Anda di halaman 1dari 15

PEMERINTAH ACEH

DINAS PENGAIRAN

PENYUSUNAN TARGET TAHUNAN


PENCAPAIAN SPM PERIODE 5 TAHUN

2021 - 2025
DAERAH IRIGASI PROVINSI
1. DASAR HUKUM PELAKSANAAN KEGIATAN TERKAIT
SPM IRIGASI UNTUK DI KEWENANGAN PROVINSI

Standar Pelayanan Minimum bidang Pekerjaan Umum yang ditetapkan dengan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No.1/PRT/M/2014 telah dibatalkan dengan Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 29/PRT/M/2018.
Sementara itu, yang diatur dengan peraturan yang belakangan tersebut di atas, lingkup untuk
Bidang Pekerjaan Umum hanya air minum dan air limbah sedangkan mengenai irigasi tidak
dicantumkan.

Meskipun demikian membuat target capaian dalam layanan irigasi dinilai masih sejalan dengan
rencana pembangunan yang dibuat secara bertahap (RPJP, RPJM dan Renstra). Sehubungan
dengan hal ini, Dinas Pengairan Aceh tetap akan membuat target capaian tahunan SPM, yang
ditentukan sendiri berdasarkan kemampuan penyediaan anggaran provinsi untuk sektor irigasi
dan nantinya akan masuk dalam RP2I yang selanjutnya diinternalisasi ke dalam RPJM agar
punya dasar legalitas untuk diimplementasikan.

Dengan demikian peraturan perundangundangan yang digunakan adalah acuan makro dan
acuan detil teknis penentuan target capaian tahunan, antara lain sebagai berikut,

a. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
23/PRT/M/2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi,
b. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia No.
30/PRT/M/2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi,
c. Qanun Aceh No. 12 Tahun 2017 tentang Irigasi

Untuk menentukan target capaian yang merupakan target layanan irigasi atau disebut juga
dengan kinerja jaringan irigasi dibuat sesuai dengan kriteria menetapkan Indeks Kinerja Sistem
Irigasi sebagai berikut,

• 80-100 : kinerja sangat baik


• 70-79 : kinerja baik
• 55-69 : kinerja kurang dan perlu perhatian
• <55 : kinerja jelek dan perlu perhatian

Dalam menetukan kinerja jaringan irigasi dihitung berdasarkan kinerja individual aset jaringan
yang penilaiannya dilakukan oleh petugas operasi dan pemeliharaan jaringan yang
berpengalaman.

Target untuk 5 tahun ke depan dan karena saat ini sudah menjelang akhir tahun maka periode
target diambil dari tahun 2021 hingga 2025. Penentuan besarnya target dapat ditentukan
berdasar kondisi kinerja yang diperoleh dari hasil survei lapangan saat ini (2020) dengan angka
target yang realistis yang sangat dipengaruhi oleh perkiraan ketersediaan anggaran pada tahun-
tahun yang akan datang.

1
Penjelasan tentang kinerja (layanan) jaringan irigasi dapat dicermati pada contoh berikut
ini,

Nama : Daerah Irigasi A


Luas : 1,000 ha
Pembagian air dilaksanakan pada setiap 2 mingguan
Kebutuhan air per ha: 1.2 lt/det/ha (pengolahan tanah)
Total kebutuhan air = 1,000 x 1.2 = 1,200 lt/det
Debit di intake bendung = 1,000 lt/det
Faktor K = 1,000/1,200 = 0.8333
Rencana luas tanam yang ditetapkan = 830 ha
Misalkan yang terjadi realisasi tanam seluas 700 ha, maka air yang sampai di petak
tersier adalah 700 ha x 1.2 lt/det/ha = 840 lt/det
Pencapaian SPM = 840/ 1000 = 84% atau dihitung dengan cara lain yang
menghasilkan angka yang sama yaitu = 700/830 = 84%
Berarti nilai kinerja jaringan irigasi: Sangat Baik

2. CARA MENGUKUR DAN UPAYA PENCAPAIAN


TARGET SPM

a. Cara Mengukur Pencapaian target SPM dilakukan dengan langkah sebagai berikut,
• Menyusun Rencana Tata Tanam.
• Survei lapangan untuk mengidentifikasi realisasi layanan irigasi berdasar luas
tanam.
• Menghitung pencapaian target SPM dan menilai kinerja jaringan irigasi dengan
membandingkan antara realisasi luas tanam dengan rencana tata tanam.

