Anda di halaman 1dari 13

PROSEDUR PEMERIKSAAN LARING

1. Butir-butir Penting
a. Pada pemeriksaan Laringoskopi Direk diperlukan persiapan puasa dan dilakukan
premedikasi. Posisi kepala penderita harus tepat supaya pelaksanaan tindakan
dapat dilakukan dengan baik.
b. Pada pemeriksaan Fiber Optic Laryngoscope diperlukan kerjasama dengan
penderita meskipun tindakan ini relatif tidak menyakitkan penderita.

2. Teknik Pemeriksaan:
Laringoskopi Direk :
No Langkah-Langkah Bagaimana Mengapa
1. Premedikasi Luminal/atropin Tidak valium, karena
depresi pernapasan
Biar air liur sedikit

2. Anestesi lokal Spray xylocain, pd Epiglotis dikait, perlu


epiglotis anestesi

3. Atur posisi kepala Posisi high: fleksi Mudah mengait epiglotis


leher/dada, ekstensi keatas
occipito atlanto
Selalu digaris
tengah Akan terlihat uvula-
epiglotis sebagai pedoman

4. Mengait epiglotis Epiglotis dikait Kalau terlalu banyak,


sedikit saja aritenoid terkait
Kalau terlalu sedikit:
lepas

Mudah melihatnya,
Kalau teleskop harus
5. Melihat korda vokalis Dengan bantuan mengait epiglotis,bisa
teleskop (0o,30o) basah-buram

DAFTAR TILIK PENILAIAN KINERJA PROSEDUR LARINGOSKOPI


LANGSUNG
KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN KLINIS 1 2 3 4 5
Posisi pemeriksa
Cara memegang laringoskop
Memasukkan laringoskop
Mengait epiglotis
Memasukkan teleskop

1
Mengevaluasi laring
Mengevaluasi korda vokalis

2
Laringoskopi Serat Optik (FOL):
No Langkah-langkah Bagaimana Mengapa
1 Anaestesi local Kapas xylocain Tidak nyeri,tidak trauma
ephedrin1 % di kavum
nasi d/s
Spray xylocain pd
faring/epiglotis
2 Atur duduk penderita Duduk tegak Memudahkan alat masuk

3 Memasukkan alat FOL Melalui dasar kavum Tempat terlebar


nasi

4 Melihat nasofaring Lurus ke belakang Tampak nasofaring dulu

5 FOL diarahkan ke laring Dengan


membengkokkan ke
bawah
Memeriksa laring
6 FOL diarahkan mula-
mula tampak dari
jauh, lalu makin
mendekat

Kalau tak ada tumor


dilihat pergerakan
korda vokalis

PENUNTUN BELAJAR LARINGOSKOPI SERAT OPTIK (FOL)


KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN/LANGKAH KLINIK 1 2 3 4 5
PERSIAPAN PRA-TINDAKAN
1 Informed consent
2 Pemeriksaan penunjang
3 Memeriksa dan melengkapi alat
4 Persiapan tindakan
5 Cara duduk penderita dan posisi kepala
TINDAKAN
1 Memasukkan fiber optic
2 Evaluasi rongga hidung
3 Evaluasi nasofaring
4 Evaluasi laring

3
5
KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5
I. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT
1 Inform consent
2 Jelaskan tujuan pemeriksaan dan hasil
yang diharapkan
3 Pastikan kelengkapan peralatan
telah tersedia :
Lampu kepala
Spatula lidah
Sarung tangan
II. PROSEDUR PEMERIKSAAN
KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5
1 Pasien duduk berhadapan dengan dokter.
2 Pasien diinstruksikan membuka mulut.
3 Perhatikan struktur di dalam cavum oris mulai
dari gigi geligi, palatum, lidah, bukkal. Lihat
ada tidaknya kelainan berupa, pembengkakan,
hiperemis, massa,
atau kelainan kongenital.
4 Lakukan penekanan lidah secara lembut
dengan spatula lidah.
5 Perhatikan struktur arkus anterior dan
posterior, tonsil, dinding dorsal
faring.
Deskripsikan kelainan-kelainan yang
tampak.
5 Dengan menggunakan sarung tangan
lakukan palpasi pada daerah mukosa
bukkal, dasar lidah dan daerah palatum
untuk menilai adanya kelainan-
kelainan dalam rongga mulut.
DAFTAR TILIK
Prosedur Pemeriksaan Orofaring

6
Modul IV.6 - Disfoni

5. Pernyataan yang paling benar pada kasus papiloma laring pada anak :
A. Tidak mempunyai potensi berubah jadi ganas
B. Morbiditasnya rendah
C. Tidak ada hubungan dengan hormonal
D. Penyebab pasti adalah human papiloma virus
E. Pada saat operasi harus dilakukan dengan hati-hati jangan melukai mukosa
normal sekitarnya
Jawaban : E

K. INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PSIKOMOTOR


Penuntun Belajar
Prosedur Pemeriksaan Laring
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus
berurutan)
2. Mampu langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya
membimbing untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk
kondisi diluar normal.
3. Mahir langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan
waktu kerja yang sangat efisien
4. T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah
tertentu tidak perlu diperagakan).

