SKRIPSI
Oleh:
ILLY MARCHWEL ZACHARIAS PANDIE
1506100007
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Nim : 1506100007
Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk diseminarkan
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Nim : 1506100007
Skripsi ini telah diuji dan dipertahankan dihadapan dewan penguji pada hari
....................................................... dan dinyatakan LULUS.
Pembimbing :
Tim Penguji :
Mengesahkan,
iii
STUDI PENDUGAAN POTENSI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE
GEOLISTRIK RESISTIVITAS PADA DAERAH POS LINTAS BATAS
NEGARA (PLBN) NAPAN DI DESA NAPAN, KECAMATAN BIKOMI
UTARA, KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA
Illy M. Z. Pandie, Fani K. Y. Serangmo, Ika F. Krisnasiwi, xxi + 87 halaman +
15 halaman
Email: illy.p@yahoo.com
ABSTRAK
Air tanah merupakan air yang bergerak di dalam bumi yang menempati ruang butir
atau ruang pori-pori. Akuifer merupakan formasi batuan yang menyimpan air dalam
jumlah besar. Penelitian tentang pendugaan adanya potensi air tanah di desa Napan
perlu dilakukan untuk menunjang keberlangsungan hidup masyarakat di sekitar daerah
penelitian tersebut. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah yang pertama
bagaimana keadaan litologi bawah permukaan pada daerah Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) Napan di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah
Utara? dan yang kedua adalah Bagaimana pendugaan potensi air tanah dengan
menggunakan metode geolistrik resistivitas pada daerah Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) Napan di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah
Utara?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan litologi bawah
permukaan pada daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di Desa Napan,
Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara dan mengetahui
Mengetahui pendugaan potensi air tanah menggunakan metode geolistrik resistivitas
pada daerah Pos Lintas Batan Negara (PLBN) Napan di Desa Napan, Kecamatan
Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah metode geolistik resistivitas konfigurasi Schlumberger tipe sounding.
Akuisisi data dilakukan menggunakan seperangkat alat resistivitymeter NANIURA
NRD 300. Data yang diperoleh adalah kuat arus (I), beda potensial (V), besarnya
hambatan (R). Pengolahan data menggunakan software IPI2WIN diperoleh nilai
resistivitas (ρ), kedalaman (d), ketebalan lapisan (h) serta pola distribusi lapisan
penyusun. Adapun batuan yang berpotensi sebagai pembawa air adalah batugamping.
Terdapat 4 titik lintasan geolistrik dengan panjang masing-masing lintasan adalah 200-
300 m. Hasil interpretasi menunjukan bahwa daerah penelitian memiliki susunan
litologi yang terdiri dari lapisan penutup (soil), lempung dan batugamping. Titik
lintasan geolistrik yang berpotensi dilakukannya pemboran adalah titik sounding 02
dengan ketebalan 11 m dan kedalaman 26 m sampai 37,5 m.
Kata Kunci : air tanah, lapisan akuifer, geolistrik, desa napan
iv
STUDY OF POTENTIAL OF GROUND WATER USING GEO-ELECTRIC
RESISTIVITY METHOD IN NAPAN CROSS-BORDER POST AREA IN NAPAN
VILLAGE, NORTH BIKOMI DISTRICT, NORTH CENTRAL TIMOR
REGENCY
Illy M. Z. Pandie, Fani K. Y. Serangmo, Ika F. Krisnasiwi, xxi + 87th page +
15th page
Illy Marchwel Zacharias Pandie
Email: illy.p@yahoo.com
ABSTRACT
Ground water is moving water in the earth that occupies grain space or pore
space. Aquifers are rock formations that store large quantities of water. Research on
the estimation of ground water potential in napan village needs to be carried out to
support the survival of the communities around the research area. The purpose of this
research is to know the condition of subsurface lithology and to know depth and
thickness of the aquifer layer based on the resistivity value based on geo-electric
measurement results of the sounding type schlumberger configuration. The data
acquisition was carried out using a set of resistivitymeter naniura nrd 300. The data
obtained are current strenght (i), potential difference (v), and resistance (r). Data
processing using ipi2win software obtained resistivity value (ρ), depth (d), thickness
(h) and the distribution pattern of constituent layer. The rock that have the potential as
a water carrier are limestone. There are 4 geo-electric track points with a length of
each track is 200-300 m. The results of the interpretation show that the study area has
lithological structure consisting of top soil, clay and limestone. Geo-electric track
point that have potential to do drilling is sounding point 02 with a thickness of 11 m
and a depth of 26 m to 37,5 m.
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
vi
MOTTO
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena
penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul “Studi Pendugaan Potensi Air Tanah
Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Pada Daerah Pos Lintas Batas Negara
(PLBN) Napan Di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara, Kabupaten Timor Tengah
Penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Teknik pada jurusan Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknik,
Universitas Nusa Cendana. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini penulis
2. Kedua dosen pembimbing, Bapak Fani K. Y. Serangmo, ST. MT dan Ibu Ika
viii
Akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang
Penulis
ix
DAFTAR ISI
ABSTRAK ....................................................................................................................... iv
ABSTRACT ...................................................................................................................... v
x
1.5.2 Bagi Perguruan Tinggi ....................................................................... 4
xi
3.4.2 Pengumpulan Data ............................................................................. 37
4.1 Hasil.............................................................................................................. 58
xii
5.2 Saran ............................................................................................................. 88
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 4.3 Peta Geologi Lokasi Penelitian ..................................................................... 63
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 4.2 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik Sounding 1 .............. 67
Tabel 4.3 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik Sounding 2 .............. 71
Tabel 4.4 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik Sounding 3 .............. 75
Tabel 4.5 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik Sounding 4 .............. 79
Tabel 4.6 Titik Pengambilan Muka Air Tanah Dangkal Musim Kemarau ...................... 82
Tabel 4.7 Titik Pengambilan Muka Air Tanah Dangkal Musim Hujan ........................... 83
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
Air tanah merupakan salah satu sumber daya air yang baik untuk air bersih
dan air minum, dibandingkan dengan sumber daya air lainnya. Air tanah dibagi
menjadi dua klasifikasi yaitu air permukaan dan air tanah bawah permukaan. Air
permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi seperti sungai, danau, air
yang tertampung di bendungan, waduk, dan sebagainya. Sedangkan air tanah adalah
air yang terdapat di pori-pori/rongga atau rekahan dalam lapisan batuan di bawah
permukaan tanah, seperti air sumur, sungai bawah tanah, dan sebagainya. Air tanah
dapat ditemukan pada lapisan jenuh air atau akuifer. (Asdak, 2007)
pertumbuhan penduduk yang pesat seperti sekarang ini sering membuat orang lupa
bahwa daya dukung alam mempunyai batas dalam memenuhi kebutuhan air.
Misalnya, seperti pada musim hujan kandungan air pada akuifer meningkat
sedangkan pada musim kemarau kandungan air menurun (Asdak, 2007). Hal ini
umumnya terjadi pada wilayah dengan curah hujan yang rendah, seperti di Nusa
Tenggara Timur. Sebagai salah satu daerah dengan musim hujan yang singkat yaitu
kekeringan akibat dari kemarau panjang yang berlangsung selama delapan bulan
1
sementara itu air tanah tidak terdapat di semua tempat, melainkan dikontrol oleh
kondisi hidrogeologi daerah tersebut. Berdasarkan data profil Desa Napan tahun
2016, terdapat sumber air bersih yang digunakan masyarakat berupa sumur gali
berjumlah 41 unit yang dipakai oleh 207 Kepala Keluarga, tetapi kering pada
musim kemarau (Profil Desa Napan, 2016). Hal ini menyebabkan masyarakat
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air bersih di daerah tersebut. Oleh karena itu
perlu dilakukan upaya-upaya eksplorasi air tanah guna mengetahui potensi air tanah
kecukupan air permukaan. Upaya pemanfaatan potensi air tanah perlu segera
meningkat.
