LAPORAN PENDAHULUAN
FRAKTUR METATARSAL
DI GEDUNG MARJAN ATAS RSU Dr.SLAMET GARUT
A.DEFINISI
1. Fraktur metatarsal adalah fraktur yang terjadi pada tulang metatarsal akibat jatuh atau
troma . (brune dan suddarth. 2002)
2. Fraktur adalah patah tulang biasa nya di sebabkan oleh trauma (sylvia A.P 2005)
3. Fraktur adalah patah tulang dan terputus nya kontinuitas jaringan tulang atau tulang rawan
yang umum nya di sebabkan oleh rudapaksa ( Arief mansjoer. 2008)
B. KLASIFIKASI FRAKTUR
1. Fraktur tertutup (closed)
Merupakan patah tulang yang tidak di sertai dengan robekan jaringan kulit dan tidak
berhubungan dengan udara luar, sering juga di sebut fraktur yang bersih tanpa komplikasi.
2. Fraktur terbuka (open )
Robek nya kulit pada tempat fraktur luka berhubungan dengan kulit ke tulang. Oleh sebab itu
fraktur berhubfungan dengan lingkungan luar sehingga berpotensi menjadi infeksi. Fraktur
terbuka lebih lanjut di bedakan menjadi 3 berdasarkan berat nya fraktur :
a.derajat I : luka tembus dengan diameter 1cm atau kurang dan keadaan nya relatif bersih
b.derajat II : terdapat luka leserasi , luka lebih besar (>1 cm) tanpa di sertai kerusakan
jaringan lunak yang luas dan luka epulsi.
c.derajat III : patah tulang yang di sertai dengan kerusakan jaringan lunak yang luas , otot,
kulit dan sistem neuromuskuler . luas luka biasa nya 6-8 cm dengan penyebab energi yang
besar dan patah tulang nya mempunyai fragmen yang besar.
3. Fraktur komplit
Patah yang melintang keseluruh tulang dan sering berpindah dari posisi normal
4. Fraktur inkomplit
Meluas nya grafik fraktur yang melewati sebagian tulang dimana yang mengganggu
kontinuitas seluruh tubuh type fraktur ini di sebut juga “green stick”
C.ANATOMI FISIOLOGI
Merupakan stuktur padat yang hidup , karena terdiri atas sel-sel dan jaringan tulang
vpermukan tulang terbungkus oleh periostum atau selaput pembungkus tulang yang
merupakan lapisan jaringan ikat dan banyak mengandung serabut saraf
Menurut sapto harwonto (2002) terdapat beberapa fungsi tulang yaitu :
1. Penunjang jaringan tubuh dan memberi bentuk kerangka tubuh
2. Tempat melekat nya otot , tondon dan ligmen
3. Membentuk pergerakan , otot melekat pada tulang untuk berkonsentrasi dan bergerak
4. Melindungi organ tubuh yang lunak
5. Tempak penyimpanan garam mineral, kalsium dan fosfat
6. Tempatpembentukan sel darah merah . (susunan tulang)
D.ETIOLOGI
A.Trauma langsung (direk), yaitu bila fraktur terjadi di tempat bagian tersebut mendapat
ruda paksa , misalnya : benturan/pukulan pada tulang yang menyebabkan fraktur
B. Trauma tidak langsung (indirk) , misal nya penderita jatuh dengan lengan dalam keadaan
ekstensi , dapat terjadi fraktur dalam pergelangan tangan.
E.PATOFISIOLOGI
Trauma fisik
Terputusnya kontinuitas jaringan
Pendarahan di sekitar tempat patah
B. Diagnosa 2 nyeri yang berhubungan dengan spasme otot, gerakan fargme tulang, edema,
cedera pada jaringan lunak , alat traksi/mobilisasi, stres, ansietas
Hasil yang diharapkan :
Nyeri hilang
Pasien mampu berpartisipasi dalam aktivitas / tidur /istirahat dengan cepat
Pasien tamppak rileks
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Pertahankan mobilisasi bagian yang sakit Menghilangkan nyeri dan mencegah
dengan tirah baring kesalahan posisi tulang yang cidera
2 Kaji keluhan nyeri / ketidak nyamanan Tingkat ansietas dapat mempengaruhi
baik verbal / non verbal persepsi / reaksi terhadap nyeri
3 Kolaborasi dengan dokter dalam Di berikan untuk menhilangkan nyeri atau
pemberian terapi analgetik non narkotik spasme otot
D.diagnosa 4 : pertukaran gas , resiko tinggi terhadap perubahan aliran darah /emboli lemak ,
perubahan alveoler/kapiler ,interstinal , edema kongesli
Hasil yang di harapkan:
Mempertahankan fungsi pernafasan adekuat
Tidak adanya dipsnea /sianosis
Frekuensi pernafasan dan GDA dalam batas normal
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Awasi frekuaensi pernafasan dan upaya Takipnea ,dispnea dan perubahan dalam
nya , perhatikanstridor, penggunaan otot mantal dan tanda dini insufisiensi pernafasan
bantu, reaksi, terjadinya sianosis dan mungkin hanya indikator terjadi nya
aemboli paaru dalam tahap awal, masih
adanya tanda/gejala menunjukan distres
pernafasan luas/cenderung kegagalan
2 Atasi jaringan tulang dengan lambat, Ini dapat mencegah terjadinya emboli lemak,
khusus nya selama beberapa hari (biasanya terlihat pada 12-72 jam pertama)
pertama yang erat berhubungan dengan fraktur,
khusus nya tentang panjang dan pendek
3 Perhatikan peningkatan kegelisahan Gangguan pertukaran gas/adanya emboli
kacau, letargi dan stupor pada paru dapat menyebab kan
penyimpangan pada tingkat kesadaran pasien
seperti terjadinya hipoksemia/asidosis
4 Berikan obat sesuai indikasi :
Heparin dosis rendah -blok siklus pembekuan dan mencegah
pembekuan pada adanya trombotlebitis
E.diagnosa 5 infeksi resiko tinggi tidak adekuat nya pertahanan primer , kerusakan kulit,
trauma jaringan , prosedur invasif reaksi tulang
Hasil yang di harapkan :
Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu
Bebas drainase purulen atau eritma dan demam
N INTERVENSI RASIONAL
O
1 Infeksi kulit untuk adanya iritasi atau Pen atau kawat tidak harus di masukan
robrkan kontinuitas melalui kulit yang terinfeksi kemerahan.
Atau abrasi (dapat menimbulkan infeksi
tulang)
2 Observasi luka untuk pembentukan bula Tanda perkiraan infeksi gas gangren
krepitasi, perubahan warna kulit
kecoklatan, bau drainase yang tidak
enak/asam
3 Kaji tonus otot , refleks tendon dalam Kekakuan otot, spasme tonik otot rahang,
dan kemampuan untuk berbicara dan disfugia menunjukan terjadinya fetanus
4 Siapkan pembedahan sesuai indikasi Sequestrektomi (pengankatan tulang
nekrotik) perlu untuk membantu
penyembuhan dan mencegah perluasan
proses infeksi
Diposkan oleh rizky ginardi di 22.31