Anda di halaman 1dari 7

BAB 4

LAPORAN KASUS

Berdasarkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan pada pasien dengan

masalah ansietas pada anak usia prasekolah yang mengalami khitan di Rumah Sakit

Islam Surabaya, maka peneliti akan membahas hasil dari pelaksanaan asuhan

keperawatan yang dilakukan ini dimulai dari tahap proses keperawatan yaitu:

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian dilakukan meliputi wawancara, pemeriksaan fisik dan observasi.

1. Identitas

Peneliti melakukan pengkajian kepada dua pasien, yang dilakukan

pada tanggal 23 Desember 2022. Pasien 1 (An. K) dengan usia 10 tahun 3

bulan, laki- laki, berat badan 38 kg dan panjang badan 130 cm. Dengan

diagnosa medis Ansietas sedang.

Pasien 2 (An. M) dengan usia 8 tahun 6 bulan, laki-laki, berat badan

30 kg dan panjang badan 100 cm. Dengan diagnosa medis Ansietas berat.

2. Keluhan Utama

An. K selama di khitan di rumah sakit islam jemursari terlihat gelisah dan tegang.

An. M terlihat lemas, sering menangis dan ketakutan saat didekati perawat

An.Mmerasa gelisah dan dan takut ketika mendengar yang sudah di khitan.

3. Riwayat Penyakit Sekarang

An. K mengalami kurang pengetahuan 1 hari yang lalu yaitu pada tanggal 23

Desember 2022 lalu dibawa ke RS Islam Jemursari untuk di khitan, pukul 13.00
WIB. Setelah dilakukan tindakan distraksi bermain game, pasien lalu merasa sedikit

tenang untuk mendapatkan terapi/perawatan lanjutan sesuai dengan advis dokter.

An. M kurang informasi 1 hari yang lalu, ibu pasien membawa anak nya ke RS

Islam Jemursari untuk dilakukan khitan, sebelum dibawa ke RS Islam Jemursari anak

mengalami rasa khawatir atau cemas .

4. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

Ibu An K Saat lahir An.M langsung menangis dan tidak ada kelainan apapun.

Pasca tindakan persalinan secara normal, tidak terjadi perdarahan pada Ibu An.K. Ibu

An. M rutin langsung menangis dan tidak ada kelainan apapun . Saat hamil trimester I,

trimester II dan trimester III tidakada keluhan yang dirasakan.

5. Riwayat Penyakit Terdahulu

Ibu An. K mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang

berbahaya, An. K tidak pernah dilakukan tindakan khitan sebelumnya, An. K tidak

memiliki riwayat alergi obat maupun alergi makanan, An. K tidak pernah jatuh dan

kecelakaan, An. K imunisasi dilakukan secara lengkap sesuai dengan usianya,

Hepatitis B : usia 1 hari , BCG + polio 1 : usia 1 bulan, DPT /hiB1 + polio2 : usia 2

bulan, DPT /hiB2+ polio 3 : usia 4 bulan, DPT/hiB3 + polio 4 : usia 6 bulan, Campak

: 9 bulan.

Ibu An. M mengatakan bahwa anaknya tidak pernah menderita penyakit yang

berbahaya. An. M tidak pernah dilakukan tindakan khitan sebelumnya, An. M tidak

memiliki riwayat alergi obat maupun alergi makanan, An. M tidak pernah jatuh dan

kecelakaan, An. M imunisasi dilakukan secara lengkap sesuai dengan usianya,

Hepatitis B : usia 1 hari , BCG + polio 1 : usia 1 bulan, DPT /hiB1 + polio2 : usia 2

bulan, DPT /hiB2+ polio 3 : usia 4 bulan, DPT/hiB3 + polio 4 : usia 6 bulan, Campak

: 9 bulan.
6. Riwayat Kesehatan Keluarga

Keluarga An. K tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular

maupun penyakit keturunan.

Keluarga An. M tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menular maupun

penyakit keturunan.

7. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum An. K sehat dan agak sedikit tegang, kesadaran composmentis,

GCS: E4 V5 M6, Nadi : 98 kali/menit, RR : 20 kali/menit, Suhu : 36,2 °C, BB : 38 kg.

Keadaan umum An. M sehat dan sedikit kurang tahu, kesadaran composmentis, GCS :

E4 V5 M6, Nadi : 96 kali/menit, RR : 20 kali/menit, Suhu : 36,4 °C, BB : 30 kg.

B. Diagnosis Keperawatan

Menurut SDKI proses penegakan diagnosis merupakan suatu proses sistematis

yang terdiri dari Analisa data, identifikasi masalah, dan perumusan diagnosis. Analisa

data adalah cara mengelompokkan data berdasarkan kebutuhan bio-psiko-sosial dan

spiritual, di validasi dan membuat kesimpulan untuk menentukan masalah keperawatan

yang muncul. Data yang di dapat dari An. K sesuai pengkajian adalah klien tampak

sehat dan sedikit tegang, anaknya tampak gelisah. Secara objektif keadaan umum klien

sehat kesadaran klien composmentis.

Data yang di dapat dari An. L tampak gelisah, takut. Secara objektif keadaan

umum klien lemah, GCS 4-5-6, kesadaran klien composmentis, tampak tegang. Setelah

data dikelompokkan, diidentifikasi masalah maka perumusan diagnosa An. K

berdasarkan SDKI adalah Ansietas berhubungan dengan kurang pengendalian

situasional / lingkungan yang dibuktikan dengan An. K (klien 1) dan An. M (klien 2)

orang tua klien mengatakan keluhan tampak gelisah,rewel dan takut.

C. Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan untuk mengatasi masalah ansietas dengan

menggunakan penerapan pemberian terapi distraksi bermain . peneliti akan game.

memberikan terapi tersebut selama 1 sesuai dengan Evidance Based Nursing (EBN)

dan dilakukan sesuai Standart Operasional Prosedur (SOP). Intervensi terapi distraksi

bermain game tersebut masuk kedalam terapi bermain dengan kode intervensi menurut

SIKI I.09314 intervensi diberikan 314kepada klien dengan tujuan setelah dilakukan

tindakan keperawatan, diharapkan ansietas pada kode menurut SLKI L.09093 membaik

dengan memenuhi kriteria hasil Verbalisasi khawatir menurun, perilaku gelisah

menurun,perilaku tegang menurun.

D. Implementasi Keperawatan

Pelaksanaan implementasi keperawatan melakukan terapi distraksi bermain

game untuk memonitor ansietas pada An. K dan An.M yang dilakukan selama 1 hari.

Terapi tersebut bertujuan untuk mengatasi ansietas pada An. K dan An. M yang

mengalami Khitan. Sebelumnya peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan

penelitian serta menjelaskan manfaat pemberian terapi distraksi bermain game.

Kemudian meminta kesediaan ibu pasien untuk berpartisipasi dalam penelitian dengan

meminta ibu pasien menandatangani lembar persetujuan menjadi responden yang telah

disediakan. Monitor tanda-tanda ansietas anak sesuai dengan SIKI reduksi ansietas. Dan

untuk mengukur tingkat ansietas peneliti menggunakan skala SCAS (Spence Children’s

Anxiety Scale) untuk melihat apakah ada perubahan saat setelah diberikan terapi

distraksi bermain game.

Penerapan terapi bermain game dilakukan selama 1-2 jam dengan waktu pemberian

dalam 1-2 jam selama kurang lebih 30 menit. Setelah kita mengidentifikasi kesiapan

anak, minat anak terhadap khitan, ekspresi dan respon anak kemudian kita siapkan
lingkungan yang nyaman dan mengatur posisi pasien senyaman mungkin saat diberikan

terapi distraksi bermain game. Kemudian peneliti menjalin keakraban ke keluarga dan

anak dengan tujuannya agar terapi tersebut berjalan dengan baik. kita tanyakan

bagaimana tanggapan dan peneliti memberikan umpan balik terhadap anak tersebut.

Kemudian kita proses dan hasil dari terapi distraksi bermain game yang telah dilakukan

dan mengukur tingkat ansietas dengan menggunakan skala SCAS (Spence Children’s

Anxiety Scale), kemudian peneliti menjelaskan kembali tujuan dari terapi yang telah

diberikan.

E. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Berdasarkan penerapan

terapi distraksi bermain game yang dilakukan peneliti selama 2 jam pada An. K dan

An. M yang mengalami ansietas akibat kurang pengetahuan dapat disimpulkan

bahwa penerapan terapi distraksi bermain game dapat dilakukan untuk mengatasi

ansietas pada anak yang sedang khitan.