Salah satu cara untuk menduga potensi air tanah adalah dengan
dilakukan dengan cara menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi dan mengukur
nilai beda potensial yang dihasilkan (Bisri, 2012). Proses injeksi arus dan
perekaman beda potensial yaitu dengan menggunakan dua buah elektroda arus yang
posisinya di sisi luar dan dua buah elektroda potensial yang ada di sisi dalam.
tertentu. Untuk menjangkau target yang lebih dalam, maka jarak antar elektrodanya
Pengaturan letak elektroda yang biasa digunakan dalam pendugaan geolistrik slaah
2
dibahas dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan air di dalam
tanah dan kedalaman lapisan dimana terdapat air tanah tersebut dengan
musim kemarau di daerah sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan, Desa
penelitian ini diharapkan nantinya dapat menemukan potensi air tanah, kedalaman
yang tepat agar dapat direkomendasikan sebagai titik bor serta direncanakan
pemanfaatan potensi air yang mungkin ada di daerah tersebut untuk memenuhi
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul
Ada beberapa rumusan masalah yang penulis jadikan acuan dalam melakukan
penelitian diantaranya :
1. Bagaimana jenis litologi bawah permukaan pada daerah Pos Lintas Batas
3
2. Bagaimana pendugaan potensi air tanah dengan menggunakan metode
geolistrik resistivitas pada daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan
Dalam melakukan penelitian ini, adapun tujuan yang hendak dicapai sebagai
berikut :
1. Mengetahui jenis litologi bawah permukaan pada daerah Pos Lintas Batas
resistivitas pada daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di Desa
3. Area penelitian pada daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di
4
1.5 Manfaat Penelitian
geolistrik.
Schlumberger.
5
BAB II
DASAR TEORI
Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam
ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung
membentuk lapisan tanah yang disebut akuifer. Lapisan yang mudah dilalui
oleh air diisi oleh tanah disebut lapisan permeabel, seperti lapisan yang terdapat
pada pasir dan kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut
dari dua jenis yakni lapisan kedap air dan lapisan kebal air. Lapisan yang
menahan air seperti lapisan batuan (rock) disebut lapisan kebal air (aquifuge),
sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah seperti lapisan lempung disebut
Air tanah berasal dari bermacam sumber. Air tanah berasal dari
peresapan air permukaan disebut air meteorik (meteoric water). Selain berasal
dari air permukaan, air tanah dapat juga berasal dari air yang terjebak pada
waktu pembentukan sedimen. Air tanah jenis ini disebut air konat (connate
water). Aktifitas magma di dalam bumi dapat membentuk air tanah, karena
adanya unsur hidrogen dan oksigen yang menyusun magma. Air tanah yang
berasal dari aktivitas magma ini disebut air juvenil (juvenile water). Dari ketiga
sumber air tanah tersebut air meteorik merupakan sumber air tanah terbesar
(Wuryantoro, 2007).
6
Secara global, dari keseluruhan air tawar yang berada di bumi ini lebih
dari 97% terdiri dari air tanah. Tampaknya bahwa peranan air tanah di bumi
adalah penting. Air tanah dapat dijumpai hampir di semua tempat di bumi. Air
dapat ditemukan di bawah gurun pasir yang paling kecil sekalipun. Demikian
juga di bawah tanah yang membeku karena tertutup lapisan salju atau es.
Sumbangan terbesar air tanah berasal dari daerah arid dan semi arid serta
Air tanah merupakan aspek yang sangat luas dalam kaitannya dengan
siklus hidrologi. Untuk dapat mengikuti karakteristik air tanah, distribusi, sifat-
sifat fisik dan kimia serta pengaruhnya terhadap lingkungan dan manusia
tanah. Oleh karena itu, dalam hal ini akan dijelaskan beberapa aspek penting
yang perlu diperhatikan dalam analisis hidrologi, yang mungkin akan dekat
kaitannya dengan hidrologi air permukaan. Beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan dalam pemakaian air tanah disebutkan berikut ini (Harto, 1993):
jumlah yang relatif sangat besar, kualitas yang relatif tetap dan
permukaan.
3. Sifat dan perilaku air tanah dalam perancangan pipa air tanah.
7
4. Pengeringan air tanah dalam galian-galian pelaksanaan konstruksi
tertentu.
topografi. Model aliran air tanah akan dimulai pada daerah resapan/ daerah
imbuhan (recharge zone). Daerah ini adalah wilayah dimana air yang berada
di permukaan tanah, baik air hujan maupun air permukaan mengalami proses
penyusupan (infiltrasi) secara gravitasi melalui lubang atau ruag antar butiran
adalah proses masuknya air ke dalam zona jenuh air sehingga membentuk suatu
garis khayal yang disebut sebagai garis muka air tanah (water table) dan
daerah imbuhan (Freeze dan Cherry, 1979) sumber utama pengimbuhan adalah
8
air hujan, tubuh air permukaan seperti sungai, danau, rawa, dan irigasi. Dari
proses ini diketahui bahwa keterdapatan air tanah sangat berkaitan dengan
(curah hujan, temperatur), vegetasi serta jenis lapisan tanah dan batuan
(Triyoga, 2016).
Menurut letaknya, air tanah dapat dibedakan menjadi 2, yakni air tanah
permukaan (air tanah dangkal/freatik) dan air tanah dalam (Todd dalam Pengki
Irawan, 2012).
Air tanah dangkal (freatik) adalah air tanah yang terjadi dari air hujan
yang meresap ke dalam tanah dan berkumpul di atas lapisan kedap air
(impermeable). Air tanah jenis ini terletak pada lapisan jenuh air (zone of
saturation) atau pada lajur freatik (phreatic zone) dan akuifernya tidak
permukaan tanah. Jumlah air yang terkandung pada kedalaman ini hanya
cukup untuk keperluan rumah tangga. Penggunaan air tanah dangkal dapat
diperoleh dengan cara membuat sumur berdinding semen atau sumur bor.
Secara fisik, air tanah dangkal terlihat jernih dan tidak berwarna (bening),
karena telah mengalami proses filtrasi oleh lapisan tanah. Kualitas air
tanah dangkal cukup baik dan layak digunakan sebagai air minum. Namun,
kuantitas air tanah dangkal ini dipengaruhi oleh musim. Pada musim
hujan, jumlah air tanah dangkal sangat melimpah. Pada musim kemarau,
9
2. Air Tanah Dalam (Artesis)
Air tanah dalam (artesis) adalah air tanah yang terdapat di bawah
tanah dalam sangat jernih dan sangat baik digunakan sebagai air minum
tanah. Air tanah dalam memiliki kualitas yang lebih baik daripada air tanah
dangkal. Secara kuantitas, air tanah dalam cukup besar dan tidak
dikelompokan menjadi dua, yaitu: Air tanah dangkal dan air tanah dalam. Air
tanah dangkal adalah air tanah yang terletak di atas lapisan batuan yang tidak
tembus (kedap) air, dan air tanah dangkal ini sering disebut air tanah freatis dan
Sedangkan air tanah dalam adalah air tanah yang terletak diantara dua lapisan
10
batuan yang tidak tembus (kedap) air, dan letaknya lebih dalam dibandingkan
2.2 Akuifer
akuifer. Akuifer juga dapat diartikan sebagai lapisan tanah/batuan lulus air
yang menyimpan dan mengalirkan air tanah dalam jumlah yang cukup (Bisri,
2012).
koefisien kelulusan air (K), akuifer dapat dibedakan menjadi 4 macam, yaitu
aquifer).
