Anda di halaman 1dari 18

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA FAKULTAS

KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI


NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508,
FAX (031) 8298582 KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL.
JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK

Nama Mahasiswa : Ali Antono Tan RS : RSI Jemursari Surabaya


NIM : 1120021154 Ruangan : POLI KHITAN
Tanggal Pengkajian : 12-12-2022 Jam : 10.00

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : An. A
Umur : 9 Tahun
Tanggal Lahir : 8 APRIL 2014
Jenis Kelamin : LAKI2
Berat Badan : 35 kg
Panjang Badan : 135 cm

B. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ibu : Ny. M Nama Ayah : Tn. T


Umur : 28 Umur : 35 Tahun
Agama : ISLAM Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pondok Benowo Indah BC-10

C. KELUHAN UTAMA
Anak A mengatakan takut di khitan

D. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pada tanggal 1 Desember 2022 datang ke poli anak dengan keluhan demam 3 hari di
sertai nyeri saat BAK setelah di lakukan pemeriksaan fisik dengan hasil TD: 110/ 70 N:
110 S: 38.9 RR: 20 dan dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil...
Dr titin mendiagnosa ISK dan An A di anjurkan / di sarankan untuk melakukan tindakan
sircum di poli khitan pada tanggal 12 desember 2022. Pada pukul 10 An A datang ke poli
khitan dengan keluhan takut di sunat
E. RIWAYAT KEHAMILAN DAN KELAHIRAN
1. Pranatal
Ny. M mengatakan bahwa selama hamil An. A rutin melakukan pemeriksaan kehamilan
yaitu pada trimester I 3x, trimester II 3x, dan trimester III 4x. Ny. M mengatakan selama
hamil di bulan pertama sering mual. Ny. M mengatakan An. A merupakan anak ke dua
dari dua bersaudara.
2. Natal
Ny. M mengatakan An. A lahir di RSI Jemursari Surabaya pada tanggal 8 April 2014,
dengan jenis kelamin Laki-Laki dengan indikasi persalinan pertama SC, dengan berat
3,450 Kg dan Panjang 50 cm
3. Postnatal
Ny. M mengatakan mengeluh nyeri karena post SC

F. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


1. Penyakit masa kecil
Ny. M mengatakan anaknya pernah menderita ISK
2. Riwayat MRS
Ny. M mengatakan anaknya pernah MRS karena ISK pada bulan juni 2019
3. Riwayat pemakaian obat
Ny. M mengatakan saat demam anaknya diberikan obat tempra, triaminic
4. Tindakan operasi
Ny. M mengatakan anaknya tidak pernah memiliki riwayat operasi di masa lalu
5. Alergi
Ny. M mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat alergi makanan, minuman, obat, dan
cuaca
6. Kecelakaan
Ny. M mengatakan anaknya tidak pernah memiliki riwayat kecelakaan di masa lalu
7. Imunisasi
Ny. M mengatakan An. A sudah di imunisasi lengkap
a. 1 bulan : Hepatitis B, BCG, Polio 1, (mencegah penularan Hepatitis B, TBC, dan
Polio)
b. 2 bulan : DPT, HB, Hib 1, polio 2 (mencegah polio, difteri, batuk rejan, tetanus,
hepatitis B, meningitis, dan pneumonia
c. 3 bulan : DPT, HB, Hib 2, Polio 3
d. 4 bulan : DPT, HB, Hib 3, Polio 4
e. 9 bulan : Campak
G. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Ny. M mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga seperti DM, Hipertensi,
Asma
H. RIWAYAT SOSIAL
1. Pengasuh anak
Ny. M mengatakan anaknya diasuh oleh ibu kandungnya sendiri (Ny. M)
2. Hubungan dengan anggota keluarga
Ny. M mengatakan An. A tinggal serumah dengan Ny. M dan Tn. T
3. Hubungan dengan teman sebaya
Ny. M mengatakan anaknya suka bermain dengan teman sebaya di lingkungan rumahnya
4. Pembawaan umum
Ny. M mengatakan sebelum sakit bila dirumah anaknya selalu ceria, saat di RS anaknya
lebih banyak rewel dan tiduran

I. PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR


1. Pola makan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 3x/ hari 3x/hari
Menu Nasi + lauk pauk Nasi + lauk pauk
Porsi 1 porsi 1 porsi
Yang disukai Roti Tidak ada
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan/Alergi Tidak ada Tidak ada
Gangguan Tidak ada Tidak ada

2. Pola minum
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 7x/ hari 5x/ hari
Jenis Susu, air mineral Air mineral
Jumlah (cc/botol) 1300 cc/botol 500 cc/botol
Yang disukai Susu Susu
Yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada
Pantangan/Alergi Tidak ada Tidak ada
Gangguan Tidak ada Tidak ada

