Anda di halaman 1dari 14

Pembuatan Nata de Manggis

Manggis yang memiliki banyak khasiat bagi tubuh dapat


diproduksi dalam bentuk nata. Faktor-faktor yang memengaruhi hasil
pembuatan nata adalah 1. Bakteri Acetobacter xilynum sebagai pensintesis
selulosa dari fruktosa dan sebagai bahan utama dalam pembuatan nata. 2.
Sumber karbon dalam proses fermentasi. Bakteri untuk menghasilkan
nata membutuhkan sumber karbon bagi proses metabolismenya. Glukosa
akan masuk ke dalam sel dan digunakan bagi penyediaan energi yang
dibutuhkan dalam perkembangbiakannya. Fruktosa yang ada akan
disintesis menjadi selulosa. Jumlah gula yang ditambahkan harus
diperhatikan sehingga mencukupi untuk metabolisme dan pembentukan
pelikel nata. 3. Sumber nitrogen. Nitrogen diperlukan dalam
pembentukan protein pada pertumbuhan sel dan pembentukan
enzim. Nitrogen yang digunakan untuk pembuatan nata umumnya
adalah pupuk ZA yang relatif murah dan cenderung asam dibandingkan
urea. Namun, jika dalam pembuatan nata tidak menggunakan ZA atau
urea, jangka waktu penyimpanan yang dibutuhkan akan lebih lama. Di
samping itu tanpa ZA atau urea nata yang dihasilkan akan lebih sehat
untuk dikonsumsi. 4. pH medium yang dibuat sekitar 3 4 menggunakan
asam cuka dan suhu inkubasi sekitar 28 30
0
C atau suhu kamar dan
dijaga dari kontaminan.
Dari penelitian ini, dapat diketahui bahwa buah manggis dapat
digunakan sebagi bahan alternatif pembuatan nata. Untuk sumber
nitrogen boleh menggunakan atau tanpa ZA atau urea. Perbedaaannya
berada pada jangka waktu proese fermentasi yang dilakukan. Diharap
juga dari adanya manggis sebagai alternatif bahan pembuatan nata,
masyarakat dapat mengaplikasikannya dlam kehidupan sehari-hari
sehingga dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan melalui home
industri maupun pabrik besar serta dapat menembus pasar internasional.
pembuatan Nata de lontar
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Sulawesi selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan wilayah yang
sangat luas .potensi yang dimiliki oleh provinsi ini cukup besar karena di dukung
oleh sumber daya alam baik migas maupun non migas. Sumber daya alam migas
seperti hasil tambang yang banyak tersebar di daerah di provinsi Sulawesi selatan
.Sedangkan sumber daya alam non migas tersebar di seluruh daerah yang ada di
sulawesi selatan. Iklim yang baik serta kondisi tanah yang subur merupakan factor
pendukung banyaknya sumber daya alam non migas seperti beranekaragamnya
tumbuhan tropis.
Palem adalah salah satu jenis tumbuhan tropis yang terdapat di Sulawesi Selatan .
Tumbuhan palem selain dikenal sebagai tanaman penghasil pangan untuk
kehidupan manusia ,juga mempunyai nilai-nilai keindahan tersendiri sehingga
banyak orang yang membudidayakan untuk tanaman hias.
Tanaman palem mempunyai manfaat yang sangat besar karena semua
bagian dari tumbuhan ini bisa dimanfaatkan . Oleh karena itu , bukan hal
istimewa apabila famili palem ini memilki prospek yang cukup potensial dimasa
mendatang .Adapun jenis dari keluarga palem ,antara lain : kelapa dan kelapa
sawit, sagu, rotan, pinang, lontar, pinang, lontar atau siwalan , aren serta nipa.
