Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Statistik
Menurut Sudjana dalam bukunya yang berjudul Metoda Statistika menjelaskan
bahwa keterangan atau ilustrasi mengenai suatau hal bisa berbentuk kategori,misalnya:
rusak , senang, gagal, baik, puas, berhasil, dan sebagainya, atau bisa berbentuk bilangan.
Kesemuanya ini dinamakan data atau lengkapnya data statistik.
Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif , harganya berubah ubah atau
bersifat variable. Dari nilainya , dikenal dua golongan data kuantitatif ialah data dengan
variabel diskrit atau singkatnya data diskrit dan data dengan variabel kontinu atau
singkatnya data kontinu.
Hasil menghitung atau membilang merupakan data diskrit sedangkan hasil pengkuran
merupakan data kontinu.
Data yang bukan kuantitatif disebut data kualitatif. Ini tiada lain daripada data yang
dikategorikan menurut lukisan kualitas obyek yang dipelajari. Golongan ini dikenal pula
dengan nama atribut misalnya: sembuh, rusak, gagal, berhasil, dsb.
Menurut sumbernya kita mengenal data intern dan data ekstern. Pengusaha mencatat
segala aktivitas perusahaannya sendiri, misalnya: keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan
barang digudang, hasil penjualan dan lain-lain aktivitas yang terjadi di dalam perusahaan
itu. Data yang diperoleh demikian merupakan data intern. Dalam berbagai situasi, untuk
perbandingan misalnya, diperlukan data dari sumber lain diluar perusahaan tadi. Data
demikian merupakan data ekstern.
Data ekstern dibagi menjadi data ekstern primer atau disingkat: data primer, dan data
ekstern sekunder atau disingkat: data sekunder
Data yang baru dikumpulkan dan belum pernah mengalami pengolahan apapun dikenal
dengan nama data mentah.

B. Sifat Statistik
Data statistik adalah data yang berwujud angka. Sebagai data angka,data statistik
memiliki beberapa sifat tertentu yaitu:
1. Data statistik memiliki nilai relatif atau nilai semu.
2. Data statistik memiliki nilai nyata atau nilai sebenarnya.
3. Data statistik memiliki batas bawah relatif, batas atas relatif batas bawah nyata dan
batas atas nyata.
4. Data statistik yang berbentuk data kelompokan memiliki nilai tengah atau titik tengah
(midpoint).
5. Data statistik sebagai data angka, dalam proses penghitungannya tidak menggunakan
sistem desimal (sistem perpuluhan).
6. Data statistik sebagai data angka dalam proses penghitungan menggunakan sistem
pembulatan angka tertentu

2
C. Penggolongan Data Statistik
Data statistik dapat digolongkan menjadi:
1. Menurut Sifat
a. Data Kualitatif
Data kualitatif adalah yang berbentuk kategori atau atribut.
Contoh:
- Harga emas hari ini mengalami kenaikan
- Sebagian dari produksi barang "A" pada perusahaan “x” rusak
b. Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang berbentuk bilangan.
Contoh:
- Luas bangunan hotel itu adalah 5700 m
- Tinggi badan Sandy mencapai 170 cm
- Banyak perguruan tinggj di kota "B" ada 4 buah

Data kuantitatif dibagi menjadi dua bagian, yaitu:


1. Data diskrit
Data diskrit adalah data yang diperoleh dengan cara menghitung atau
membilang.
Contoh:
- Banyak kursi yang diruangan ini ada 75 buah
- Jumlah siswa yang mengikuti mata kuliah ini mencapai 110 orang
- Banyak anak pada keluarga Ali ada 3 orang
2. Data Kontinu
Data kontinu adalah data yang diperoleh dengan cara mengukur.
Contoh:
- Panjang benda itu adalah 15 cm
- Jarak antara kota Bandung dengan kota Cirebon adalah 130 cm
- Berat badan Adi adalah 58 kg