1. Akuifer Bebas
akuifer dengan hanya memiliki satu lapisan pembatas kedap air yang terletak
11
dibagian bawahnya. Pada gambar 2.3 menunjukan muka air tanah merupakan
bidang batas sebelah atas dari daerah jenuh air dan pada bagian bawahnya
merupakan lapisan kedap air. Akuifer ini disebut juga sebagai phreatic aquifer.
Sedangkan nilai (K) lapisan tidak kedap air = (K) akuifer bebas.
2. Akuifer Terkekang
yang pada lapisan atas dan bawahnya merupakan lapisan kedap air sebagai
mengalir (no flux). Pada akuifer ini tekanan airnya lebih besar dari tekanan
atmosfer. Oleh karena itu akuifer ini disebut juga dengan pressure aquifer atau
non-leaky aquifer. Sedangkan nilai (K) lapisan kedap air = 0, (K) akuifer
tertekan > (K) lapisan kedap air. Pada gambar 2.4 menunjukan letak akuifer
terkekang yang bagian atas dan bagian bawah adalah lapisan kedap air.
12
3. Akuifer Setengah Terkekang Atau Akuifer Bocor
jenuh air, dengan bagian atas dibatasi oleh lapisan setengah kedap air (nilai
kelulusan terletak antara akuifer dan akuitar) dan pada bagian bawah dibatasi
oleh lapisan kedap air. Pada lapisan pembatas dibagian atasnya dimungkinkan
masih ada air yang mengalir ke akuifer tersebut. Akuifer ini disebut juga
dengan leaky-artesian aquifer. Pada gambar 2.5 bagian atas dari akuifer
setengah tertekan adalah lapisan setengah kedap air dan pada bagian bawahnya
4. Akuifer Menggantung
air tanahnya terpisah dari air tanah induk. Dipisahkan oleh suatu lapisan yang
relatif kedap air yang begitu luas dan terletak di atas daerah jenuh air. Kadang-
kadang lapisan bawahnya tidak murni kedap air, namun berupa akuitar yang
13
Sumber: Bisri, 2012
Pada gambar 2.6 menunjukan bahwa akuifer ini terpisah dari akuifer
bebas dan letaknya berada di atas muka air tanah akuifer bebas, dan akuifer ini
Struktur geologi berpengaruh terhadap arah gerakan air tanah, tipe dan
potensi akuifer. Stratigrafi yang tersusun atas beberapa lapisan batuan akan
kedudukan air tanah. Jenis dan umur batuan juga berpengaruh terhadap daya
hantar listrik, dan dapat menentukan kualitas air tanah. Pada mulanya air
daerah pantai. Air tersebut kemudian mengalir kebawah karena pengaruh gaya
gravitasi melalui pori-pori akuifer. Air yang berada di bagian bawah akuifer
mendapat tekanan yang besar oleh berat air di atasnya, tekanan ini tidak dapat
hilang atau berpindah karena akuifer terisolasi oleh akiklud di atas dan di
14
bawahnya, yaitu lapisan yang impermeabel dengan konduktivitas hidrolik
2007).
terdapat dalam batuan yang berupa pori-pori terhadap volume batuan secara
(Nurwidiyanto, 2006).
batuan lain dengan jalur yang ada di dalam batuan. Pori-pori ini dapat
mengarah pada batuan diloloskan oleh pori-pori yang terhubung itu. Chapman
porositas dalam batuan yang saling terkoneksi satu sama lain. Porositas juga
sangat berpengaruh pada aliran dan jumlah air tanah. Porositas adalah jumlah
atau persentase pori atau rongga dalam total volume batuan atau sedimen.
Porositas dapat dibagi menjadi dua yaitu porositas primer dan prorsitas
sekunder. Porositas primer adalah porositas yang ada sewaktu bahan tersebut
alur yang terurai. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klastik dan bahan
15
butiran lainnya. Pori berukuran kapiler dan membawa air yang disebut air pori.
kecil, akan mengakibatkan molekul ai tetap timggal. Kejadian ini terjadi pada
mempengaruhi aliran dan jumlah air tanah. Jumlah air tanah yang dapan
disimpan dalam batuan dasar, sedimen dan tanah sangat bergantung pada
acuan untuk mengetahui bahwa daerah tersebut memiliki potensi akuifer atau
terhadap aliran listrik dengan satuan unit: ohm-m. Batuan di bumi umumnya
mempunyai sifat kelistrikan berupa daya hantar listrik dan konstanta dielektrik.
material batuan dan merupakan respon statik untuk medan listrik AC maupun
DC (Dobrin, 1998).
fisika dan mineral. Pada mineral-mineral logam, harganya berkisar pada 10-8
Ωm – 107 Ωm. Begitu juga pada batuan-batuan lain, dengan komposisi yang
16
bermacam-macam akan menghasilkan range resistivitas yang bervariasi pula.
isolator memiliki resistivitas lebih dari 107 Ωm. Dan diantara keduanya adalah
elektrom bebasnya lebih sedikit. Isolator dicirikan oleh ikatan ionik sehingga
tahanan jenis lebih tinggi (lebih dari 10 Ωm), sedangkan apabila terisi oleh air
formasi yang mempunyai salinitas tinggi maka harga tahanan jenisnya hanya
beberapa ohmmeter. Suatu formasi yang porositasnya sangat kecil (tight) juga
akan menghasilkan tahanan jenis yang sangat tinggi karena tidak mengandung
1989).
1. Kandungan air
resistivitas sehingga nilai daya hantar listrik pada batuan tersebut akan
semakin besar.
17
2. Porositas batuan
4. Suhu
yaitu:
Air tanah secara umum berisi campuran terlarut yang dapat menambah
18
Verhoef (1989), memaparkan nilai resistivitas batuan seperti tabel
berikut:
19
Tults 2 x 103 (basah) – 105 (kering)
Graphite schists 10 – 102
Slates (Various) 6 x 102 – 4 x 107
Gneiss (Various) 6,8 x 104 (basah) – 3 x 106 (kering)
Marble 102 – 2,5 x 108 (kering)
Skarn 2,5 x 102 (basah) – 2,5 x 108 (kering)
Quartzites (Various) 10 – 2x 108
Sumber : Telford et al., 1990 : 454
potensial dan pengukuran arus yang terjadi secara alamiah maupun akibat
injeksi arus ke dalam bumi. Oleh karena itu metode geolistrik mempunyai
menyelidiki struktur bawah permukaan bumi. Aliran arus listrik dalam menglir
di dalam tanah melalui batuan-batuan dan sangat dipengaruhi oleh adanya air
20
tanah dan garam yang terkandung di dalam batuan serta hadirnya mineral
logam maupun panas yang tinggi. Oleh karena itu, metode geolistrik dapat
rocks pada penyelidikan panas bumi. Berdasarkan asal sumber arus lsitrik yang
1. Metode pasif
Magneto Teluric.
