Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTEK KUNJUNGAN LAPANGAN ( PKL )

PELATIHAN DETEKSI DINI DAN PENATLAKSANAAN GANGGUAN JIWA

BAGI DOKTER DAN PERAWAT DI PUSKESMAS GONDOMANAN

DI SUSUN OLEH :

Dr. SEKAR DIAN WULANDARI

MITA ATINI ,S.Kep.Ns

BALAI PELATIHAN TENAGA KESEHATAN ( BAPELKES )

PROVINSI DAERAH ISTEMEWA YOGYAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Praktek kerja lapangan ( PKL ) merupakan bagaian dari rangkaian proses
pembelajaran pada suatu pelatihan bagi ASN , karena tahap ini dianggap
sebagai bentuk pengkayaan dari seluruh materi yang selama ini telah
diperoleh dalam kelas.
Tujuan kegiatan PKL ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta
latiah untuk meningkatkan pemahaman bagaimana seorang dokter dan
perawat dapat melakukan deteksi dini dan penatalaksanaan gangguan jiwa
dan memberikan asuhan keperawatan pada pelayanan pasien dengan
gangguan jiwa di fasilitas kesehatan tingkat pertama ( FKTP )
Selain untuk tujuan tersebut diatas PKL juga mempunyai dasar
pertimbangan teori yang menyatakan bahwa proses belajar dapat terjadi
melalui 2 (dua ) cara n
1) Belajar melalui pemahaman , seorang mulai belajar ketika munculnya
pemahaman atau pengertian yang terjadi akibat adanya hubungan
suatu hal dengan hal lainya . Dalam kegiatan ini peserta latih akan
banyak mendapat pemahan baru mengenai diagnosis ,tatalaksana
dan rujukan jiwa serta asuhan keperawatan yang sering ditemui di
FKTP .
2) Belajar melaui contoh , seorang belajar melalui pengamatanya
terhadap tingkah laku orang lain dan secara tidak sadar orang
tersebut meniru tingkah laku yang baru itu .Dalam kegiatan ini peserta
latih akan melihat berbagai gambaran pasien denagan masalah
gangguan jiwa dan akan mendapatkan contoh dari fasilitator
bagaimana melakukan deteksi dini , diagnosis penatalaksanaan dan
rujukan serta asuhan keperawatan pada pasien tersebut hal ini akan
membantu peserta latih saat menerapkan teori yang telah diberikan
sebelumnya pada pasien tempat kerja masing – masing.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas , maka Bapelkes Yogyakarta
melakukan kegi iatan PKL ini ke FKTP yang diyakini dapat memberikan
pengalaman dalam melakukan deteksi dini ,tata laksana asuhan keperawatan
dan rujukan gangguan jiwa pada pelayanan di FKTP . Adapun kegiatan PKL
ini juga dimaksudakan untuk memberi kesempatan kepada para pserta latih
dalam rangka membandingkan kenyataan dari hasil yang diperoleh di
lapangan terhadap teori yang telah dipelajari dikelas sehingga peserta latih
lebih terampil dalam memberikan pelayanan pada pasien gangguan jiwa di
tempat masing – masing .
b. Tujuan PKL

1) Tujuan umum
Setelah selesai melakukan praktek lapangan , peserta latih mampu
melakuan deteksi dini , penatalaksanaan , asuhan keperawatan serta
rujukan kasus gangguan jiwa di FKTP.
2) Tujuan khusus
Setelah melakukan praktek lapangan , peserta latih mampu
a. Melakukan deteksi dini masalah kesehatan jiwa .
b. Melakukan wawancara psikiatrik dan komunikasi terapuitik
c. Melakukan penegakan diagnosis dan penatalksanaan serta asuha
keperawatan ganguan ansietas .
d. Melakukan penegakan diagnosis dan penatalksanaan serta asuha
keperawatan ganguan depresi.
e. Melakukan penegakan diagnosis dan penatalksanaan serta asuha
keperawatan ganguan psikotik .
f. Melakukan penegakan diagnosis dan penatalksanaan serta asuha
keperawatan ganguan perkembangan dan gangguan prilaku pada
anak .
g. Melakukan penegakan diagnosis dan penatalksanaan serta asuha
keperawatan ganguan demensia pada lansia .
h. Melakukan penatalkasnaan kegawat daruratan psikitarik .
BAB II
HASIL PRAKTEK LAPANGAN

IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. DW Wanita

Umur : 38 Tahun

Suku : Jawa WNI

Agama : Islam

Status Perkawinan : Menikah

Pendidikan : belum ditanyakan

Pekerjaan : Penjual Makanan di pasar

Alamat : Gondokusuman

Tanggal periksa : 16 Oktober 2017

Riwayat kesehatan pasien didapatkan dari Autoanamnesis dan catatan medis


pasien yang terdapat di puskesmas Goondokusuman.

KU : Pasien merasakan ngos ngosan.

Kelelahan. (Pasien bekerja dari jam 07:00 – 17:00 WIB). Gangguan tidur
(Mudah tidur tapi gampang terbangun hanya karena suara yang biasa.
Deg2an (-) Sesak nafas (-).

VS : RR : 18x/menit

P : 88x/menit

T : 36,8 C

BP : 110/80 mmHg
PENGKAJIAN :

DOKTER :

DATA SUBYEKTIF

RPS : Ngos2an (+) Pusing (+) selama 1 Minggu terakhir, palpitasi (-) gejala
dirasakan saat naik tangga, kelelahan saat berjalan jauh. Pasien khawatir dia
ada kelainan jantung. Batuk pilek (-) ngos-ngosan dan agak nggliyer dirasa
hilang jika pasien meminum segelas air gula tapi kemudian pasien khawatir jika
dia akan terkena penyakit DM. Polidipsi(-), Poliuri(-), Polifagi(-). Pasien sudah
berpuasa dan meminta untuk dilakukan cek gula darah, kolesterol dan jantung
karena kecemasan jika dirinya menderita DM, hieprkoleterol dan penyakit
jantung.

Merasa Lelah (+), Afek sesuai tidak sedih. Jika pasien ingin refreshing dia akan
jalan jalan dengan ketiga anaknya, membelikan kebutuhan sekolah yang
dibutuhkan.

Insomnia (+) dirasakan seminggu terakhir lebih sering, mudah tertidur namun
gampang terbangun jika mendengar suara2 yang biasa (pintu ditutup, mengunci
pintu), kadang sulit tidur kembali. Saat bangun tidur dirasakan badan kembali
segar (tidak lemas lunglai). Riwayat diberikan obat tidur karena gangguan tidur
sebelumnya (diminum sebelum tidur, namun pasien mengatakan malah rasanya
ingin tidur terus) akhirnya obat dia STOP sendiri.

Keluhan melihat sesuatu atau mendengar suara suara tertentu disangkal.


Ketakutan yang tidak beralasan disangkal.

Disfungsi Sosial (-)

Disfungsi Pekerjaan (-)

Disfungsi Penggunaan waktu senggang (-)

RPD : Asma (-), Diabetes(-) [Polidipsi(-), Poliuri(-), Poliphagi(-)] Hipertensi(-), 1


Tahun yang lalu riwayat operasi empedu(+) mondok 1 minggu. Riw mondok
karena penyakit lain(-). Riw gejala yang sama dirasakan waktu lampau(-). Pasien
belum pernah diperiksa Kolesterol, Gula, Asam urat sebelumnya. Dyspepsia(-),
Riw menderita Toxoplasma saat hamil anak ketiga (control rutin di Sp.OG dan
Sp,PD setelahnya).

Trauma Kepala (belum ditanyakan).

