Anda di halaman 1dari 3

Kewarganegaraan

Kelas C

Nama : 1. Alghanita Sepandri

2. Dhimas Pramudaya

KAMPUNG KERAMIK DINOYO

Kampong ini sama seperti kampong pada umumnya yang membedakannya


adalah masyarakat disini sebagian besar bermata pencaharian sebagai pengrajin
dan penjual keramik. Sepanjang jalan kampung ini terdapat sederet toko keramik
yang menjual berbagai jenis keramik seperti mug,teko,cangkir mini,vas,mug serta
berbagai souvenir dan hiasan dengan harga yang terjangkau. Kampung wisata
keramik dinoyo ini sudah ada sejak tahun 1953 yang di bentuk oleh Lembaga
Penyelenggara Perusahaan – Perusahaan Industri Departemen Perindustrian
(LEPPIN) yang di resmikan oleh wakil presiden moh hatta. Sekitar empat tahun
kemudian pabrik keramik dinoyo berdiri tahun 1957. Pabrik ini mengenalakan
sistem pembuatan atau produksi keramik slip casting (cetak tuang dan jiggering
(putar tekan) dengan teknologi yang modern pada saat itu. Awalnya masyarakat
sekitar hanya memproduksi gerabah sederhana dan perlengkapan rumah tangga
seperti gelas, piring dan lainnya lalu memproduksi keramik. Seiring berjalannya
waktu pengaruh keramik dari Cina mulai masuk ke Indonesia termasuk kota
malang ini. Mulai saat itu bahan pembuatan keramik cina dipadukan dengan bahan
pembuatan keramik lokal dan melahirkan karya seni keramik jenis semi porselen
yaitu dengan mengganti penggunaan bahan baku tanah liat dengan tahan putih atau
juga disebut porselen yang mana masih terus digunakan oleh pengerajin kampung
dinoyo hingga saat ini. Keunikan keramik dinoyo dapat terlihat dari desain, corak
dan warna alami yang digunakan pada sebagian besar produknya yang
kecenderung meiliki motif daun dan bunga dengan warna alami. Sentra industi
keramik pada tahun 1997 merupakan masa puncak keemasaanya. Pada saat itu
produk keramik dinoyo hingga di eskpor ke berbagai manca negara namun seiring
berjalannya waktu sentra industri keramik mengalami pasang surut yang membuat
pada akhirnya pabrik ini ditutup. Salah satu permasalahn yang membuat pabrik
industri keramik ditutup ketika pasca krises moneter dan tingginya harga bahan
bakar minyak tanah pada saat itu, pabrik keramik dinoyo mengalami stagnasi dan
ditutup pada tahun 2003. Akibat dari penutupan itu industri keramik dinoyo
diteruskan oleh warga sekitar dengan merintis industri keramik sekala rumah
tangga yang lalu berkembang menjadi sentra industri di kota Malang. Kondisi ini
memberikan dampak positif pada bidang ekonomi, sosial maupun budaya pada
warganya, maka dari itu jika kita berkunjung ke kampung keramik dinoyo
sepanjang kampung terdapat sederet toko keramik yang menjajakan berbagai jenis
keramik. Meskipun pabriknya telah tutup tetapi keterampilan membuat keramik
masih sangat melekat pada pengerajin keramik dan sering mendapakan tawaran
untuk memberikan kursus singkat cara membuat keramik baik dari malang maupun
dari luar malang, oleh pemerintah kota Malang menjadikan hal ini sebagai sentra
industri sebagai salah satu tujuan wisata yang dikemas dengan konsep “Kampung
Keramik Dinoyo” yang bertujuan untuk memberikan edukasi sejarah keramik
nusantara khusnya keramik dinoyo kepada penggunjung. Untuk menarik
penngunjung yang datang ada beberapa toko di kampung keramik dinoyo yang
memproduksi keramiknya sendiri dan memberikan kesempatan kepada pengunjung
untuk memcoba langsung cara pembuatan keramik dengan menggunakan bahan
keramik mentah glasir yang merupakan bahan yang digunakan untuk membuat
permukaan pada produk kerajinan. Untuk proses pembuatan keramik yang cantik
terdiri dari sembilan tahap yaitu pembuatan desain cetakan,pengolahan bahan,
pembentukan dengan teknik cetak tuang,pengeringan,penyempurnaan, dekorasi
dan pewarnaan,pengglasiran, penyusun dan pembakaran,dan yang terakhir hasil
akhirnya. Berkat ketekunan para pengrajin dalam merawat tradisi kerajinan
keramik Kampung Keramik Dinoyo banyak mendapatkan penghargaan dari
berbagai pihak dan ini juga yang membuat pendapatan para pengerajin kerami
terus mengalami peningkatan.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai