Tari Srimpi Pandelori adalah tari kelompok yang ditarikan oleh 4 orang penari
putri. Tari ini menceritakan kisah dari negeri Arab, yang mengisahkan tentang
pertempuran antara Dewi Sudarawerti dan Dewi Sirtupilaeli, yang keduanya
memperebutkan seorang pangeran dari Arab, yaitu Wong Agung Jayengrana.
Keduanya ingin diperistri oleh Wong Agung Jayengrana. Dalam pertempuran itu
tidak ada yang kalah maupun menang, sehingga kedua putri tersebut akhirnya
bersaudara dan menjadi istri Wong Agung Jayengrana.
Tarian Srimpi
Tarian yang diperagakan 4 putri ini masing-masing mendapat sebutan : air, api,
angin dan bumi/tanah, yang selain melambangkan terjadinya manusia juga
melambangkan empat penjuru mata angin. Sedang nama peranannya Batak, Gulu,
Dhada dan Buncit. Komposisinya segi empat yang melambangkan tiang Pendopo.
Suatu jenis tari klasik Keraton yang selalu ditarikan oleh 4 penari, karena kata
srimpi adalah sinonim bilangan 4. Menurut Dr. Priyono nama srimpi dikaitkan
keakar kata “impi” atau mimpi. Menyaksikan tarian lemah gemulai sepanjang ¾
hingga 1 jam itu sepertinya orang dibawa ke alam lain, alam mimpi.
Konon, kemunculan Srimpi berawal dari masa kejayaan Kerajaan Mataram saat
Sultan Agung memerintah antara 1613-1646. Tarian ini dianggap sakral karena
hanya dipentaskan dalam lingkungan keraton untuk ritual kenegaraan sampai
peringatan naik takhta sultan.
Disusun oleh :
1. Aditya Bagus .E (05)
2. Amat Danu .P (15)
3. Ali Mustova (12)
4. Ari Widiyanto (25)