Anda di halaman 1dari 13

MAKALH

CIVIC EDUCATION

“Demokrasi Indonesia”

Dosen Pengampu :
Hardi Yanti, NS., M.Kes

Disusun Oleh :

Ambo Angka
Baso Sahrul

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM AS’ADIYAH SENGKANG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Saya panjatkan puji dan syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkanrahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikanmakalah mata kuliah ulumul quran.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekuranganbaik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
saya dapatmemperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang “Civic Education” dapat
memberikan manfaat terhadap pembaca.

Senin, 06 Maret 2023

Penulis
A. Pengertian Demokrasi
DemokrasiDemokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa

mengisiperbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat

bahwamasyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan,

tookmasyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, maha

siswadan kaum professional lainnya. Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua

kata yang berasal dariYunani yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan

suatu tempat dan“cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-

cratos” atau“demos-cratos” (demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan

rakyat,kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan rakyat, rakyat yang

berkuasa,pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:1. Josefh A. Schmeter,

demokrasi merupakan suatu perencanaaninstitusional untuk mencapai keputusan

politik dimanaindividu-individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskandengan

cara perjuangan komperatif atas suara rakyat. Sidney Hook dekrasi adalah bentuk

pemerintahab dimanakeputusan-keputusan pemerintahan yang penting

secaralangsung atau tidak langsung didasarkan pada kesepakatanmayoritas yang

diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn

Karl demokrasi merupakan suatu system pemerintahan dimana

pemerintahandimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan mereka diwilayah

public oleh warga Negara, yang bertindak secara tidak langsung melalui kompetisi

dan kerja sama dengan parawakil mereka yang telah terpilih. 1Jadi demokrasi

adalah gagasan atau pandangan hidup yangmengutamakan persamaan hak dan

kewajiban serta perlakuan yang sama bagisemua warga Negara.Pengertian

DemokrasiDemokrasi saat ini merupakan kaya yang senantiasa

mengisiperbincangan berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyrakat

bahwamasyarakat kelas elit seperti kalangan elit politik, birokrat, pemerintahan,


tokoh masyarakat, aktivitas lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan, maha

siswadan kaum professional lainnya.

Secara etimilogi demokrasi terdiri daru dua kata yang berasal dariYunani

yaitu: “demos” yang berarti rakyat atau kekuasaan suatu tempat dan“cratein” yang

berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi :demos-cratos” atau“demos-cratos”

(demokrasi) adalah kekuasaan atau kedaulatan rakyat,kekuasaan tertinggi berada

dalam keputusan rakyat, rakyat yang berkuasa,pemerintahan rakyat dan kekuasaan

oleh rakyat. Adapun pengertian demokrasi dari para ahli yaitu:1. Josefh A.

Schmeter, demokrasi merupakan suatu perencanaaninstitusional untuk mencapai

keputusan politik dimanaindividu-individu memperoleh kekuasaan untuk

memutuskandengan cara perjuangan komperatif atas suara rakyat.2. Sidney Hook

dekrasi adalah bentuk pemerintahab dimanakeputusan-keputusan pemerintahan

yang penting secaralangsung atau tidak langsung didasarkan pada

kesepakatanmayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa. 3. Philippe

C. Schmitter dan Terry Lynn Karl demokrasimerupakan suatu system pemerintahan

dimana pemerintahandimintai tanggung jawab atas tindakan-tindakan

merekadiwilayah public oleh warga Negara, yang bertindak secara tidak langsung

melalui kompetisi dan kerja sama dengan parawakil mereka yang telah terpilih.

1Jadi demokrasi adalah gagasan atau pandangan hidup yangmengutamakan

persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama bagi semua warga Negara.
B. Prinsip Dan Nilai-Nilai Demokrasi

1. Prinsip Demokrasi

a. Kekuasaan

Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusiKekuasaan rakyat atau

pemerintahan dari rakyat. Dengan demikian, dapatdisimpulkan bahwa yang

dimaksud demokrasi adalah suatu sistem pemerintahanyang berasal dari rakyat dan

selalu mengikutsertakan rakyat dalam pemerintahan Negara.Pada zaman Yunani

kuno, rakyat yang menjadi warga Negara terlibat langsungdalam pemikiran,

pembahasan, dan pengambilan keputusan mengenai berbagai halyang menyangkut

kehidupan Negara.