RPK : DM (-), HT(-), Jantung(+) anak ketiga, Cemas(-), Gangguan emosi(-),


dyspepsia(-)
PERSONAL SOSIAL : Pasien tinggal dirumah dengan suami dan ketiga
anaknya. Anak pertama kuliah,kedua kelas 3 SMP, ketiga kelas 4 SD. Anak
pertama dan kedua sehat. Anak ketiga sejak usia 1 Tahun sampai sekarang 9
Tahun, didiagnosa bagian jantung kanan dan kiri sekatnya tidak utuh (kesan
ASD), anak ketiga rutin berobat ke dokter jantung saat ini bisa bersekolah dan
beraktivitas biasa namun masih beberapa kali wajahnya terlihat biru, sesak jika
kelelahan. Pasien rutin memeriksakan anaknya untuk kontrol rutin ke Poli
Jantung, dan merasa khawatir jika suatu saat terjadi apa apa dengan dirinya
siapa yang akan mengurus anaknya. Pasien berjualan makanan di warteg, suami
berjualan sepatu di lokasi yang sama yaitu pasar.

Pasien mengatakan setelah melahirkan anak kedua dan ketiga berat badannya
dirasa berlebihan sehingga setelah anak yang ketiga terdiagnosis ASD pasien
menjadi sadar perlunya menurunkan berat badan. Pola makan pasien
sebelumnya normal makan lengkap 3x sehari, kemudian setelah sadar harus
menurunkan berat badan pasien merubah pola makan.

PAGI : Jus Buah

SIANG : Gorengan (di pasar, karena siang sering makan gorengan pasien jadi
khawatir kolesterol tinggi)

MALAM : Tidak makan, kalau ingin makan ---- Nasi Kucing.

Faktor Stressor Psikososial : (+)

Sebulan yang lalu ada anggota keluarga yang meninggal, dan pasien merasa
menjadi agak cemas, dan takut khawatir jika suatu saat dipanggi Tuhan siapa
yang akan mengurus keluarganya. Jika pasien merasa khawatir, maka hal yang
membuatnya lebih tenang adalah mengaji dan beribadah kepada Allah.

Riwayat Penggunaan Alkohol : belum ditanyakan

Riwayat Merokok : belum ditanyakan

Riwayat Penyalahgunaan zat / NAPZA : belum ditanyakan

Riwayat Mengonsumsi obat dalam jangka waktu lama : disangkal.

Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya : Pasien merasa sakit dan
membutuhkan pertolongan medis.
DATA OBJEKTIF

VS : RR : 18x/menit

P : 88x/menit

T : afebris

BP : 110/80 mmHg

Pemeriksaan Fisik :

KU : Cukup, Compos mentis GCS : E4M5V6

Mood : Biasa, Afek : Normal, sesuai.

Kepala : Mata CA (+)/(+) SI (-)/(-)

Leher : Baik, Lnn dbn.

Pulmo : V(+/+) R(-/-) W(-/-).

Cor : S1 S2 dbn G(-) M(-) Ictus Cordis kesan normal.

Abd : Scar OP selebar 5cm dengan keloid ringan di RUQ, BU(+ dbn),Tympani,
NT(-).

Ext : dbn, hyperhidrosis(-).

Kesan Obesitas(+) BMI = 65 : (1,6x1,6) = 24,5 (Normal, batas atas).

ASESSMENT

1. Syndrome Anxietas FISIK


a. FISIK : Motorik meningkat, tegang, gemetar, inability to relax (-)
b. MENTAL : Penurunan fungsi cognitive, sulit konsentrasi, mudah
marah, mudah lupa, mudah kaget (-), khawatir (+) takut akan kondisi
kesehatannya (terkena kolesterol, DM, maka pasien meminta cek
lab), jika suatu saat dipanggil Tuhan maka siapa yang akan mengurus
keluarganya.
c. Hiperaktivitas OTONOM : Pusing (+), late insomnia (+) palpitasi (-),
sesak (-), Epigastric pain (-).

Gejala yang mengarah ke Anxiety disorder ini dirasakan selama 1


minggu, sebelumnya tidak pernah seperti ini. Dirasakan hanya saat
keluhan ngos2annya muncul (tidak setiap saat). Saat pasien beristirahat
dan meminum segelas air gula keluhan pusing dan ngos2an hilang. Late
insomnia menetap, khawatir menetap.