Tanaman tersebut memiliki morfologi yang mirip sehingga
dimasukkan dalam satu famili. Semua jenis palem yang ada telah dikenal oleh
masyarakat awam dan dimanfaatkan oleh masyarakat. (Rahman & Sudarto, 1995:
11)
Diantara palem-palem yang dimanfaatkan oleh manusia , lontar atau
siwalan yang dalam bahasa latin dikenal sebagai Boranmus fabellifer adalah
jenis palem yang banyak dikenal dimasyarakat . Jenis pohon tersebut
lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan jenis lainnya , kecuali pohon
kelapa . Namun , pada kenyataanya pohon palem jenis Boranmus termasuk jenis
palem yang paling sedikit diteliti terutama terkait dengan pemanfaatanya.
Golongan dari pohon ini sangat sulit di data oleh pemerintah ,karena jumlahnya
yang sangat besar, penyebarannya sangat luas ,serta pohonya yang sangat besar.
(Fox ,1996 : 263)
Pemanfaatan tanaman lontar juga masih sangat terbatas , baik dilihat dari bagian-
bagian tanaman yang dimanfaatkan , jenis produk yang dihangsilkan maupun
teknologi yang diterapkan . Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa masih
cukup banyak kemungkinan untuk mengembangkan bagian-bagian tanaman
lontar sebagai bahan baku industri yang dapat dijandikan mata
dagangan ekspor maupun kebutuhan dalam negeri.
Tanaman lontar bukan saja berpotensi sebagai komoditi bahan pemanis, tetapi
bisa lebih dari itu . Bahkan Lembaga Biologi Nasional (LBN) LIPI dalam lutony
(1993 : 112-113)
menggolonglan lontar sebagai tanaman industri yang perlu dikembangkan .
Semua komponen yang terdapat pada lontar dapat dipergunakan . Nira dari
lontar yang diperoleh dari penyadapan digunakan oleh penduduk lokal sebagai
bahan baku gula merah. Selain itu , nira lontar ini pula sering dijadikan minuman
keras (ballo : bahasa makassar}, sedangkan daunnya dapat dimanfaatkan untuk
membuat kerajinan tangan, atap rumah dan sebagainya . Batang dari lontar
dapat dibuat tiang yang dapat dipergunakan untuk bangunan . Buah dari lontar
di jual oleh penduduk sekitar dengan cara menjajakan ke kampung-kampung.
Buah lontar hanya dapat dikomsumsi jika masih muda . Buah lontar yang telah
dipisahkan dari kulitnya tidak dapat bertahan lama dan cepat menjadi basi .
Peminatnya
Pun sangat rendah . Dari hasil survey di lapangan harga jual buah lontar untuk
setiap kantongnya 10 buah adalah Rp 2000, buah yang dijual terkadang tidak laku
sehngga harus di buang . hingga saat ini belum ada terobosan untuk
memanfaatkan buah ini menjadi produk pangan yang inovatif dan memiliki harga
jual
Rasa dan tekstur serta aroma dari buah lontar mirip dengan buah kelapa sehingga
buah lontar dapat diolah seperti halnya buah kelapa. Salah satu pemanfaatan buah
kelapa adalah nata\ de coco yang menggunakan air kelapa dengan
demikian, buah lontar dapat diolah menjadi nata dengan nama nata de
lontar karena bahan dasar yang digunakan adalah buah lontar.
Berdasarkan hal diatas, maka pada penulisan ini akan dikaji prospek
pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan pangan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini
adalah bagaimanakah proses pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan
pangan.

C. Tujuan Penulisan.
Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengetahui proses pembuatan nata de
lontar sebagai produk olahan pangan.
D. Manfaat penulisan
Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini, yaitu :
1. Pemerintah : sebagai sumber informasi untuk mengembangkan potensi
pohon lontar didaerah.
2. Masyarakat : sebagai masukan sehingga nantinya dapat memanfaatkan
hasil penulisan ini untuk membuka usaha kecil.
3. Penulis : sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian eksperimen
pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan pangan.













BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. A. Pohon Lontar

Pohon lontar atau siwalan adalah sejenis pohon palem yang tumbuh di asia selatan
dan asia tenggara . Pohon ini tumbuh di daerah berilklim kering . Di Indonesia,
lontar terutama tumbuh di daerah sebelah timur pulau Jawa seperti Madura , Bali,
Nusa Tenggara dan Sulawesi Selatan.