b. Cara mengukur pencapaian target adalah dengan memperhatikan paragraf 1 di atas


yaitu berdasarkan persentase yang tersedia untuk mengairi petak-petak sawah, yang
penilaiannya berdasarkan Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI). Sementara contoh
perhitungan yang ada tersebut di atas sama sekali tidak seperti penilaian IKSI. Oleh
karena itu (nampaknya) lebih tepat dan ini sesuai dengan contoh, penilaian dilakukan
dengan menggunakan hitungan kinerja jaringan menurut Lamp-2, Permen PUPR 23-
2015 tentang Pengelolaan Aset Irigasi (PAI).

c. Ada 2 pendekatan dalam menentukan kinerja jaringan yaitu


1). Mencari data luas petak tersier yang terlayani dan dibandingkan dengan luas
keseluruhan maka didapat kinerja jaringan.
2). Mencari/menentukan nilai fungsi individual aset dalam jaringan kemudian kinerja
layanan dari masing-masing petak tersier dihitung dengan cara PAI dan akhirnya
didapat kinerja jaringan secara keseluruhan.

Kedua cara tersebut dilakukan, sementara ini, dengan taksiran, sehingga kedua
pendekatan ini punya kelemahan yang sama.
Cara butir 1) punya kelemahan ketika merencanakan program penigkatan kinerja yaitu
dalam memilihi aset yang akan ditingkatkan, sementara cara 2) relatif lebih tekontrol

2
dalam penentuan individual aset atau beberapa aset dalam rangka meningkatkan
kinerja yang direncanakan/ditetapkan.

d. Pendekatan yang dilakukan dalam pelaksaan SPM pada DI Kewenangan Provinsi


dipilih metode kinerja jaringan sesuai Permen PUPR 23-2015 dengan pertimbangan
seperti diuraikan dalam butir c. di atas.

e. Langkah-langkah yang dilakukan,


Dalam rangka pelaksanaan survei lapangan (utk SPM) yang efektif dan efisien serta
untuk tujuan hasil yang maksimal maka dilakukan langkah-langkah sebagai berikut,
1). Kegiatan persiapan meliputi gambar skema jaringan irigasi, realisasi tanam
dibanding dengan yang seharusnya dan informasi lainnya,
2). Mengadakan pertemuan dengan petugas pengelola irigasi dan pengguna air dalam
rangka mendapatkan gambaran tentang kondisi terkini tentang kinerja jaringan
irigasi, meliputi personil sebagai berikut,
a). Pengamat Irigasi,
b). Juru Irigasi,
c). Petugas Pintu Air (PPA),
d). Petugas Operasi Bendung (POB),
e). Anggota Komisi Irigasi, dan
f). Ketua Keujreun Blang
3). Peninjauan lapangan dengan tujuan untuk menilai fungsi individual aset yang
berkaitan langsung dengan pemberian air,
4). Melakukan perhitungan kinerja jaringan dengan cara yang ada dalam Permen
PUPR 23-2015 dan hasilnya dijadikan sebagai base line. Sebagai pembanding
adalah dengan penilaian IKSI tapi khusus diambil komponen a). Prasarana Fisik
dan b). Prasarana Fisik yang sudah dikeluarkan dari unsur yang tidak berhubungan
langsung dengan pemberian air yaitu Jalan Masuk/Inspeksi serta Kantor,
Perumahan dan Gudang. Perbandingan hasil penilaian kinerja jaringan dan kinerja
sistem dapat dilihat pada Tabel.1
5). Penentuan target kinerja 5 tahun ke depan yang rasional termasuk rencana
pencapaian tiap tahunnya
6). Melakukan simulasi untuk menentukan aset yang akan direhab tiap tahunnya
7). Menyusun RAB dari kegiatan peningkatan fungsi aset
8). Menyusun peraturan/keputusan gubernur mengenai pelaksanaan SPM irigasi
kewenangan provinsi

f. Perhitungan kinerja jaringan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut


(Permen PUPR 23-2015 - Lamp.II),

Kinerja jaringan = (f min bang ; f min sal) × Ab

Dimana :
f min bang : koefisien fungsi layanan yang terkecil dari seluruh bangunan yang ada
sejak dari bangunan pengambilan ke titik yang ditinjau