3. Istirahat tidur
Sebelum sakit Saat sakit
Tidur siang 2 jam 2 jam
Tidur malam 10 jam 7 jam
Gangguan Tidak ada Tidak ada
4. Eliminasi
Sebelum sakit Saat sakit
BAK 1500 1500
BAB 1 x/ hari 1x/ hari
Gangguan Tidak ada Tidak ada

5. Personal hygiene
Sebelum sakit Saat sakit
Mandi Dibantu Dibantu
Sikat gigi Dibantu Dibantu
Ganti pakaian Mandiri Dibantu
Memotong kuku Dibantu Dibantu
Lain-lain

J. KESEHATAN SAAT INI


1. Diagnosa medis
Phimosis
2. Tindakan operasi
Ny. M mengatakan An. A tidak pernah dilakukan tindakan operasi
3. Status nutrisi
Berat badan : 35 kg, tinggi badan : 135 cm.
4. Status hidrasi
Tidak terpasang infus
5. Aktivitas saat MRS
Ny. M megatakan An. A Ketika di khitan lebih banyak bermain Game

K. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Ku : baik, kesadaran : compos mentis, GCS : 456, Terpasang infus D5 ¼ 1000cc/ 24 jam
2. Tanda vital
Nadi : 110 kali/menit
RR : 20 kali/menit
Suhu : 37,5 °C
3. Antopometri
BB : 35 kg TB : 135 cm
4. Kepala dan leher
Kepala
I: Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe dan tidak ada lesi. Penyebaran rambut merata
berwarna hitam, rambut tidak mudah patah, tidak bercabang, dan tidak ada kelainan.
P: Rambut halus dan tampak berminyak, tidak ada tumor, dan fraktur tulang kepala
Mata
I: Sklera putih, konjungtiva merah muda, pupil isokor, tidak ada perdarahan
P: Bola mata teraba kenyal
Mulut
I: tidak adanya luka atau peradangan gusi, bibir, lidah.
Leher
I: tidak ada pembesaran tiroid dan tampak simetris
P: Tidak adanya benjolan, tidak ada gangguan dalam menelan
Integumen
Perabaan : dapat merasakan panas, dingin, dan tekan. Turgor kulit cukup < 2 detik
Akral : hangat
5. Thoraks (Pulmo & Cor)
Inspeksi : dada simetris, pernafasan cenderung
dalam Palpasi : tidak ada nyeri tekan pada dada
Perkusi : sonor
Auskultasi : terdengar suara nafas tambahan ronkhi, tidak sianosis
6. Abdomen
I: Bentuk abdomen bulat dan datar, benjolan/ masa tidak ada pada perut, tidak tampak
bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka operasi.
A: peristaltic
16x/menit P: tympani
P: tegang, tidak ada nyeri tekan, mass, Hepar Lien tidak ada kelainan Ginjal tidak ada
nyeri tekan, tidak ada asietas.
7. Genitalia
I: membrane tampak merah muda dan lembab, labia mayora kering simetris, labia minora
simetris
P: jaringan lunak tanpa nyeri, klitoris lebar < 1cm dan Panjang 2 cm tidak ada inflamasi
8. Neuro – Muskuloskeletal
Pergerakan sendi bebas, tidak ada kelainan ekstremitas, tidak ada kelainan tulang
belakang, kulit kemerahan terasa hangat, turgor kulit baik. Kekuatan otot, ekstremitas
atas/ekstremitas bawah : 5/5 (mampu melawan gaya gravitasi dan melawan tekanan/
mampu melawan gaya gravitasi dan melawan tekanan)

L. PEMERIKSAAN TUMBUH KEMBANG


1. Adaptasi sosial
An. A aktif bermain dengan teman sebayanya
2. Bahasa
An. A sudah bisa berbicara dengan bahasa indonesia dan bahasa jawa dengan semua orang
3. Motorik kasar
An. A sudah aktif berlari bermain bola dan basket
4. Motorik halus
An. A sudah bisa berbicara dan sudah bisa mengungkapkan keinginannya serta dapat
menolak apa yang tidak diinginkan
M. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
Tidak ada

2. Rontgen
Tidak ada
3. USG
Tidak ada

N. TERAPI MEDIS
Ibuprofen 400 mg 3x1
Amoxilin 2x1
Profenit sub 1x extra
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI
PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508,
FAX (031) 8298582 KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL.
JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id