2. Metode aktif
Yaitu bila arus listrik yang diinjeksikan ke di dalam batuan kemudian efek
Metode tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik
diakibatkan oleh arus listrik secara alamiah (pasif) ataupun secara batuan
21
Metode tahanan jenis adalah metode yang paling sering digunakan dari
sekian banyak metode yang ada. Metode ini prinsipnya bekerja dengan
menginjeksikan arus listrik ke dalam bumi melalui dua elektroda arus sehingga
menimbulkan beda potensial. Dan beda potensial yang terjadi diukur melalui
dua buah elektroda yang berbeda dapat digunakan untuk menurunkan variasi
harga tahanan jenis lapisan bawah titik ukur. Metode ini lebih efektif dan cocok
informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 kaki, sehingga metode ini
ini prinsip bahwa lapisan batuan atau material mempunyai tahanan yang
bervariasi, yang disebut dengan tahanan jenis (resistivity atau ρ). Besarnya
atau batuan memiliki kisaran resistivitas yang berbeda dengan material lain.
Studi hambatan listrik dan geofisika dapat dipahami dalam konteks dari
aliran arus melalui medium di bawah permukaan yang terdiri dari lapisan bahan
22
dengan resistivitas yang berbeda. Untuk sederhananya, semua lapisan
R=ρ 2.1
A adalah luas silider konduktor (m2), dan R adalah resistansi (Ω). Sedangkan
= 2.2
Dimana R adalah resistansi, V adalah beda potensial (V). I adalah kuat arus
(A).
ρ=R 2.3
23
2.6 Konfigurasi Elektroda Metode Schlumberger
sebagai bola padat yang mempunyai sifat homogen isotropis. Dengan asumsi
dan tidak bergantung pada spasi elektroda. Namun pada kenyataannya bumi
resistivitas yang terukur bukan merupakan harga resistivitas untuk satu lapisan
saja, tetapi beberapa lapisan. Hal ini terutama untuk spasi elektroda yang lebar
(Wuryantoro, 2007).
keterbatasan kepekaan alat ukur, maka ketika jarak AB sudah relatif besar
tegangan pada elektroda MN lebih kecil terutama ketika AB yang relatif jauh,
koma atau dengan cara lain diperlukan peralatan pengirim arus yang
24
nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN (Parinata,
2015).
yaitu ketika pembacaan tegangan listrik pada multimeter sudah demikian kecil,
Perbandingan yang lebih kecil misalnya 1:50 bisa dilakukan bila mempunyai
alat utama pengirim arus yang mempunyai keluaran tegangan listrik DC sangat
besar, misalnya 1000 Volt atau lebih, sehingga beda tegangan yang terukur
pada elektroda MN tidak lebih kecil dari 1.0 miliVolt (Parinata, 2015).
diperlukan suatu bilangan faktor geometri (K) yang tergantung pada jenis
konfigurasi, jarak AB/2 dan MN/2. Faktor geometri atau sering dilambangkan
(Santoso, 2002):
25
R1 = C1P1 = − = −
R2 = C2P1 = + = +
R3 = C1P2 = + = +
R4 = C2P2 = − = −
ρα = K 2.4
K= 2.5
K= 2.6
! !
K= 2.7
( ) ( )
!
K= 2.8
( ) ( )
!
($ %)($ %)
K= 2.9
($ % )
K= 2.10
Keterangan Rumus:
elektroda.
26
2.7 Deskripsi Wilayah Penelitian
Letak geografis dari lokasi penelitian berada di daerah sekitar Pos Lintas
Batas Negara (PLBN) Napan yang termasuk dalam kawasan Desa Napan,
Geologi daerah di sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan Desa
Napan berdasarkan peta geologi lembar Kupang – Atambua, Timor 2015 skala
Sumber: 1. Peta RBI Bali, Nusa Tenggara 2019 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat DMS, Zona
UTM -51s
2.Peta Geologi Lembar Kupang –Atambua, Timor 2015 Skala 1:250.000 Sistem
Koordinat DMS, Zona UTM -51s
27
packstones, boundstones yang kaya akan rombakan cangkang koral, krinoida,
berumur lebih tua, yaitu berkisar dari Perem sampai Miosen Awal (Audley-
hasil longsoran bawah laut, atau olistotrom, yang mungkin berkaitan dengan
batuan yang diterobosnya, dan masih aktif sampai sekarang (Bachir dkk, 1995).
2.8 Hidrogeologi
untuk memperoleh data dari singkapan batuan yang akan digunakan dalam
menyusun peta geologi, stratigrafi, struktur geologi dan sebaran air tanah bebas
28
sumber mata air. Perolehan data stratigrafi dan karaktek geologi permukaan
sebaran geolistrik.
berupa sumber mata air permukaan atau sumur gali masyarakat, sumur bor
atau air tanah dalam suatu daerah dengan daerah lain, menentukan aliran air
29
1. Akuifer dengan aliran melalui ruang antar butir
produktif, dengan keterusan dan kisaran kedalaman muka air tanah sangat
beragam, dan debit sumur pada umumnya bervariasi dimana tergantung lapisan
Tipe akuifer ini mempunyai keterusan sedang sampai rendah, muka airtanah
Tipe akuifer ini tidak menerus, tipis dan rendah keterusannya, muka
lepas atau setengah padu yang terdiri atas lempung pasiran, lumpur, pasir, dan
kerakal. Aliran air tanah di wilayah ini melalui sistem akuifer ruang antarbutir
30
• Akuifer dengan produktivitas tinggi
Aliran airtanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan,
muka airtanah umumnya dalam, debit sumur dan mataair beragam dalam
Aliran airtanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan,
muka airtanah umumnya dalam, debit sumur dan mataair beragam dalam
Aliran airtanah terbatas pada zona celahan, rekahan dan saluran pelarutan,
dalam jumlah terbatas, dapat diperoleh didaerah - daerah rendah pada zona
31
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
sejauh 208 km dalam waktu 5 jam menggunakan kendaraan roda empat. Lokasi
Sumber : Peta RBI Bali, Nusa Tenggara 2019 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat DMS, Zona UTM
-51s
32
3.2 Peralatan
NANIURA NRD 300, yang berfungsi sebagai alat untuk mengukur tahanan
jenis di bawah permukaan bumi, dengan spesifikasi seperti pada tabel 3.1
berikut :
5. Ketelitian arus 1 mA
1. Impedansi 10 m-Ohm
33
3. Ketelitian 0,1 mV
4. Kompensator :
potensiometer)
jenis juga dibutuhkan beberapa alat dan bahan yang tersaji pada Tabel 3.2
Ah
34
4. Kabel 300 2 buah Sebagai kabel
elektroda-elektroda ke
dalam tanah.
digital dokumentasi.
35
9. Handy 5 set Sebagai alat untuk
Talkye / HT berkomunikasi di
lapangan.
Data pengukuran.
Penelitian
pengukuran
lintasan
36
3.4 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian terdiri dari dua tahap yang dilakukan yaitu studi
informasi yang didapat dari internet atau bacaan dari berbagai sumber
lapangan.
Data yang didapat dari observasi ini berupa data primer dan data
sekunder
singkapan.
37
b. Data sumur gali, sumur bor sektar lokasi, kedalaman sumur
gali/bor dan muka air tanah pada sumur gali/bor, kondisi sumur
b. Peta regional
c. Peta administrasi
2. Dokumentasi
dianggap penting untuk menunjang penelitan ini, baik itu data kualitatif
yang diakukan.
3.5 Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan terdiri dari empat (4) tahapan yaitu persiapan, penentuan
3.5.1 Persiapan
1. Persiapan Administrasi
38
pengukuran geolistrik yang akan dilakukan. Lembaran yang belum diisi
elektroda arus (AB), dan juga nilai koefisien geometri (K), nilai K dapat
menggunakan rumus
.
39
Sumber : Data Olahan Penulis, 2020
titik.