b. Pemilu Yang Bebas, Jujur, Dan Adil (Agar Mendapat Wakil Rakyat Yang

Sesuai Aspirasirakyat)

Secara universal pemilu adalah instrument mewujudkan kedaulatan rakyat

yang bermaksud membentuk pemerintahan yang absah serta sarana

mengartikulasikanaspirasi dan kepentingan rakyat. Pemilihan umum adalah salah

satu cara untukmenentukan para wakil-wakil rakyat yang akan duduk dilembaga

legislatif, makadengan sendirinya terdapat berbagai sistem pemilihan umum.

c. Jaminan Hak Asasi Manusia

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat dan dimiliki

setiapmanusia sebagi anugerah tuhan yang maha esa.kesadaran akan hak asasi

manusiadidasaarkan pada pengakuan bahwa semua manusia sebagai makhluk tuhan

memilkidrajat dan martabat yang sama,maka setiap manusia memiliki hak dasar
yang disebuthak asai manusia.jadi kesadaran akan adanya hak asai manusia tumbuh

dari pengakuan manusia sendiri bahwa mereka adalah sama dan sederajat.
d. Persamaan Kedudukan Di Depan Hukum

Setiap orang yang berhadapan dengan hukum haruslah memiliki kesamaan

dihadapan hukum, diperlakukan adil, dihargai hak-haknya, serta diperlakukan

sebagaiseorang yang merdeka dengan berdasar pada asas praduga tidak bersalah.

Terhadapsetiap orang yang berhadapan dengan hukum tersebut haruslah

memperoleh suatu putusan yang mencerminkan keadilan dan kepastian hukum

dengan didasarkan padafakta-fakta yang terungkap di dalam persidangan serta

didasari pula oleh bukti-buktiyang dihadirkan di hadapan persidangan.Salah satu

bentuk jaminan atas perlakuan yang sama di hadapan hukum, dalamUndang-

Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana pada Pasal 54

diaturmengenai bantuan hukum oleh Penasehat Hukum terhadap seorang tersangka

maupunterdakwa yang diduga melakukan suatu tindak pidana.

e. Kebebasan Berserikat.

Setiap orang diberi hak untuk bebas membentuk atau ikut serta

dalamkeanggotaan atau pun menjadi pengurus organisasi dalam kehidupan

bermasyarakatdalam wilayah negara Republik Indonesia. Untuk itu, kita tidak lagi

memerlukan pengaturan oleh undang-undang untuk memastikan adanya

kemerdekaan ataukebebasan bagi setiap orang itu untuk berorganisasi dalam

wilayah negara RepublikIndonesia. Hanya saja, bagaimana cara kebebasan itu

digunakan, apa saja syarat-syarat dan prosedur pembentukan, pembinaan,

penyelenggaraan kegiatan, pengawasan, dan pembubaran organisasi itu tentu masih

harus diatur lebih rinci,Yaitu dengan undang-undang beserta peraturan


pelaksanaannya. Karena itu,dipandang perlu untuk menyusun satu undang-undang

baru, terutama untukmenggantikan undang-undang lama yang disusun berdasarkan

ketentuan UUD 1945sebelum reformasi, yaitu UU No. 8 Tahun 1985 tentang


Organisasi Kemasyarakatan.
f. Kebebasan Pers

Kebebasan pers adalah hak yang diberikan oleh konstitusional atau

perlindunganhukum yang berkaitan dengan media dan bahan-bahan yang

dipublikasikan sepertimenyebar luaskan, pencetakan dan penerbitkan surat kabar,

majalah, buku ataudalam material lainnya tanpa adanya campur tangan atau

perlakuan sensor dari pemerintah. Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

tentang Pers pasal 4didalam ayat 1 disebutkan bahwa kemerdekaan pers dijamin

sebagai hak asasi warganegara, ayat kedua bahwa terhadap pers nasional tidak

dikenakan penyensoran, pembredelan atau pelarangan penyiaran, ayat ketiga bahwa

untuk menjaminkemerdekaan pers, pers nasional mempunyai hak mencari,

memperoleh, danmenyebarluaskan gagasan dan informasi dan ayat keempat bahwa

dalammempertanggungjawabkan pemberitaan di depan hukum, wartawan

mempunyai HakTolak bahkan dalam Undang-Undang Dasar Tahun 1945

disebutkan antara laindalam pasal 28F bahwa setiap orang berhak untuk

berkomunikasi dan memperolehinformasi untuk mengembangkan pribadi dan

lingkungan sosialnya, serta berhakuntuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikaninformasi dengan menggunakan segala

jenis saluran yang tersedia.