2. Menurut Sumber atau Cara Pemerolehan


1. Data Intern
Data intern adalah data yang diperoleh dari dalam objek penelitian itu sendiri.
Contoh: pengusaha mencatat segala aktivitas perusahaanya sendiri, misalnya
keadaan pegawai, pengeluaran, keadaan barang di gudang, hasil jualan, keadaan
produksi pabriknya, dll, sesuai dengan kativitas yang terjadi di dalam perusahaan
itu.
2. Data Ekstern
Data ekstern adalah data yang diperoleh dari luar objek penelitian sebagai bahan
pembanding.
Contoh: kondisi lingkungan dari suatu perusahaan, letak geografis perusahaan, dll
Data ekstern dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi serta diperoleh langsung dari objeknya.

3
Contoh:
- Pemerintah melalui Biro Pusat Statistik (BPS) ingin mengetahui jumlah
penduduk Indonesia, maka BPS mengirimkan petugas – petugasnya untuk
mendatangi secara langsung rumah tangga yang ada di Indonesia.
- Perusahaan susu “SEGAR JAYA” ingin mengetahui jumlah konsumsi susu
yang diminum oleh masyarakat di Kelurahan Kejaksaan, maka petugas dari
perusahaan tersebut secara langsung mendatangi rumah tangga – rumah
tangga yang ada di Kelurahan Kejaksaan.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, sudah
dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya data itu dicatat dalam bentuk
publikas – publikasi,
Contoh: Misalkan seorang peneliti memerlukan data mengenai jumlah
penduduk di sebuah kota dari tahun 1960 sampai 1970, maka orang itu dapat
memperoleh di BPS.
c. Data Mentah
Data mentah adalah data yang baru di kumpulkan dan belum pernah
mengalami pengolahan.
Contoh: data siswa, data sekolah, data sarana sekolah

3. Menurut Cara Penyusunan Angka


a. Data Nominal
Data nominal yaitu data statistik yang menyusun angkanya didasarkan atas
penggolongan atau klasifikasi tertentu dengan kriteria yang sangat tegas
batasanya. Angkanya tidak mempunyai arti hitung. Angka yang diterapkan hanya
merupakan simbol/tanda dari objek yang dianalisis.
Contoh: jenis kelamin, agama, pekerjaan, media massa, dll.
Misalkan seorang peneliti menghadapi data yang berkaitan dengan jenis kelamin
(perempuan dan laki-laki). Agar peneliti dapat menggunakan statistik dalam
analisisnya, dituntut untuk melakukan perubahan data tersebut menjadi bentuk
angka. Jika peneliti menggunakan angka 1 sebagai simbol siswa perempuan dan
angka 2 sebagai simbol siswa laki-laki, maka angka 1 dan angka 2 merupakan
inisial simbol dari jenis kelaminperempuan dan laki-laki. Untk selanjutnya
peneliti akan selalu berhadapan dengan angka 1 dan angka 2. Dalam hal ini
angka 2 tidak berarti lebih besar dari angka 1, karena angka-angka tersebut hanya
sebagai simbol atau kode saja. Sepanjang angka-angka yang digunakan oleh
peneliti hanya sebagai simbol, maka angka tersebut dimasukkan sebagai
kelompok data yang berskala nominal
b. Data Ordinal
Data ordinal yaitu data statistika yang cara menyusun angkanya didasarkan atas
urutan kedudukan (ranking) atau dengan golongan dengan besaran pada setiap
kriteria bisa jadi tidak sama, juga memiliki tingkatan besar – kecil atau tinggi –
rendahnya.
Contoh: hasil ujian suatu SMA menyatakan bahwa:
1. Siswa A sebagai juara 1
2. Siswa B sebagai juara 2
3. Siswa C sebagai juara 4, dst.