3. Pengukuran geolistrik
40
dengan kondisi lapangan. Beberapa hal tahapan pengambilan data yang
dilakukan adalah :
pengukuran.
bentuk sebaran tahanan jenis batuan dari setiap titik lokasi pengukuran
yang ditulis pada lembar pengukuran seperti pada gambar 3.4 diatas.
vertikal.
41
4. Pengambilan Data Sumur Gali
pada 5 sumur gali yang berada di daerah sekitar Pos Lintas Batas Negara
pengukuran kedalaman permukaan air sumur dari bibir sumur, serta letak
42
5. Pengolahan Data
6. Persiapan Peralatan
gambar dibawah
43
b. Klik File > New VES Point (Ctrl+Alt+N), maka akan muncul New VES
Catatan :
Kolom AB/2 digunakan untuk input data AB/2 (jarak antara elektroda
Potential, V untuk data Viltasem, I untuk data arus listrik, dan K untuk
44
c. Sebelum data dimasukan terlebih dahulu pilih konfigurasi elektroda yang
45
d. Data dimasukan dengan klik langsung pada kolom New VES Window.
Setelah data dimasukan maka akan tampak titik pada sebelah kanan
46
e. Akan muncul Save As Window, tentukan lokasi penyimpanan file
kemudian beri nama file yang disimpab tersebut, kemudian klik tombol
Save.
f. Akan muncul tampilan grafik dan tabel seperti pada gambar dibawah
47
Catatan :
berbeda).
48
g. Tulisan RMS pada tepi atas tabel menunjukan tingkat kesalahan data dan
Hasilnya terjadi perubahan grafik, data pada tabel, serta nilai RMS
49
2. Join Data dan Pembuatan Pseudo Cross Section
a. Jalankan kembali program IPI2WIN kemudian klik File > Open seperti
50
b. Tampak window Open Data File, pilih file VES yang telah disimpan lalu
klik Open.
51
c. Muncul grafik dan tabel dari file VES yang telah dipilih, lalu klik File >
52
d. Muncul Open Data File window, pilih VES lain yang akan digabungkan
satu dan VES dua disimpan, beri nama file gabungan tersebut kemudian
53
f. Muncul window information, pada Coordinate Table kolom N adalah
jumlah titik yang digabungkan, VES name adalah nama dari tiap titik
yang dapat diganti dengan klik pada kolom VES_name, X adalah jarak
Pilih Array Type dari dua data yang digabungkan tersebut, misalnya
resistivitas secara vertikal dari dau VES yang telah diinterpolasi. Lapisan
54
h. Untuk menampilkan informasi secara lengkap klik Window > IP8
55
3.6 Diagram Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Melakukan interpretasi
batuan dan potensi air tanah
(akuifer)
Kesimpulan
Selesai
56
3.7 Jadwal Penelitian
Jadwal kegiatan penelitian ini dilakukan selama 2 bulan seperti yang
Minggu Minggu
No. Kegiatan
I II III IV I II III IV
1. Studi Literatur
2. Pengamatan
3. Pengambilan
Data
4. Pengolahan dan
Analisis Data
5. Laporan
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Daerah Penelitian
Pengambilan data ini dilakukan pada hari Jumat dimulai pukul 07.00
sampai 16.00 WITA di daerah sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan
Daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan terletak di ketinggian rata-rata
500 meter diatas permukaan laut. Topografi daerah penelitian ini adalah daerah
perbukitan.
Sumber : Peta RBI Bali, Nusa Tenggara 2019 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat DMS, Zona
UTM -51s
58
Penelitian dilakukan di 4 titik yang berbeda, yaitu titik 1 terletak pada
12423’39.2”.
yang dibutuhkan.
NRD 300 (Gambar 4.2) yang berfungsi sebagai alat pencatat beda potensial
dan sebagai sumber arus. Alat pendukung lainnya adalah elektroda, kabel roll,
meteran, GPS (Global Positioning System), palu dan alat tulis seperti kertas
dan bolpoin. Elektroda dan kabel roll berfungsi sebagai media penghantar arus
listrik dan penerima beda potensial dari arus yang di hasilkan resistivitymeter.
4 buah elektroda yang masing-masing terdiri dari 2 buah elektroda arus (C1C2)
jarak antar elektroda dan panjang lintasan. GPS berfungsi untuk mengukur
59
Gambar 4.2 Resistivitymeter Naniura NRD 300
target 100 meter dan jarak tiap titik sounding adalah 100 meter. Dalam proses
Data yang diperoleh saat pengambilan data adalah kuat arus (I), besar
mengukur jarak antara elektroda, kemudian elektroda arus (C1C2) dan potensial
elektroda dan resistivity meter. Lalu diperoleh data berupa nilai tegangan (V),
kuat arus (I), hambaran (R), factor geometri (K) dan jarak antar elektroda yang
60
pengukuran dicatat juga posisi lintang, bujur dan ketinggian lokasi penelitian
terjadi di dalam bumi. Data-data yang diperoleh tidak dapat langsung dijadikan
data-data berupa data arus, beda potensial dan jarak elektroda, maka otomatis
mendapatkan nilai faktor geometri (k) dan nilai resistivitas semu (ρα). Nilai
resistivitas semu menjadi nilai yang penting untuk dijadikan acuan menentukan
perlapisan stratigrafinya.
data panjang jarak elektroda arus (AB/2), panjang jarak elektroda potensial
(MN) dan ρ. Sehingga akan muncul kotak wilayah plot panjang spasi elektroda
dan nilai resistivitas semu, plot ini membentuk kurva lapangan. Selain kurva
lapangan, terdapat pula kurva standar, kuva standar ini digunakan sebagai
61
panduan dalam melakukan inversi data-data hasil pengukuran. Kedua,
mendekati kurva teori. Pada proses ini menghasilkan informasi berupa nilai
ketebalan lapisan (h) dan kedalaman lapisan (d). Grafik dan tabel hasil
kedalaman dan jenis batuan yang terdapat dalam lapisan tersebut. Kemudian
dari proses ini diperoleh penampang melintang dengan pola warna yang
4.2 Pembahasan
62
4.2.1 Geologi Daerah Penelitian
Atambua, Timor dilihat pada peta geologi skala 1:250.000 khusunya di daerah
penelitian sekitar Pos Lintas Batan Negara (PLBN) Napan di Desa Napan,
Sumber: 1. Peta RBI Bali, Nusa Tenggara 2019 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat DMS, Zona UTM
-51s
2. Peta Geologi Lembar Kupang-Atambua, Timor 2015 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat
DMS, Zona UTM -51s
63
4.2.2 Hidrogeologi Daerah Penelitian
Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara
dengan daerah air tanah langka, ditemukan akuifer dengan produktivitas kecil,
setempat berarti, umumnya keterusan rendah pada daerah penelitian. Air tanah
zona pelapukan.
