Anda di halaman 1dari 50

PROPOSAL

ANALISIS KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN


METODE PEER TEACHING TERHADAP SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 SUPPA KABUPATEN PINRANG

ANALYSIS OF THE DOWNWARD PASSING SKILLS WITH THE PEER


TEACHING METHOD ON STUDENTS CLASS VII OF SMPN 1 SUPPA
PINRANG REGENCY

NURIDA
1931342019

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
PROPOSAL

ANALISIS KEMAMPUAN PASSING BAWAH BOLA VOLI DENGAN


METODE PEER TEACHING TERHADAP SISWA KELAS VII SMP
NEGERI 1 SUPPA KABUPATEN PINRANG

ANALYSIS OF THE DOWNWARD PASSING SKILLS WITH THE PEER


TEACHING METHOD ON STUDENTS CLASS VII OF SMPN 1 SUPPA
PINRANG REGENCY

NURIDA
1931342019

JURUSAN PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022

i
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Analisis Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Dengan


Metode Peer teaching Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri
1 Suppa Kabupaten Pinrang

Nama : Nurida

NIM 1931342019

Program Studi : Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. Hj. Hasmyati, M.Kes Dr. Irvan Sir, M.Kes


NIP. 19680905 199303 2 001 NIP.19710503 199702 1 001

Pembahas I Pembahas II

Prof. Dr. H. M. Djen Djalal, MS Nur Indah Atifah Anwar, S.Pd., M.Pd
NIP. 19521117 198303 1 002 NIP. 19950502 20201 2 2019

Mengetahui,

Ketua Jurusan
Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan

Dr. Juhanis, S.Pd., M.Pd


NIP.197607092006041002

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
DAFTAR ISI iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
D. Manfaat Penelitian 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori 6
B. Kerangka Pikir 33
C. Hipotesis 35
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian 36
B. Waktu dan Tempat Penelitian 36
C. Desain Penelitian 36
D. Populasi dan Sampel 37
E. Definisi Operasional Variabel 38
F. Prosedur Penelitian 38
G. Instrumen Penelitian 39
H. Teknik Pengumpulan Data 40
I. Teknik Analisis Data 41
JADWAL PENELITIAN 42
RANCANGAN BIAYA 43
DAFTAR PUSTAKA 44

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan sangat berperang penting dalam membentuk sumber daya

manusia yang berkualitas, dengan adanya pendidikan seseorang akan belajar

bagaimana mengembangkan potensi diri yang dimilikinya. Pendidikan bisa

didapatkan melalui jalur pendidikan formal seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah

Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan pada

perguruan tinggi. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah

satu mata pelajaran yang disajikan pada pendidikan formal. Dalam melaksanakan

tugasnya guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan diharapkan dapat

memiliki keterampilan untuk meningkatkan keterampilan siswa melalui

pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan agar siswa lebih antusias

untuk mengikuti proses pembelajaran. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari

proses keseluruhan yang mempunyai tujuan dalam pembentukan kognitif, afektif,

psikomotor, dan fisik seseorang.

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih banyak

dilakukan di lapangan karena melibatkan aktivitas fisik dalam praktik atau proses

pembelajarannya, salah satu contohnya pada materi bola voli. Teknik dalam

permainan bola voli ini tidak mudah untuk dikuasai dalam waktu singkat sehingga

untuk meminimalisir siswa yang kurang terampil maka perlu digunakan berbagai

metode dalam proses pembelajarannya.

1
2

Permainan bola voli merupakan suatu permainan kompleks yang tidak

mudah dilakukan oleh setiap orang karena membutuhkan kordinasi gerak yang

benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan yang ada dalam

permainan. Pada permainan bola voli, pemain dituntut untuk dapat melakukan

beberapa macam teknik dasar agar dapat bermain dengan baik. Beberapa teknik

dasar yang harus dikuasai dalam permainan bola voli antara lain servis (servis

lompat, servis bawah, servis atas, servis samping), passing (passing bawah,

passing atas), smash (quick smash, semi smash, push smash, Ace smash, pull

smash) dan blok.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Suppa

Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan, peneliti menemukan suatu

permasalahan yaitu masih ada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa yang kurang

atau bahkan belum menguasai teknik dasar dalam permainan bola voli salah

satunya adalah teknik passing bawah, hal ini terlihat pada saat siswa kelas VII

bermain bola voli, untuk menerima servis pemain biasanya menggunakan teknik

passing bawah agar lebih mudah dijangkau namun kenyataan yang terjadi di

lapangan siswa kelas VII masih belum bisa ataupun gagal dalam menggunakan

teknik passing bawah dengan baik dan benar. Kesalahan-kesalahan yang sering

dilakukan oleh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa yaitu pertama, posisi kedua

lengan terlalu tinggi dan kedua lengan tidak rapat. Kedua, lutut tidak ditekuk

ketika menerima bola. Ketiga, perkenaan bola pada bagian lengan atas.Kesalahan-

kesalahan ini perlu diperbaiki agar siswa dapat bermain dengan optimal dan dapat

menguasai teknik bermain voli dengan baik.


3

Teknik passing bawah adalah salah satu keterampilan dasar dalam

permainan bola voli dan teknik penting yang harus dikuasai oleh pemain karna

passing bawah juga bisa berperan untuk penyerangan atau smash jika dilakukan

dengan baik dan benar. Penguasaan teknik dasar ini tidak mudah dikuasai dalam

waktu singkat sehingga untuk meminimalisir waktu dalam proses pembelajaran

guru membutuhkan metode pembelajaran yang cocok dalam proses belajar

mengajar salah satunya yaitu metode peer teaching (tutor sebaya). Dengan

menggunakan metode peer teaching (tutor sebaya) waktu yang digunakan dalam

proses pembelajaran dapat lebih efektif dan siswa yang kurang terampil dalam

penguasaan teknik passing bawah akan leluasa belajar serta lebih mudah

menerima pembelajaran yang diberikan oleh teman sebangku atau teman sekelas

yang lain untuk melaksanakan program perbaikan sehingga pelaksanaan

pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

Analisis gerak merupakan suatu kajian dalam olahraga yang sangat perlu

untuk dilakukan. Dalam penelitian ini analisis gerak dilakukan dengan tujuan

untuk mengetahui tingkat kemampuan bermain bola voli siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Suppa khususnya passing bawah sehingga siswa dapat mengetahui dan

memperbaiki gerakan yang salah. Dengan dilakukannya analisis gerak ini juga

dapat menjadi acuan guru dalam menyusun metode pembelajaran untuk

memperbaiki setiap gerakan yang salah sehingga dalam permainan bola voli

selanjutnya dilakukan dengan lebih baik lagi dan mendapatkan hasil yang

memuaskan. Berdasarkan alasan diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian pada siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Suppa dengan judul “Analisis
4

Kemampuan Passing Bawah Bola Voli Dengan Metode Peer teaching

terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasakan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan

dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan passing bawah bola voli

dengan metode peer teaching terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa

Kabupaten Pinrang ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan passing bawah bola voli dengan

metode peer teaching terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten

Pinrang.

