Anda di halaman 1dari 21

MELESTARIKAN

KERAJINAN
KERAMIK
MUSEUM
PLERED
NABILA FAUZIYYAH (0069807441)
LATAR BELAKANG
Mengutip dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Kerajinan keramik
merupakan karya seni buatan tangan manusia yang menggunakan tanah liat sebagai bahan
pembuatannya. Kata keramik berasal dari Bahasa Yunani Kuno keramikos / keramos. Seni keramik
merupakan seni rupa terapan 3 dimensi yang biasa diimplementasikan menjadi berbagai macam
perabotan rumah. Seni keramik akan selalu mengutamakan fungsinya sebagai benda yang siap
pakai, nyaman, namun tetap tidak menghilangkan unsur keindahannya. Adapun seni keramik yang
paling terkenal di dunia berasal dari negara Tiongkok Cina dan salah satu penghasil seni keramik
terbesar di Indonesia berasal dari Plered, Purwakarta. Plered sudah lama dikenal sebagai daerah
penghasil keramik. Tempat ini, tepatnya berada di Desa Anjun, Kecamatan Plered, Purwakarta,
Jawa Barat. Berbagai bentuk dan ukuran keramik dibuat. Mulai dari yang kecil, sedang, hingga
berukuran besar dengan aneka desain. Beragam model guci juga tersedia di sini. Namun sayang,
komoditas yang semestinya menjadi wisata altenatif ini semakin lama semakin sepi pengunjung.
RUMUSAN MASALAH DAN KESIMPULAN

BAGAIMANA
01 BAGAIMANA SEJARAH
MUNCULNYA SENTRA 02 PERKEMBANGAN DAN
DAYA TARIK SENTRA
MUSEUM PLERED
PURWAKARTA? MUSEUM PLERED
PURWAKARTA DIMASA
SEKARANG?

03 BAGAIMANA CARA
MELESTARIKAN SENTRA 04 KESIMPULAN
MUSEUM PLERED
PURWAKARTA?
TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN

TUJUAN MANFAAT
1. Untuk mengenal sejarah awal mula Karya tulis ini diharapkan dapat
adanya sentra museum plered meningkatkan pengetahuan penulis
Purwakarta. tentang sejarah museum kerajinan
2. Untuk mengetahui perkembangan keramik plered dan dapat bermanfaat bagi
dan daya tarik sentra museum plered pembaca untuk menambah wawasan
Purwakarta dimasa sekarang. tentang media melestarikan supaya
3. Untuk mengetahui cara melestarikan memberikan kemudahan dan memberikan
sentra museum plered Purwakarta. manfaat khususnya bagi pembeli dan
pengelola UPTD litbang keramik plered.
01
SEJARAH MUSEUM
KERAMIK PLERED
Awal Mula Adanya Museum Kerajinan Keramik Plered
SEJARAH
Plered adalah sebuah kecamatan di Purwakarta yang
memiliki luas wilayah 36,79 km2 dengan jumlah
penduduk sekitar 54.337 jiwa. Keramik Plered adalah
salah satu produk kerajinan lokal asli Kabupaten
Purwakarta yang berpusat di Desa Anjun dan memiliki
Museum Keramik Plered, yang merupakan sebuah tempat
untuk wisata edukasi dan budaya kerajinan keramik atau
gerabah di Purwakarta.
SEJARAH

Menurut salah seorang staff keramik Plered mengatakan


bahwa usaha kegiatan keramik mulai sejak awal abad 20,
tepatnya tahun 1904. Beberapa tokoh keramik pada tahun
tersebut, di antaranya Dasjan, Sarkun, Wasja dan Suhara
sudah memulai membuat keramik hanya saja pada saat itu
produksinya berupa keramik gerabah kasar untuk
kebutuhan alat rumah tangga (benda pakai). "Dulu, saat
pertama kali bahan keramiknya itu dari tanah putih. Namun
setelah dilakukan penelitian dan lainnya, ternyata tanah liat
asli Plered juga bisa digunakan. Mulai saat itu, tanah liat
berwarna cokelat asal Plered menjadi bahan baku," ujar
salah seorang staff.
SEJARAH
Mulai tahun 1935, produk gerabah yang di glasir di
Plered menjadi industri rumah tangga. Pada tahun
tersebut, terdapat perusahaan Belanda yang membuka
pabrik glasir bernama Hendrik De Boa di Warung
Kandang, Plered. Di Plered, pabrik De Boa dikuasai
oleh Jepang dan namanya diganti menjadi jadi Toki
Kojo, sehingga perusahaan tersebut tetap berjalan. Pada
masa kemerdekaan, banyak tukang gerabah ikut maju ke
fron peperangan dan turut dalam pasukan rakyat di
barisan Benteng atau Hisbullah menyerbu ke fron
Padalarang, Tagog Apu atau fron Warung Jeruk.
Dengan demikian, produksi gerabah dan keramik di
Plered nyaris terhenti sama sekali.
SEJARAH