3
f min sal : koefisien fungsi layanan yang terkecil dari seluruh saluran yang ada
sejak dari bangunan pengambilan ke titik yang ditinjau
Ab : perbandingan luas area yang dilayani pada titik yang ditinjau terhadap
luas total daerah irigasi

g. Upaya Pencapaian
Target SPM dicapai melalui pembangunan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan
(O&P) jaringan irigasi kewenangan Pemerintah Provinsi. Termasuk didalamnya
adalah kegiatan-kegiatan penunjang, seperti: perencanaan; pengawasan; dan
pemberdayaan lembaga dan masyarakat petani.

Tabel 1. Nilai Kinerja dengan 3 Metode/Cara

No Cara Penilaian Nilai(%) Keterangan


b a t a s b a w a h dari
1 Kinerja Jaringan Irigasi 69,56 kinerja baik
2 Kinerja Sistem Irigasi (Prasarana Fisik) 70,08 baik
3 Kinerja Sistem Irigasi (Prasarana Fisik minus 72,67 baik
aset terkait non pemberian air secara
langsung)

Untuk selanjutnya, sebagai base line diambil nilai 69,56 % tersebut dalam sedangkan nilai lain,
seperti sudah dijelaskan di atas, hanya sebagai pembanding atau untuk pegecekan dan ternyata
angkanya tidak terpaut jauh.

Hasil hitungan dan gambar skema jaringan diperlihatkan dalam halaman-halamam berikut,

4
7,50 Ha 10,93 Ha

Saluran Primer
BPe1’ BPe1”
BPe0
Saluran Sekunder Mns. Calok
Bendung Peudada
38,99 Ha 5,77 Ha 16,90 Ha 81,01 Ha 5,94 Ha 12,63 Ha

BPe1
BMc1 BMc2 BMc3 BMc4’(B) BMc4 BMc5 BMc6
30,71 Ha 54,80 Ha 4,34 Ha 23,60 Ha
6,75 Ha 41,97 Ha

Gambar 1. Skema Jaringan Irigasi DI


Peudada
BPe2
3,52 Ha 61,74 Ha

Saluran Sekunder Mns. Tutong

22,28 Ha 82,26 Ha 36,31 Ha 38,94 Ha 41,86 Ha

Bpe3
BMt1(B) BMt2(B) BMt4/3 BMt4(B) BMt5(8)
50,53 Ha 25,07 Ha 98,34 Ha
5
Tabel 2. Nilai Kinerja Jaringan DI Peudada Jalur I (Sekunder Mns Tunong)

DI PEUDADA Luas (Ha) Bobot(%) Sep.2020


Luas sawah total 802,69 100,00
Luas sawah JALUR I 528,00 65,78 Jalur I adalah jalur sekunder Mns.Tunong (Mt)

Luas Sawah (ha) Bobot Bobot


No Kode Bangunan Deskripsi Fungsi
Ki Ka Total maks(%) bagian(%)

1 BPe 0 Intake/Bendung 0,80


2 BPe 0-BPe 1' Saluran 0,90
3 BPe 1' Bgn.Sadap 0,80 7,50 - 7,50 0,93 0,75
4 BPe 1'-BPe 1" Saluran 0,90
5 BPe 1" Bgn.Sadap 0,80 10,93 - 10,93 1,36 1,09
6 BPe 1"-BPe 1 Saluran 0,90
7 BPe 1 Bgn.Bagi-Sadap 0,80 41,97 6,75 48,72 6,07 4,86
8 BPe 1-BPe 2 Saluran 0,75
9 BPe 2 Bgn.Sadap 0,80 61,74 3,52 65,26 8,13 6,10
10 BPe 2-BPe 3 Saluran 0,75
11 BPe 3 Bgn.Sadap 0,80 - 50,53 50,53 6,30 4,72
12 BPe 3-BMt 1(B) Saluran 0,80
13 BMt 1(B) Bgn.Sadap 0,70 22,28 25,07 47,35 5,90 4,13
14 BMt 1(B)-BMt 2(B) Saluran 0,80
15 BMt 2(B) Bgn.Sadap 0,70 82,26 - 82,26 10,25 7,17
16 BMt 2(B)-BMt 4/3 Saluran 0,80
17 BMt 4/3 Bgn.Sadap 0,70 36,31 - 36,31 4,52 3,17
18 BMt 4/3-BMt 5.1 Saluran 0,80
19 BMt 5.1 Bgn.Sadap 0,70 38,94 - 38,94 4,85 3,40
20 BMt 5.1-BMt 5(8) Saluran 0,90
21 BMt 5(8) Bgn.Sadap 0,70 41,86 98,34 140,20 17,47 12,23