Dalam dunia ilmu pengetahuan lontar dikenal dengan nama Borannus flabellifer .
Tumbuhan ini merupakan pohon yang tumbuhnya tunggal dan berbatang lurus
yang dapat mencapai tinggi sampai 30 m. Batangnya seperti batang pohon kelapa
atau bahkan lebih besar lagi. Permukaan batangnya lebih halus dan berwarna agak
kehitam-hitaman. Daun berbentuk seperti kipas yang bundar. Tepinya banyak
mempunyai lekuk lancip . Daun-daun tuanya tidak segera luruh tetapi tetap
melekat di ujung batang, sehingga tajuk pohonya menjadi bundar. Perbungaanya
erbentuk tandan , dimana pembungaan jantan dan betinanya masing-masing
terletak pada pohon yang berlainan. Buahnya besar, bulat di dalamnya berserabur,
dan mengandung air. Setiap buah rata-rata memiliki satu hingga tiga biji dan
isinya berwarna putih. (Sastrapradja, 1990 : 85)
Daging buah lontar yang masih muda memiliki rasa yang enak untuk dimakan .
Teksturnya yang lembek dan rasanya yang manis dapat dibuat minuman seperti
minuman kelapa muda. Tekstur buah lontar yang telah tua sangat keras sehingga
tidak dapat dikomsumsi dan digunakan untuk perbanyakan . (Lutony, 1993 : 114)
Petumbuhan pohon lontar umumnya di daerah yang beriklim kering dan sangat
mudah tumbuh meski tanpa perawatan. Oleh masyarakat umum pohon lontar
terkadang dianggap pohon pengganggu sehingga harus diberantas . pohon lontar
dirasa kurang memberikan manfaat seperti halnya pohon kelapa dan pohon palem
lainnya. Buah dari pohon lontar tidak memiliki daya jual yang tinggi sehingga
cenderung diabaikan. Padahal kegunaan dari pohon ini sangat banyak sehingga
dapat dijadikan alternatif untuk berwira usaha (Fox , 1996 : 262 263)
Tanaman lontar dapat juga dapat dikatakan sebagai flora industri yang serba guna.
Alasannya ,karena selain menjadi sumber penghasil gula bagian-bagian lainnya
juga masih dapat memberikan manfaat dan khususnya pada makalah ini yang akan
membahas buah dari pohon lontar ini yang dapat diolah sebagai produk olahan
pangan yang tidak kalah dengan produk dari spesiesnya yang lain.
B. Pengertian Nata dan Proses Pembuatan Nata
1. Pengertian
Nata berasal dari bahasa spanyol yang berarti krim. Menurut margareta (1993 :
92) nata adalah suatu makanan yang berbentuk gelatin yang dihasilkan dengan
bantuan bakteri dan digunakan sebagai bahan makanan. Sedangkan dalam situs
warintek, nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa,
berbentuk agar dan berwarna putih.
Senada dengan hal tersebut, Winarno dalam Wikipedia@iptek.net (12 November
2006) mendefenisikan nata sebagai kumpulan sel bakteri (selulosa) yang
mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian
permukaan cairan (nata tidak akan tumbuh didalam cairan). Defenisi lain juga
diungkapkan oleh Suryani (2005 : 5) tentang nata,yaitu produk hasil fermentasi
menggunakan mikroba acetobacter xylinum
Berdasarkan berbagai defenisi nata diatas, maka dapat disimpulkan nata adalah
suatu produk makanan hasil fermentasi yang berbentuk gel, bertekstur kenyal,
berwarna putih yang merupakan kumpulan sel bakteri (selulosa).
