pembelian bahan baku seperti: benih, bibit, pupuk, pestisida, pakan ternak, alat-
alat pertanian, dan bahan bakar mesin. Berikut fungsi subsistem agribisnis hulu:
usahatani.
35
36
tanam kedelai umumnya dilakukan oleh petani dengan tiga cara yaitu tanpa
melakukan olah tanah yang dipraktekan pada bekas lahan padi dan jagung,
pengolahan tanah minimal dipraktekan pada tanah berpasir, tanah ringan dan
pengolahan tanah maksimum yang dipraktekan pada tanah berat seperti latosodan
(Setyono, 2014).
konsumen dan sebagian lainnya akan diolah terlebih dahulu. Proses pengolahan
37
produk pertanian biasanya dilakukan oleh industri makanan dan minuman yang
dan non fermentasi. Produk fermentasi kedelai seperti kecap, tempe, oncom,dan
tauco, sedangkan olahan kedelai non fermentasi seperti tepung kedelai, tahu, susu
kedelai, dan kembang tahu, berikut klasifikasi produk olahan kedelai pada
Kedelai
Fermentasi Non-Fermentasi
dalam menjual hasil pertaniannya dengan harga yang optimal. Petani juga
memiliki keterbatasan akses informasi harga untuk produk yang akan dipasarkan.
Kondisi ini menjadi kendala dalam meningkatkan pendapatan para petani. Posisi
38
ini ini juga membuat petani kesulitan dalam membiayai usahataninya, sehingga
petani terpaksa meminjam uang kepada rentenir yang pencairan dananya lebih
cepat dan praktis. Hal ini semakin melemahkan petani dalam bergegoisasi harga,
sehingga ada keterpaksaan petani untuk menjaul hasil panenya ke tengkulak. Hal
ini didorong atas kebutuhan rumah tangga dan membayar hutang untuk
Berikut ini adalah gambaran secara umum rantai pemasaran kedelai adalah seperti
Petani Importir
Pedagang KOPTI
Pengumpul Desa
Konsumen Akhir
industri dengan tingkat skala kecil maupun besar dijual melalui pedagang
konsumen akhir. Kedelai yang dijual dipasar merupakan kedelai lokal dan kedelai
impor, namun sebagian besar kedelai yang dijual oleh pedagang dalam negeri
adalah kedelai impor. Kedelai impor umumnya langsung dibeli oleh KOPTI
39
tempe dan tahu. Kedelai lokal yang berasal dari petani kemudian dijual ke
lagi ke pedagang grosir. Kedelai yang sudah berada dipedagang grosir kemudian
konsumen akhir.
1. Pemerintah
2. Perguruan Tinggi
3. Penyuluhan
tani.
dimanfaatkan oleh petani dan masyarakat lainnya, oleh karena itu petani
impor sangat ditentukan oleh keseimbangan produksi dan konsumsi dalam negeri.
meningkat dimana volume impor lebih besar. Masalah ini muncul sejak adanya
krisis moneter pada tahun 1998, Indonesia telah melakukan perjanjian dan
Serikat yang telah memberikan kemudahan kredit tanpa bunga selama enam
bulan. Hal ini sangat menguntungkan bagi kedelai impor yang telah menguasai
ancaman serius bagi para petani kedelai. Harga kedelai impor yang lebih murah
dari pada harga kedelai lokal membuat para petani di Indonesia enggan
jagung. Rendahnya harga impor disebabkan oleh kemampuan negara lain yang
mampu memproduksi kedelai lebih tinggi seperti Amerika Serikat, China, Brazil
dan lain-lain. Rendahnya teknologi, luas lahan semakin berkurang dan biaya
seperti terlihat pada grafik diatas. Tahun 2018 bulan januari-juni impor kedelai
telah mencapai 1,17 juta ton atau 43,7% dari jumlah keseluruhan impor tahun
sebelumnya. Hal ini Indonesia harus mewujudkan swasembada kedelai agar tidak
difokuskan kepada tiga aspek penting secara simultan yaitu: a). peningkatan
produktivitas kedelai, b) perluasan lahan tanama kedelai, dan c). intensitas harga
kedelai.
di era Orde Lama dan tahun 1998 saat terjadi krisis finansial Asia. Krisis ekonomi
tersebut dibarengi dengan kerusuhan aksi masyarakat di seluruh tanah air dan
(Produk Domestik Bruto) Indonesia paling tinggi dicatat pad a tahun 1968 atau
era Orde Baru, yaitu mencapai 10,92%, sedangkan di era reformasi pertumbuhan
minyak mentah, gas alam, timah, tembaga dan emas. Hasil pertanian Indonesia
cukup melimpah terutama beras, teh, karet, kopi, dan rempah-rempah. Pertanian
menjadi salah satu sektor dalam struktur produk domestic bruto (PDB) Indonesia.
Struktur sektor pertanian sebesar 13,45% atau dua tertinggi setelah sektor industri.
kedua setelah sektor industry yakni sebesar 3,08 dari tahun sebelumnya, namun
pertumbuhan tersebut mengalami penurunan dari kuartal III 2019 sebesar 3,66%.
pangan akibat musim kemarau yang akibatnya tanaman pangan pada kuartal III
2019 negatif 4,81%. Angka ini menurun dari kuartal II 2019 yang sebesar 5,13%
dan kuartal III 2018 sebesar 3,08%, untuk tanaman hortikultura tumbuh 5,07%
memenuhi kebutuhan hidupnya. Sektor pertanian juga sangat penting dan strategis
bahan naku pangan, pakan untuk ternak, penyerapan tenaga kerja, dan sumber
sebelah mata dan kurang memndapat perhatian serius dari pemerintah dalam
pembangunan negara, mulai dari kredit, proteksi dan kebijakan lain yang tidak
Indonesia saat ini masih belum menunjukkan hasil yang maksimal jika dilihat dari
Indonesia didominasi oleh: a). usaha skala kecil dengan modal yang terbatas, b).
sangat dipengaruhi oleh musim, c). teknologi yang masih sederhana, d). pasar
dikuasai oleh pedagang besar sehingga terjadi eksploitasi harga yang berdampak
kerugian pada petani. e). rendahnya penyediaan benih unggul bagi petani dan
berbagai kasus lainnya. Peran pemerintah harus lebih serius dalam menyelesaikan
yang lebih maju dan mensejahterahkan masyarakat dan petani di Indonesia (Astuti