Setelah penyerahan kedaulatan tanggal 20 Desember 1949,


keadaan di Plered berangsur baik, sehingga produksi gerabah
dan keramik mulai bangkit kembali. Kualitas dan kuantitas
produknya meningkat dan akhirnya kegiatan usaha ini menjadi
mata pencaharian pokok terutama sebagian besar masyarakat
Desa Anjun. Tahun 1950-an, Induk Perusahaan Keramik yang
gedungnya dekat Gonggo diresmikan oleh Wakil Presiden RI
pertama, Mochammad Hatta. Induk Keramik yang berada di
bawah binaan Dinas Perindustrian Jawa Barat memiliki tingkat
produksi yang tinggi. Induk Keramik pernah jaya dan gemilang
dalam sejarah perkeramikan di Plered. Dari tahun 1904-2022
keramik Plered sudah melahirkan 4 generasi, mulai dari generasi
tradisional sampai generasi modern.
SEJARAH
Pada tahun 1985 juga, seorang putra Plered bernama Suratani
mengadakan pembaharuan. Umumnya, untuk membuat keramik
yang indah, gerabah atau biskuitan dari tanah liat harus dibakar 2
kali. Gagasan yang diusulkan oleh Suratani adalah proses
pembakaran gerabah atau biskuitan dari tanah liat tersebut cukup
dilakukan sekali saja, kemudian dicat atau dipernis, lalu digosok
dengan sikat agar menjadi mengkilat dan tampak indah. Gagasan
tersebut juga membuahkan penghargaan dari presiden Republik
Indonesia pada tahun 1985. Kerajinan keramik Plered semakin
dikenal hingga ke mancanegara dan sebagian besar keramik ini
menjadi mata pencaharian warga Desa Anjun.
02
PERKEMBANGAN
DAN DAYA TARIK
Perkembangan dan Daya Tarik Sentra Museum Keramik Plered
Museum Keramik Plered, merupakan sebuah tempat
untuk wisata edukasi dan budaya kerajinan keramik atau
gerabah yang terletak di Jl. Raya Anjun, Kec. Plered,
Kab. Purwakarta, Jawa Barat. Bangunan tersebut
memiliki bentuk dinding yang tinggi dan atasnya
bertuliskan “Induk Perusahaan Keramik Plered”.
Sementara, pada bagian belakangan bangunan, dua
cerobong asap menjulang setinggi kurang lebih 5 meter.
Di bawahnya, ada enam tungku perapian tempat
pembakaran gerabah yang di bangun oleh orang asing.
Bangunan itu hingga saat ini masih digunakan sebagai
tempat produksi kerajinan tangan keramik Plered.
Gedung tua itu merupakan gedung paling bersejarah
atas perkembangan keramik di Plered.
Sentra Keramik Plered selalu dipadati wisatawan, baik
pada hari biasa maupun musim liburan. Di sana, terdapat
banyak tembikar nan unik yang diproduksi oleh sentra
industri kecil di Desa Anjun, Citeko dan Pamoyanan.
Bentuk, desain, warna dan ukurannya beragam, ada yang
kecil, sedang, sampai besar dan relative murah. Kualitas
keramik Plered telah diakui di Indonesia, bahkan
mancanegara. Ribuan keramik yang telah dieskpor ke
berbagai negara di Benua Asia, Amerika, dan Eropa
membuktikan jika kualitas keramik Plered tak bisa
dipandang sebelah mata. Di sepanjang jalan desa anjun,
tampak berjejer pajangan keramik yang menarik
perhatian. Berbagai bentuk gerabah, mulai perabotan
rumah tangga hingga mainan anak-anak bisa menjadi
suvenir yang menarik.
PERKEMBANGAN DAN DAYA TARIK

"Selain sebagai sarana penelitian, litbang ini juga


menjadi lokasi wisata edukasi. Di lokasi ini,
pengunjung juga bisa sekaligus belajar cara
membuat berbagai kerajinan kriya. Kebanyakan,
yang datang itu pelajar," kata Bupati Purwakarta,
Ambu Anne. Negeri Gingseng menjadi pangsa
pasar terbesar keramik khas Purwakarta, selain itu
Negara Arab Saudi pun demikian. Rata-rata
mereka menggemari desain keramik berbentuk pot
dan vas bunga. Adapun proses pengiriman
kerajinan kriya ini, bisa melalui berbagai cara.
Salah satunya, dengan trader atau bertaruh harga
dengan para pembeli.
03
MELESTARIKAN
MUSEUM PLERED
Cara Melestarikan Museum Kerajinan Keramik Plered
MELESTARIKAN