64
4.3 Hasil Pengambilan Data Geolistrik
Sumber: Peta RBI Bali, Nusa Tenggara 2019 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat DMS, Zona
UTM -51s
65
Adapun pelaksanaan Geolistrik Sounding pada setiap titik di daerah
sekitar Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di Desa Napan dilanjutkan
interpretasi litologi batuan pada Desa Napan, Kecamatan Bikomi Utara adalah
sebagai berikut :
a. Titik Sounding 1
12423’28.3, pada ketinggian 504 meter diatas permukaan laut. Hasil dari
mencocokan kurva data dan kurva standar (teori) adalah berupa lapisan
kurva nilai resistivitas data hasil penelitian, kurva merah menunjukan kurva
66
standar, sedangkan kurva biru merupakan fambaran perlapisan bumi di area
penelitian tersebut. Untuk mendapatkan nilai error yang paling kecil dengan
mengikuti metode least square, yaitu dengan cara mencocokan kurva nilai
67
Sumber : Data Olahan Penulis, 2020
dari 20 lapisan batuan yang terdeteksi di bawah permukaan bumi dengan nilai
resistivitas yang berbeda-beda. Terlihat pada tabel 4.2 lapisan yang pertama
merupakan tanah penutup (soil) dengan nilai resistivitas sebesar 60,5 ohmm,
tebal lapisan sebesar 0,80 meter. Lapisan ini terletak di kedalaman 0-0,80 meter.
pasiran dengan nilai resistivitas berkisar antara 4,34 ohmm – 130 ohmm, tebal
lapisan sebesar 6,03 meter. Lapisan ini terletak di kedalaman 1,28 m – 7,31 m.
dengan nilai resistivitas berkisar antara 144 ohmm – 319 ohmm, tebal lapisan
68
4,87 meter dengan kedalaman 7,31 – 12,18 m. Lapisan kesebelas dan kedua
batu gamping yang berpotensi mengandung akuifer, tebal lapisan sebesar 2,45
meter dengan kedalaman 12,18 – 14,63 m. Lapisan ketiga belas sampai kedua
antara 5,16 ohmm – 7593 ohmm, tebal lapisan sebesar 45,68 meter dengan
akuifer. Pada titik sounding ini diperkirakan terdapat batuan pembawa sifat air
tanah, yaitu batugamping mengandung air pada lapisan kesebelas dan kedua
belas yang terletak di kedalaman 12,18 – 14,63 meter dengan ketebalan lapisan
2,45 meter.
b. Titik Sounding 2
12423’32.9”, pada ketinggian 517 meter diatas permukaan laut. Hasil dari
mencocokan kurva data dan kurva standar (teori) adalah berupa lapisan
69
Sumber : Data Primer, 2020
Titik Sounding 2
kurva nilai resistivitas data hasil penelitian, kurva merah menunjukan kurva
penelitian tersebut. Untuk mendapatkan nilai error yang paling kecil dengan
mengikuti metode least square, yaitu dengan cara mencocokan kurva nilai
70
Tabel 4.3 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik
Sounding 2
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
210 0,772 - 0,77 517,00
7,97 0,18 0,77 0,95 516,82
145 0,611 0,95 1,56 516,21
12,4 0,934 1,56 2,50 515,28
17,9 0,349 2,50 2,85 514,93
47,1 0,467 2,85 3,31 514,46
133 1,12 3,31 4,43 513,34
107 1,21 4,43 5,64 512,13
27,9 0,813 5,64 6,46 511,32
10,4 1,93 6,46 8,39 509,39
11,1 2,74 8,39 11,13 506,65
30,7 1,51 11,13 12,64 505,14
92,9 2,04 12,64 14,68 503,10
320 4,1 14,68 18,78 501,04
460 7,43 18,78 26,21 493,61
184 4,31 26,21 30,52 489,30
61,8 6,91 30,52 37,43 482,39
29,7 11,1 37,43 48,53 471,29
2,58 27,8 48,53 76,33 443,49
0,76 76,33 76,33 443,49
Sumber : Data Primer, 2020
71
Sumber : Data Olahan Penulis, 2020
berbeda-beda. Terlihat pada tabel 4.3 lapisan yang pertama dan kedua
berkisar antara 7,97 ohmm – 210 ohmm, dengan ketebalan lapisan 0,77 meter
dan terletak pada kedalaman 0-0,77 meter. Lapisan ketiga sampai kedua belas
72
kedalaman 1,56 – 12,64 m, ketebalan lapisan sebesar 11,08 meter. Lapisan
nilai resistivitas berkisar antara 92,9 ohmm – 460 ohmm, ketebalan lapisan
sebesar 13,57 meter dengan kedalaman 12,64 – 26,21 m. Lapisan keenam belas
dan ketujuh belas mempunyai resistivitas berkisar antara 61,8 ohmm – 184
mengandung akuifer dengan ketebalan sebesar 11,22 meter dan terletak pada
ohmm – 29,7 ohmm dan ketebalan lapisan sebsar 38,9 meter, terletak pada
oleh lempung. Lempung terletak di tiga belas lapisan, kecuali di lapisan ketiga
belas dan kelimat belas yang merupakan batugamping serta pada lapisan
pembawa sifat air tanah, yaitu batugamping mengandung air pada lapisan
keenam belas dan ketujuh belas yang terletak di kedalaman 26,21 – 37,43 meter
c. Titik Sounding 3
12423’36.1”, pada ketinggian 515 meter diatas permukaan laut. Hasil dari
73
mencocokan kurva data dan kurva standar (teori) adalah berupa lapisan
kurva nilai resistivitas data hasil penelitian, kurva merah menunjukan kurva
penelitian tersebut. Untuk mendapatkan nilai error yang paling kecil dengan
mengikuti metode least square, yaitu dengan cara mencocokan kurva nilai
74
Tabel 4.4 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik
Sounding 3
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
30,5 1,1 - 1,10 515,00
387 0,317 1,10 1,42 514,68
69,8 0,354 1,42 1,77 514,33
20,9 0,467 1,77 2,24 513,86
11,1 0,631 2,24 2,87 513,23
9,35 0,697 2,87 3,57 512,53
11,2 1,32 3,57 4,89 511,21
20,3 0,71 4,89 5,60 510,50
102 0,784 5,60 6,38 509,72
361 1,6 6,38 7,98 508,12
387 3,75 7,98 11,73 504,37
161 1,08 11,73 12,81 503,29
71,4 1,85 12,81 14,66 501,44
15,7 2,82 14,66 17,48 500,47
4,65 6,52 17,48 24,00 493,95
4,74 7,27 24,00 31,27 486,68
13,6 5,58 31,27 36,85 481,10
40,8 11,7 36,85 48,55 469,40
132 11,8 48,55 60,35 457,60
1406 60,35 60,35 457,60
Sumber : Data Primer, 2020
75
Sumber: Data Olahan Penulis, 2020
berbeda-beda. Terlihat pada Tabel 4.4 lapisan yang pertama merupakan lapisan
tanah penutup (soil) dengan nilai resistivitas berkisar antara 30,5 ohmm – 387
ohmm, ketebalan lapisan sebesar 1,10 meter dan terletak di kedalaman 0 – 1,10
meter. Lapisan kedua hingga kedelapan dengan nilai resistivitas berkisar antara
dengan ketebalan lapisan sebesar 4,8 meter dan terletak pada kedalaman 1,42
76
– 5,60 m. Lapisan kesembilan dan kesepuluh diinterpretasikan sebagai
nilai resistivitas yang berkisar antara 102 ohmm – 387 ohmm dan ketebalan
mempunyai nilai resistivitas yang berkisar antara 71,4 ohmm – 161 ohmm
dengan ketebalan lapisan sebesar 2,93 meter dan terletak pada kedalaman
sebagai lapisan lempung yang memiliki nilai resistivitas berkisar antara 4,65
ohmm – 1406 ohmm dengan ketebalan lapisan sebesar 45,69 meter dan
akuifer. Pada titik sounding ini diperkirakan terdapat batuan pembawa sifat air
tanah, yaitu batugamping mengandung air pada lapisan kesebelas dan kedua
belas yang terletak di kedalaman 11,73 – 14,66 meter dengan ketebalan lapisan
2,93 meter.
