PANDUAN
ASESMEN PASIEN
TAHUN 2019
Proses asesmen pasien yang efektif akan menghasilkan keputusan mengenai kebutuhan
penanganan pasien sesegera mungkin dan berkesinambungan. Kebutuhan ini mencakup keadaan
gawat darurat, elektif atau untuk perawatan terencana, bahkan ketika kondisi pasien berubah.
Semua pasien yang dirawat oleh dokter/perawat teridentifikasi kebutuhan perawatan
kesehatannya melalui suatu proses asesmen pasien yang telah ditetapkan.
Semua pasien dilakukan asesmen ulang dengan interval tertentu berdasarkan kondisi dan
pengobatan mereka mengetahui respon mereka terhadap pengobatan. Selain itu juga untuk
merencanakan perawatan lanjutan atau pemulangan.
Individu yang memenuhi kualifikasi melaksanakan asesmen pasien.
Dokter, perawat serta individu layanan lain yang bertanggung jawab terhadap perawatan
bekerja sama untuk menganalisis dan mengintegrasikan asesmen pasien.
1. Asesmen pasien adalah proses mengidentifikasi kebutuhan pasien dengan
mempertimbangkan kondisi, usia, kebutuhan kesehatan, dan permintaan atau preferensi
pasien, yang dilakukan secara dinamis dan berlangsung terus menerus,
berkesinambungan, dalam keadaan rawat inap dan rawat jalan, yang dilakukan oleh
dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya.
2. Asesmen pasien gawat darurat adalah proses mengidentifikasi kebutuhan pasien yang
dilakukan pada pasien di ruang gawat darurat.
3. Asesmen awal adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter dan perawat kepada pasien
saat pertama kali diterima di rumah sakit baik rawat jalan maupun rawat inap
4. Asesmen awal rawat jalan adalah adalah proses asesmen awal pasien yang dilakukan
pada saat pasien pertama kali datang di poliklinik rawat jalan dengan suatu masalah
kesehatan, yang dilakukan oleh dokter dan perawat secara terintegrasi, guna mengetahui
masalah utama dan riwayat penyakit pasien, riwayat psikososial-ekonomi pasien, keadaan
fisik pasien, menegakkan diagnose kerja dan menentukan rencana penatalaksanaan
pasien.
5. Asesmen awal rawat inap adalah proses asesmen yang dilakukan oleh dokter dan perawat
saat pasien pertama kali datang di ruang rawat inap untuk mengidentifikasi kebutuhan
pelayanan pasien rawat inap, guna melakukan penilaian secara lengkap dan menentukan
rencana dan tindak lanjut medis dan keperawatan.
6. Asesmen ulang adalah asesmen yang dilakukan oleh dokter, perawat, dan staf disiplin
klinis lainnya untuk memonitor respon pasien terhadap pengobatan, perencanaan
pengobatan lanjutan, atau pemulangan pasien, yang dilakukan secara periodik
berdasarkan kondisi pasien.
7. Asesmen medis adalah asesmen yang dilakukan oleh tenaga medis dalam memberikan
asuhan pelayanan medis kepada pasien, yang berisi tentang anamnesis riwayat kesehatan
termasuk riwayat alergi, kondisi psikologis, sosial ekonomi, penilaian nyeri, penilaian
metode komunikasi dan edukasi yang efektif, penilaian risiko jatuh, kebutuhan nutrisi
berupa uji tapis atau indikasi penanganan gizi yang komprehensif oleh ahli gizi,
Tekanan darah adalah tekanan aliran darah pada pembuluh darah arteri ketika darah
dipompa oleh jantung ke seluruh tubuh yang diukur berdasarkan satuan mmHg.
Nadi adalah jumlah detak jantung persatuan waktu, yang dinyatakan dalam frekuensi per
menit
Pernapasan adalah jumlah napas persatuan waktu yang dinyatakan dalam frekuensi per
menit
Suhu adalah derajat panas atau dingin tubuh pasien yang diukur dalam derajat celcius
Berat badan adalah ukuran berat badan pasien berdasarkan hasil penimbangan dalam
satuan gram atau kilogram.
Tinggi/panjang badan adalah jarak dari bawah kaki ke atas kepala dalam posisi berdiri
tegak atau telentang lurus, diukur dalam sentimeter.
Pemeriksaan penunjang adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan atas indikasi medis
tertentu guna memperoleh keterangan yang lebih lengkap tentang penyakit guna menunjang
diagnostik.