Kinerja jaringan TERHADAP BOBOT TOTAL 528,00 65,78 47,60

6
Tabel 3. Nilai Kinerja Jaringan DI Peudada Jalur II (Sekunder Mns.Calok)

DI PEUDADA Luas (Ha) Bobot(%) Sep.2020


Luas sawah total 802,69 100,00
Luas sawah JALUR II 274,69 34,22 Jalur II adalah jalur sekunder Mns.Calok (Mc)

Luas Sawah (ha) Bobot Bobot


No Kode Bangunan Deskripsi Fungsi
Ki Ka Total maks(%) bagian(%)

1 BPe 0 Intake/Bendung 0,80


2 BPe 0-BPe 1' Saluran 0,90
3 BPe 1' Bgn.Sadap 0,80
4 BPe 1'-BPe 1" Saluran 0,90
5 BPe 1" Bgn.Sadap 0,80
6 BPe 1"-BPe 1 Saluran 0,90
7 BPe 1 Bgn.Bagi-Sadap 0,80
8 BPe 1-BMc 1 Saluran 0,90
9 BMc 1 Bgn.Sadap 0,80 38,99 - 38,99 4,86 3,89
10 BMc 1-BMc 2 Saluran 0,90
11 BMc 2 Bgn.Sadap 0,70 5,77 30,71 36,48 4,54 3,18
12 BMc 2-BMc 3 Saluran 0,75
13 BMc 3 Bgn.Sadap 0,60 - 54,80 54,80 6,83 4,10
14 BMc 3-BMc 4'(B) Saluran 0,75
15 BMc 4'(B) Bgn.Sadap 0,60 16,90 - 16,90 2,11 1,26
16 BMc 4'(B)-BMc 4 Saluran 0,75
17 BMc 4 Bgn.Sadap 0,60 81,01 - 81,01 10,09 6,06
18 BMc 4-BMc 5 Saluran 0,75
19 BMc 5 Bgn.Sadap 0,60 5,94 4,34 10,28 1,28 0,77
20 BMc 5-BMc 6 Saluran 0,75
21 BMc 6 Bgn.Sadap 0,60 12,63 23,60 36,23 4,51 2,71

Kinerja jaringan TERHADAP BOBOT TOTAL 274,69 34,22 21,96


KINERJA JARINGAN TOTAL = 69,56

7
Tabel 4. Nilai IKSI DI Peudada Komponen Prasarana Fisik
Hasil Hitungan IKSI DI Peudada, Kab. Bireuen (DI Kewenangan Provinsi)
Dihitung hanya untuk KOMPONEN PRASARANA FISIK SAJA (tanpa kantong lumpur)
Kinerja Prasarana Fisik saja = 70,08 %

Bobot Nilai Indeks Kondisi


No Uraian Keterangan
bagian(%) bagian(%) Yang ada(%) Maksimum(%)

1 2 3=(6/100)x(3/100)x7 4 5 6 7

I PRASARANA FISIK JUMLAH 31,538 45,000


1. Bangunan Utama Sub Jumlah 9,825 13,000
1.1. Bendung Tetap 3,825 100 5,000
a. Mercu 0,850 20 85
b. Sayap 0,600 15 80
c. Lantai Bendung 0,800 20 80
d. Tanggul Penutup 0,750 20 75
e. Jembatan 0,000 5 0
f. Papan Operasi 0,400 10 80
g. Mistar Ukur 0,225 5 90
h. Pagar Pengaman 0,200 5 80
Pintu-pintu bendung dan roda gigi dapat
1.2. 6,000 100 8,000
dioperasikan
a. Pintu Pengambilan 3,000 50 75
b. Pintu Penguras Bendung 3,000 50 75
1.3. Kantong Lumpur dan Pintu Pengurasnya 0 100 0,000
a. Bangunan Kantong Lumpur baik 0 35 0
b. Kantong Lumpur telah dibersihkan 0 30 0
Pintu Penguras dan Roda Gigi Kantong
c. 0 35 0
Lumpur dapat dioperasikan
2. Saluran Pembawa 7,600 Sub Jumlah 7,600 10,000
Kapasitas setiap saluran cukup untuk
2.1. membawa debit kebutuhan/rencana 3,750 100 75 5,000
maksimum