Evaluasi hari pertama pada tanggal 23 Desember 2022 pukul 12.00 WIB, yang

telah dilakukan intervensi reduksi ansietas dan penerapan terapi distraksi bermain

game pada An. K didapatkan hasil evaluasi Ibu An. K mengatakan anaknya lebih

rileks saat dilakukan tindakan. An. M tegang dan kurang siap, keadaan umum An. M

tampak bingung, selama terapi dilakukan An. M lebih fokus melihat ibunya, hasil

pengukuran skala SCAS (Spence C hildren’s Anxiety Scale) 25: (Ansietas Berat),

Nadi : 98 kali/menit, RR : 20 kali/menit.

Masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan reduksi ansietas dan terapi

distraksi bermain game.

Sedangkan hasil evaluasi An. M adalah Ibu An. M mengatakan anaknya

bingung, keadaan umum An. M takut An. M kurang fokus saat diberikan terapi. hasil
pengukuran skala SCAS (Spence Children’s Anxiety Scale) 244 : (Ansietas Berat),

Nadi : 96 kali/menit, RR:

20 kali/menit. Masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan reduksi ansietas

dan terapi distraksi bermain game.

Evaluasi hari kedua pada tanggal 23 Deseember 2022 pukul 12.00 WIB, yang

telah dilakukan intervensi reduksi ansietas dan penerapan terapi distraksi bermain

game pada An. K didapatkan hasil evaluasi Ibu An. K mengatakan anaknya sudah

tidak takut lagi, sudah mulai fokus dengan terapi distraksi bermain game nya dan

melihat bermain game, hasil pengukuran skala SCAS (Spence Children’s Anxiety

Scale) 20 : (Ansietas Sedang) Nadi : 98 kali/menit, RR : 20 kali/menit. Masalah

teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan reduksi ansietas dan terapi distraksi

bermain game.

Sedangkan hasil evaluasi An. M adalah Ibu An. M mengatakan sudah tidak

menangis atau takut apabila didekati oleh perawat atau dokter, An. M sudah terlihat

tidak mengalami gelisah, An. M terlihat berani mendekat dan saat didekati tidak

menangis, An. M sudah mulai fokus dengan terapi distraksi bermain game nya, hasil

pengukuran skala SCAS (Spence).

Children’s Anxiety Scale) 12 : Ansietas Sedang, Nadi: 99 kali/menit, RR : 21

kali/menit. Masalah teratasi sebagian dan intervensi dilanjutkan reduksi ansietas dan

terapi distraksi bermain game.

Evaluasi hari ketiga pada tanggal 25 November 2022 pukul 13.00 WIB, yang

telah dilakukan intervensi reduksi ansietas dan penerapan terapi distraksi bermain

game pada An. K didapatkan hasil evaluasi Ibu An. K mengatakan jika anaknya

sudah fokus dengan permainanya, hasil pengukuran skala SCAS (Spence Children’s

Anxiety Scale) 6 : Ansietas ringan, Nadi : 98 kali/menit, RR : 21 kali/menit. Masalah


teratasi dan intervensi dihentikan.

Sedangkan hasil evaluasi An. M adalah Ibu An. M mengatakan anaknya tidak

rewel, An. M terlihat berani mendekat dan saat didekati, sudah fokus dengan

distraksi bermain game, hasil pengukuran skala SCAS (Spence Children’s Anxiety

Scale) 4 : Ansietas Ringan, Nadi : 100 kali/menit, RR: 22 kali/menit. Masalah

teratasi dan intervensi dihentikan.

Setelah dilakukan intervensi penerapan terapi distraksi bermain game didapatkan

hasil evaluasi terdapat perbedaan saat pengkajian dan setelah diberikan penerapan

terapi distraksi bermain game. Pengkajian awal, An. K yang awalnya An. K

ketakutan dan hasil pengukuran skala SCAS (Spence Children’s Anxiety Scale) 27

(Ansietas berat). Dan setelah diberikan penerapan terapi bermain distraksi bermain

game 1 hari, An. K sudah tidak tampak gelisah,

Hasil pengukuran skala SCAS (Spence Children’s Anxiety Scale) menurun

menjadi 6 (Ansietas ringan). Sedangkan pengkajian awal An. M yang awalnya

terlihat ketakutan sejak mau di khitan sakit An. M merasa gelisah, hasil pengukuran

skala SCAS (Spence Children’s Anxiety Scale) 23 (Ansietas berat). Dan setelah

diberikan penerapan terapi distraksi bermain game 1 hari, An. M sudah terlihat tidak

mengalami gelisah, sudah berani tidak menangis dan hasil pengukuran skala SCAS

(Spence Children’s Anxiety Scale) menurun menjadi 4 (Ansietas ringan).

Anda mungkin juga menyukai