ANALISA DATA
Nama : An. A No. RM : 306xxx
Umur : 3 th Ruang : poli khitan

No. DATA (DS/DO) ETIOLOGI MASALAH

1. Kurang terpapar Ansietas


DS : informasi
 An A mengatakan takut disunat

DO :
 TTV
TD : 110/70
Nadi : 110 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 °C

 An. A Tampak gelisah


 An A tampak tegang
 An A banyak berbicara tentang
prosedur yang akan di lakukan
 Frekuensi nadi meningkat
2. DS :
Agen pencedera Nyeri akut
 An A mengatakan nyeri pada fisik (prosedur
kemaluanya operasi)
DO :

k/u baik

TD : 110/70
Nadi : 110 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 °C

P : nyeri pada kemaluanya


Q : nyeri seperti cekot2
R : di bagian kemaluanya
S : skala nyeri 2
T :setiap 15 menit sekali / hilang
timbul
33

3.
DS : - Faktor risiko : efek Resiko
prosedur invasif infeksi
DO : (post op sircum)

k/u baik

TD : 110/70
Nadi : 110 kali/menit
RR : 22 kali/menit
Suhu : 36,5 °C
 Terdapat luka post op sircumcisi di
penis
 Terpasang dressing pada penis
 Tidak ada pembesaran
 Tidak ada bau
 Kulit di sekitar luka baik
34

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi


2. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (prosedur operasi)
3. Resiko infeksi dibuktikan dengan faktor risiko : efek prosedur invasif (post op sircum)
35

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Nama : An. A No. RM : 306xxx
Umur : 3 th Ruang : Melati

No. Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI


Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pemantauan Respirasi
1. Ansietas berhubungan 3x4 jam diharapkan tingkat ansietas menurun Kode : 1.01014
dengan kurang terpapar dengan Kriteria Hasil : Observasi :
informasi Tingkat ansietas 1. Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya
(SDKI, D.0080) (SLKI,L.09093) napas.
1. Batuk efektif dari skala 2 (cukup menurun) 2. Monitor pola napas
menjadi skala 4 (cukup meningkat) 3. Monitor saturasi oksigen
2. Gelisah dari skala 2 (cukup meningkat) menjadi 4. Monitor hasil X-ray Thoraks
skala 4 (cukup menurun) Terapeutik :
3. Frekuensi nafas dari skala 2 (cukup memburuk) 5. Atur interval pemantauan respirasi sesuai
menjadi skala 4 (cukup membaik) kondisi pasien
6. Dokumentasikan hasil pemantauan.
Edukasi :
7. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Manajemen Nyeri
2. Nyeri akut berhubungan 1x 2 jam diharapkan nyeri yang dirasakan pasie ( SIKI, 1.08238)
dengan agen pencedera dapat berkurang dengan Kriteria Hasil : Observasi
fisik (Prosedur operasi) Tingkat 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
(SDKI, D0077) nyeri(SLKI, kualitas, intensitas nyeri
L08066) 2. Identifikasi skala nyeri
1. Keluhan nyeri menurun 3. Identifikasi respons nyeri non verbal
2. Kesulitan tidur menurun 4. Identifikasi faktor yang memperberat dan
3. Meringis menurun memperingan nyeri
4. Frekuensi nadi menurun
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang
5. Tekanan darah membaik
nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon
nyeri
7. Identifikasi engaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang
36

sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
10. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, Hipnosis,
akupresure, terapi musik, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, teknik imajinasi, terbimbing,
kompres hangat/dingin, terapi bermain)
11. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
(mis. Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
12. Fasilitasi istirahat dan tidur
13. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
14. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
15. Jelaskan strategi meredakan nyeri
16. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
17. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
18. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

Terapi relaksasi (SIKI, L 09326)


Observasi
1. Identifikasi teknik relaksasi yang pernah efektif
digunakan
2. Identifikasi kesediaan, kemampuan, dan
penggunaan teknik sebelumnya
3. Periksa ketegangan otot, frekuensi nadi, tekanan
darah, dan suhu sebelum dan sesudah latihan
4. Montor respn terhadap terapi relaksasi
Terapeutik
5. Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa gangguan
dengan pencahayaan dan suhu ruang nyaman
6. Berikan informasi tertulis tentang persiapan dan
37

prosedur teeknik relaksasi


7. Gunakan pakaian longgar
8. Gunakan suara lembut dengan irama lambat dan
berirama
9. Gunakan relaksasi sebagai strategi penunjang
dengan analgetik atai tindakan medis lainya
Edukasi
10. Jelaskan secara rinci intervensi relaksasi
11. Anjurkan mengambil posisi yang nyaman
12. Anjurkan rileks dan merasakan sensasi relaksasi
13. Anjurkan sering mengulangi atau melatih
relaksasiyang di pilih
14. Demonstrasikan dan latih teknik relaksasi
38

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Pencegahan Infeksi (SIKI, L.14539)


3. Risiko infeksi dibuktikan 3x5 jam diharapkan risiko infeksi menurun dengan
dengan faktor risiko : eefek kriteria hasil sebagai berikut: Observasi
prosedur invasif (post 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan
operasi sircumcisi) Tingkat Infeksi (SLKI, L. 14137) sistematik
(SDKI, D.0142) Terapiutik
1. Kemerahan menurun 2. Batasi jumlah pengunjung
3. Berikan perawatan kulit yang edema
2. Nyeri menurun
4. Pertahankan teknik aseptik pada pasien yang
3. Bengkak menurun beresiko tinggi
Edukasi
4. Demam menurun 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
7. Ajarkan etika batuk
8. Ajarkan cara memeriksa kondisi luka dan luka
operasi
9. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi dan cairan
39

CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An. A No. RM : 306xxx
Umur : 3 Th Ruang : Melati

No. DX Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi Paraf


1. 05 - 12 - 2022 1. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman S : Ny. M mengatakan bahwa An. A sering batuk Ali
dan upaya napas. Berdahak
12.00
R : RR = 22 kali/menit O:
2. Memonitor pola napas  TTV
R : Terdapat suara nafas tambahan SPO2 = 96%
3. Memonitor saturasi  Hasil X-Ray Thorax = Bronchopneumonia
oksigen R : SPO2 = 96 %  Batuk efektif dari skala 2 menjadi skala 3
4. Memonitor hasil X-ray Thoraks  Gelisah dari skala 2 menjadi skala 3
R : Kesimpulan bronchopneumonia  Frekuensi nafas dari skala 2 menjadi skala
5. Mengatur interval pemantauan respirasi 4
sesuai kondisi pasien A : Masalah teratasi sebagian
R : Respirasi reguler P : Intervensi dilanjutkan no 2,3,5,6,
6. Mendokumentasikan hasil 2. Memonitor pola napas
pemantauan. R : Klien tampak 3. Memonitor saturasi oksigen
kooperatif 5. Mengatur interval pemantauan respirasi
7. Menginformasikan hasil pemantauan, jika sesuai kondisi pasien
perlu. 6. Mendokumentasikan hasil pemantauan.
R : Klien tampak kooperatif
1. 06 – 12 – 2022 2. Memonitor pola napas S : Ny. M mengatakan batuk An. A sudah mulai Ali
R : Terdapat suara nafas tambahan berkurang
12.00
3. Memonitor saturasi O : TTV
oksigen R : SPO2 = 97 %  SPO2 = 97%
5. Mengatur interval pemantauan respirasi  Hasil X-Ray Thorax = Bronchopneumonia
sesuai kondisi pasien  Batuk efektif dari skala 3 menjadi skala 4
R : Respirasi reguler  Gelisah dari skala 3 menjadi skala 4
6. Mendokumentasikan hasil  Frekuensi nafas dari skala 2 menjadi skala
pemantauan. R : Klien tampak 4
kooperatif
40

A : Masalah teratasi sebagian


P : Intervensi dilanjutkan no. 2 & 3
2. Memonitor pola napas
3. Memonitor saturasi oksigen
1. 07 – 12 – 2022 2. Memonitor pola napas S : Ny. M mengatakan An. A sudah tidak Ali
R : Terdapat suara nafas tambahan batuk O : TTV
12.00
3. Memonitor saturasi  SPO2 = 98%
oksigen R : SPO2 = 97 %  Batuk efektif dari skala 4 menjadi skala 5
 Gelisah dari skala 4 menjadi skala 5
 Frekuensi nafas dari skala 4 menjadi skala
5
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 05 – 12 – 2022 1. Mengidentifikasi Penyebab S : Ny. M mengatakan bahwa An. A selama Ali
hipertermi R : Infeksi seminggu panas
12.00
bronchopneumonia O :
 TTV
2. Memonitor suhu
N = 110/menit
tubuh R : 37,5⁰C RR =
3. Menyediakan lingkungan yang 22x/menit S =
dingin. R : Kien tampak lebih 37,5⁰C
nyaman  Kulit merah dari skala 4 menjadi skala 2
4. Melonggarkan atau lepaskan  Suhu tubuh dari skala 2 menjadi skala
pakaian R : Klien tampak lebih 4 A : Masalah teratasi sebagian
dan P : Intervensi dilanjutkan no 2,5,6
nyaman
5. Menganjurkan tirah baring 2. Memonitor suhu tubuh
R : Klien tampak 5. Menganjurkan tirah baring
kooperatif 6. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
6. Mengkolaborasi pemberian cairan elektrolit intravena, jika perlu
elektrolit intravena, jika perlu
R : Terpasang infus D5 ¼ NS
2. 06 – 12 – 2022 2. Memonitor suhu tubuh S : Ny. M mengatakan panas An. A sudah mulai Ali
R : 37,5⁰C turun
41