2. Nilai-nilai Demokrasi

a. Kebebasan Menyatakan Pendapat

Adalah sebuah hak bagi warganegara biasa yang wajib dijamin dengan

UUdalam sebuah sistem politik demokrasi (Dahl, 1971)Warganegara dapat


menyampaikan kepada pejabat seperti lurah, camat, bupati, anggota DPRD/DPR,

atau bahkan presiden baik melalui pembicaraanlangsung,lewat surat, lewat media

massa, lewat penulisan, buku atau melalui wakil-wakilnya di DPRD


b. Kebebasan Berkelompok

Kebebasan kelompok diperlukan untuk membentuk organisasi mahasiswa,

partai politik, organisasi massa, perusahaan dan kelompok-kelompok

lain.Demokrasimenjamin kebebasan warganegara untuk berkelompok termasuk

membentuk partai baru maupun memdukung partai apapun. Tidak ada lagi

keharusan mengikuti ajakan dan intimidasi pemerintah. Demokrasi memberikan

alternatif yang lebih banyak danlebih sehat bagi warganegara. Itu semua karena

jaminan bahwa demokrasimendukung kebebasan kelompok

c. Kebebasan Perpartisipasi

Pemberian suara dalam pemilihan umum, baik pemilihan anggota

DPR/DPRDmaupun pemilihan Presiden, Bentuk partisipasi yang disebut sebagai

melakukan kontak/hubungan dengan pejabat pemerintah, Melakukan protes

terhadap lembaga masyarakat ataupemerintahd, Mencalonkan diri dalam pemilihan

jabatan publik mulai dari lurah, bupati,walikota, gubernur, anggota DPR hingga

presiden sesuai dengan sistem pemilihan yang berlaku, Kesetaraan antar Warga

Kesetaraan memberikan tempat bagi setiap warganegara tanpa membedakanetnis,

bahasa, daerah, ras, maupun agama untuk berpartisipasi dalam masyarakat

dandiperlakukan sama di depan hukum tanpa kecuali kedaulatan rakyat. Nilai-

nilaikesetaraan perlu dikembangkan dan dilembagakan dalam semua sektor

pemerintahandan masyarakat.

d. Rasa Percaya

Rasa percaya antar politisi merupakan nilai dasar lain yang diperlukan
agardemokrasi dapat terbentuk. Sebuah pemerintahan demokrasi akan sulit

berkembang bila rasa percaya sata sama lain tidak tumbuh. Jika rasa percaya tidak

ada maka besarkemungkinan pemerintah akan kesulitan menjalankan agenda


karena lemahnyadukungan sebagai akibat dari kelangkaan rasa percaya.
e. Kerjasama

Kerjasama diperlukan untuk mengatasi persoalan yang muncul

dalammasyarakat. Kerjasama yang dimaksud disini adalah kerjasama dalam hal

kebajikan.

C. Sejarah Demokrasi Indonesia

Sejak Indonesia merdeka dan berdaulat sebagai sebuah negara pada tanggal

17 Agustus1945, para Pendiri Negara Indonesia (the Founding Fathers) melalui

UUD 1945 (yangdisahkan pada tanggal 18 Agustus 1945) telah menetapkan bahwa

Negara Kesatuan RepublikIndonesia (selanjutnya disebut NKRI) menganut paham

atau ajaran demokrasi, dimanakedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada ditangan

Rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya olehMajelis Permusyawaratan Rakyat

(MPR). Dengan demikian berarti juga NKRI tergolongsebagai negara yang

menganut paham Demokrasi Perwakilan (Representative Democracy).

