Anda di halaman 1dari 1

As The Turbin Turns – Decarbonization of Gas Turbine Power

Industri dengan turbin gas telah menghadapi tujuan nasional bahkan internasional dalam upaya
pengurangan emisi karbon, khususnya karbon dioksida (CO2) dalam mempromosikan energi
terbarukan. Pada isu GGTN (Global Gas Turbine News) kelistrikan di eropa akan diperoleh dari
pemanfataan variabel-variabel seperti angin dan matahari. Adapun dekarbonisasi dapat dicapai
dengan teknologi turbin gas yang memanfaatkan gas yang renewable seperti hidrogen yang
disimpan atau dicampur menjadi gas natural sebagai bahan bakar. Pada isu GGTN bulan
Desember yang dibahas di dalam artikel oleh Bothien dan Ciani dari Ansaldo Energia di Swiss,
mereka menampilkan hasil eksperimen dan data yang menunjukkan bahwa gas-gas yang terdapat
dalam sistem combustion dapat menangani percampuran dari gas natural dengan hidrogen dalam
jangkauan yang luas. Mereka menunjukkan dalam range 0-100% bahwa hidrogen dapat dibakar
di sistem campuran sedikit NOx tanpa mengubah standar hardware pada turbin gas GT36 dan
GT26.
Sementara di Jepang, seorang peneliti bernama Nakamura menjelaskan sebuah
combustor Mitsubushi Hitachi Power Systems (MHI) yang lolos uji firing atau pengapian dengan
campuran volume 30% hidrogen menghasilkan pengurangan emisi CO2 sebesar 10%. Usaha
dekarbonisasi Eropa dan Jepang digabungkan dimana MHI mengonversi 400MW gas natural
yang dibakar dikombinasikan dengan siklus pembangkit listrik dengan turbin gas di Belanda
menjadi 100% hidrogen pada 2025. Jepang sebagai ekonomi terkuat ketiga dunia
mengembangkan rencana penggunaan hidrogen pada masyarakat negara tersebut pada 2011-
2014 sehingga menjadi rantai pasokan energi berbasis hidrogen pertama di dunia.
Setengah dari total batu bara dunia berupa batu bara coklat (lignite). CO2 yang dihasilkan
dari batu bara coklat yang digunakan untuk memproduksi hidrogen dapat mengambil ruang
sebesar penyimpanan dalam tanah lepas pantai di Selat Bass di antara Australia dan Tasmania.
Jelas bahwa upaya di Eropa dan Jepang untuk menggunakan hidrogen sebagai energi
terbarukan dan Bahan bakar bebas CO2 untuk turbin gas sangat maju. (Sejarah menunjukkan
bahwa hidrogen pertama kali digunakan sebagai bahan bakar untuk Hans Mesin jet pertama von
Ohain di Jerman pada tahun 1937). Gas turbin harus memainkan peran kunci dalam
dekarbonisasi melalui penggunaannya dalam teknologi penyimpanan jaringan. Seorang ahli di
bidang ini baru-baru ini menulis bahwa penyimpanan panas turbin gas baru konsep berkembang
biak seperti kelinci, dan kita akan melihat semuanya macam kombinasi yang diusulkan dalam
lima tahun ke depan.

Anda mungkin juga menyukai