Kampong ini sama seperti kampong pada umumnya yang membedakannya
adalah masyarakat disini sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengrajin dan penjual keramik. Sepanjang jalan kampung ini terdapat sederet toko keramik yang menjual berbagai jenis keramik seperti mug,teko,cangkir mini,vas,mug serta berbagai souvenir dan hiasan dengan harga yang terjangkau. Kampung wisata keramik dinoyo ini sudah ada sejak tahun 1953 yang di bentuk oleh Lembaga Penyelenggara Perusahaan – Perusahaan Industri Departemen Perindustrian (LEPPIN) yang di resmikan oleh wakil presiden moh hatta. Sekitar empat tahun kemudian pabrik keramik dinoyo berdiri tahun 1957. Pabrik ini mengenalakan sistem pembuatan atau produksi keramik slip casting (cetak tuang dan jiggering (putar tekan) dengan teknologi yang modern pada saat itu. Awalnya masyarakat sekitar hanya memproduksi gerabah sederhana dan perlengkapan rumah tangga seperti gelas, piring dan lainnya lalu memproduksi keramik. Seiring berjalannya waktu pengaruh keramik dari Cina mulai masuk ke Indonesia termasuk kota malang ini. Mulai saat itu bahan pembuatan keramik cina dipadukan dengan bahan pembuatan keramik lokal dan melahirkan karya seni keramik jenis semi porselen yaitu dengan mengganti penggunaan bahan baku tanah liat dengan tahan putih atau juga disebut porselen yang mana masih terus digunakan oleh pengerajin kampung dinoyo hingga saat ini. Keunikan keramik dinoyo dapat terlihat dari desain, corak dan warna alami yang digunakan pada sebagian besar produknya yang kecenderung meiliki motif daun dan bunga dengan warna alami. Sentra industi keramik pada tahun 1997 merupakan masa puncak keemasaanya. Pada saat itu produk keramik dinoyo hingga di eskpor ke berbagai manca negara namun seiring berjalannya waktu sentra industri keramik mengalami pasang surut yang membuat pada akhirnya pabrik ini ditutup. Salah satu permasalahn yang membuat pabrik industri keramik ditutup ketika pasca krises moneter dan tingginya harga bahan bakar minyak tanah pada saat itu, pabrik keramik dinoyo mengalami stagnasi dan ditutup pada tahun 2003. Akibat dari penutupan itu industri keramik dinoyo diteruskan oleh warga sekitar dengan merintis industri keramik sekala rumah tangga yang lalu berkembang menjadi sentra industri di kota Malang. Kondisi ini memberikan dampak positif pada bidang ekonomi, sosial maupun budaya pada warganya, maka dari itu jika kita berkunjung ke kampung keramik dinoyo sepanjang kampung terdapat sederet toko keramik yang menjajakan berbagai jenis keramik. Meskipun pabriknya telah tutup tetapi keterampilan membuat keramik masih sangat melekat pada pengerajin keramik dan sering mendapakan tawaran untuk memberikan kursus singkat cara membuat keramik baik dari malang maupun dari luar malang, oleh pemerintah kota Malang menjadikan hal ini sebagai sentra industri sebagai salah satu tujuan wisata yang dikemas dengan konsep “Kampung Keramik Dinoyo” yang bertujuan untuk memberikan edukasi sejarah keramik nusantara khusnya keramik dinoyo kepada penggunjung. Untuk menarik penngunjung yang datang ada beberapa toko di kampung keramik dinoyo yang memproduksi keramiknya sendiri dan memberikan kesempatan kepada pengunjung untuk memcoba langsung cara pembuatan keramik dengan menggunakan bahan keramik mentah glasir yang merupakan bahan yang digunakan untuk membuat permukaan pada produk kerajinan. Untuk proses pembuatan keramik yang cantik terdiri dari sembilan tahap yaitu pembuatan desain cetakan,pengolahan bahan, pembentukan dengan teknik cetak tuang,pengeringan,penyempurnaan, dekorasi dan pewarnaan,pengglasiran, penyusun dan pembakaran,dan yang terakhir hasil akhirnya. Berkat ketekunan para pengrajin dalam merawat tradisi kerajinan keramik Kampung Keramik Dinoyo banyak mendapatkan penghargaan dari berbagai pihak dan ini juga yang membuat pendapatan para pengerajin kerami terus mengalami peningkatan. LAMPIRAN