Anda di halaman 1dari 3

para 6: alur sertifikasi pirt

Alur atau prosedur pembuatan sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) akan
melalui beberapa tahapan diatantaranya yaitu mendatangi dinas kesehatan terkait.
Sertifikat PIRT dikeluarkan oleh dinas kesehatan dari wilayah yang ditempati
memlaui pengisian formulir dan melengkapi berbagai dokumen. Dokumen tersebut
yaitu foto 3x4 cm 2 lembar, foto 2x3 cm 1 lembar, surat keterangan domisili usaha,
rincian modal usaha, sampel pangan, surat kepemilikan dan penunjuk penanggung
jawab usaha, denah lokasi dan bangunan, contoh label dan stempel
perusahaan/UMKM, serta data industri daan rumah tangga pangan. Tahap
selanjutnya yaitu mengikuti PKP atau Penyuluhan Keamanan Pangan dan dinyatakan
lulus post test dengan nilai minimal yaitu 60. Langkah berikutnya yaitu terdapat
survei lapangan atau tempat produksi secara langsung oleh perwakilan dari dinas
kesehatan terkait dengan mengetahui kondisi dan kelayakan tempat usaha. Tahap
terakhir adalah mengambil sertifikat PIRT yang terbit setelah 2 minggu dari waktu
survei lokasi, hal ini dapat diambil cetak di dinas yang bersangkutan. Menurut
Arifudin, et al. (2020), ada beberapa berkas yang harus dipersiapkan oleh mitra
sebagai pengajuan awal PIRT yaitu Mengisi formulir yang telah disediakan, Fotokopi
Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP), Fotokopi Kartu Tanda Penduduk
pemilik perusahaan, Denah lokasi industry, Denah ruang produksi, Rancangan label
pangan, Daftar produk yang diajuakan dan Nomor induk berusaha (Izin Usaha).
Berkas-berkas yang dibutuhkan dipersiapkan dan di serahkan ke dinas kesehatan
kota.
para 7: BPOM
Izin Edar BPOM, merupakan sebuah izin usaha yang dikeluarkan oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Izin BPOM sendiri perlu dimiliki sebelum
produk bisa dijual di pasaran. Memiliki lisensi BPOM satu bukti bahwa produk
tersebut sudah teruji dan memiliki kandungan yang aman untuk digunakan dan
dikonsumsi dengan begitu masyarakat atau calon konsumen akan semakin yakin
dengan produk tersebut. Nomor BPOM produk kosmetik kode 2 huruf dan 11 digit
angka. Setiap produk obat maupun makanan yang jenis benda akan memiliki nomor
registrasi BPOM masing-masing. Satu nomor BPOM hanya berlaku untuk satu jenis
produk yang teregistrasi saja. Artinya, nomor BPOM setiap jenis produk itu akan
berbeda. Contohnya, segala jenis obat kimia maupun herbal atau tradisional,
suplemen, pangan dan pangan olahan, minuman, kosmetik, sabun mandi, pasta gigi,
minyak esensial, dan lain-lain. Pangan tersebut baik impor maupun ekspor harus
memiliki sertifikat BPOM ini sebagai bukti bahwa makanan tersebut sudah lolos uji
kelayakan. Menurut Paju (2016), balai pengawas obat dan makanan atau biasa
disebut dengan BPOM adalah sebuah lembaga unit pelayanan pengaduan
konsumen yang juga dapat digunakan oleh konsumen ketika mereka
merasa dirugikan oleh pelaku usaha. Hal ini dikarenakan BPOM merupakan
salah satu lembaga yang memiliki tugas untuk mengawasi atau memberikan
pengawasan terhadap peredaran produk makanan maupun obat-obatan yang
diedarkan dan diperdagangkan oleh pelaku usaha.
para 8: alur sertifikasi BPOM
Alur atau pembuatan sertifikat atau ijin edar BPOM atau Badan Pengawas Obat dan
Makanan melalui berbagai rangkaian tahapan yang dimulai dari pendaftaran dimana
para pelaku usaha menginputkan data produk dan mengunggah dokumen ke
website yang sudah ditentukan. Pelaku usaha juga perlu memverifikasi terkait jenis
pangan yangin di perjualbelikan atau diedarkan yang akan memunculkan penerbitan
SPB (Surat Perintah Bayar). Pembayaran tersebut termasuk ke dalam PNBP atau
Penerimaan Negara Bukan Pajak. Proses evaluasi dilakukan setelah pembayaran
berhasil mengenai data produk dan rancangan label, kemudian hasil tersebut di
verifikasi oleh pihak BPOM. Tahap selanjutnya yaitu validasi dan finalisasi terkait
rancangan label, setelah itu hasil akhir berupa penerbitan izin edar (IE) sebagai bukti
bahwa produk sudah layak diedarkan. Menurut Hasibuan et al. (2023), serangkaian
proses panjang yang biasanya disebut proses registrasi produk harus dilalui untuk
mendapatkan nomor izin edar BPOM. Proses yang membutuhkan waktu tersebut
karena untuk menerbitkan nomor registrasi diperlukan kelengkapan dokumen,
validasi, formula, stabilitas produk, apakah kandungan bahan tersebut aman atau
tidak, lolos uji dan sebagainya. Jika sudah keluar nomor registrasinya akan diberi
barcode.
Daftar Pustaka
Arifudin, O., F. D. Rusmana, R. Tanjung, U. Wahrudin. 2020. Inovasi Kemasan dan
Perluasan Dodol Nanas di Subang Jawa Barat. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 4(3) : 408-417.
Hasibuan, A. A. S., Saidan, J. Leviza, dan D. Sukarja. 2023. Pelindungan Hukum
Terhadap Konsumen Atas Produk Masker Wajah yang Dipasarkan Secara Komersil
yang Tidak Memiliki Sertifikasi BPOM (Analisis Putusan No.
270/Pid.Sus/2021/PN.Bks). Jurnal Pencerah Bangsa, 2(1): 52-58.
Paju, P. 2016. Jaminan Sertifikat Produk Halal Sebagai Salah Satu Perlindungan
Terhadap Konsumen Menurut Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang
Perlindungan Konsumen. Lex Crimen, 5(5): 109-117.

Anda mungkin juga menyukai