Bahan yang sering digunakan sebagai media unrtuk pembuatan nata adalah air
kelapa sehingga produknya dikenal dengan nama nata de coco. Seiring dengan
berkembangnya pengetahuan, pembuatan nata tidak hanya menggunakan air
kelapa tapi juga menggunakan bahan lain. Nama yang diberikan pun berbeda-beda
tergantung dari bahan dasar yang digunakan . nata yang terbuat dari air tahu
disebut nata de soya, dari nanas yaitu nata de pina, dan nata dari kulit pisang
disebut nata de banana. Bahan yang lain dapat digunakan jika mengandung
glukosa (winarno dalam Wikipedia @iptek.net, 12 November 2006)
Dalam pembuatan nata dibutuhkan bakteri yang akan mengubah glukosa menjadi
selulosa.bakteri akan mudah tumbuh pada media yang memiliki kadar gula yang
baik. Selain itu media tempat bakteri tumbuh harus mampu menyediakan
makanan dan asam amino (margareta, 1993 : 89)
Bakteri yang digunakan dalam pembuatan nata adalah Acetobacter aceti dan
Acetobacter xynilum . Kedua jenis bakteri ini termasuk bakteri pembentuk asam
asetat. Bakteri tersebut akan mengubah glukosa menjadi selulosa.jalinan selulosa
inilah yang membuat nata menjadi putih. Bakteri ini diperbanyak dengan
membuat starter. Komposisi media starter biasanya hampir sama dengan
komposisi cairan fermentasi. Perbedaanya terletak pada proses pembuatannya
yang lebih bersih, dan memerlukan perlakuan khusus . (winarno dalam
Wikipedia@iptek.net, 12 November 2006)
Menurut Thinmann (Palungkun, 2005 : 99), pembetukan nata de coco terjadi
karena proses pengambilan glukosa dari larutan gula atau gula dalam air kelapa
oleh sel-sel Acebacter Xylinum Kemudian glkosa tersebut digabungkan dengan
asam lemak membentuk prekorsor (penciri nata) pada membran sel. Prekursor ini
selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama emzim
mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa di luar sel.
2. Proses Pembuatan Nata
Dalam warintek@progressio, pembuatan nata dimulai dengan fermentasi nata
yang dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut :
1) Pemeliharaan biakan murni Acetobacter xylinum.
2) Pembuatan starter
3) Fermentasi
1) Penelitian biakan murni Acetobacter xylinum
Fermentasi nata memerlukan biakan murni Acetobacter xylinum. Biarkan murni
ini harus dipelihara sehingga dapat digunakan setiap saat diperlukan.
Pemeliharaan terdsebut meliputi (1) proses penyimpanan sehingga dalam jangka
waktu yang cukup lama viabilitas (kemampuan hidup) mikroba tetap dapat
dipertahankan, dan (2) penyegaran kembali mikroba yang telah di simpan
sehingga terjadi pemulihan viabilitas dan mikroba dapat disiapkan sebagai
inukulum fermentasi.
1. penyimpanan
- Acetobacter xylinum biasanya disimpan pada agar miring yang terbuat dari
media Hassid dan Barker yang dimodifikasi dengan dengan komposisi sebagai
berikut : glukosa 100 gram , ekstrak khamir 2,5 gram ,K
2
HPO
4
5 gram,(
NH
4
)
2
SO
4
0,6 gram, MgSO
4
0,2 gram, dan air kelapa 1 liter
- Pada agar miring dengan suhu penyimpanan 4 -70
o
C, mikroba ini dapat
disimpan 3-4 minggu .
1. Penyegaran
Setiap 3 atau 4 minggu , biakan A , xylinum harus dipindahkan kembali pada
agar miring baru , setelah 3 kali penyebaran, kemurnian biakan
harus diuji dengan melakukan isolasi biakan pada agar cawan . Adanya koloni
asing pada permukaan cawan menunjukkan bahwa kontaminasi telah
terjadi.biakan pada agar miring yang tekah terkontaminasi, harus diisolasi dan
dimurnikan kembali sebelum disegarkan .