Penetapan paham demokrasi sebagai tataan pengaturan hubungan antara

rakyat disatu pihakdengan negara dilain pihak oleh Para Pendiri Negara Indonesia

yang duduk di BPUPKI tersebut, kiranya tidak bisa dilepaskan dari kenyataan

bahwa sebahagian terbesarnya pernahmengecap pendidikan Barat, baik

mengikutinya secara langsung di negara-negara Eropa Barat (khususnya Belanda),

maupun mengikutinya melalui pendidikan lanjutan atas dan Pendidikan tinggi yang

diselenggarakan oleh pemerintahan kolonial Belanda di Indonesiasejak beberapa

dasawarsa sebelumnya, sehingga telah cukup akrab dengan ajaran demokrasiyang

berkembang di negara-negara Eropah Barat dan Amerika Serikat. Tambahan


lagisuasana pada saat itu (Agustus 1945) negara-negara penganut ajaran demokrasi

telah keluar sebagai pemenang Perang Dunia-II.Didalam praktek kehidupan

kenegaraan sejak masa awal kemerdekaan hingga saat ini,ternyata paham


demokrasi perwakilan yang dijalankan di Indonesia terdiri dari beberapamodel

demokrasi perwakilan yang saling berbeda satu dengan lainnya.

Sejalan dengan diberlakukannya UUD Sementara 1950 (UUDS 1950)

Indonesia mempraktekkan model Demokrasi Parlemeter Murni (atau dinamakan

juga DemokrasiLiberal), yang diwarnai dengan cerita sedih yang panjang tentang

instabilitas pemerintahan(eksekutif = Kabinet) dan nyaris berujung pada konflik

ideologi di Konstituante pada bulanJuni-Juli 1959.Guna mengatasi konflik yang

berpotensi mencerai-beraikan NKRI tersebut di atas, maka pada tanggal 5 Juli 1959,

Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yangmemberlakukan kembali

UUD 1945, dan sejak itu pula diterapkan model DemokrasiTerpimpin yang diklaim

sesuai dengan ideologi Negara Pancasila dan paham Integralistikyang mengajarkan

tentang kesatuan antara rakyat dan negara. Namun belum berlangsung lama, yaitu

hanya sekitar 6 s/d 8 tahun dilaksanakan-nya Demokrasi Terpimpin, kehidupan

kenegaraan kembali terancam akibat konflik politik danideologi yang berujung

pada peristiwa G.30.S/PKI pada tanggal 30 September 1965, danturunnya Ir.

Soekarno dari jabatan Presiden RI pada tanggal 11 Maret 1968. Presiden Soeharto

yang menggantikan Ir. Soekarno sebagai Presiden ke-2 RI dan menerapkan model

Demokrasi yang berbeda lagi, yaitu dinamakan Demokrasi Pancasila (Orba), untuk

menegaskan klaim bahwasanya model demokrasi inilah yang sesungguhnya sesuai

dengan ideologi negara Pancasila.

Demokrasi Pancasila (Orba) berhasil bertahan relatif cukup lama

dibandingkan denganmodel-model demokrasi lainnya yang pernah diterapkan


sebelumnya, yaitu sekitar 30 tahun,tetapi akhirnyapun ditutup dengan cerita sedih

dengan lengsernya Jenderal Soeharto dari jabatan Presiden pada tanggal 23 Mei

1998, dan meninggalkan kehidupan kenegaraan yangtidak stabil dan krisis disegala
aspeknya.Sejak runtuhnya Orde Baru yang bersamaan waktunya dengan lengsernya
Presiden Soeharto, maka NKRI memasuki suasana kehidupan kenegaraan yang

baru, sebagai hasil dari kebijakanreformasi yang dijalankan terhadap hampir semua

aspek kehidupan masyarakat dan negarayang berlaku sebelumnya. Kebijakan

reformasi ini berpuncak dengan di amandemennyaUUD 1945 (bagian

Batangtubuhnya) karena dianggap sebagai sumber utama kegagalantataan

kehidupan kenegaraan di era Orde Baru.Amandemen UUD 1945, terutama yang

berkaitan dengan kelembagaan negara, khususnyalaginya perubahan terhadap

aspek pembagian kekuasaan dan aspek sifat hubungan antarlembaga-lembaga

negaranya, dengan sendirinya mengakibatkan terjadinya perubahan terhadap model

demokrasi yang dilaksana-kan dibandingkan dengan model Demokrasi Pancasila di

era Orde Baru.