Perasaan khawatir berkurang jika pasien melakukan ibadah seperti


mengaji dan melaksanakan sholat. Jika terbangun malam hari saat tidur
kadang pasien bisa lanjut tidur dengan sendirinya atau jika tidak, pasien
lanjut mengaji atau sholat sehingga bisa mempermudah untuknya
kembali relax dan tertidur, Pasien menolak diberikan

Penegakan diagnose untuk Anxiety Disorder belum dapat tegak karena


belum dialami selama 1 bulan, namun ada kecurigaan ke potensi
Anxiety Disorder / Gangguan Anxietas jika pasien tidak mendapatkan
penanganan yang tepat.

2. Syndrome Depresi
3 Gejala Utama Syndrome Depresi :

a. Afek /Mood : Sedih (-),murung(-), sesuai, normal.


b. Hilang Minat / Semangat : (-) Pasien masih bisa menikmati waktu
dengan keluarganya. Pasien masih semangat mencari nafkah untuk
anak2nya.
c. Energi Berkurang : Mudah Lelah(-). Keluhan hanya timbul jika
pasien naik tangga (+), setelah beristirahat keluhan lelah hilang.

7 Gejala Tambahan Syndrome Depresi :

1. Sulit Tidur (Insomnia) (+) jenis LATE Insomnia, mudah untuk tidur namun
mudah terbangun walau hanya karena suara biasa. (suara mengunci
pintu, suara pintu dibuka), kadang bisa tertidur kembali kadang terjaga
agak lama sehingga pasien memutuskan untuk sholat dan mengaji
sampai tertidur kembali, pasien mengatakan pagi harinya sealu segar dan
bersemangat.

2. Perubahan Pola Makan (+)


Semenjak anak ketiganya terdiagnosis ASD pasien merasa perlu
menurunkan berat badan demi menjaga kesehatannya. Maka pasien
merubah pola makannya sehingga BB nya turun sebulan terakhir dari 70
menjadi 65kg.

3. Penurunan Konsentrasi / Perhatian berkurang (-)


4. Perasaan bersalah dan tidak berguna (-)
5. Pandangan Masa depan suram / Pesimistis (-)
6. Harga diri dan kepercayaan diri berkurang (-)
7. Gagasan atau perbuatan membahayakan diri sendiri / suicide (-).
2U 2T tidak ditemukan (paling tidak dirasakan selama 2minggu) : BUKAN
Syndrome Depresi / Gangguan Depresi.

3. Gejala PSIKOSIS
Tidak ditemukan adanya HALUSINASI atau WAHAM.

KESIMPULAN

Diagnosis Kerja : Anemia, dan hipoglikemia ringan dengan POTENSI Anxiety


Disorder.

DD : Mild Anxiety Disorder

PLANNING

Komunikasi Terapeutik :

Menjelaskan secara medis bahwa kondisi yang dirasakan pasien bisa berasal
dari kondisi kurang darah (anemia ringan) dan hipoglikemia ringan.

Menyarankan agar pasien merubah pola diet menjadi lebih sehat sehubungan
dengan aktivitasnya yang padat. (Makan 3xsehari dengan porsi yang seimbang
terutama menu karbohidrat untuk tenaga dan suplai gula yang bersifat segera).
Jika merasa ngos2an dan agak pusing setelah melakukan kegiatan yang berat
anjurkan untuk segera makan atau minum yang mengandung gula sederhana.

Medikamentosa : Hemafort tablet 1x1 tab pc. No.XV

Mengajarkan kepada pasien cara relaksasi dengan nafas dalam agar dapat
digunakan saat pasien merasa cemas atau khawatir. Ingatkan pasien untuk
selalu berfikir rasional dan rutin memeriksakan kondisi kesehatan. Jika terfikir
kecemasan atau kekhawatiran sarankan pasien untuk mempertahankan kegiatan
seperti ibadah (mengaji, sholat) dan berpasrah kepada Allah.

Menjelaskan kepada pasien bahwa kemungkinan untuk terkena penyakit jantung


kecil namun jika pasien tetap ingin dilakukan pemeriksaan anjurkan untuk datang
kembali pada control berikutnya setelah apa yang disarankan diatas dilakukan
atau jika masih ada keluhan.

Saran kepada pasien untuk melakukan control setelah 2minggu penggunaan


Hemafort multivitamin dan rencanakan untuk dilakukan pengecekan GDP (Gula
Darah Puasa) dan Kolesterol.
PERAWAT :
Observasi langsung terhadap pasien ny.d usia 38 tahun dengan hasil
sebagai berikut:
a. Keluhan Utama
1) Keluhan fisik
Nafas ngos – ngosan saat naik tangga , kelelahan dan
glier.keluhan dirasakan berkurang/ hilang jika pasien minum
segelas air gula .
2) Keluhan psikomatik
Pasien tidak mengeluh sesak nafas , jantung berdebar –
debar ,tekanan darah tinggi , nyeri uluhati ,kembung , pegal –
pegal , keringat dingin disertai penurunan konsentrasi .
3) Keluhan mental emosional
Pasien takut kalau dirinya sakit jantung atau DM sebab kalau
dirinya sakit siapa yang akan merawat ketiga anaknya , terutama
anaknya nomor tiga yang terdiagnosis penyakit jantung .

b. Diagnosa keperawatan
Ansietas ringan ditandai dengan
1) Data subyektif : pasien takut kalau sakit jantung atau DM , Nafsu
makan turun , jantung berdebar(-) , sesak nafas (-) , kesulitan
tidur(-)
2) Data Obyektif :
Tensi : 110 / 80 , Nadi : 88 , Respirasi : 20 , pasien tampak tenang
dan kooperatif .
c. Tindakan keperawatan
1. Membantu pasien mengenal cemas dengan cara :
 Bantu pasien mengidentifikasi dan mengungkapkan perasaanya
 Bantu pasien menjelaskan situasi yang menetukan cemas
 Bantu pasien mengenal penyebab cemas
2. Melatih pasien melaksanakan relaksasi sebagai berikut :
 Pasien duduk di kursi dengan tubuh yang rilex .
 Tarik nafas melalui hidung dengan pelan .
 Tahan nafas pada hitungan ketiga hembuskan nafas melalui
mulut lakukan tiga kali.
 Mata boleh dibuka atau terpejam
d. Evaluasi
1. Data subyektif : pasien mengatakan perasaanya lebih membaik
sedikit setelah melakukan tekhnik relaxsasi .
2. Data obyektif : pasien belum sempurna memperagakan tehnik
relaxsasi .

e. Menyepakati rencana tindak lanjut


 .membuat jadwal kegiatan dirumah terkait pengelolaan
kecemasan pada pasien
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan

Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan


sehari – hari dan menyebabkan seorang menjadi waspada dan
meningkatkan presepsinya ( Videback, 2008 ).Ansietas memotivasi
belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas .Selama tahapan
ini seseorang menjadi lebih waspada dan kesadaranya menjadi lebih
tajam terhadap lingkungan .Jenis ansietas ini adalah dapat memberikan
motivasi pembelajaran dan menghasilkan pertumbuhan dan kreativitas.
       Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ansietas
adalah respons emosi tanpa objek, berupa perasaan takut dan
kekhawatiran yang tidak jelas dan berlebihan dan disertai berbagai gejala
sumatif yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial
atau penderitaan yang jelas bagi pasien.
b. Saran
1) Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan asietas pada tahap
pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan
yang bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik
atau psikiatrik, psikososial dan psikoreligius pelayanan di tingkat
FKTP perlunya lebih ditingkatkan koordinasi kerjasama
penanganan deteksi dini , diagnosis dan penatalaksanaan pasien
dan pemberian asuhan keperawatan ganuan cemas semisal
dengan alur pelayanan kusus pasien gangguan jiwa dll.
2) Untuk pembuatan Laporan ini kami menyadari masih banyak
kekurangan, kami berharap bagi pembaca untuk mengkritik guna
untuk menyempurnakan laporan ini.

Anda mungkin juga menyukai