2.) pembuatan starter
a. starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologi yang siap
diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat
dan frmentasi segera terjadi .
b. media starter biasa identik dengan media fermentasi.Media ini diinokulassikan
dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6 hari).
c. starter baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasikan dengan biakan murni
.pada permukaan starter akan tumbuh mikroba membentuk lapisan tipis berwarna
putih lapisan ini di sebut nata semakin lama lapisan ini semakin menebal sehingga
ketebalannya mencapai 1,5 cm .starter yang berumur 9 hari tidak dianjurkan
digunakan lagi karena kondisi fisiologi mikroba tidak maksimum bagi fermentasi,
dan tingkat kontaminasi mungkin sudah cukup tinggi
d. volume starter di sesuaikan dengan volume media fermentasi yang akan
disiapkan. Dan dianjurkan volume starter tidak kurang dari 5% volume media
yang akan difermentasi menjadi nata . pemakaian starter yang terlalu banyak tidak
dianjurkan karena tidak ekonomis


3) fermentasi
a. fermentasi dilaskukan pada media cair yang telah dinolukasi dengan starter
.fermentasi berlangsung pada kondisi aerob (membutuhkan oksigen). Mikroba
tumbuh terutama pada permukaan media.
Fermentasi dilangsungkan sampai nata yang terbentuk cukup tebal (1,0-5,5 cm).
Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari ,dan fermentasi diakhiri pada
hari ke 15. Jika fermentasi tetap diteruskan,kemungkinan permukaan nata
mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar
.b. nata berupa lapisan putih seperti agar. Lapisan ini adalah masa mikroba
berkapsul dari selulosa
1. Lapisan nata mengandung sisa media yang sangat asam.rasa dan bau
masam tersebut dapat dihilangkan dengan perendaman dan perebusan
dengan air bersih.
Untuk selanjutnya pembuatan nata ini diakhiri dengan pemanenan hasil yakni:
- wadah perendaman dan perebus. Wadah ini digunakan untuk merendam
dan merebus nata dengan air bersih agar hilang rasa dan bau masamnya.
Wadah harus dari bahan tahan asam.
- pemotongan nata.alat ini digunakan untuk memotong nata sehingga
berbentuk kubus. Alat paling sederhana adalah pisau. Untuk memotong nata
dalam jumlah besar dapat digunakan mesin pemotong yang digerakkan dengan
tangan atau digerakkan dengan mesin
Untuk membuat nata dari buah lontar ,yang digunakan adalah ekstrak dari buah
lontar. Buah lontar kurang mengandung air sehingga perlu langkah ekstraksi
terkebih dahulu . dalam prosesnya, semua langkah diatas tidak dilakukan karena
bahan berupa bakteri yang telah dibiakkan tersedia dipasar demikian juga starter
sehingga langkah yang dilakukan dapat diringkas.










BAB III
METODE PENULISAN
1. Jenis tulisan
Jenis tulisan yang digunakan adalah dekskriptif .Dalam penelitian akan
menggambarkan tentang proses pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan
pangan
1. Objek penulisan
Dalam penulisan makalah iui yang menjadi objek penulisan adalah buah lontar
.buah lontar tesebut akan diolah menjadi nata de lontar dengan prosedur kerja
yang sama dengan pembuatan nata de coco sehingga akan menghasilkan produk
olahan pangan yang bernilai jual.
1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penulisan merupakan hasil dari library research.
Yang menjadi sumber pustaka yaitu buku, jurnal, maupun artikel dalam internet
serta laporan hasil penilitian
1. Tekhnik Analisis Data
Data yang diperopleh dari sumber sumber diu atas kemudian dikumpulkan lalu
dianalisis . Setelah itu, data tersebut dipaparkan sesuai dengan data yang
diperoleh.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil kajian pustaka dapat dilihat bahwa buah lontar dapat djadikan bahan
dasar (baku) pembuatan nata . syarat bahan yang dapat dibuat nata, yaitu
mengandung glukosa 10-15% shingga bakteri yang ditambahkan dapat tumbuh
dengan baik .Buah lontar muda memilki persyaratan tersebut sehingga ekstrak
buah lontar dapat dijadikan media tumbuhnya bakteri Acetobacter xylinum. Buah
lontar yang sudah tua tidak dapat dibuat nata karena kandungan glukosanya sangat
sedikit dan teksturnya yang sangat keras sehingga tidak dapat dikstrak.
