ASESMENT AWAL
PASIEN
( AP )
RAWAT JALAN
ASESMEN
AWAL
RAWAT
INAP
DEFENISI : Asesmen awal adalah
suatu proses untuk mengidentifikasi
dan menangani kondisi yang
mengancam nyawa, terfokus pada
tingkat kesadaran pasien, stabilisasi
leher dan tulang belakang, menjaga
patensi jalan nafas, pernafasan dan
sirkulasi.
Asesmen awal harus sudah selesai
dalam 24 jam pertama sejak pasien
masuk rawat inap atau bisa lebih
cepat tergantung kondisi pasien dan
dicatat dalam rekam medis
Tujuan :
Memudahkan
pengambilan
keputusan-keputusan terkait:
(a) status kesehatan pasien
(b) kebutuhan dan permasalahan
keperawat
an;
(c) intervensi guna memecahkan
permasalah
an kesehatan yang sudah
teridentifikasi atau juga
mencegah permasalahan yang
PROSEDUR
1. Mencatat tanggal masuk ruang
rawat , jam dan ruang rawat.
2. Melakukan pengkajian alergi obat
dan pemasangan kancing tanda
alergi warna merah
3. Melakukan pengkajian terhadap
riwayat kesehatan pasien, alasan
masuk (keluhan utama saat masuk
RS) dan riwayat kesehatan /
pengobatan / perawatan
sebelumnya, status psikologis,
status mental, status sosial
4. Melakukan pemeriksaan fisik
(inspeksi, palpasi, perkusi dan
auskultasi) terhadap berbagai
sistem: tanda tanda vital,
gastrointestinal, neorosensori,
eliminasi, eliminasi, obstetri dan
ginekologi ( khusus untuk pasien
hamil )
5. Melakukan skrining gizi
( Berdasarkan Malnutrition
Screening Tooll MST )
6. Melakukan skrining status
fungsional
7. Melakukan skrining risiko cedera ?
jatuh
8. Melakukan skrining nyeri ( menurut
Wong Baker Paces Paint Scale )
9. Melakukan pengkajian terhadap
kebutuhan edukasi, perencanaan
pulang.
10.Membuat daftar masalah
ASESMEN
AWAL
RAWAT prioritas
JALAN
keperawatan
berdasarkan
11.Perawat yang melakukan
pengkajian awal menandatangani
lembar pengkajian diikuti oleh
perawat yang melengkapi.
STANDART OF OPERASIONAL
1. Asesmen Alergi / Reaksi
Obat
a. Defenisi alergi : respon
abnormal seseorang terhadap
bahan obat atau metabolitnya
serta makanan melalui reaksi
imunologi yang dikenal sebagai
reaksi hypersensitivitas yang
terjadi selama atau setelah
pemakaian obat atau konsumsi
makanan.
b. Tujuan :
1) Mengupayakan penanganan
alergi obat yang cepat dan
tepat
2) Mencegah komplikasi
c. Prosedur:
1) Melakukan anamnesa:
a) Tidak ada alergi
b) Alergi obat ,
sebutkanreaksi?
c) Alergi makanan,
sebutkan.reaksi?
d) Alergi lainnya,
sebutkan.reaksi?
e) Kancing Tanda Alergi
dipasang ( warna merah )
f) Jika tidak diketahui .
