Anda di halaman 1dari 3

Nama : Tiara Indriani

Kelas : XII AK2


Perihal : Artikel tari kreasi baru dari Jawa Barat

1. Tari Renggarini

Tari Renggarini yaitu tari putri yang karakternya gagah, tari ini berupa tari awal
sebelum tercipta tari kandagan di tahun 1960 oleh tokoh pembaharu tari Sunda, Raden
Tjetje Somantri.
Pada tahun 1957 Tjetje Somantri menciptakan tari Topeng Wadon, hanya nama
Wadon tidak cocok dengan bentuk tarinya, seterusnya namanya diubah menjadi
renggarini. Rengga artinya berlaga dalam arti kebaikan. Rini artinya wanita, jadi
Renggarini bisa diartikan sebagai wanita yang kelakuannya seperti lelaki atau wanita
yang aktif.
Perbedaan dari dua tari ini yaitu dalam tata pakaian dan pemakaian soder atau sampur
panjang. Hiasan kepala tari Renggarini berupa perkembangan desain iket, sedangkan
di tari Kandagan menggunakan siger dengan rambut membentuk gambuh kecil
diatasnya. Pemakaian pakaian tari Renggarini yaitu kebaya kutung merah tua, dengan
pinggirannya warna hijau, sedangkan tari Kandagan menggunakan baju tutup kutung,
kerahnya pendek warna hitam.
Perbedaan dalam tata rias yaitu tidak dihias godeg geulis di tari Renggarini sebab
tidak pakai susumping, rambut digulung keatas disembunyikan dalam iket. Dalam tari
Kandagan rambut memakai sanggul melengkapi tata rias Kandagan
Dalam latihannya, tari renggarini termasuk tari putri yang gagah, tari ini memerlukan
keterampilan bakat dan latihan yang lama untuk menguasainya. Untuk membentuk
koreografi tari Renggarini untuk pemula biasanya dimulai dengan mengolah badan
untuk persiapan menari.
Dalam pertunjukannya, tari Renggarini dipertunjukkan tunggal, tetapi bisa juga
ditarikan sejara berbarengan, tentu saja dengan karakter penari yang sama yaitu
karakter gagah putri. Tari Renggarini mempunyai kekayaan gerak yang beragam yang
dibangun oleh gerak pokok dan gerak peralihan. Selain dari itu, untuk belajar menari
tari Renggarini dibutuhkan sikap dan gerak sebagai pola yang mendorong ke
pertunjukannya. Seperti sikap kepala, badan, kaki, dan tangan. Begitu juga gerak
kepala, badan, kaki dan tangan. Sama seperti karakter tarinya yang gagah, dalam
menerapkan sikap dan gerak mempunyai perbedaan dengan tari Dewi dan Sulintang.

Gambar baju kebaya kutung merah


Gambar gamelan(alat musik pengiring)
2. Tari Rarangganis

Rengganis adalah kesenian drama tadisional yang berkembang di Banyuwangi,


diperkirakan berasal dari Kerajaan Mataram Islam.
Sebetulnya masalah nama kesenian tersebut di Banyuwangi sangat beragam, ada yang
menyebut Prabu Roro, ada yang juga yang menyebut Umar Moyo. Namun ada benang
merahnya, yaitu nama-nama tersebut mengacu kepada nama tokoh yang diangkat
dalam kesenian tersebut. Antara lain Putri Rengganis dan Prabu Roro seorang raja
putri dan adipati Umar Moyo dari kerajaan Guparman.
Namun hingga saat ini belum ada penelitian yang mengakitkan dengan keberadaan
kesenian serupa yang sampai sekarang masih berkembang di daerah Bantul dan
Sleman Yogyakarta. Sementara cerita yang diangkat dari kesenian "Rengganis"
diambil dari buku Serat Menak. Tokoh-tokoh yang populer dalam kesenian Rengganis
adalah Jemblung, abdi Umar Moyo, Lam Dahur (kalau dalam pewayangan mirip
Werkudoro) Pati Tejo Matal, Jayengrono.
Selain unsur-unsur Islam yang sangat menonjol dalam kesenian tersebut, juga ada
kalimat-kalimat mantra yang sering diuncapkan Umar Moyo saat meminta kekuatan
senjata pamungkasnya, yaitu Kasang Tirto Nadi. Umar Moyo Selalu berucap "Laillah
Hailalloh Nabi Ibrohim Kamilulloh. Mbal-Gambal Mustoko malih. Sang Kasang Tirto
Nadi, aku njaluk panguasamu kasang iso ....."
Setiap tokoh mempunyai karasteristik, seperti tokoh pewayangan. Teknik pentas dan
jejer, atau sampa'an seperti dalam wayang orang. Setiap adegan, tokoh suatu kerajaan
akan keluar bersama-sama. Kecuali permasuri, Raja dan para patih. Tari setiap tokoh
juga mempunyai ciri khas tersendiri, begitu juga gending musik pengiring.
Pada tahun 1960-an, atau ketika pergolakan politik di negeri ini. Selain seni Drama
yang bersumber cerita dari penyebaran Islam di Persia, Rengganis juga sering
digunakan alat Propaganda oleh LESBUMI dari NU. Sementara LKN dengan
Angklung Dwi Laras dan (Lekra?) PKI dengan kesenian Genjer-Genjer.

Gambar penari rarangganis gambar gending(alat musik pengiring)

Anda mungkin juga menyukai