Daging buah lontar muda memilki rasa yang enak serta tekstur yang lembek.
Rasanya yang manis dapat dibuat minumaneperti minuman kelapa muda. Dengan
melihat fakta tersebut maka buah lontar dapat diolah menjadi nata. Nata yang
ihaslkan disebut nata de lontar sesuai dengan bahan dasar yang igunakan.
Proses pembuatan nata de lontar lebih lama dibandingkan dengan pembuatan nata
de coco. Pada pembuatan nata de lontar, yang digunakan adalah ekstrak dari biji
buah lontar. Kandungan air buah lontar sebagian bsar terdapat dalam bijinya
sehingga untuk memperoleh air (sari), maka terlebih dahulu biji buah lontar harus
dibuat ekstrak. Proses pembuatan nata de lontar selanjutnya mngikuti prosdur
pembuatan nata de coco. Akan tetapi,dalam pelaksanaanya,tahapan pemeliharaan
biakan murni Acetobacter xylinum dan pembuatan starter tidak dilaksanakan. Hal
ini terjadi karena bakteri yang telah dibiakkan dapat diperoleh langsung demikian
juga dengan starternya. Bakteri dan starter mudah diperoleh serta harganya pun
dapat terjangkau.
Adapun proses pembuatan nata de lontar sebagai berikut:
1. pembuatan Ekstrak Buah Lontar
buah lontar diblender dengan perbandingan 6:1 dan akan menghasilkan ekstrak
kurang lebih satu liter. Ekstrak yang diperolehkemdiandiendapkan lalu disaring
dengan kain kasa untuk menghilangkan ampas dan kotoran.
1. Ekstrak buah lontar dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil
diaduk-aduk. Setelah mendidih ditambahkan (a) asam asetat glacial (10
ml asam astat untuk setiap 1 liter ekstrak), dan (b) gula (75% beserta
ekstrak / 80 gram untuk setiap 1 liter ekstrak buah lontar ). Campuran ini
diaduk sampai gula larut.
2. urea (sekitar 5 gram untuk 1 liter kstrak pada bagian (2) dilarutkan di
dalam sedikit ekstrak buah lontar yang telah dimasak. Larutan ini didihkan
kemudian ituangkan pada ekstrak bagian (2). Larutan yang diperoleh
disebut media nata. Larutan ini didiamkan sampai hangat kuku.
3. media nata ditambahkan engan starter (setiap 1 liter media nata
membutuhkan 50-100 ml starter ), kemudian dipindahkan ke dalam wadah
fermentasi dengan ketinggian media 4 cm. Wadah ditutup dengan kertas
yang telah dipanaskan di dalam oven pada suhu 140
o
C selama 2 jam.
Wadah berisi media disimpan di ruang fermentasi selama 12-15 hari
sampai nata yang terbentuk cukup tebal (1,5-2,0) cm
4. Lapisan nata diangkat, kemudian dicuci dengan air bersih. Setelah itu
nata direndam di dalam air mengalir atau air yang diganti-gantidengan air
segar selama 3 hari. Nata yang telah direndam kemudian dipotong-potong
dengan panjang 1,5 cm dan lebar 1,5 cm. potongan nata direbus 5-10
menit, kemudian dicuci dan direbus lagi selama 10 menit. Hal ini diulangi
sampai nata tidak berbau dan berasa asam lagi.
5. pengemasan
6. Pembuatan sirup. Gula yang putih bersih dilarutkan ke dalam air
(setiap 2 kg gula dilarutkan ke dalam 4 liter air bersih ), kemudian
ditambahkan vanili secukupnya. Larutan sirup direbus sampai mendidih.
7. Nata yang telah siap dimasukkan ke dalam sirup. Setelah itu nata de
lontar dikemas di dalam gelas plastik, botol atau plastik yang ditutup rapat
(kedap udara).