4
c. Data Interval
Data interval yaitu data statistika yang terdapat jarak (rentang) yang sama di
antara hal-hal yang sedang diselidiki atau dipersoalkan dan tidak mempunyai
angka 0 mutlak.
Contoh:
- Nilai siswa mempunyai rentang 0 sampai dengan 10
- Temperatur dalam ruangan mempunyai rentang dari 0 sampai dengan 100
derajat Celsius
d. Data Rasio
Data rasio yaitu memiliki ciri-ciri dari ketiga golongan tersebut di atas, juga
memiliki nilai nol murni (absolut) dalam artian secara matematis.
Contoh:  ukuran berat, panjang/tinggi, umur,dll.
Misalkan seseorang yang mempunyai berat badan 100 kg adalah 2 kali
beratnyadari orang yang mempunyai berat badan 50 kg. Jika berat suatu benda
adalah 0, maka benda tersebut benar-benar tidak mempunyai berat.

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


Teknik pengumpulan data merupakan teknik pengambilan sampel dari sebuah populasi
yang menjadi sebuah objek teliti.Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah
suatu teknik atau cara mengambil sampel yang representetif dari populasi. Pengambilan
sampel ini harus dilakukan sdemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar
berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan opulasi yang sebenarnya.
Beberapa cara pengambilan sampel penelitian yang lazim dilakukan adalah berikut ini:
1. Sensus
Cara pengumpulan data, jika setiap anggota populasi diteliti satu persatu.Sensus adalah
pencatatan data secara menyeluruh (complete enumenation) terhadap elemen yang menjadi
objek penelitian, tanda perkecualian keuntungan menggunakan hasil yang diperoleh
merupakan nilai karateristik yang sebenarnya (true value) karena sasaran penelitian
mencakup keseluruhan objek yang berada dalam populasi.
Adapun kelemahannya ialah, sensus merupakan cara pengumpulan data yang
memakan waktu, tenaga, biaya dan peralatan.
Contoh 7:
Misalkan Kepala SMA “X” ingin mengetahui rata-rata tingi badan siswa-siswa di
sekolahnya yang berjumlah 600 orang. Apabila setiap siswa diukur tinggi badannya,
kemudian dicatat, maka cara pengumpulan data seperti ini dinamakan sensus.
2. Cara Random
Cara pengambilan sampel dengan teknik random disebut dengan random sampling, dan
sampel yang diperoleh disebut sampel random. Teknik random sampling memungkinkan
peneliti dapat mengambil sampel secara objektif karena setiap unit dalam yang menjadi
anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama utnuk dipilih menjadi anggota
sampel.
Random yang digunakan dalam teknik ini bisa dalam bentuk undian, ordinal, dan
randomisasi dari table bilangan random.
Cara undian dilakukan dengan memberikan nomor pada unit sampling dalam populasi,
kemudian dilakukan pengundian satu persatu sampai diperoleh jumlah yang sesuai dengan
ukuran sampel yang ditentukan.
Cara ordinal dilakukan dengan membuat daftar secara berurutan dari unit sampling
yang pertama sampai yang terakhir, kemudian diambik satu per satu dengan pola tetentu,
misalnya diambil yang bernomor genap atau yang bernomor ganjil atau mengguanakan
kelipatan lima, sepulauh, lima belas, dan sebagainya.