D. Manfaat penelitian

Berdasarkan ruang lingkup dan permasalahan yang diteliti, penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Peneliti

Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan

dalam mempersiapkan profesi keguruan yang akan bermanfaat kedepannya

saat mengajar, serta dapat dijadikan sebagai landasan bagi peneliti lain untuk

mengadakan penelitian yang relevan.

b. Bagi Siswa
5

Penelitian ini diharapkan menjadi acuan agar dapat menambah wawasan untuk

meningkatkan keterampilan bermain bola voli khususnya passing bawah.

c. Bagi Guru

Dapat menjadi acuan tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah

dilaksanakan dan memperbaiki pembelajaran yang akan datang.

d. Bagi Sekolah

Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembinaan kegiatan

ekstrakurikuler olahraga serta pihak sekolah diharapkan lebih aktif dalam

membina siswa yang berbakat dalam bidang olahraga agar dapat

meningkatkan dan mengembangkan potensi siswa berprestasi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Metode Peer Teaching (Tutor Sebaya)

Metode pembelajaran peer teaching adalah suatu metode yang umum

digunakan untuk menggambarkan strategi dan model mengajar yang memfasilitasi

siswa untuk belajar dengan teman sebayanya. Model pembelajaran peer teaching

adalah sebuah strategi mengajar yang mempunyai kemampuan proses transfer

pengetahuan, keterampilan dan interaksi social yang baik. Peer teaching dalam

pendidikan jasani, memiliki peran sebagai model pembelajaran yang efektif guna

meningkatkan kemampuan motorik dan interaksi sosial. Dengan adanya

keberagaman siswa salah satu metode pembelajaran yang dapat mengatasi

perbedaan kemampuan siswa adalah metode peer teaching karena peer teaching

memiliki potensi guna memberikan kontribusi dalam pendidikan jasmani

untuk membuat gaya hidup sehat, keterampilan motorik dan adaptasi perilaku

(Asngari: 2019).

Menurut Benny, A (2011: 44) Metode peer teaching bisa dimaknai sebagai

penyajian informasi, konsep serta prinsip yang melibatkan peran serta peserta

didik secara aktif di dalam pembelajaran. Adapun menurut Ridwan (2016: 198)

pengertian metode tutot sebaya adalah sebuah metode pembelajaran dengan

bantuan seorang siswa yang kompeten dalam hal ini menguasai materi untuk

mengajar siswa lainnya yang belum menguasai materi. Sedangka Supriyadi (2001:

6
7

233) mengemukakan bahwa peer teaching adalah seorang peserta didik atau

beberapa orang dimana mereka dipilih oleh guru dan ditugaskan untuk membantu

peserta didik yang lainnya yang memiliki kesulitan dalam belajar.

Berdasarkan para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa metode peer

teaching atau tutor sebaya adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa yang

memiliki kemampuan atau prestasi yang lebih tinggi dapat memberikan bantuan

pada siswa lainnya yang masih kesulitan dalam memahami bahan ajar yang

dipelajari. Metode peeer teaching akan membuat siswa lebih aktif dalam

berkomunikasi dengan tutor sebaya nya dibandingkan dengan guru. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan oleh Santoso (2018) penerapan metode peer teaching

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa khususnya pada mata pelajaran

pendidikan jasmani.

Menurut Anas (2014: 66) beberapa tujuan dari Peer Teaching atau Tutor

Sebaya yaitu:

a. Untuk meningkatkan untuk meningkatkan penguasaan pengetahuan para siswa

sesuai dengan yang dimuat dalam tujuan pembelajaran

b. Meningkatkan kemampuan dan keterampilan atau hambatan agar mampu

membimbing diri sendiri

c. Meningkatkan kemampuan siswa tentang cara belajar mandiri dan

menerapkannya pada masing-masing bahan pelajaran yang dipelajari.

Ada beberapa manfaat dari metode peer teaching (tutor sebaya) ini, yaitu:

a. Ada kalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa anak yang mempunyai

perasaan takut atau enggan kepada guru.


8

b. Bagi tutor, dengan menjadi tutor sebaya akan bermanfaat dalam memperkuat

konsep yang akan dibahas.

c. Bagi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung

jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.

d. Mempererat hubungan antara sesama siswa sehingga mempertebal perasaan

sosial.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam metode Peer Teaching atau Tutor

Sebaya menurut Sani dalam Cucu Hidayat & Dicky (2020: 51) sebagai berikut:

a. Guru menyusun kelompok belajar, beranggotakan 3 atau 4 orang dengan

kemampuan beragam. Tiap kelompok memiliki 1 orang yang berkemampuan

tinggi untuk menjadi tutor sejawat

b. Guru mendeskripsikan dan menjelaskan cara penyelesaian tugas melalui

belajar kelompok dengan peer teaching, kebijakan dan tanggung jawab

masing-masing anggota kelompok. Selanjutnya guru menjelaskan mekanisme

penilaian tugas menggunakan penilaian teman sejawat (peer assessment) dan

penilaian diri (self assessment).

c. Guru memberikan penjelaskan materi pelajaran pada siswa dan memberikan

peluang tanya jawab jika terdapat materi yang belum dipahami.

d. Sebagai guru, memberikan tugas dengan catatan siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat meminta bantuan kepada teman

yang dipilih sebagai tutor untuk menjelaskan materi.

e. Guru mengamati kegiatan belajar dan memberikan penilaian kompetensi pada

siswa.
9

f. Guru memberikan evaluasi proses belajar mengajar pada tutor dan siswa.

Dalam menentukan siswa yang akan dijadikan tutor sebaya di dalam

kelas,diperlukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Siswa yang paling pandai

belum tentu dapat dijadikan seorang tutor sebaya di dalam kelas. Hal-hal yang

perlu diperhatikan dalam menentukan tutor sebaya yaitu:

a. Dapat diterima atau disetujui oleh siswa yang mendapat program perbaikan

sehingga siswa tidak memiliki perasaan takut atau enggan untuk bertanya

kepada tutor sebayanya.

b. Tutor sebaya dapat menerankan bahan perbaikan yang diperlukan oleh siswa

yang menerima program perbaikan.

c. Tidak kejam atau keras hati terhadap sesama kawan.

d. Mempuanyai daya kreativitas yang cukup untuk memberikan bimbingan

kepada temannya serta dapat menerankan pelajaran yang sulit mereka pahami.

Seorang guru memerlukan metode pembelajaran dalam proses belajar

mengajar untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Pada saat proses belajar

mengajar terkadang siswa cenderung lebih dapat mengikuti atau meniru petunjuk

dari temannya daripada dari guru, hal ini disebabkan karena anak merasa nyaman

dan rileks serta tidak ada perasaan malu untuk bertanya jika terdapat materi yang

kurang dimengerti. Maka dalam metode peer teaching (tutor sebaya) ini guru

memanfaatkan siswa yang sudah bisa atau memahami materi pembelajaran untuk

mengajarkannya kepada teman sekelasnya.

Tutorial teman sebaya adalah seorang siswa lebih mudah menerima

keterangan yang diberikan oleh kawan sebangku atau kawan-kawan untuk


10

melaksanakan program perbaikan. Menurut Aswan Zain (2013: 25-28), Metode

tutorial ini diberikan dengan bantuan tutor sebaya. Pada saat proses pembelajaran

guru akan memberikan bahan ajar kepada siswa, siswa kemudian diminta untuk

mempelajari bahan ajar tersebut. Pada materi yang dirasakan sulit maka siswa

dapat bertanya kepada tutor sebayanya. Peer teaching telah terbukti menjadi

strategis guru dalam proses pengajaran sehingga pembelajaran lebih efektive

dalam meningkatkan aktivitas jasmani siswa, meningkatkan kualitas waktu

pembelajaran, mengembangkan interaksi dan keterampilan sosial serta

meningkatkan perilaku hidup sehat (Jenkinson, dkk: 2014).

Keunggulan dan Kekurangan metode tutor sebaya (peer teaching).

menurut Djamarah dan Zain (2013: 26-27) keunggulan dari tutor sebaya (peer

teaching) sebagai berikut:

a. Adakalanya hasil yang diperoleh dari tutor sebaya lebih baik untuk beberapa

siswa karena tidak ada rasa takut atau canggung untuk bertanya.

b. Siswa yang berperan sebagai tutor, akan memberikan kekuatan dalam

memahami konsep dan pengetahuannya meningkat menjadi lebih baik dari

sebelumnya.

c. Sebagai siswa tutor, memiliki kesempatan untuk melatih diri, rasa tanggung

jawab dalam menjelaskan kepada teman sebayanya terkait materi

pembelajaran.

d. Sebagai salah satu cara antar siswa untuk mempererat hubungan dengan

temannya sehingga memperkuat perasaan sosial dan solidaritas.


11

e. Peserta didik menjadi mandiri dan bersikap dewasa untuk memperoleh materi

pembelajaran dan memiliki rasa setia kawan.

Adapun kekurangan dari metode tutor sebaya (peer teaching) sebagai

berikut:

a. Siswa yang mendapatkan bantuan lebih sering akan merasa kurang serius

dalam belajar, karena berhadapan dengan kawannya, sehingga hasil yang

diperoleh tidak memuaskan.

b. Tidak semua siswa yang pandai dan mendapatkan nilai bagus dapat

menjelaskan pada teman sebayanya.

c. Beberapa anak menrasa malu bertanya, karena merasa takut apabila

rahasianya diketahui oleh kawannya.

d. Sebagai seorang guru mengalami kesulitan dalam menentukan seorang tutor

yang tepat untuk kelompok belajar yang harus dibimbing.

e. Terdapat kelas-kelas tertentu dalam tutoring menjadi sukar dilaksanakan,

karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberikan

program perbaikan.

2. Permainan Bola Voli

PBVSI menjelaskan bahwa bola voli adalah olahraga yang dimainkan oleh

dua tim dalam setiap lapangan dengn melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh

menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari

lawan. Menurut Luminita dan Valentina dalam buku Model Latihan Keterampilan

Bola Voli (2021), Volleyball is a loving and exciting sport, but it’s poor

promotion leads to a low number of consumers, especially in areas where this


12

sport has no tradition. Menurut (Mawarti, 2009: 69) Bola voli merupakan suatu

permainan yang dimainkan dalam bentuk team work atau kerjasama tim, di mana

daerah masing-masing tim dibatasi oleh net. Sedangkan Menurut (Ahmadi, 2007:

20), Permainan bola voli merupakan salah satu cabang olahraga yang dimainkan

oleh 2 regu yang masing-masing regu berjumlah 6 orang dan dibatasi oleh net.

Permainan bola voli adalah suatu permainan yang kompleks dan tidak mudah

dilakukan oleh setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli dibutuhkan

koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua

gerakan yang ada dalam permainan bola voli.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa bola voli

adalah permainan yang terdiri dari dua regu yang beranggotakan enam pemain,

dengan diawali memukulbola untuk dilewatkan di atas net agar mendapatkan

angka, namun tiap regu hanya dapat memainkan tiga kali sentuhan untuk

mengembalikan bola.

Prinsip dasar permainan bola voli adalah memantul-mantulkan bola agar

jangan sampai bola menyentuh lantai, bola dimainkan sebanyakbanyaknya tiga

sentuhan dalam lapangan sendiri dan mengusahakan bola hasil sentuhan itu

diseberangkan ke lapangan lawan melewati jaring masuk sesulit mungkin (Amung

Ma’Mun & Toto Subroto, 2001: 43). Setiap tim berusaha untuk melewatkan bola

secepat mungkin ke daerah lawan, dengan menggunakan teknik dan taktik yang

sah dan memainkan bolanya. Permainan bola voli merupakan permainan yang

mudah dilakukan, menyenangkan dan bisa dilakukan di halaman/lapangan. Lama

pertandingan bola voli adalah tiga atau lima set atau kemenangan bisa ditentukan
13

dengan selisih dua set. Masing-masing set adalah 25 angka (poin) dengan

menggunakan rally point, yakni setiap bola mati dihitung menjadi poin (Rithaudin

& Hartati, 2016: 52).

3. Sejarah Permainan Bola Voli

Permainan bola voli merupakan permainan beregu yang dimainkan oleh

dua regu dengan jumlah pemain masing-masing regu enam orang. Permainan bola

voli diciptakan oleh William G. Morgan pada tahun 1895 di kota Holyoko, beliau

adalah seorang Pembina pendidikan jasmani pada organisasi Young Man

Christian Association (YMCA) di kota Massachusetts, Amerika Serikat. Pada

awalnya permainan ini bernama “Mintonette”, dimana tujuan permainan ini

adalah untuk mengembangkn kesegaran jasmani pada tubuh selain untuk

bersenam umum. Permainan ini diubah menjadi volleyball yang artinya memvoli

bola secara bergantian pada tahun 1896. Olahraga ini diciptakan dengan

menggabungkan beberapa permainan yaitu, bola basket, bisbol, tenis dan bola

tangan (Mulimin, dkk, 2021: 1).

Tujuan dari setiap tim bolavoli adalah memukul bola kearah lapangan tim

lawan sedemikian rupa agar lawan tidak dapat mengembalikan bola. Hal ini

biasanya dapat dicapai lewat tiga kombinasi pukulan yang terdiri dari operan

lengan depan kepada pengumpan, yang selanjutnya diumpankan kepada

penyerang, dan sebuah smes yang diarahkan ke bidang lapangan lawan (Barbera

L. Viera & Bonnie Jill Ferguson, 2000: 11). Bola dinyatakan dalam permainan

setelah dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan

dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola “keluar” atau satu tim gagal
14

mengembalikan bola secara sempurna. Dalam permainan bola voli, tim yang

memenangkan sebuah reli memperoleh satu angka (Rally Point System). Apabila

tim yang sedang menerima servis memenangkan reli akan memperoleh satu angka

dan bentuk untuk melakukan servis berikutnya, serta para pemainnya melakukan

pergeseran satu posisi searah jarum jam (Yasriuddin, 2019: 12).

Adapun sarana dan prasaran dalam permainan bola voli sebagai berikut:

a. Lapangan permainan

Standar ukuran panjang lapangan bolavoli adalah 18 meter dan lebar 9 meter.

Keudian panjang lapangan tersebut dibagi dua dan dipisahkan dengan sebuah

net yang dipasang pada dua buah tiang. Net tersebut dipasang pada ketinggian

2.43 meter untuk putra dan 2.24 meter untuk putri. Pada setiap ujung atas

tiang biasanya akan dipasang sebuah antena. Antena ini akan menjadi

pembatas gerakan bola yang menyamping atau melebar. Net yang memiliki

lebar satu meter tersebut dipasang melebar di tengah lapangan (Brahma, 2008:

Gambar 2.1 bentuk lapangan bola voli


(Sumber: Kibrispdr.org)

b. Net
15

Ukuran panjang net 9,5 sampai 10 m. Tinggi net 2,43 m untuk putra dan 2,24

m untuk putri serta lebar net 1 m.

c. Bola

Regulasi FIVB menyatakan bahwa bola harus bulat dan memiliki keliling

lingkaran sebesar 65 hingga 67 cm. bola voli terbuat dari kulit asli atau sintesis

dengan sebuah bola dalam yang terbuat dari karet atau sejenisnya dengan berat

260 hingga 280 gram. Tekanan dalam bola sebesar 0,30 sampai 0,325 kg∕cm2.

d. Kedudukan pemain (Posisi pemain)

Pada waktu servis, kedua regu harus berada dalam lapangan/di daerahnya

masing-masing dalam 2 deret ke samping. Tiga deret ada di depan dan tiga deret

ada di belakang. Pemain nomor satu dinamakan server, pemain kedua

dinamakan spiker, pemain ketiga dinamakan set upper atau tosser, pemain nomor

empat dinamakan blocker, pemain nomor lima dan enam dinamakan libero

Gambar 2.2 Posisi Pertukaran Pemain


(Sumber: Kibrispdr.org)
16

4. Teknik Dasar Dalam Permainan Bola Voli

Teknik dalam meningkatkan prestasi bola voli erat sekali hubungannya

dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dalam

permainan bola voli harus dikuasai oleh setiap pemain karna ini merupakan salah

satu unsur yang menentukan menang atau kalahnya suatu regu di dalam suatu

pertandingan. Selain itu unsur kondisi fisik, teknik dan mental juga sangat penting

untuk dipersiapkan oleh pemain sebelum melakukan pertandingan. Teknik dalam

permainan bola voli adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk

mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik dalam permainan bola

voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien

sesuai dengan peraturan- peraturan yang berlaku dalam bola voli untuk mencapai

hasil yang optimal (Yunus, 1992: 108).