Menjadikan museum keramik plered


“Mereka bisa membuat sendiri dan
sebagai objek wisata edukasi kerajinan
menghasilkan nilai ekonomi. Tempat ini
untuk wisatawan luar daerah membuat
memang menjadi wisata edukasi,” kata
wisatawan luar daerah mengenal tempat
Kepala UPTD Sentra Keramik Plered,
tersebut. Mereka belajar membuat
Kabupaten Purwakarta, Mumun
kerajinan tangan berbahan dasar tanah
Maemunah. Dengan adanya rencana
liat tersebut dipandu para perajin yang
pengembangan sektor pariwisata,
biasa membuat kramik. Dengan
seharusnya industri keramik turut
kunjungan ke museum keramik plered,
ditingkatkan, mengingat kerajinan
para siswa tak hanya belajar secara
tersebut adalah sejarah dan identitas
teorinya saja. Namun, di sini para siswa
budaya Purwakarta. Untuk
bisa bersentuhan langsung dengan apa
mendukungnya, perlu diupayakan
yang selama ini mereka pelajari di
perbaikan dan penambahan infrastruktur
sekolah.
pendukung pariwisata.
Selain itu, juga perlu dikembangkan pula dari sektor SDM antara
lain peningkatan keterampilan pengrajin serta pelatihan kelompok
wisata dan para generasi muda supaya bisa melestarikan warisan
budaya industri keramik di Plered tersebut. Dalam hal ini,
pemerintah perlu memperkuat sektor kelembagaan melalui
pemberian modal, baik berupa dana maupun mesin. Sehingga
dengan usaha-usaha tersebut direncanakan dapat meningkatkan
sektor sosial budaya dan perekonomian masyarakat. Hal itu
karena pengembangan desa wisata menimbulkan multiplier effect
terhadap masyarakat sekitarnya.

MELESTARIKAN
04
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Kerajinan keramik di Indonesia sudah ada sejak zaman kolonial
Belanda, yakni sekitar tahun 1795. Keramik didefinisikan sebagai
bahan tanah liat yang dibakar dengan suhu tinggi. Sentra keramik
Plered merupakan salah satu tempat wisata kerajinan keramik yang
berada di kabupaten Purwakarta. di sana terdapat banyak para
pengrajin keramik yang ahli membuat beragam produk seperti vas
bunga, guci, dan sebagainya. Keramik yang dihasilkan di Plered
biasanya dijual ke beberapa kota lain termasuk Jakarta, sebagian
bahkan diekspor ke luar negeri seperti China, Belanda, dan Rusia.
Secara turun menurun, masyarakat di sana terus menjalankan
industri kerajinan keramik hingga akhirnya bisa menembus pasar
internasional. Wisatawan yang berkunjung dapat melihat langsung
proses pembuatan kerajinan keramik dan membelinya dengan harga
yang beragam. Bentuknya juga bermacam-macam dan relatif
murah, hal tersebut menimbulkan daya tarik wisatawan untuk
berkunjung dan melestarikan kerajinan keramik plered.
METODOLOGI
PENELITIAN
Sesuai dengan judul penelitian yang diambil, peneliti menggunakan metode deskriptif melalui
pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk membuat gambaran yang akurat mengenai fakta-fakta di
lapangan dan ciri khas yang terdapat pada objek penelitian. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di
Sentra Museum Keramik Plered yang terletak di Jl. Raya Anjun, Kec. Plered, Kab. Purwakarta, Jawa
Barat. Instrumen yang akan digunakan pada penelitian kali ini antara lain:
1. Pedoman Wawancara
Wawancara yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan dua pedoman yaitu wawancara terstruktur
(structured interview) dan wawancara tak berstruktur (unstructured interview).

2. Metode Kepustakaan
Metode kepustakaan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan bahan, mencatat dan merangkum dari
berita-berita yang didapat melalui jurnal-jurnal online.

3. Pedoman Observasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi struktur dan tidak berstruktur, peneliti
mengamati dan terjun langsung sebagai pelaku yang akan diteliti.
Dapat sidadari bahwa dalam penulisan karya ilmiah dan pembuatan
powerpoint ini masih sangat jauh dari kata sempurna oleh karena itu
saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan dengan rendah hati
mohon diberi kritikan dan saran yang membangun tentang penulisan
karya ilmiah ini agar saya dapat memperbaiki penulisan lebih baik
lagi dikemudian hari.
TERIMAKASIH

SALAM DAN BAHAGIA

Anda mungkin juga menyukai