PENUNTUN BELAJAR LARINGOSKOPI LANGSUNG


KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN/LANGKAH KLINIK 1 2 3 4 5
PERSIAPAN PRA-TINDAKAN
1 Informed Consent
2 Pemeriksaan Penunjang
3 Memeriksa Dan Melengkapi Alat
4 Persiapan Tindakan
5 Cara Duduk Penderita Dan Posisi Kepala
TINDAKAN
1 Memasukkan Laringoskop
2 Memasukkan teleskop
3 Evaluasi Laring

PENUNTUN BELAJAR FIBER OPTIC LARYNGOSCOPY (FOL)


KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN/LANGKAH KLINIK 1 2 3 4 5
PERSIAPAN PRA-TINDAKAN
1 Informed Consent

5
Modul IV.6 - Disfoni

2 Pemeriksaan Penunjang
3 Memeriksa Dan Melengkapi Alat
4 Persiapan Tindakan
5 Cara Duduk Penderita Dan Posisi Kepala
TINDAKAN
1 Memasukkan Fiber Optic
2 Evaluasi Rongga Hidung
3 Evaluasi Nasofaring
4 Evaluasi Laring

6
Modul IV.9 – Lesi Non Neoplastik Laring

DAFTAR TILIK
PROSEDUR LARINGOSKOPI INDIREKTAMENGGUNAKAN
CERMIN LARING
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu Langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing
untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar
normal.
3. Mahir Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
4. T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu
tidak perlu diperagakan).

KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5
I. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT
1 Informed consent
Jelaskan tujuan tindakan dan hasil yang
2
diharapkan
Jelaskan prosedur pada pasien/
3
keluarganya
Evaluasi ulang indikasi dan kontra
4
indikasi tindakan
Pastikan kelengkapan peralatan laringoskopi
indirekta telah tersedia dan berfungsi dengan baik
dan lengkap :
- Lampu kepala
5 - Cermin Laring
- Pemanas Cermin laring
- Kassa steril
II. PROSEDUR TINDAKAN

7
Modul IV.9 – Lesi Non Neoplastik Laring

Pasien duduk berhadapan dengan dokter, posisi


pasien sedikit lebih tinggi dibandingkan dokter,
6 dengan kepala sedikitmendongak keatas.
Tubuh pasien sedikit condong ke depan, dengan
mulut terbuka lebar dan lidah dijulurkan keluar.
Hangatkan cermin laring sampai sedikit
7 diatas suhu tubuh.
Pegang ujung lidah pasien dengan kassa steril,
tarik ujung lidah kedepan dan kebawah supaya
8 tetap berada di luar mulut.Minta pasien untuk
tenang dan mengambil nafas secara lambat dan
dalam melalui mulut.
Fokuskan sinar dari lampu kepala
9 keorofaring pasien.
Arahkan cermin laring ke dalam orofaring
tanpa menyentuh mukosa kavum oris, palatum
molle atau dinding posterior orofaring
10
kemudian miringkan cermin laring ke arah
kanan dan kiri sampai dapatmelihat permukaan
mukosa hipofaring dan laring
Amati struktur tonsil lingual, valekula,
11 epiglotis, aritenoid, sinus piriformis, plika
ventrikularis, plika vokalis dan rima
glotis
Pasien diminta untuk berkata “iii”, amati
pergerakan plika vokalis (Amati gerakan pita
12 suara (adakah asimetris gerakan,
granulasi, nodul atau tumor pada pita suara)
13 Amati pula daerah subglotis.

8
Modul IV.9 – Lesi Non Neoplastik Laring

DAFTAR TILIK
PROSEDUR LARINGOSKOPI INDIREKTA MENGGUNAKAN TELE RIGID
Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut :
1. Perlu perbaikan Langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan yang
seharusnya atau urutannya tidak sesuai (jika harus berurutan)
2. Mampu Langkah dikerjakan sesuai dengan yang seharusnya dan
urutannya (jika harus berurutan). Pelatih hanya membimbing
untuk sedikit perbaikan atau membantu untuk kondisi diluar
normal.
3. Mahir Langkah dikerjakan dengan benar, sesuai urutannya dan waktu
kerja yang sangat efisien
4. T/D Langkah tidak diamati (penilai menganggap langkah tertentu
tidak perlu diperagakan).