Menurut Beutelsthl yang dimaksud dengan teknik adalah prosedur yang

telah dikembangkan berdasarkan praktek, dan bertujuan mencari penyelesaian

suatu problema pergerakan dengan cara yang paling ekonomis dan berguna.

Sedangkan Suharno (1981: 35) menyatakan Teknik adalah suatu proses

melahirkan keaktipan jasmani dan pembuktian suatu praktek dengan sebaik

mungkin untuk menyelesaikan tugas yang pasti dalam cabang permainan volley.

Jadi dapat disimpulkan bahwa suatu teknik dalam melakukan sesuatu ialah sangat

penting, apalagi jika dilakukan dengan baik dan benar , karena penguasaan teknik

yang benar akan berpengaruh terhadap menang atau kalahnya suatu tim dalam

bertanding selain faktor kondisi fisik, taktik, ataupun mental.


17

Ada beberapa macam teknik dasar yang harus dikuasi oleh seorang pemain

agar dapat bermain voli dengan baik dan benar, sehingga bisa mencapai prestasi

optimal sesuai dengan yang diharapkan yaitu servis, passing, smash, dan block.

a. Servis

Servis adalah pukulan pertama bola yang dilakukan dari belakang garis

akhir lapangan permainan melampui net ke daerah lawan, maka dari itu pukulan

servisi harus meyakinkan, keras, terarah, dan menyulitkan lawan. Suharno

menyatakan bahwa servis tidak lagi sebagai tanda saat dimulainya permainan atau

menyajikan bola, tetapi hendaknya diartikan sebagai satu serangan yang pertama

kali bagi regu yang melakukan servis (Ahmadi, 2007: 20).

Servis merupakan salah satu teknik dasar yang sering digunakan untuk

memulai suatu pertandingan bola voli. Servis sendiri pada mulanya digunakan

untuk melayani lawan ketika melakukan penyerangan, tetapi servis kemudian

digunakan untuk menyerang lawan sesuai dengan perkembangan zaman. Servis

juga biasa digunakan sebagai teknik dasar dalam bermain bola voli dan

merupakan hal yang penting untuk mengacaukan pertahanan lawan dan

menyulitkan lawan untuk melakukan serangan. Ada 2 golongan servis yaitu servis

tangan bawah dan servis tangan atas (Winarmo, M.E., dkk, 2013: 38).

1) Servis tangan bawah


18

Gambar 2.3 Servis Tangan Bawah


(Sumber: Docplayer.com)

Servis tangan bawah yaitu usaha yang dilakukan untuk memulai pertandingan

dan mengarahkan bola ke arah lapangan lawan. Servis ini dilakukan oleh pemain

yang berada di daerah servis. Teknik dasar servis dengan tangan bawah ini sering

dilakukan oleh pemain pemula seperti pemain wanita. Servis dilakukan oleh

pemain dengan cara memukul bola menggunakan satu tangan di bawah pinggang.

• Pertama-tama pemain berdiri di lokasi tempat servis dengan kuda-kuda kaki

kiri lebih ke depan dari kaki kanan.

• Selanjutnya bola dipegang menggunakan tangan kiri.

• Kemudian bola dilambungkan ke atas dan tangan kanan ditarik ke bawah

belakang.

• Apabila bola kira-kira setinggi pinggang, kemudian ayunkan tangan kanan

lengan kanan ke depan untuk memukul bola.

• Pada saat memukul bola, genggam tangan dan tegangkan untuk mendapat

pantulan yang sempurna.

2) Servis tangan atas


19

Gambar 2.4 Servis Tangan Atas


(Sumber: Mulyadi dan Pratiwi, 2020)

Servis atas merupakan teknik dasar servis yang dilakukan dengan

cara memukul bola di atas kepala. Tingkat kesulitan cukup tinggi dalam

melakukan servis atas ini. Servis tangan atas ini bertujuan mempercepat laju bola

menukik dari atas ke bawah secara tajam dan terarah. Service atas ini sangat sulit

ditangkis karena jalannya bola berbeda tergantung cara pemain memukulnya. Ada

5 service atas yang dibedakan berdasarkan arah putaran bola yaitu:

• Servis putaran depan yaitu teknik servis yang menghasilkan arah putaran bola

ke depan. Untuk dapat melakukan service putaran depan maka pemain harus

memukul bola dengan perkenaan tangan 1/3 atas bagian bola kemudian jari-

jari tangan mengikuti lingkaran bola.

• Servis putaran belakang yaitu teknik servis yang menghasilkan arah putaran

bola ke belakang. Untuk dapat melakukan service putaran depan maka pemain

harus memukul bola dengan perkenaan tangan 1/3 atas bagian bola kemudian

jari-jari tangan mengikuti lingkaran bola. Selanjutnya

gunakan bantuan lecutan tangan untuk mendapatkan putaran bola yang cepat

• Servis putaran dalam yaitu teknik servis yang menghasilkan arah putaran bola

dari luar ke dalam. Jika ingin mendapatkan putaran bola yang cepat, pemain
20

harus menggunakan bantuan lecutan tangan. Dalam melakukan teknik putaran

dalam ini, pemain harus melakukan pukulan dengan perkenaan tangan

1/3 bagian luar kanan bola kemudian jari-jari tangan mengikuti lingkaran bola

yang diputar ke arah dalam.

• Servis putaran luar yaitu teknik servis yang menghasilkan arah putaran

bola samping luar. Jika ingin mendapatkan putaran bola yang cepat, pemain

harus menggunakan bantuan lecutan tangan dengan tenaga yang besar. Dalam

melakukan teknik ini pemain harus melakukannya pukulan pada bola, dengan

cara memukul menggunakan 1/3 bagian tangan sebelah kiri luar pada bola

dengan jari-jari tangan mengikuti lingkaran bola.

• Servis mengapung yaitu teknik servis yang dilakukan untuk menghasilkan

bola mengapung. Jika ingin mendapatkan putaran bola yang cepat, pemain

harus menggunakan bantuan lecutan tangan dengan tenaga yang besar. Dalam

melakukan teknik ini pemain harus melakukannya pukulan pada bola, dengan

cara memukul pada bagian tengah bola dengan jari-jari tangan rapat dan lurus.

3) Tennis servis

• Sikap persiapan dimulai dengan mengambil posisi kaki kiri lebih ke depan,

kedua lutut agak rendah.

• Tangan kiri dan kanan bersama-sama memegang bola, tangan kiri menyangga

bola, tangan kanan di atas bola.

• Bola dilambungkan dengan tangan kiri kira-kira setengah meter di atas kepala.

• Tangan kanan ditarik ke belakang atas kepala, menghadap depan.

• Lakukan gerakan seperti men-smash bola, perhatian terpusat pada bola.