Model Demokrasi pasca Reformasi (atau untuk keperluan tulisan ini

dinamakan saja sebagaiDemokrasi Reformasi, karena memang belum ada

kesepakatan mengenai namanya) yangtelah dilaksanakan sejak beberapa tahun

terakhir ini, nampaknya belum menunjukkan tanda-tanda kemampuannya untuk

mengarah-kan tatanan kehidupan kenegaraan yang stabil (ajeq),sekalipun lembaga-

lembaga negara yang utama, yaitu lembaga eksekutif (Presiden/WakilPresiden) dan

lembaga-lembaga legislatif (DPR dan DPD) telah terbentuk melalui

pemilihanumum langsung yang memenuhi persyaratan sebagai mekanisme

demokrasi.

D. Pendidikan Demokrasi

Demokratisasi pendidikan bukan hanya sekedar prosedur, tetapi juga nilai-


nilai pengakuan dalam kehormatan dan martabat manusia. Dalam hal ini, melalui

upaya demokratisasi pendidikan diharapkan mampu mendorong munculnya

individu yang kreatif, kritis, dan produktif tanpa mengorbankan martabat dan
dirinya.
Kehidupan demokrasi dalam bidang pendidikan merupakan tindakan

menghargai keberagaman potensi individu yang berada dalam kebersamaaan.

Dengan demikian segala bentuk penyamarataan individu dalam satu uniformitas

dan pengingkaran terhadap keunikan sifat-sifat individu bertentangan dengan salah

satu prinsip demokrasi

Secara historis, istilah ini memang berasal dari Barat, namun jika dilihat dari

segi makna, kandungan, nilai-nilai yang ingin diperjuangkan oleh demokrasi itu

sendiri sebenarnya merupakan gejala dan cita-cita kemanusiaan secara universal

Artinya, dalam beragam macam peradaban manusia seperti Mesir, China, Persia,

India, dan Arab misalnya memiliki pemikirannya sendiri dalam memahami dan

memperjuangkan hak-hak individu dan kemanusiaan, dan memiliki sejarahnya

sendiri dalam memerangi otoritarianisme dan kediktatoran. Ini berarti jika

demokrasi itu berjuang pada pembelaan hak dan martabat manusia, maka tidak

dapat disangkal bahwa demokrasi merupakan gejala kemanusiaan secara universal

Benang merah yang menyatukan karyanya adalah kesadaran kritis sebagai

penggerak emansipasi kultural sebagai nilai utama demokrasi. Situasi penindasan,

salah satu akibatnya dapat melahirkan kebudayaan bisu, yakni munculnya

ketidakberdayaan dan ketakutan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan

sendiri. Karena itu, sikap memilih diam sering tidak hanya dianggap sebagai sikap

dan perilaku santun, tetapi juga menjadi situasi khas di kelas-kelas perkuliahan dan

pembelajaran lainnya.
Gagasan tersebut memberi inspirasi tentang muatan yang seharusnya ada

dalam pendidikan, sekaligus sebagai landasan kesadaran kritis kita terhadap

tendensi sistem pendidikan di negara-negara modern sekarang ini, khususnya di


Indonesia.
Sebab pada kenyataannya, ia tidak hanya membongkar kepentingan negara

dalam pendidikan, tetapi juga berbagai kepentingan ideologi yang merasuk dan

mematikan kesadaran manusia. Dalam konteks ini semua ideologi mempunyai

potensi hegemoni bagi kebebasan manusia yang fitrah. Bahkan agama kalau sudah

menjadi alat hegemoni juga masuk dalam ketagori menindas yang berada di bawah

pemandu kekuasaan.

Penindasan secara struktural inilah yang pada gilirannya melahirkan proses

pemiskinan, baik pada lapangan ekonomi, politik, sosial budaya, maupun ideologi.

Dengan demikian demoralisasi yang dilakukan oleh struktur negara melalui

penyeragaman cara berfikir yang termuat dalam sistem pendidikan telah

mengakibatkan suatu kondisi di mana kesadaran yang muncul dalam diri peserta

didik bukanlah kesadaran kritis sebagai manusia yang mempunyai akal pikiran,

melainkan kesadaran naif yang bertumpu pada pemikiran pragmatis

Anda mungkin juga menyukai