Tinggi tanggul cukup untuk menghindari


2.2. 1,600 100 80 2,000
limpahan setiap saat selama pengoperasian

2.3. Semua perbaikan saluran telah selesai 2,250 100 75 3,000


3. Bangunan pada Saluran Pembawa 6,463 Sub Jumlah 6,463 9,000
Bangunan Pengatur (Bagi/Bagi
3.1. 1,450 2,000
Sadap/Sadap) lengkap dan berfungsi

Setiap saat dan setiap bangunan pengatur


a. 0,700 100 70 1,000
pada saluran induk dan sekunder

b. Pada setiap sadap tersier 0,750 100 75 1,000


Pengukur debit dapat dilakukan dengan
3.2. 1,675 2,500
rencana pengoperasian DI
Pada bangunan pengambilan
a. 0,850 100 85 1,000
(bendung/intake)
Pada tiap bangunan pengatur (bagi/bagi
b. 0,638 100 85 0,750
sadap/sadap)
c. Pada setiap sadap tersier 0,188 100 25 0,750

8
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi dan lengkap 1,500 2,000

a. Pada saluran induk dan sekunder 0,600 100 75 0,800


Pada bangunan syphon, gorong-
b. gorong,jembatan,talang, cross drain tidak 0,900 100 75 1,200
terjadi sumbatan
3.4. Semua perbaikan telah selesai 1,838 2,500
Perbaikan bangunan pengatur (bagi/bagi
a. 0,875 100 70 1,250
sadap/sadap)

b. Mistar ukur/skala liter dan tanda muka air 0,263 100 70 0,375

c. Papan operasi 0,400 100 80 0,500


d. Bangunan Pelengkap 0,300 100 80 0,375
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 3,100 Sub Jumlah 3,100 4,000
Semua saluran pembuang dan bangunannya
telah dibangun dan tercantum dalam daftar
4.1. 2,400 100 80 3,000
pemeliharaan serta telah diperbaiki dan
berfungsi
Tidak ada masalah banjir yang
4.2. 0,700 100 70 1,000
menggenangi
5. Jalan masuk/inspeksi 2,950 Sub Jumlah 2,950 4,000
Jalan masuk ke bangunan utama dalam
5.1. 1,800 100 90 2,000
kondisi baik
Jalan inspeksi dan jalan setapak sepanjang
5.2. 0,550 100 55 1,000
saluran telah diperbaiki
Setiap bangunan dan saluran yang dipelihara
5.3. 0,600 100 60 1,000
dapat dicapai dengan mudah
6. Kantor, perumahan dan gudang 1,600 Sub Jumlah 1,600 5,000
Kantor memadai untuk
6.1. 0,800 100 80 1,000
- Ranting/pengamat
- Mantri/Juru 0,800 100 80 1,000
Perumahan memadai untuk
6.2. 0,000 100 0 0,500
- Ranting/pengamat
- Mantri/Juru 0,000 100 0 0,500
Gudang memadai untuk
6.3. 0,000 100 0 1,000
- Ranting/pengamat
- Bangunan Utama (BD) 0,000 100 0 0,500
- Skot balok dan perlengkapan di bangunan
0,000 100 0 0,500
lainnya

9
Tabel 5. Nilai IKSI DI Peudada Komponen Prasarana Fisik (minus jalan dan gedung)
Hasil Hitungan IKSI DI Peudada, Kab. Bireuen (DI Kewenangan Provinsi)
Dihitung hanya untuk KOMPONEN PRASARANA FISIK yang terkait langsung dg pemberian air
(tanpa kantong lumpur)
Kinerja Prasarana Fisik saja = 72,67 %

Bobot Nilai Indeks Kondisi


No Uraian Keterangan
bagian(%) bagian(%) Yang ada(%) Maksimum(%)