Diberitahu ke dokter /
farmasis ( apoteker )
dietisin ..ya pukul? Atau
tidak
2. Asesmen Kebutuhan
Fungsional
a. Defenisi : suatu kemampuan
individu untuk menggunakan
kapasitas fisik yang dimilikinya
untuk memenuhi kewajiban hidup
no
aktifitas
score
meliputi kewajiban
melaksanakan
depende
independ
nce
aktivitas fisik, perawatan
diri, ence
1
pemelihara dan kewajiban
0
5
pemeliharaan
untuk
an
dapatkesehatan
berinteraksi dengan orang
diri
lain, sehingga
dapat meningkatkan
2
mandi
5
kesehatan individu 0
makan
5
10
toilet
5
10
b. Tujuan
: Untuk Mendapatkan
(aktifitas
bab & bab)
gambaran
indikasi keparahan
5
naik/turun
5
10
suatu
penyakit, mengukur
tangga
kemampuan
dan kebutuhan
6
berpakaian
5
10
7
individu
terhadap
perawatan
kontrol
bab
5
10
8
kontrol bak
5
10
9
ambulasi
15
c. Prosedur
kursi roda
10
px
Pengkajian Status(bila
Fungsional
a,bulasi
Bathel Index adalah
alat yang
dengan
kursi roda)
digunakan KRITERIA
HASIL:
10
transfer
5-10
15
kursi/bed
A. 0 - 100
total: 100
3
4
B. 0 20 ketergantungan penuh
21- 61 ketergantungan berat
(sangat tergantung)
62 -90 ketergantungan moderat
91 99 ketergantungan ringan
100
mandiri
skala
A. numerik (ratio)
B. kategorik (ordinal)
3. Asesmen Gizi :
a. Defenisi : Proses identifikasi
status nutrisi dan
penatalaksanaan sesuai dengan
kebutuhan nutrisi yang
dilakukan pada pasien rawat
inap dan rawat jalan.
b. Tujuan :untuk mengidentifikasi
status nutrisi dan tatalaksana
terhadap pasien: 1) pasien
dewasa yang mengalami gizi
buruk, kurang gizi, atau obesitas
menggunakan Malnutrition
Screening Tool (MST); 2)
pasien anak > 5 tahun
menggunakan grafik CDC dan
3) usia < 5 tahun dengan
grafik Z Score (WHO,2007)
c. Prosedur :
Skrining gizi awal berdasarkan
MST ( Malnutrition Screening
Tool
Parameter :
1. Apakah pasien mengalami
penurunan BB yang tidak
diinginkan dalam 6 bulan
terakhir
a. Tidak ada penurunan berat
badan
b. Tidak yakin / tidak tahu
/terasa baju lebih longgar
c. Jika ya, berapa penurunan
berat badan tersebut :
1) 1-5 kg
2) 6 10 kg
3) 3) 11 15 kg
Gizi Normal
ideal
: 90 % - 110 % BB
Gizi Kurang
Ideal
: 70 % - 90 % BB
Gizi Buruk
: < 70 % BB Ideal
: Obesitas
2 SD 3 SD
: Gizi Lebih
- 2 SD 2 SD
: Gizi baik
b.2 Tujuan :
diagno
1. Mengidentifikasi pasien
sa
yang memilki risiko tinggi
medis) jatuh dengan
tidak
0
menggunakan
Alat
Berpegan
30
Asesmen
Risiko jatuh
bantu
gan
pada
2. Melakukan asesmen ulang
perabot pasien
pada semua
Tongkat/a
15
(setiap hari)
lat
3. Melakukan
asesmen yang
penopang
berkesinambungan
Tidak
0
terhadap
pasien yang
ada/kursi
berisiko
jatuh dengan
roda/pera
menggunakan
wat/tirah
Asesmen
baringRisiko Jatuh
Terpas Harian
ya
20
ang
c.infus
Prosedur
:
tidak
1. Perawat
yang bertugas
Gaya akan melakukan
tergangg
20
skrining
berjala
u
risiko jatuh kepada setiap
n
pasien
lemah
10
2. Setiap pasien akan
Normal/tir
0
dilakukan
asesmen ulang
ah
setiap harinya
baring/im
3. Asesmen
ulang juga
mobilisasi
Status
menta
l
Sering
lupa akan
keterbata
15
Kriteria
usia
Jenis
kelamin
Diagnosis
1.
2.
3.
Gangguan
kognitif
4.
1.
2.
3.
Faktor
lingkungan
1
2
3
4
Nila
i
1.
2.
3.
4.
< 3 tahun
3-7 tahun
7-13 tahun
13 tahun
4
3
2
1
1
2
Laki-laki
Perempuan
2
1
Diagnosis neurologi
Perubahan oksigenasi
(diagnosis respiratorik,
dehidrasi, anemia, ano
reksia, sinkop, pusing, dsb
Gangguan perilaku/
psikiatri
Diagnosa lainnya
Tidak
menyadari
keterbatasan dirinya
Lupa
akan
adanya
keterbatasan
Orientasi baik terhadap
diri sendiri
Riwayat jatuh/ bayi
diletakkan di tempat tidur
dewasa
Pasien menggunakan alat
bantu/ bayi diletakkan
dalam tempat tidur bayi/
perabot rumah
Pasien diletakkan
ditempat tidur
Area di luar RS
4
3
3
2
1
Respon
terhadap:P
embedaha
n/ sedasi/
anestesi
1
2
3
Dalam 24 jam
Dalam 48 jam
> 48 jam atau tidak
menjalani pembedahan/
sedasi/ anestesi
Penggunaa
n
medikame
ntosa
Penggunaan multipel:
sedatif, obat hipnosis,
barbiturat, fenotiazen,
2
1
3
2
1
4
3
2
1
5. Asesmen nyeri
a. Defenisi :
Nyeri adalah pengalaman sensorik
dan emosional yang diakibatkan
oleh adanya kerusakan jaringan
yang sedang atau akan terjadi atau
pengalaman sensorik dan emosional
yang merasakan seolah-olah terjadi
kerusakan jaringan.
Nyeri akut : nyeri dengan onset
segera dan durasi yang terbatas
memilki hubungan temporal dan
kausal dengan adanya cedera atau
penyakit.
b. Tujuan :
a) Mengidentifikasi dan mengenali
masalah nyeri pasien.
b) Mengidentifikasi kebutuhan
manajemen nyeri
c. Prosedur:
Pelaksanaan
a) Asesmen Nyeri
1. Wong Baker FACES Pain Scale
merupakan asesmen nyeri
untuk anak dapat
menggunakan gunakan
asesmen sebagai berikut:
3.
0
= tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit
menganggu aktivitas sehari-hari).
4 6 = nyeri sedang (gangguan
nyata terhadap aktivitas seharihari).
7 10 = nyeri berat (tidak dapat
melakukan aktivitas sehari-hari).
Perawat menanyakan mengenai
faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri kepada
pasien.
Tanyakan juga mengenai deskripsi
nyeri :
Lokasi nyeri yang dirasakan
Kualitas dan atau pola penjalaran
/ penyebaran
Onset, durasi, dan faktor pemicu
nyeri
Riwayat penanganan nyeri
sebelumnya dan efektifitasnya
Efek nyeri terhadap aktivitas
sehari-hari
Obat-obatan yang dikonsumsi
pasien
Pada pasien dalam pengaruh
obat anestesi atau dalam kondisi
sedang, asesmen dan
penanganan nyeri dilakukan saat
pasien menunjukkan respon
berupa ekspresi tubuh atau
verbal akan rasa nyeri.
Comfort scale, merupakan
asesmen nyeri untuk pasien bayi,
anak, dan dewasa di ruang rawat
intensif/kamar operasi/ruang
rawat inap yang tidak dapat
dinilai menggunakan Numeric
Rating Scale, Wong Baker FACES
Pain Scale. Instruksi: terdapat 9
3) Persiapan lain-lain
-
7. Asesmen pasien
terminal
a. Defenisi :
Yang dimaksud dengan keadaan
terminal adalah suatu keadaan
sakit dimana menurut logika dan
pengetahuan tidak ada harapan
lagi bagi sipasien untuk
mengalami kesembuhan.
Yang dimaksud dengan kematian
adalah suatu keadaan sudah tidak
adanya hubungan jasad tubuh
dengan jiwanya serta terputusnya
interaksi dengan dunia luar yang
ditandai dengan tidak adanya
denyut nadi, tidak bernafas, dan
ketiadaan reflek, serta tidak
adanya kegiatan otak. Status
kematian pasien ditetapkan oleh
dokter yang berwenang.
b. Tujuan : Memfasilitasi pasien
untuk menghadapi kematiannya
dengan tenang dan bahagia.
c. Prosedur :
Melakukan asesemen terhadap
tanda- tanda klinis menjelang
kematian:
1. Kehilangan tonus otot yang
ditandai dengan:
- Relaksasi otot muka sehingga
dagu menjadi turun
- Kesulitan dalam berbicara,
proses menelan, dan
hilangnya reflek menelan.