5
Cara ketiga yaitu dengan menggunakan table bilangan random.Pengguanaan tabel
bilangan random untuk mencari sampel dari polpulasi dapat dilakukan sebagai berikut: 
a. Berilah nomor pada semua unit yang menjadi anggota populasi. Misalnya untuk
polpulasi sebesar 500, diberi nomor dari 000 sampai 500. Sampel yang akan diambil
misalnya 20.
b. Pilihlah secara  random baris dan kolom dari daftar bilangan random yang akan
digunakan, misalnya baris 2 kolom 10-14. Dari baris kedua pada kolom 10-14, pilih secara
berurutan ke bawah digit yang ketiga pertamanya sesuai dengan nomor populasi.
c. Bilangan yang terambil dengan table random, adalah 414, 268, 164, 364, 243, 460, dan
seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan.
Sampling ialah cara pengumpulan data dengan jalan mencatat atau meneliti sebagian
kecil saja dari seluruh element yang menjadi objek penelitian. Dengan kata lain, sampling
adalah cara mengumpulkan data dengan mencatat atau meneliti sampelnya saja.
Kebaikan sampling ialah pekerjaan dan pengumpulan data akan dapat dilaksanakan
dengan waktu, tenaga, biaya dan alat yang relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan
sensus.
Kelemahannya ialah jika sampel tersebut tidak bersifat representatif, maka kesimpulan
yang dikenakan terhadap populasi akan tidak sesuai dengan kenyataan yang terdapat pada
populasi.
Tidak semua anggota populasi yang diteliti, tetapi hanya sebagian anggota populasi saja
yang diteliti.Akan tetapi yang sebagian itu harus menggambarkan keadaan populasi yang
sebenarnya.Dengan demikian sebagian dari anggota populasi itu dikatakan bersifat
representatif.
Contoh:
Apabila jumlah siswa yang diukur tinggi badannya hanya 60 orang saja, dengan
perincian:
Kelas I diambil 20 orang siswa,
Kelas II diambil 20 orang siswa,
Kelas III diambil 20 orang siswa,
Maka cara pengumpulan data seperti ini dinamakan sampling.
3. Cara strata
Penarikan secara strata ini terutama ditujukan untu yang berkelompok (memiliki
stratum), dengan tujuan agar anggota populasi terpilih secara acak dan setiap kelompok
yang ada paada populasi dapat tewakili. Pada sampling itu, banyaknya sampel pada setiap
strata itu sama.
Misalnya kiat akan meneliti penugasan siswa terhadap matematika.  30.000 siswa
disebuah kabupaten, yang terdiri dari 15.000 siswa SD, 10.000 siswa SMP, dan siswa
SMA, samp[el yang dibuthkan misalnya 600 orang.
Perhitungan sampelnya dapat dilakukan sebagai berikut:
Anggota sampel sebanyak 600 siswa dari 30.000 siswa adalah 1/50. Maka untum siswa
SD diambil 1/50 x 15.000= 300 siswa, untuk siswa SMP diambil 1/50 x 10.000 = 200
siswa, dan untuk siswa SMA diambi 1/50 x 5.000= 100 siswa.
4. Cara Quota
Pengambialn data denga cara quota (quota sampling) didasari pada pertimbanagan-
pertimbangan tertentu dari peneliti. Jika peneliti mengambil sampel dari suatu penelitian
denga cara menentukan sejumlah anggota sampel secara quantum atau jatah, tekni
sampling semacam itu disebut dengan quota sampling.
Langkah-langkah pengambilan sampel adalah menetapkan besarnya jumlah sampel
yang diperlukan, kemudian menetapaka jumlah atau banyaknya jatah, maka jatah atau
quantum itulah yang dijadikan dasar untuk mengambil unit sampel yang diperlukan.

6
5. Cara sistematik
Cara sistematik hampir sama dengan cara random, anmaun dilakuakan secara
sistematik, yaitu mengikuti suatu pola tertentu dari momor anggota populasi yang dipilih
secara random, berdasarakan jumlah sampel yang sudah ditetapakan sbelumnya.
Misalkan kiat menghendaki sebuah sampel yang berukuran dari 60 ari sebuah populasi
yang berukuaran 600. Setelah setiap individu dari populasi diberi nomor urut 001 sampai
600, bagilah individu out menjadi 60 kelompok (subpopulasi), yang setiap kelompoknya
terdiri dari 10 individu. Subpopulasi pertama beris individu bernomor 001 sampai dengan
010, subpopulasi kedua berisi individu bernomor 011 sampai dengan 020, dan seterusnya
sampai subpopulasi yang ke-60 berisi individu yang bernomor 591 sampai dengan 600.

Anda mungkin juga menyukai