12.00 5. Menganjurkan tirah baring O:


R : Klien tampak  TTV
kooperatif cairan dan N = 110/menit
6. Mengkolaborasi pemberian RR =
22x/menit S =
elektrolit intravena, jika
36,9⁰C
perlu R : Terpasang infus D5  Kulit merah dari skala 3 menjadi skala 2
¼ NS  Suhu tubuh dari skala 3 menjadi skala
4 A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan no 2,5,6
2. Memonitor suhu tubuh
5. Menganjurkan tirah baring
6. Mengkolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
2. 07 – 12 – 2022 2. Memonitor suhu tubuh S : Ny. M mengatakan panas An. A sudah turun Ali
R : 37,5⁰C O:
12.00
5. Menganjurkan tirah baring  TTV
N = 110/menit
R : Klien tampak
cairan dan RR =
kooperatif 22x/menit S =
6. Mengkolaborasi pemberian 36,5⁰C
elektrolit intravena, jika  Kulit merah dari skala 3 menjadi skala 1
perlu R : Terpasang infus D5  Suhu tubuh dari skala 3 menjadi skala
¼ NS 5 A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
3. 05 – 12 – 2022 1. Memonitor kelelahan fisik S: ALi
R: Ny. M mengatakan anaknya merasa Ny. M mengatakan An. A merasa lelah saat
12.00
lelah saat berkatifitas beraktifitas
2. Monitor pola dan jam tidur O:
R: Ny. M mengatakan An. A sulit tidur dan 1. Frekuensi nadi dari skala 3 menjadi skala
tidur malam 7 jam 4
3. Memonitor lokasi dan ketidaknyamanan 2. Keluhan lelah dari skala 3 menjadi skala 4
42

selama melakukan aktifitas 3. TTV:


R: Ny. M mengatakan lokasi dan N: 110x/mnt
ketidaknyamanan An. A di bagian RR: 22 x/mnt
dada S: 37,5 oC
4. Menyediakan lingkungan nyaman A: masalah teratasi sebagian
dan rendah stimulus P: Intervensi dilanjutkan poin 4,5,6
R: Ny. M mengatakan An. A lebih nyaman 4. Menyediakan lingkungan nyaman dan
dan tidur lebih nyenyak rendah stimulus
5. Menganjurkan tirah baring 5. Menganjurkan tirah baring
R: klien tampak kooperatif dan 6. Menganjurkan melakukan aktifitas
lebih nyaman secara bertahap
6. Menganjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap
R: klien tampak kooperatif
3. 06 – 12 – 2022 4. Menyediakan lingkungan nyaman S : Ny. M mengatakan lelah An. A sudah Ali
dan rendah stimulus berkurang saat beraktifitas
12.00
R: Ny. M mengatakan An. A lebih nyaman O:
dan tidur lebih nyenyak 1. Frekuensi nadi dari skala 3 menjadi skala
5. Menganjurkan tirah baring 4
R: klien tampak kooperatif dan 2. Keluhan lelah dari skala 3 menjadi skala 4
lebih nyaman 3. TTV:
6. Menganjurkan melakukan aktifitas N: 110x/mnt
secara bertahap RR: 22 x/mnt
R: klien tampak kooperatif S: 36,9 oC
A : Masalah teratasi sebagian
P : Intervensi dilanjutkan poin 4,5,6
4. Menyediakan lingkungan nyaman dan
rendah stimulus
5. Menganjurkan tirah baring
6. Menganjurkan melakukan aktifitas
secara bertahap
43

3 07 – 12 – 2022 4. Menyediakan lingkungan nyaman S : Ny. M mengatakan lelah An. A sudah Ali
dan rendah stimulus berkurang saat beraktifitas
12.00
R: Ny. M mengatakan An. A lebih nyaman O:
dan tidur lebih nyenyak 7. Frekuensi nadi dari skala 3 menjadi skala
5. Menganjurkan tirah baring 5
R: klien tampak kooperatif dan 8. Keluhan lelah dari skala 3 menjadi skala 5
lebih nyaman 9. TTV:
6. Menganjurkan melakukan aktifitas N: 110x/mnt
secara bertahap RR: 22 x/mnt
R: klien tampak kooperatif S: 36,5 oC
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai