen menjadi lebih
mudah dan nyaman dalam menemukan produk-produk yang mereka butuhkan.
Produk bubuk kopi aming sudah ber standar SNI, sehingga dapat dilategorikan
sebagai produk yang standar ,aman, dan memenuhi persyaratan dalam
mendistribusikan produknya. Pihak kopi aming melakukan standarisasi SNI
dikarenakan banyak nya manfaat yang di peroleh , manfaat tersebut seperti :
1. Meningkatkan daya saing industri nasional, menjamin mutu hasil industri,
dan menciptakan persaingan usaha yang sehat dan adil. Produk yang telah
menggunakan standar SNI diharapkan memiliki mutu yang baik dan
konsisten sehingga dapat meningkatkan daya saing dan pemasaran secara
global. Penggunaan SNI juga dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi
biaya karena terjadi optimasi proses produksi.
2. Melindungi konsumen dan meningkatkan kepuasan konsumen. Penerapan
SNI wajib pada produk yang berisiko tinggi seperti air minum (AMDK),
mainan anak, tabung gas, regulator, dan selang gas bertujuan untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan konsumen. Sehingga konsumen lebih
percaya diri pada saat memilih produk ber-SNI bahwa produknya tersebut
aman, dapat diandalkan, dan berkualitas tinggi.
3. Memfasilitasi produsen untuk meningkatkan pasar terhadap produk mereka.
Konsekuensi logis jika terjadi penyalahgunaan sertifikat atau tanda SNI
dan terbukti bahwa produknya tidak memenuhi persyaratan standar SNI tertentu
maka hal ini dapat dikatakan sebagai pelanggaran dalam hukum pidana
sebgaimana di atur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2014.

Anda mungkin juga menyukai