1 2 3=(6/100)x(3/100)x7 4 5 6 7

I PRASARANA FISIK JUMLAH 26,163 36,000


1. Bangunan Utama Sub Jumlah 9,000 13,000
1.1. Bendung Tetap 3,000 100 5,000
a. Mercu 0,850 20 85
b. Sayap 0,600 15 80
c. Lantai Bendung 0,800 20 80
d. Tanggul Penutup 0,750 20 75
e. Jembatan 0,000 5 0
f. Papan Operasi - 10 0
g. Mistar Ukur - 5 0
h. Pagar Pengaman - 5 0
Pintu-pintu bendung dan roda gigi dapat
1.2. 6,000 100 8,000
dioperasikan
a. Pintu Pengambilan 3,000 50 75
b. Pintu Penguras Bendung 3,000 50 75

1.3. Kantong Lumpur dan Pintu Pengurasnya 0 100 0,000

a. Bangunan Kantong Lumpur baik 0 35 0


b. Kantong Lumpur telah dibersihkan 0 30 0
Pintu Penguras dan Roda Gigi Kantong
c. 0 35 0
Lumpur dapat dioperasikan
2. Saluran Pembawa 7,600 Sub Jumlah 7,600 10,000
Kapasitas setiap saluran cukup untuk
2.1. membawa debit kebutuhan/rencana 3,750 100 75 5,000
maksimum

Tinggi tanggul cukup untuk menghindari


2.2. 1,600 100 80 2,000
limpahan setiap saat selama pengoperasian

2.3. Semua perbaikan saluran telah selesai 2,250 100 75 3,000


3. Bangunan pada Saluran Pembawa 6,463 Sub Jumlah 6,463 9,000
Bangunan Pengatur (Bagi/Bagi
3.1. 1,450 2,000
Sadap/Sadap) lengkap dan berfungsi

Setiap saat dan setiap bangunan pengatur


a. 0,700 100 70 1,000
pada saluran induk dan sekunder

b. Pada setiap sadap tersier 0,750 100 75 1,000

Pengukur debit dapat dilakukan dengan


3.2. 1,675 2,500
rencana pengoperasian DI

Pada bangunan pengambilan


a. 0,850 100 85 1,000
(bendung/intake)
Pada tiap bangunan pengatur (bagi/bagi
b. 0,638 100 85 0,750
sadap/sadap)
c. Pada setiap sadap tersier 0,188 100 25 0,750

10
3.3. Bangunan Pelengkap berfungsi dan lengkap 1,500 2,000

a. Pada saluran induk dan sekunder 0,600 100 75 0,800


Pada bangunan syphon, gorong-
b. gorong,jembatan,talang, cross drain tidak 0,900 100 75 1,200
terjadi sumbatan
3.4. Semua perbaikan telah selesai 1,838 2,500
Perbaikan bangunan pengatur (bagi/bagi
a. 0,875 100 70 1,250
sadap/sadap)

b. Mistar ukur/skala liter dan tanda muka air 0,263 100 70 0,375

c. Papan operasi 0,400 100 80 0,500


d. Bangunan Pelengkap 0,300 100 80 0,375
4. Saluran Pembuang dan Bangunannya 3,100 Sub Jumlah 3,100 4,000
Semua saluran pembuang dan bangunannya
telah dibangun dan tercantum dalam daftar
4.1. 2,400 100 80 3,000
pemeliharaan serta telah diperbaiki dan
berfungsi

4.2. Tidak ada masalah banjir yang menggenangi 0,700 100 70 1,000

5. Jalan masuk/inspeksi 0 Sub Jumlah 0 0


Jalan masuk ke bangunan utama dalam
5.1. 0 100 0 2,000
kondisi baik
Jalan inspeksi dan jalan setapak sepanjang
5.2. 0 100 0 1,000
saluran telah diperbaiki
Setiap bangunan dan saluran yang dipelihara
5.3. 0 100 0 1,000
dapat dicapai dengan mudah
6. Kantor, perumahan dan gudang 0 Sub Jumlah 0 0
Kantor memadai untuk
6.1. 0 100 0 1,000
- Ranting/pengamat
- Mantri/Juru 0 100 0 1,000
Perumahan memadai untuk
6.2. 0,000 100 0 0,500
- Ranting/pengamat
- Mantri/Juru 0,000 100 0 0,500
Gudang memadai untuk
6.3. 0,000 100 0 1,000
- Ranting/pengamat
- Bangunan Utama (BD) 0,000 100 0 0,500
- Skot balok dan perlengkapan di bangunan
0,000 100 0 0,500
lainnya

g. Untuk menyusun rencana pencapaian harus ditetapkan jangka 5 tahun itu dimulai kapan,
dengan pertimbangan saat ini sudah mendekati akhir tahun anggaran maka diusulkan
dimulai dari tahun depan, 2021, 2022, 2023, 2024 dan 2025. Sehingga diakhir tahun 2025
target kinerja diharapkan sudah tercapai walaupun masih tergantung dengan ketersediaan
anggaran untuk kegiatan tersebut.