21

• Lecutan tangan diperlukan pada saat perkenaan bola.

4) Floating servis

• Posisi kaki sama seperti servis tenis.

• Tangan kiri memegang bola dan tangan kanan di samping setinggi pelipis.

• Dengan tangan kiri bola dilambungkan sedikit ke samping kanan tidak terlalu

tinggi.

• Setelah bola melambung ke atas setinggi kepala, tangan kanan dipukulkan

pada bagian tengah bola.

• Pukulan float dapat dilakukan dengan beberapa cara:

o Dengan tumit tangan.

o Dengan tangan, di saat ibu jari dilipat ke dalam dan menempel pada

telapak tangan.

o Memukul dengan tangan tergenggam.

5) Cekis

• Sikap permulaan dengan mengambil sikap berdiri menyamping dengan tubuh

bagian kiri lebih dekat ke jaring.

• Bola dipegang tangan kiri dan kanan.

• Saat bola dilambungkan, badan diliukkan sedikit ke belakang dan lutut

ditekuk.

• Kedua tangan dijulurkan ke arah samping bawah kanan dalam keadaan

memegang bola.

• Bola dilambungkan ke atas kepala dengan kedua belah tangan.


22

• Setelah bola lepas, tangan kanan ditarik ke samping kanan bawah, liukkan

badan ke kanan.

• Berat badan ada di kaki kanan, telapak tangan menghadap ke atas.

• Setelah bola ada pada jangkauan tangan, secepatnya bersama sama lengan,

liukkan badan ke samping kiri

• Perkenaan bola bagian bawah belakang bola, pukulan bola dibantu liukan

badan dan lecutan tangan.

6) Yang perlu diperhatikan dalam servis antara lain:

• Sikap badan dan pandangan.

• Lambung ke atas harus sesuai dengan kebutuhan.

• Saat kapan harus memukul bola.

b. Passing

Passing adalah mengoperkan bola kepada teman sendiri dalam satu grup

dengan suatu teknik tertentu. Passing dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk

menyusun pola serangan kepada regu lawan (Herry Koesyanto, 2003: 22).

Sedangkan Menurut Yunus (1992: 122), passing adalah mengoperkan bola

kepada teman sendiri dalam satu regu dengan suatu teknik tertentu, sebagai

langkah awal untuk menyusun pola serangan kepada regu lawan. Muhajir (2003:

21), passing dalam permaian bola voli adalah usaha atau upaya seorang pemain

dengan menggunakan suatu taktik tertentu untuk mengoperkan bola yang

dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan di lapangan sendiri.

Teknik dasar passing dibagi menjadi dua yaitu passing atas dan passing bawah.

Yang dimaksud dengan passing atas ialah usaha ataupun upaya seorang pemain
23

bola voli dengan cara menggunakan suatu teknik tertentu yang tujuannya adalah

untuk mengoperkan bola yang dimainkannya itu kepada teman seregunya untuk

dimainkan di lapangan sendiri. Passing atas ialah salah satu teknik yang

gerakannya menggunakan kedua tangan yang ditekuk kurang lebih 45 derajat,

jari-jari tangan yang dibuka lebar dan membentuk seperti sebuah mangkuk dan

berada di atas dahi depan, kedua lutut sedikit ditekuk, pada saat bola datang kedua

tangan mendorong dan lurus kedepan dan diikuti dengan kedua lutut lurus.

Gambar 2.5 Passing Atas


(Sumber: Kibrispdr.org)

Menurut Ahmadi (2007: 26-27) memainkan bola dengan teknik passing

atas dapat dilakukan dengan berbagai variasi yaitu antara lain: passing atas ke

arah belakang lewat atas kepala, passing atas ke arah samping pemain, passing

atas sambil melompat ke atas, passing sambil menjatuhkan diri kesamping,

passing atas sambil menjatuhkan diri ke belakang

1) Passing Bawah (Pukulan/pengambilan tangan ke bawah)

• Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.

• Tangan dirapatkan, satu dengan yang lain dirapatkan.

• Gerakan tangan disesuaikan dengan keras/lemahnya kecepatan bola.

2) Passing Ke atas (Pukulan/pengambilan tangan ke atas)

• Sikap badan jongkok, lutut agak ditekuk.


24

• Badan sedikit condong kemuka, siku ditekuk jari-jari terbuka membentuk

lengkungan setengah bola.

• Ibu jari dan jari saling berdekatan membentuk segitiga.

• Penyentuhan pada semua jari-jari dan gerakannya meluruskan kedua tangan

• Menggunakan gerakan kaki untuk menambah power

c. Smash

Smash adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalannya bola

menukik atau dengan kata lain smash adalah suatu pukulan dimana tangan

melakukan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya

bola terjal dengan kecepatan yang tinggi (Ahmadi, 2007: 31).

Teknik smash dalam permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara

memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan permainan

yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Smash adalah suatu

pukulan yang kuat di saat tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian

atas, sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan

bola lebih tinggi berada di atas net, maka bola dapat dipukul tajam ke

bawah. Smash merupakan pukulan keras yang biasanya mematikan karena bola

sulit diterima atau dikembalikan.

Spike adalah bentuk serangan yang paling banyak digunakan untuk

menyerang dalam upaya memperoleh nilai suatu tim dalam permainan voli. Dari

beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknik smash atau spike

adalah cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan
25

permainan untuk mencapai pukulan keras yang biasanya mematikan ke daerah

lawan.

Dengan membentuk serangan pukulan yang keras waktu bola berada di

atas jaring untuk dimasukkan ke daerah lawan. Dalam melakukan smash dengan

baik perlu memperhatikan beberapa proses yang harus dilakukan, yakni:

1) Saat awalan

2) Saat tolakan

3) Saat pukulan bola diatas jaring, dan

4) Saat mendarat di tanah

Lebih lanjut Ahmadi (2007: 31) menjelaskan macam-macam pukulan

didalam smash, anatara lain:

1) Pukulan serangan frontal Arah pukulan bola atau jalannya bola sebagian besar

searah dengan arah berlawanan.

2) Pukulan berputar Arah awalan dan arah pukulan saling membentuk sudut.

3) Pukulan serangan melalui sisi badan Sisi badan menghadap jaring serta arah

awalan dan arah pukulan juga saling membentuk sudut.

4) Pukulan dengan gerakan sendi pergelangan tangan yang dapat diarahkan ke

segala arah Pukulan ini dalam pelaksanaannya dapat dengan putaran tubuh

atau tanpa putaran tubuh.

d. Block
26

Gambar 2.6 Block


(Sumber: Wikihow.com)

Block merupakan benteng pertahanan yang utama untuk menangkis

serangan lawan. Pengertian blok dalam permainan bola voli adalah sebuah usaha

membendung serangan lawan yang berupa smash agar tidak menghasilkan poin.

Dengan daya upaya di dekat jaring untuk mencoba menahan/menghalangi bola

yang datang dari daerah lawan (Ahmadi, 2007: 30).

Jika ditinjau dari teknik gerakan, block bukanlah merupakan teknik yang

sulit. Namun, persentase keberhasilan block relatif kecil karena arah bola smash

yang akan diblock, dikendalikan lawan. Keberhasilan block ditentukan oleh

ketinggian loncatan dan jangkauan tangan pada bola yang sedang dipukul lawan.

Block terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Block tunggal adalah membendung bola yang dilakukan oleh satu orang

pemain.

2) Block ganda adalah membendung bola yang dilakukan oleh dua orang pemain

atau lebih. Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan block ganda antara

lain adalah memadukan langkah kaki dan kerjasama antar bloker dalam

menentukan waktu lompatan dan arah pergerakan bola


27

Adapun sikap yang harus diperhatikan dalam memblok sebagai berikut:

• Jongkok, bersiap untuk melompat.