Diagnosis banding adalah penentuan dari dua atau lebih penyakit atau kondisi yang
dimiliki pasien dengan membandingkan temuan klinis secara sistimatis.
Diagnosis tambahan adalah diagnosis yang tidak terkait dengan diagnosis utama, bisa
timbul selama episode perawatan atau sebelum perawatan.
Perkiraan lama rawat adalah kemungkinan lama rawat yang akan dijalani oleh pasien
sampai memadai untuk berobat jalan.
Nutrisi adalah kondisi yang berhubungan dengan asupan makan pasien
Eliminasi adalah kebiasaan pasien dalam buang air kecil dan buang air besar.
Psikologis adalah ekspresi kejiwaan pasien yang didapatkan saat anamnesa seperti cemas,
takut, marah, sedih, atau kecenderungan bunuh diri.
Sosial dan ekonomi adalah bagaimana interaksi pasien dengan lingkungan serta tingkat
kecukupan hidup pasien.
Gangguan fungsional adalah hambatan yang didapatkan/kecacatan yang mempengaruhi
hidup sehari-hari pasien.
Kontrol risiko infeksi adalah pencegahan yang dilakukan untuk meminimalkan
penyebaran infeksi setelah diketahui infeksi yang diderita pasien.
Masalah keperawatan adalah masalah yang ditemukan setelah perawat melakukan
asesmen lengkap terhadap pasien.
Perencanaan adalah strategi yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang ditemukan.
I. Asesmen Medis
1. Asesmen medis yang sudah dilakukan pada pelayanan rawat jalan atau gawat darurat,
harus dibaca ulang oleh dokter di rawat inap dan membubuhkan tanda tangan dan nama
jelas dokter yang merawat pada bagian akhir form sebelah kanan.
2. Informasi tambahan yang diperlukan atau adanya perubahan kondisi dicatat pada catatan
perkembangan pasien terintegrasi.
J. Asesmen Keperawatan
1. Asesmen awal keperawatan dilakukan oleh perawat primer atau dapat didelegasikan
kepada perawat pelaksana sesuai dengan kewenangan klinis perawat yang bertugas pada
saat itu. Hasil asesmen dicatat pada form asesmen awal rawat jalan atau rawat inap.
2. Asesmen ulang dilakukan setiap hari setiap pergantian shift dan bila sewaktu-waktu
terjadi perubahan kondisi pasien serta pada saat pasien terminal. Hasil asesmen ulang
didokumentasikan pada catatan perkembangan pasien terintegrasi, menggunakan tulisan
yang jelas terbaca.
L. ASESMEN GIZI/NUTRISI
1. Semua pasien pada awal masuk dilakukan penapisan gizi. Apabila memiliki masalah gizi
maka pasien dirujuk kepada ahli gizi untuk dilakukan asesmen lanjut dan bila perlu
dilakukan terapi gizi.
2. Skrining untuk status gizi merupakan bagian dari asesmen awal pasien rawat jalan
maupun rawat inap.
M. ASESMEN NYERI
1. Semua pasien rawat inap dan rawat jalan diskrining untuk rasa nyeri. Penilaian nyeri untuk
pasien dewasa menggunakan Visual Analogue Scale atau Wong Bake Faces, sedangkan
untuk anak-anak dan bayi/neonatus menggunakan FLACC scale dan NIPS.
2. Apabila diidentifikasi ada rasa nyeri pada asesmen pasien, maka harus dilakukan asesmen
lebih mendalam, sesuai dengan umur pasien, intensitas dan kualitas nyeri seperti
sifat/karakter nyeri, frekuensi, lokasi, dan lama nyeri.
3. Asesmen dicatat sedemikian sehingga memfasilitasi asesmen ulang yang teratur dan
tindak lanjut sesuai kriteria yang dikembangkan oleh rumah sakit dan kebutuhan pasien.
4. Penanganan nyeri mengacu pada Panduan / SPO Manajemen Nyeri.
Q. ASESMEN KHUSUS
Proses asesmen awal dapat mengidentifikasi kebutuhan akan asesmen lain seperti: gigi, THT,
mata, dll. Pasien harus dirujuk di dalam RS untuk mendapatkan tambahan asesmen khusus
sesuai kebutuhannya. Hasil asesmen dicatat pada form yang tersedia untuk mata, gigi/mulut,
THT, dll