- Penurunan kegiatan sistem
pencernaan yang ditandai
dengan muntah, perut
menjadi kembung, mual,
3.
4.
5.
6.
7.
Menenangkan pasien
apabila mengalami
ketakutan yang hebat,
ketakutan yang timbul
akibat menyadari bahwa
dirinya tidak mampu
mencegah kematian)
Mendapatkan informasi
tentang proses penyakitnya
ketika pasien siap secara fisik
dan mental.
Mendampingi pasien yang
ingin membincangkan
kehidupannya.
2.
3.
4.
5.
9. Asesmen Discharge
Planning
a. Defenisi : adalah suatu proses
dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang diikuti dengan
kesinambungan perawatan baik
dalam proses penyembuhan
maupun dalam mempertahankan
derajat kesehatannya sampai
pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya
b. Tujuan :
1. Meningkatkan kontinuitas
perawatan
2. Meningkatkan kualitas
perawatan dan
memaksimalkan manfaat
sumber pelayanan kesehatan
3. Mengurangi hari rawatan
pasien, mencegah
kekambuhan
4. Meningkatkan perkembangan
kondisi kesehatan pasien
a) Medication (obat)
Pasien sebaiknya
mengetahui obat yang
diberikan dan yang harus
dilanjutkan setelah pulang
b) Environment (lingkungan)
Lingkungan tempat klien
akan pulang dari rumah
sakit sebaiknya aman.
Pasien juga sebainya
d) Health teching
(pengajaran kesehatan)
Klien yang akan pulang
sebaiknya diberitahu
bagaimana
mempertahankan
kesehatan, untuk pasien
bayi, anak dan lansia maka
keluarga di berikan
pengajaran kesehatan
bagaimana memberikan
perawatan dirumah.
e) Outpatien refer
Pasien dan keluarga
sebaiknya mengenal
pelayanan dari rumah sakit
atau agen komunitas lain
yang dapat memberikan
perawatan yang kontinue
f) Diet
Klien dan keluarga
diberitahu tentang
kebutuhan nutrisi dan
pembatasan dietnya.
Sebaiknya klien dan
keluarga mampu memilih
diet yang sesuai untuk
dirinya.
4. Implementasi
Implementasi merupakan
pelaksanaan dari perencanaan
pemulangan yang dilakukan,
meliputi pelaksanaan
pengajaran dan bahkan
memberian catatan secara
tertulis. Pelaksanaan
demonstrasi terhadap
pemberian perawatan selama
dirumah kepada keluarga serta
keluarga diminta untuk
mendemonstrasikan kembali.
Pelimpahan kelanjutan
b. Tujuan : Mengidentifikasi
ketrampilan dan pengetahuan
yang merupakan kekuatandan
kelemahan pasien, sebagai
dasar dalam membuat
perencanaan pendidikan pasien,
agar semua petugas yang ada di
rumah sakit dapat berpartisipasi
dalamproses pendidikan.
c. Prosedur :
1. Melakukan assessment
tentang kebutuhan
pendidikan Semua pasien
yangmasuk ke rumah sakit
dilakukan assesment
tentang kebutuhan
pendidikan
2. Hasil pengkajian pendidikan
pasien dicatat dalam rekam
medik
3. Pasien dan keluarga
mendapatkan pendidikan
tentang kondisi kesehatan
dan diagnosa penyakit
4. Pasien dan keluarga
mendapatkan pendidikan
tentang keamanan dan
efektifitas penggunaan
peralatan medis"
5. Pasien dan keluarga
mendapatkan pendidikan
tentang manajemen nyeri
6. Pasien dan keluarga
mendapatkan pendidikan
tentang diet dan nutrisi
yang memadai
7. Pasien dan keluarga
mendapatkan pendidikan
tentang teknik rehabilitas
8. Setelah mendapatkan