• Lompat dengan kedua tangan rapat dan lurus ke atas.

• Saat mendarat hendaknya langsung menyingkir dan memberi kesempatan

pada kawan satu regu untuk bergantian melakukan blok.

5. Profil SMP Negeri 1 Suppa

SMP Negeri 1 Suppa Pinrang merupakan Sekolah Menengah Pertama

Negeri yang melayani pengajaran jenjang pendidikan SMP di Kabupaten Pinrang.

Adapun pelajaran yang diberikan meliputi semua mata pelajaran wajib sesuai

dengan kurikulum yang berlaku. SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang

memiliki staff pengajar guru yang kompeten pada bidang pelajarannya sehingga

berkualitas yang menjadi salah satu Sekolah Menengah Pertama yang terbaik di

Kabupaten Pinrang. Tersedia juga berbagai fasilitas sekolah seperti ruang kelas

yang nyaman, perpustakaan, lapangan olahraga, kantin dan lainnya.

UPT SMP Negeri 1 Suppa adalah salah satu satuan pendidikan dengan

jenjang SMP di Watang Suppa, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi

Selatan. Dalam menjalankan kegiatannya, UPT SMP Negeri 1 Suppa berada di

bawah naungan kementrian pendidikan dan kebudayaan. UPT SMP Negeri 1

Suppa beralamat di Jalan Ambo Siraje No. 1, Watang Suppa, , Kecamatan Suppa,

Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.


28

6. Analisis Gerak Passing Bawah

Dalam menganalisis gerakan passing bawah secara umum dapat dilakukan

dengan melihat tahapan geraknya yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan

tahap gerak lanjutan. Elemen dasar bagi pelaksaan operan lengan depan atau

passing bawah yang baik adalah gerakan mengambil bola, mengatur posisi,

memukul bola dan mengarahkan bola kearah sasaran. Ada beberapa manfaat yang

didapat dalam menganalisis gerakan passing bawah, antara lain yaitu untuk

menghindari cedera dan meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam melakukan

gerakan passing bawah (Iskandar, 2013).

Passing merupakan teknik yang terpenting yan g harus dikuasai dengan

baik oleh para pemain bola voli. Keberhasilan suatu regu dalam permainan bisa

ditentukan oleh keberhasilan dalam melakukan passing. Oleh karena itu passing

merupakan teknik dasar yang harus dipelajari dengan baik dan benar serta

ditingkatkan keterampilannya dengan latihan. Urutan sikap passing bawah pada

dasarnya sama dengan gerakan passing atas yaitu pada sikap permulaan, sikap

saat perkenaan dan sikap akhir. Perbedaannya terletak pada saat perkenaan bola

dan tingginya letak bola.

Menurut Viera & Ferguson (2000: 19) passing bawah atau operan lengan

bawah merupakan teknik dasar bola voli yang harus dipelajari lebih tegasnya

Barbara & Bonnie mengatakan bahwa “operan ini biasanya menjadi teknik

pertama yang digunakan tim bila tidak memegang servis. Operan ini digunakan

untuk menerima servis, menerima spike, memukul bola setinggi pinggang ke

bawah dan memukul bola yang terpantul di net”.


29

Jenis-jenis pasing bawah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

(Brahma, 2008: 6)

• Passing bawah dua tangan

• Passing bawah bergulir ke samping

• Passing bawah bergulir ke belakang

• Passing bawah bergulir ke depan

Passing bawah mempunyai manfaat bila menguasai teknik dasar passing bawah

dengan baik, yaitu pukulan atau servis sekeras apapun pemain tetap akan mampu

mengembalikan bola dengan tenang (Muhammad Muhyi Faruq, 2009: 52).

Bentuk tangan saat melakukan passing bawah satu tangan yaitu

menggunakan lengan dengan jari-jari menggenggam, punggung tangan dengan

jari-jari terbuka dan pergelangan tangan bagian dalam dengan tangan

menggenggam. Sedangkan bentuk tangan saat melakukan passing bawah dengan

dua tangan yaitu:

a. The Dig (Clenched First Method), yaitu kedua ibu jari sejajar dan jari-jari

tangan yang satu membungkus jari tangan yang lainnya, bentuk tangan ini

berasal dari Amerika. Bentuk tangan seperti ini lebih sering digunakan oleh

pemain yang memiliki tingkat kemampuan dalam melakukan passing bawah

yang tinggi karena lebih fleksibel apabila menerima bola dari arah manapun.
30

Gambar 2.6 The Dig (Clenched First Method)


(Sumber: Herry Koesyanto, 2003:27)

b. Mengemis (Thumb Over Palm Method), yaitu kedua telapak tangan

menghadap keasta dengan punggung satu tangan menempel pada telapak

tangan lainnya dan dijepit oleh ibu jari. Perkenaan bola diatas pergelangan

tangan (bagian proksimal). Bentuk tangan seperti ini lebih tepat digunakan

untuk pemula karena mempermudah dalam mengantisipasi bola pada bidang

perkenaan (Herry Koesyanto, 2003: 27-28).

Gambar 2.7 Mengemis (Thumb Over Palm Method)


(Sumber: Herry Koesyanto, 2003:27)

Pada passing bawah perkenaan bola berlangsung dibagian lengan bawah,

sedangkan passing atas perkenaan bola berlangsung dibagian ujung jari telapak

tangan. Untuk lebih jelasnya sebagai berikut:

a. Sikap awalan. Pemain mengambil sikap normal passing bawah bersiap untuk

menerima bola. Pada saat tangan akan kontak dengan bola, tangan dan lengan

diturunkan, serta tangan dan lengan dalam keadaan terjulur kebawah depan.
31

Siku dan kedua lengan harus selalu lurus dan merupakan suatu papan

pemukul.

b. Sikap saat perkenaan. Lengan pemain saat akan kontak dengan bola, pada

bagian sebelah atas pergelangan tangan, mengambil posisi sedemikian

sehingga badan berada dalam keadaan menghadap bola. Pada saat bola berada

pada jarak yang tepat maka lengan segera diayunkan dari bawah keatas depan.

Pada saat mengayun bola, tangan telah berpegangan satu dengan yang lain.

Perkenaan bola harus diusahakan tepat pada bagian proksimal dari

pergelangan tangan, dengan bidang yang selebar mungkin agar boa dapat

melambung stabil. Maksudnya adalah agar bola selama menempuh

lintasannya tidak membuat putaran yang banyak. Pantulan bola setelah

mengenai bagian proksimal dari pergelangan tangan, akan memantu keatas

depan dengan lambungan yang cukup tingggi dengan sudut pantul 90.

c. Sikap akhir. Setelah bola selesai di passing bawah, maka segera diikuti

pengambilan sikap siap normal, dengan tujuan agar dapat bergerak lebih cepat

untuk menyesuaikan diri dengan keadaan ( M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus

Margono, 1994:124)

Gambar 2.8 Sikap Saat Perkenaan Bola Passing Bawah


(Sumber: Docplayer.com)
32

Keadaan posisi dan jarak bola tidak selalu dalam keadaan ideal untuk

dapat dilakukan dengan posisi normal. Menurut M. Yunus (1992:79) variasi

passing bawah terdiri dari :

a. Passing bawah ke depan pada bola rendah.

Kunci pelaksanaannya : cepat merendah dan bergerak kebawah bola.

b. Passing bawah bergeser diagonal 45 derajat ke depan.

Kunci pelaksanaannya : jangan lari menghadap bola, gunakan langkah silang

atau langkah samping.

c. Passing bawah pada bola jauh disamping badan.

Kunci pelaksanannya : melangkah panjang ke samping depan diagonal 45

derajat dengan merendah.

d. Passing bawah dengan bergerak mundur.

Kunci pelaksanaannya : badan merendah dan jangan ditegangkan, lakukan

langkah kecil ke belakang kemudian lakukan passing bawah dengan ayunan

lengan dan mengangkat badan rilek.

e. Passing bawah dengan bergerak mundur diagonal 45 derajat.

Kunci pelaksanaanya : pusatkan pandangan kearah bola, gunakan langkah

silang diagonal kebelakang sambil merendahkan badan.

f. Passing bawah ke belakang.

Kunci pelaksanaannya : putar badan dengan cepat, dan dengan badan

merendah, ayunkan lengan kea rah bola. Kontak bola dengan lengan dilakukan

saat sudut antara lengan dengan badan.


33

Menurut Ahmadi, (2007: 24), ada beberapa kesalahan-kesalahan umum

pada saat melakukan passing bawah antara lain :

a. Lengan pemukul ditekuk pada siku sehingga papan pemukul sempit.

Akibatnya bola berputar dan menyeleweng arahnya.

b. Terlalu banyak gerakan lengan pukulan ke depan dibandingkan gerakan ke

atas sehingga sudut datangnya bola terhadap lengan bawah pemukul tidak 90

derajat.

c. Bola jatuh pada kepalan telapak tangan.

d. Dua lengan bawah sebagai pemukul kurang sejajar.

e. Kurang menekuk lutut pada saat langkah persiapan pelaksanaan.

f. Kurang dapat mengatur perkenaan bola yang tepat sesuai dengan arah

datangnya bola.

g. Terlambat melangkah ke samping maupun ke depan.

h. Lengan pemukul digerakkan dua kali.

i. Lengan pemukul diayunkan lebih tinggi dari bahu.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan lebih banyak

dilakukan di lapangan karena melibatkan aktivitas fisik dalam praktik atau proses

pembelajarannya, salah satu contohnya pada materi bola voli. Teknik dalam

permainan bola voli ini tidak mudah untuk dikuasai dalam waktu singkat sehingga

untuk meminimalisir siswa yang kurang terampil maka perlu digunakan berbagai

metode dalam proses pembelajarannya Teknik passing bawah adalah salah satu

keterampilan dasar dalam permainan bola voli dan teknik penting yang harus
34

dikuasai oleh pemain karna passing bawah juga bisa berperan untuk penyerangan

atau smash jika dilakukan dengan baik dan benar. Penguasaan teknik dasar ini

tidak mudah dikuasai dalam waktu singkat sehingga untuk meminimalisir waktu

dalam proses pembelajaran guru membutuhkan metode pembelajaran yang cocok

dalam proses belajar mengajar salah satunya yaitu metode peer teaching (tutor

sebaya).

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMP Negeri 1 Suppa

Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan, peneliti menemukan suatu

permasalahan yaitu masih ada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa yang kurang

atau bahkan belum menguasai teknik dasar dalam permainan bola voli salah

satunya adalah teknik passing bawah, hal ini terlihat pada saat siswa kelas VII

bermain bola voli, Meskipun dalam proses pembelajaran guru sudah

menggunakan metode peer teaching (tutor sebaya), hal ini tidak menjamin siswa

kelas VII SMP Negeri 1 Suppa secara keseluruhan memiliki ketepatan yang baik

dalam melakukan passing bawah, oleh karena itu perlu dilakukan analisis

kemampuan passing bawah bola voli terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1

Suppa pada metode peer teaching sebagai salah satu upaya yang dilakukan

untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan passing

bawah dalam bermain bola voli setelah belajar dengan metode peer teaching

sehingga dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam menentukan metode

pembelajaran yang akan digunakan selanjutnya dalam proses belajar mengajar

serta guru akan bisa mengetahui apakah metode peer teaching efektiv digunakan

sebagai metode pengajaran.


35

C. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pikir yang telah dikemukakan

sebelumnya, hipotesis penelitian ini yakin: kemampuan passing bawah bola voli

dengan metode peer teaching terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa

Kabupaten Pinrang tergolong sedang.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang

menggunakan satu variabel tanpa membuat perbandingan dengan variabel lainnya.

Penelitian deskriptif merupakan jenis penelitian yang menggambarkan atau

menjelaskan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat sebuah

populasi. Dalam hal ini, peneliti hendak menggambarkan suatu gejala (fenomena),

atau sifat tertentu tidak untuk mencari atau menerangkan keterkaitan antar

variabel (Sanjaya, 2013).

B. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September tahun 2022

2. Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian di SMP Negeri 1 Suppa, Jalan Ambo Siraje No.

1, Watang Suppa, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif tentang analisis

kemampuan passing bawah bola voli dengan metode peer teaching terhadap

siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang. Metode yang

36
37

digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yaitu metode

penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesisi tertentu, namun

hanya menggambarkan tentang suatu variabel, gejala atau keadaan. Teknik

pengumpulan data dilakukan menggunakan instrument penelitian dalam bentuk

lembar observasi untuk mengukur gerakan passing bawah siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang .

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Menurut Sugiyono

(2010:117) populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karaktrisitik tertentu ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian diatas

populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 1

Suppa.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017: 137), Sampel adalah suatu bagian dari

keseluruhan serta karakteristik yang dimiliki oleh sebuah Populasi. Dalam

penelitian ini sampel yang digunakan adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Suppa

Kabupaten Pinrang. Teknik pengambilan sampel yang di gunakan dalam

penelitian ini secara Non-Probability Sampling. Maka jumlah sampel pada

penelitian ini sebanyak 20 orang.


38

E. Definisi Operasional Variabel

Menurut Suharsimi (2010: 161), variabel adalah objek penelitian atau apa

saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Variabel adalah suatu konsep

yang memiliki variabilitas atau keragaman yang menjadi fokus penelitian (Ali,

2012: 29). Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel bebas yaitu metode

peer teaching dan variabel terikat yaitu passing bawah.

F. Prosedur Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan saat penelitian sebagai berikut :

1. Melakukan Pre-Test passing bawah bola voli guna mengetahui kemampuan

awal peserta didik sebelum diberikan metode peer teaching.

2. Guru mempersiapkan bahan ajar materi tentang passing bawah dalam

permainan bola voli.

3. Guru menentukan jadwal proses pembelajaran menggunakan metode peer

teaching sebanyak 2 kali.

4. Langkah-langkah metode peer teaching

a. Guru menyusun kelompok belajar, beranggotakan 3 atau 4 orang dengan

kemampuan beragam. Tiap kelompok memiliki 1 orang yang berkemampuan

tinggi untuk menjadi tutor sejawat.

b. Guru mendeskripsikan dan menjelaskan cara penyelesaian tugas melalui

belajar kelompok dengan peer teaching, kebijakan dan tanggung jawab

masing-masing anggota kelompok. Selanjutnya guru menjelaskan mekanisme

penilaian tugas menggunakan penilaian teman sejawat (peer assessment) dan

penilaian diri (self assessment).


39

c. Guru memberikan penjelaskan materi pelajaran pada siswa dan memberikan

peluang tanya jawab jika terdapat materi yang belum dipahami.

d. Sebagai guru, memberikan tugas dengan catatan siswa yang mengalami

kesulitan dalam mengerjakan tugas dapat meminta bantuan kepada teman

yang dipilih sebagai tutor untuk menjelaskan materi.

5. Selanjutnya tahap akhir diberikan Post-test guna mengetahui kemampuan

passing bawah peserta didik setelah proses pembelajaran menggunakan peer

teaching.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan dipermudah (Suharsimi Arikunto, 2010: 134).

Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes dan metode peer

teaching. Adapun tes yang digunakan adalah tes passing bawah yaitu dengan cara

melakukan passing bawah sebanyak 3 kali setiap orang. Sebelum melakukan tes

sesungguhnya di beri waktu untuk uji coba tes selama 20 detik.

Adapun hal-hal yang diperhatikan saat melakukan passing bawah terdapat

pada tabel 3.1.


40

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian


Variable Fase Indikator Penilaian Skor
Ambil posisi sikap siap normal 1
Pada saat tangan akan dikenakan pada 1
bola, segera tangan dan juga lengan
Sikap
diturunkan.
Awalan
Tangan dan lengan dalam keadaan 1
terjulur kebawah, depan, dan lurus.
Siku tidak boleh ditekuk
Berdiri tegak dengan kedua kaki 1
dibuka selebar bahu dan lutut
direndahkan.
Rapatkan dan luruskan kedua lengan 1
Gerakan Sikap
didepan badan.
passing bawah Pelaksanaan
Dorongkan kedua lengan kearah 1
datangnya bola.
Perkenaan bola yang baik tepat pada 1
pergelangan tangan.
Pandangan mata kearah dorongan 1
bola.
Badan sedikit dicondongkan kedepan 1
Sikap Akhir dan beratnya terletak di antara kedua
kaki.
Lengan yang mempassing bola berada 1
di depan dengan posisi badan rileks.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data

(Sugiyono, 2010: 308). Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

menggunakan pre-test sebelum diberikan metode peer teaching dan post-test

setelah diberikan metode peer teaching. Tes passing bawah dilakukan sebanyak 3

kali. Tes adalah sebuah prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh

data atau keterangan yang diinginkan dengan cara relatif tepat (Ali, 2012: 111).
41

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan analisis deskriptif untuk

mengetahui interpretasi data meliputi penyajian tabel, diagram, nilai rata-rata,

median, modus, standar deviasi, variansi, nilai minimum dan nilai maksimum

yang dihitung menggunakan software statistik yaitu SPSS (Statistical Package

For Social Science). Dalam statistik deskriptif ini akan dikemukakan cara-cara

penyajian data melalui jumlah kelas interval, rentang data, dan panjang kelas.

Rumus yang digunakan adalah:

1. Menghitung jumlah kelas interval

(K= 1+3,3 log n)

2. Menghitung rentang data

(Data terbesar – Data terkecil)

3. Menghitung panjang kelas

(Rentang dibagi jumlah kelas)

Setelah data analisis deskriptif diperoleh, langkah selanjutnya akan

dilakukan pengkategorian gerakan passing bawah pada siswa kelas VII SMP

Negeri 1 Suppa Kabupaten Pinrang. Data diklasifikasikan menjadi 3 bagian yakni:

Tinggi, Sedang, dan Rendah. Adapun rumus pengkategoriannya sebagai berikut:

Tabel 3.7 Norma Pengkategorian


Sumber: (Azwar, 2012)
No Rentangan Norma Kategori
1 M + 1SD ≤ X Tinggi
2 M – 1SD ≤ X < M + 1SD Sedang
3 X < M – 1SD Rendah
Keterangan :
M :Mean
SD : Standar Deviasi
42

JADWAL RENCANA PELAKSANAAN PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan perkiraan jadwal yang ada dalam

tabel dibawah ini :

Uraian Mei Juni Juli Agustus September Oktober November


No
kegiatan 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
Penyusunan
1.
proposal

2. Seminar
proposal

3. Pengumpulan
data
4. Analisis data

5. Pembuatan draf
laporan
6. Seminar hasil

7. Penyempurnaan
laporan

8. Penggadaan
laporan
43

RENCANA PEMBIAYAAN PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan perkiraan pembiayaan dalam tabel

dibawah ini :

No Jenis Pengeluaran Biaya yang akan diusulkan

1 Honorarium Rp. 500.000,-

2 Pembelian bahan habis pakai Rp. 300.000,-

3 Transportasi Rp. 400.000,-

4 Konsumsi Rp. 500.000,-

5 Akomodasi Rp. 500.000,-

Rp. 2.200.000,-
Jumlah
44

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril. 2007. Panduan Olahraga Bola voli. Solo: Era Pustaka Utama.

Amung Ma’mun dan Toto Subroto, 2001. Pendekatan KeterampilanTAktis dalam


Permainan Bola Voli. Jakarta: Dirjen Olahraga.

Anas, Muhammad. 2014. Metode Pembelajaran. Pasuruan: CV. Pustaka Hulwa.

Asngari dan Sumaryanto. 2019. Peer Teaching Solusi Untuk Mengatasi


Ketimpangan Kemampuan Psikomotorik Dan Interaksi Sosial Dalam
Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Jurnal Penelitian Pembelajaran. Vol.
5 No. 2

Azwar. 2012. Metode Penelitian. Pustaka Pelajar.

Barbera L. Viera &Bonnie Jill Ferguson. 2000. Bolavoli Untuk Pemula. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.

Benny, A. 2011. Model Desain Sistem Pembelajaran, cet. Ke-3. Jakarta: Dian
Rakyat.

Brahma . 2008. Teknik Dasar Bolavoli.

Cucu, H & Dicky, TJ. 2020. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani.


Yogyakarta: CV Budi Utama.

Djamarah & Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta. Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2013. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta

Dr. Yasriuddin, M.Pd. 2019. Teknik Dasar Dan Peraturan Permainan Bola Voli.
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Makassar.

Herry Koesyanto. 2003. Belajar Bermain Bola Voli. Semarang: Unnes.

Iskandar. 2013. Analisis Gerakan Passing Bawah Dalam Permainan Bola Voli
Berdasarkan Konsep Biomekanika. Jurnal Pendidikan Olahraga.
Volume 2 No. 2.

Jenkinson, K. A., Naughton, G., dan Benson, A C. 2014. Peel-assited learning in


school Physical education, sport and physical activity programmes: A
45

sistematyc review. Physical education and sport pedagogy. 19(3), 253-


277.

Mawarti, Sri. 2009. Permainan Bola voli Mini untuk Anak Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia, 2, 67-71.

Muhajir. 2003. Pendidikan Jasmani. Jakarta: Yudistira.

Muslimin, M.Pd, Dkk. 2021. Model Latihan Keterampilan Bola Voli. Palembang:
Bening

Ridwan., Abdullah, S. 2016. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Bu,I Aksara.

Ritahudin, A. & Hartati, S.B. 2016. Upaya Meningkatkan Pembelajaran Passing


Bawah Permainan Bola Voli dengan Permainan Bola Pantul pada Siswa
Kelas IV SD Negeri Glagahombo I Tempel Sleman Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan Jasmani Indonesia, 12, 52.

Sanjaya, W. 2013. Penelitian Pendidikan, Jenis, Metode dan Prosedur. Kencana


Prenada Media Group.

Santoso, H., Pulung R., dan Iyan, N.H. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran
Tutor Sebaya (Peer Teaching) Terhadap Motivasi Belajar Pendidikan
Jasmani Siswa. Biormatika Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang.
Vol. 4

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Suharno, H.P. 1981. Metodik Melatih Permainan Bola Volley. Yogyakarta: IKIP
Yogyakarta.

Suharsimi, A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Tindakan Praktek. Jakarta: Rineka


Cipta

Suherman, Erman, dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.


Bandung: JICA-UPI.

Winarmo, M.E., Dkk. 2013. Teknik Dasar Bermain Bola Voli. Malang: Jurusan
Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Malang.
46

Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bola voli. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti


Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Anda mungkin juga menyukai