9
Modul IV.9 – Lesi Non Neoplastik Laring

PESERTA : TANGGAL :

KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5
I. PERSIAPAN PASIEN DAN ALAT
1 Informed consent
Jelaskan tujuan tindakan dan hasil yang
2
diharapkan
Jelaskan prosedur pada pasien/
3 keluarganya
Evaluasi ulang indikasi dan kontra indikasi
4
tindakan
Pastikan kelengkapan peralatan
laringoskopi indirekta telah tersedia dan
berfungsi dengan baik dan lengkap :
5 - Telepack, light source
- Telescope 90º
- Kassa steril
II. PROSEDUR TINDAKAN
Pasien duduk berhadapan dengan dokter,
posisi pasien sedikit lebih tinggi dibandingkan
dokter, dengan kepala sedikit mendongak
keatas.
6 Tubuh pasien sedikit condong ke depan,
dengan mulut terbuka lebar dan lidah
dijulurkan keluar.
Pegang ujung lidah pasien dengan kassa steril,
tarik ujung lidah kedepan dan kebawah supaya
tetap berada di luar mulut.Minta pasien untuk
7
tenang dan mengambil nafas secara lambat
dan dalam melalui
mulut.
Arahkan telescope 90º ke dalam orofaring
tanpa menyentuh mukosa kavum oris,
palatum molle atau dinding posterior
8
orofaring kemudian arahkan telescope 90º
sedikit kebawah sampai dapat melihat
permukaan mukosa hipofaring dan laring
Amati struktur tonsil lingual, valekula,
9 epiglotis, aritenoid, sinus piriformis, plika
ventrikularis, plika vokalis dan rima glotis
Pasien diminta untuk berkata “iii”,
amati pergerakan plika vokalis (Amati
10
gerakan
pita suara (adakah asimetris gerakan,
granulasi, nodul atau tumor pada pita suara)
11 Amati pula daerah subglotis.

10
Modul IV.9 – Lesi Non Neoplastik Laring

DAFTAR TILIK
PROSEDUR LARINGOSKOPI DIREKTA

KESEMPATAN KE
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5
I. PERSIAPAN OPERASI
1 Informed consent
Jelaskan tujuan operasi dan hasil yang
2 diharapkan
Jelaskan prosedur dan standar
3 operasipada pasien/ keluarganya
Evaluasi ulang indikasi dan kontra indikasi
4 operasi
Pastikan kelengkapan peralatan
laringoskopi direkta telah tersedia dan
berfungsi dengan baik dan lengkap :
- Telepack, light source
5
- Laringoskop Kleinseiser, chest holder
- Siapkan suction dan instrumen lain sesuai
indikasi
II. PROSEDUR OPERASI
Posisi operator diatas kepala pasien danposisi
6 operator duduk
Pasien dalam posisi terlentang, dengan posisi
Sniffing (bahu diganjal, leher fleksi,
7
kepala ekstensi) dalam general
anestesi
Aseptik dan antiseptik daerah operasi
(dariluar sekitar mulut sampai dagu
8
sentripetal,
terakhir mukosa orofaring) sesuai prosedur
Lapangan operasi di persempit dengan doek
9 steril

11
Modul IV.9 – Lesi Non Neoplastik Laring

Laringoskop kleinsasser dipegang dengan


tangan kiri dengan gigi bagian atas dilindungi
dengan menggunakan teeth protector dan
10 tangan kanan cross finger untuk membuka
mulut
Laringoskop kleinsasser dimasukkan kedalam
mulut sejajar dengan garis tengahpalatum
durum hingga tampak uvula, kemudian
11 menyusuri dinding faring posterior hingga
tampak epiglottis
Laringoskop kleinsasser diarahkan ke atas
hingga menyingkap epiglotis dan tampak
12 aritenoid kemudian diungkit dan didorong
hingga terlihat seluruh struktur laring
Dilakukan fiksasi dengan menggunakan chest
13 holder yang bertumpu di atas dada pasien
Dilakukan identifikasi struktur daerah laring
(aritenoid, plika arieepiglotika, plika
14 ventrikularis, plika vokalis, rima
glottis,daerah
subglotis dll)
15 Dilakukan tindakan sesuai dengan indikasi
Chest holder di lepaskan, laringoskop
klainsasser dikeluarkan secara
perlahansambil dilakukan evaluasi apakah
16 ada
laserasi atau perdarahan, aspirasi, edema
laring, laringospasme, trauma gigi
danruptur
pita suara
III. PASCA OPERASI
Observasi jalan nafas, perdarahan,
17 tekanan darah, suhu dan nadi secara
teratur
Medikamentosa
a. Antibiotika sistemik
b. Analgetika
18 c. Steroid jika diperlukan
d. Terapi simtomatis sesuai indikasi

12

Anda mungkin juga menyukai