Pembuatan nata delontar sangat mudah dan tidak membutuhkan modal yang
banyak. Bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan harganya relatif murah .
yang dibutuhkan adalah kemauan dan kesabaran yang besar untuk mampu
menghasilkan satu produk.
Hasil yang diperoleh dari proses tersebut adalah lembaran nata yang akan
dipotong dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm. nata de lontar yang dihasilkan berwarna
putih dan bertekstur lembut seperti halnya nata yang lain. Rasa serta aromanya
tidak berbeda dengan nata de coco yang telah lebih dulu ada di pasaran.
Nata de lontar yang telah jadi dapat bertahan selama kurang lebih sebulan tanpa
menggunakan bahan pengawet. Akan tetapi, jika ingin nata de lontarnya bertahan
lebih lama, maka dapat ditambahkan dengan pengawet yang diizinkan, yaitu
natrium benzoat.
Pengawet ini tidak memilki efek yang cukup berarti bagi kesehatan manusia
sehingga aman dikomsumsi.
Dilihat dari segi gizi, nata de lontar sebenarnya tidak memiliki nilai gizi berarti
bagi manusia. Nilai gizi yang terkandung pada nata de lontar sama dengan nilai
gizi yang terkandung pada buah lontar sebelum diolah, karena mengalami
perubahan yaitu glukosa pada buah lontar menjadi selulosa. Secara kimia yang
berubah adalah strukturnya dari
monomer menjadi polimer sehingga nilai gizinya tidak terlalu banyak berubah.
Oleh sebab itu, produk ini dapat dipakai sebagai sumber makanan rendah energi
maupun kalori untuk keperluan diet. Nata de lontar juga menjadi lebih enak bila
dicampurdengan es krim,koktail buah atau sirup.
Skema proses pembuatan nata de lontar sebagai berikut :





















BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa buah lontar dapat
dijadikan bahan dasar pembuatan nata.Nata yang diperoleh disebut nata de lontar.
Proses pembuatannya sangat mudah dengan melewati tahapan,yaitu : ekstraksi,
penyaringan, pencampuran, pemanasan, pendinginan, fermentasi, pemanasan,
pencucian dan pengemasan . Produk yang dihasilkan baik rasa, aroma maupun
tekstur tidak jauh berbeda dengan produk nata yang lain.
1. Saran
Melalui makalah ini maka diharapkan agar :
1. hasil kajian dengan library research ini dapat dijadikan acuan oleh
penulis selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan
eksperimen (penelitian) pembuatan nata de lontar.
2. Hasil kajian dengan library research ini dapat dijadikan referensi oleh
masyarakat dalam pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan
pangan.

DAFTAR PUSTAKA
Fox, J. James. 1996. Panen lontar (Perubahan Ekologi Dalam
Kehidupan Masyarakat Pulau Rote Dan Sawu). Jakarta : Pustaka Sinaran
Harapan.
Lutony, T. L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis . Jakarta: Penebar Swadaya
Margaretha.1993. prospek pemanfaatan Air kelapa di Indonesia . Jurnal Litbang
Pertanian,XII (4) : 85-93.
Palungkun, Rony. 2005. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta : Penebar
Swadaya
Rahman , A. Kadir & Sudarto, Yudo. 1995. Nipah : Sumber Pemanis Baru.
Yogyakarta :Kanisus
Salam .2006. Metode Penelitian Kualitatif Makalah. Jurusan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan daerah.Makassar
Sastrapradja, Setijati. 1990. Palem Indoneia. Jakarta : Balai Pustaka
Suryani, Ani dkk. 2005. Membuat Aneka Nata. Jakarta : Penebar Swadaya
Warintek@progressio. 2006.Nata de Coco. Diakses tanggal 12 November 2006
Winarno, F.G. 2006. Mempelajari Proses Pembuatan Nata de Coco. Artikel.
Wikipedia@iptek.net.

Anda mungkin juga menyukai