d. Titik Sounding 4
12423’39.2”, pada ketinggian 509 meter diatas permukaan laut. Hasil dari
77
mencocokan kurva data dan kurva standar (teori) adalah berupa lapisan
kurva nilai resistivitas data hasil penelitian, kurva merah menunjukan kurva
penelitian tersebut. Untuk mendapatkan nilai error yang paling kecil dengan
mengikuti metode least square, yaitu dengan cara mencocokan kurva nilai
78
Tabel 4.5 Analisa Tahanan Jenis dan Interpretasi Lapisan di Titik
Sounding 4
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
45,7 1,52 - 1,52 509,00
1648 0,12 1,52 1,64 508,88
40,6 0,4 1,64 2,04 508,48
486 0,255 2,04 2,30 508,23
253 1,07 2,30 3,37 507,16
523 1,3 3,37 4,67 505,86
23,7 0,846 4,67 5,51 505,01
20,9 2,16 5,51 7,67 502,85
51,4 0,605 7,67 8,28 502,24
219 2,34 8,28 10,62 499,90
88,7 2,15 10,62 12,77 497,75
3,82 3,9 12,77 16,67 493,85
4,83 7,83 16,67 24,50 486,02
6,71 0,773 24,50 25,27 493,08
9,3 4,08 25,27 29,35 489,00
20,5 5,28 29,35 34,63 483,72
102 8,42 34,63 43,05 475,30
240 15,7 43,05 58,75 459,60
14379 16,2 58,75 74,95 443,40
77,3 74,95 74,95 443,40
Sumber : Data Primer, 2020
79
Sumber: Data Olahan Penulis, 2020
batuan dengan nilai resistivitas berbeda-beda. Terlihat pada tabel 4.5 lapisan
yang pertama merupakan lapisan tanah penutup (soil) dengan nilai resistivitas
sebesar 45,7 ohmm, ketebalan lapisan sebesar 1,52 meter dan terletak pada
sebagai batu gamping dengan ketebalan 9,1 meter dan terletak di kedalaman
80
ohmm yang diinterpretasikan sebagai batu gamping yang berpotensi
mengandung akuifer dengan ketebalan 2,15 meter dan terletak pada kedalaman
10,62 – 12,77 m. Selanjutnya pada lapisan kedua belas sampai kedua puluh
berkisar antara 3,82 ohmm – 14379 ohmm dan memiliki ketebalan 62,18 meter
terdapat batuan pembawa sifat air tanah, yaitu batugamping mengandung air
pada lapisan kesebelas yang terletak di kedalaman 10,62 – 12,77 meter dengan
muka air tanah dan kedalaman muka air tanah. Pengukuran tinggi muka air
besar kenaikan dan penurunan air tanah yang disesuaikan oleh titik (elevasi)
81
Sumber: Data olahan penulis, 2020
masyarakat di sekitar daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan tersebut.
daerah penelitian (Gambar 4.15). Data tinggi muka air tanah dangkal musim
kemarau dan musim hujan dapat dilihat pada Tabel 4.6 dan 4.7.
Tabel 4.6 Titik Pengambilan Muka Air Tanah Dangkal Musim Kemarau
Koordinat Keterangan
Muka
Lintang Kedalama
Titik Bujur Timur Elevasi Air Tebal
Selatan n Sumur
(BT) (Mdpl) Tanah (m)
(LS) (m)
(m)
Sg 01 9°21'40.40 124°23'31.90 517 11 13,60 2,60
Sg 02 9°21'44.30 124°23'31.30 519 25,58 27,30 1,72
Sg 03 9°21'48.10 124°23'36.80 514 10,14 12,23 2,09
Sg 04 9°21'49.40 124°23'37.50 518 10,09 12 1.10
Sg 05 9°21'51.30 124°23'38.70 516 9,15 10,60 1,45
Sumber: Data Olahan Penulis, 2021
82
Sumber: Peta RBI Bali, Nusa Tenggara, 2019 Skala 1:250.000 Sistem Koordinat DMS, Zona
UTM -51s
Tabel 4.7 Titik Pengambilan Muka Air Tanah Dangkal Musim Hujan
Koordinat Keterangan
Muka
Lintang Kedalama Tebal
Titik Bujur Timur Elevasi Air
Selatan n Sumur (m)
(BT) (Mdpl) Tanah
(LS) (m)
(m)
Sg 01 9°21'40.40 124°23'31.90 517 9,56 13,60 4.04
Sg 02 9°21'44.30 124°23'31.30 519 23,02 27,30 4,28
Sg 03 9°21'48.10 124°23'36.80 514 8 12,23 4,23
Sg 04 9°21'49.40 124°23'37.50 518 8,55 12 3,45
Sg 05 9°21'51.30 124°23'38.70 516 8,12 10,60 2,48
Sumber: Data Olahan Penulis, 2021
Pada tabel 4.6 hasil dari pengukuran musim panas pada 5 titik sumur gali
83
kedalaman muka air tanah tertinggi berada pada sumur gali 02 dengan
kedalaman muka air tanah 25,58 meter pada ketinggian 519 mdpl dari
muka air tanah terendah berada pada sumur gali 05 yakni 9,15 meter pada
ketinggian 511 mdpl dari permukaan tanah dengan kedalaman sumur 10,60
meter sehingga ada perbedaan tinggi sebesar 8 meter. Pada sumur gali 02
dengan elevasi 519 mdpl dari permukaan tanah dengan kedalaman sumur 27,30
pada musim kemarau dijumpai ketebalan 1,72 meter sedangkan pada musim
hujan dijumpai ketebalan sumur naik mencapai 2,56 meter dikarenakan posisi
sumur gali berada pada daerah dengan kemiringan landai sehingga faktor
adalah elevasi dari muka air laut, curah hujan, dan kedalaman sumur. Semakin
tinggi curah hujan di suatu wilayah maka semakin tinggi kedalaman muka air
oleh seberapa dalam sumur yang digali oleh pemilik sumur. Sumur gali 02
kedalaman muka air tanah cukup dalam yakni 25,58 dengan elevasi 519 mdpl
10,60 meter.
Pada tabel 4.7 berdasarkan hasil pengukuran sumur pada musim hujan
dimana tiap sumur mengalami kenaikan muka air tanah sehingga nilai
84
kedalaman muka air tanah berkurang seperti contoh sumur gali 03 yang
memiliki hasil pengukuran kedalaman muka air tanah sebelum musim hujan
sebesar 10,14 meter sedangkan hasil pengukuran kedalaman muka air tanah
melintang dimana nilai tahanan jenis yang diperoleh, dikorelasikan antara satu
titik dengan titik lainnya. Korelasi menggunakan AutoCad 2020, pada software
secara vertikal dan horizontal dari setap lintasan geolistrik dengan membuat
sounding 02, 03 dan 04. Dari data hasil olahan Softwere IPI2WIN dapat
elevasi dan kedalaman lapisan, akuifer menyebar menuju lokasi titik sounding
2,9 meter dengan litologi penyusunnya berupa lempung dimana elevasi pada
85
dangkal berada pada kedalaman 10,6 – 12,7 meter mempunyai ketebalan
lapisan yakni 2,1 meter dengan litologi penyusunnya berupa lempung dimana
86
87
Sumber: Data Olahan Penulis, 2020
Gambar 4.16 Korelasi Titik Sounding 02 – 03 – 04
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan pada bab
litologi bawah permukaan yang berdasarkan data geologi terdiri dari Soil
Lempung.