h. Kinerja jaringan yang diambil sebagai base line diambil angka 75,43 (lihat tabel 1) dan
diakhir tahun 2025 diharapkan pada angka 85 sehingga termasuk kategori sangat baik.
Capaian yang jadi target tahunan akan ditentukan dari hasil simulasi.

11
3. HASIL SIMULASI TARGET TAHUNAN DAN UPAYA
PENCAPAIAN

Tabel 6. Target Pencapaian Kinerja Tahunan

No. Nama DI Target Pencapaian Kinerja

BL 69,56 2021 2022 2023 2024 2025


Peudada,K ab
1. 70,40 73,84 76,00 80,84 86,29
Bireuen

Upaya pencapaian kinerja setiap tahunnya dapat dilihat dalam tabel berikut,

Tabel 7. Upaya Pencapaian Kinerja Tahunan

No Tahun Kode Bangunan Jenis Bangunan Lokasi Upaya

1. 2021 Intake/Bendung Intake Bendung Saluran Primer Pemindahan Intake


Bgn.Sadap Bangunan Sadap Saluran Primer Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
Bgn.Sadap Bangunan Sadap Saluran Primer Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
Bgn.Bagi-Sadap Bangunan Bagi Sadap Saluran Primer Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
2. 2022 BMc 1 Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMc 1-BMc 2 Saluran SS Mns Calok Perbaikan lining
BMc 2 Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMc 2-BMc 3 Saluran SS Mns Calok Perbaikan lining
BMc 3 Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
3. 2023 BPe 1-BPe 2 Saluran SS Mns Tunong Perbaikan lining
BPe 2 Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BPe 2-BPe 3 Saluran SS Mns Tunong Perbaikan lining
BPe 3 Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
4. 2024 BPe 3-BMt 1(B) Saluran SS Mns Tunong Perbaikan lining
BMt 1(B) Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMc 3-BMc 4'(B) Saluran SS Mns Calok Perbaikan lining
BMc 4'(B) Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMc 4'(B)-BMc 4 Saluran SS Mns Calok Perbaikan lining
BMc 4 Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
5. 2025 BMt 2(B) Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMt 4/3 Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMt 5.1 Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMt 5(8) Bgn.Sadap SS Mns Tunong Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMc 4-BMc 5 Saluran SS Mns Calok Perbaikan lining
BMc 5 Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan
BMc 5-BMc 6 Saluran SS Mns Calok Perbaikan lining
BMc 6 Bgn.Sadap SS Mns Calok Perbaikan pintu dan tubuh bangunan

12
4. FOTO DOKUMENTASI HASIL SURVEI FUNGSI
INDIVIDUAL ASET JARINGAN IRIGASI PEUDADA

Foto 1. Trash Rack pada intake Bendung Peudada (lama) BPe 0 dimana
terdapat tumpukan sedimen di depannya yang mengganggu aliran
dan hal ini dikarenakan letaknya jauh dari pembilas bendung

Foto 2. Pintu Intake pada Bendung Peudada (lama) BPe 0 dimana jika
trash rack dipindah dekat pembilas bendung maka posisi
bangunan ini harus ditata ulang. Estimasi dari fungsi bangunan ini
bersamasama dengan trash rack adalah 0,80.

13
Foto 3. Bangunan bagi BPe 1 dengan kondisi rusak pada bangunan dan
berat untuk menaikturunkan pintu air akibat ulirnya terlalu rapat
dan pada stang putar tidak pakai bearing Estimasi fungsi dari
bangunan ini adalah 0,80.

Foto 4. Saluran BPe 1- BPe 2 dengan kondisi rusak pada beberapa titik
Estimasi fungsi dari saluran ini adalah 0,75.

14

Anda mungkin juga menyukai