Dari hasil korelasi titik -titik geolistrik maka potensi air tanah yang
5.2 Saran
Setelah dilakukan penelitian, pengolahan data dan interpretasi data yang
telah dilakukan di sekitar daerah Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Napan di
terdapat saran yaitu perlu dilanjutkan penelitian di titik-titik sounding yang lain,
88
DAFTAR PUSTAKA
Asra, Arland. 2012. Penentuan Sebaran Akuifer Dengan Metode Tahanan Jenis
(Resistivity Method) di Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Skripsi: Tangerang Selatan. Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Freeze R.A, Cherry JA. 1979. Groundwater. New York (US): Prentice-Hall,
Englewood-Cliffs, Inc.
Hendrajaya, Lilik dan Arif, Idham. 1990 Geolistrik Tahanan, Monografi: Metoda
Eksplorasi. Bandung: Laboratorium Fisika Bumi, ITB.
Herman, Danny Z. (2006). Potensi Panas Bumi dan Pemikiran Konservasinya. Sub
Direktorat Konservasi – DIM. Tersedia: http://www.dim.esdm.go.id.
(Diakses tanggal 28 Maret 2021)
https://ntt.bps.go.id/dynamictable/2018/08/27/731/jumlah-curah-hujan-mm-
menurut-bulan-di-kota-kupang-2016-2018.html diakses pada tanggal 20
Februari 2020 pukul 13.35
85
Istiqamah, Nuril. 2018. Studi Potensi Air Tanah Menggunakan Metode Geolistrik
Resistivitas (Studi Kasus di Desa Rajekwesi, Kecamatan Kendit,
Kabupaten Situbondo). Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim.
Plummer, Charles and David Mc, Geary. 1995. Physical Geology. OWA New
York: Wm. C. Brown Publishers.
Pengki, Irawan. 2012. Potensi Air Tanah di Das Ciliwung. Jurnal Pascasarjana,
(September 2015). Institut Pertanian Bogor
86
Triyoga, HS. 2016. Perbandingan Geoscanner dan Geolistrik Untuk Investigasi
Airtanah Menggunakan Metode Tahanan Jenis. Skripsi. Bogor: IPB
87
LAMPIRAN A
LEMBAR PENGUKURAN
DATA GEOLISTRIK
No. Titik : 1 Lokasi : PLBN Napan
Bentangan : N 140 E Desa : Napan
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019 Kecamatan : Bikomi Utara
Cuaca : Cerah Kabupaten : Timor Tengah Utara
Alat Ukur : Naniura Koordinat S 09˚ 21' 41,0"
Operator : Sonny Bolu, ST E 124˚ 23' 28.3"
Geologyst : Freds Defretes, ST Elevasi 504 mdpl
AB/2 MN/2 K I (mA) V (mV) Rho (Ohm m) R (Ohm)
2,00 1,00 4,71 36,00 463,00 12,861 60,63
4,00 1,00 23,57 45,00 83,20 1,849 43,58
6,00 1,00 55,00 46,00 25,40 0,552 30,37
8,00 1,00 99,00 60,00 15,60 0,260 25,74
10,00 1,00 155,57 71,00 9,50 0,134 20,82
10,00 2,00 75,43 71,00 18,30 0,258 19,44
15,00 2,00 173,64 56,00 6,30 0,113 19,53
20,00 2,00 311,14 34,00 2,10 0,062 19,22
25,00 2,00 487,93 46,00 1,70 0,037 18,03
30,00 2,00 704,00 38,00 1,30 0,034 24,08
40,00 2,00 1.254,00 31,00 1,10 0,035 44,50
50,00 2,00 1.961,14 26,00 0,80 0,031 60,34
50,00 10,00 377,14 26,00 4,10 0,158 59,47
60,00 10,00 550,00 45,00 2,00 0,044 24,44
80,00 10,00 990,00 40,00 1,30 0,033 32,18
100,00 10,00 1.555,71 39,00 0,90 0,023 35,90
100,00 20,00 754,29 39,00 2,00 0,051 38,68
125,00 20,00 1.196,25 36,00 1,60 0,044 53,17
150,00 20,00 1.736,43 43,00 1,10 0,026 44,42
10,00
100,00
1.000,00
LEMBAR PENGUKURAN
DATA GEOLISTRIK
No. Titik : 2 Lokasi : PLBN Napan
Bentangan : N 135 E Desa : Napan
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019 Kecamatan : Bikomi Utara
Cuaca : Cerah Kabupaten : Timor Tengah Utara
Alat Ukur : Naniura Koordinat S 09˚ 21' 46.0"
Operator : Sonny Bolu, ST E 124˚ 23' 32.9 "
Geologyst : Freds Defretes, ST Elevasi 517 mdpl
AB/2 MN/2 K I (mA) V (mV) Rho (Ohm m) R (Ohm)
2,00 1,00 4,71 32,00 586,00 18,313 86,33
4,00 1,00 23,57 27,00 55,00 2,037 48,02
6,00 1,00 55,00 37,00 29,60 0,800 44,00
8,00 1,00 99,00 37,00 14,80 0,400 39,60
10,00 1,00 155,57 24,00 6,00 0,250 38,89
10,00 2,00 75,43 24,00 12,50 0,521 39,29
15,00 2,00 173,64 25,00 6,00 0,240 41,67
20,00 2,00 311,14 29,00 3,90 0,134 41,84
25,00 2,00 487,93 43,00 3,40 0,079 38,58
30,00 2,00 704,00 27,00 1,60 0,059 41,72
40,00 2,00 1.254,00 36,00 1,20 0,033 41,80
50,00 2,00 1.961,14 43,00 1,30 0,030 59,29
50,00 10,00 377,14 43,00 6,70 0,156 58,76
60,00 10,00 550,00 29,00 2,90 0,100 55,00
80,00 10,00 990,00 38,00 2,40 0,063 62,53
100,00 10,00 1.555,71 30,00 1,40 0,047 72,60
100,00 20,00 754,29 30,00 3,00 0,100 75,43
125,00 20,00 1.196,25 38,00 1,90 0,050 59,81
150,00 20,00 1.736,43 64,00 1,70 0,027 46,12
10,00
100,00
1.000,00
LEMBAR PENGUKURAN
DATA GEOLISTRIK
No. Titik : 3 Lokasi : PLBN Napan
Bentangan : N 139 E Desa : Napan
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019 Kecamatan : Bikomi Utara
Cuaca : Cerah Kabupaten : Timor Tengah Utara
Alat Ukur : Naniura Koordinat S 09˚ 21' 48.0"
Operator : Sonny Bolu, ST E 124˚ 23' 36.1"
Geologyst : Freds Defretes, ST Elevasi 515 mdpl
AB/2 MN/2 K I (mA) V (mV) Rho (Ohm m) R (Ohm)
2,00 1,00 4,71 63,00 561,00 8,905 41,98
4,00 1,00 23,57 36,00 75,70 2,103 49,57
6,00 1,00 55,00 36,00 28,50 0,792 43,54
8,00 1,00 99,00 38,00 16,00 0,421 41,68
10,00 1,00 155,57 34,00 8,70 0,256 39,81
10,00 2,00 75,43 33,00 17,40 0,527 39,77
15,00 2,00 173,64 58,00 11,30 0,195 33,83
20,00 2,00 311,14 40,00 4,80 0,120 37,34
25,00 2,00 487,93 29,00 3,10 0,107 52,16
30,00 2,00 704,00 48,00 3,30 0,069 48,40
40,00 2,00 1.254,00 20,00 1,10 0,055 68,97
50,00 2,00 1.961,14 33,00 1,30 0,039 77,26
50,00 10,00 377,14 33,00 6,50 0,197 74,29
60,00 10,00 550,00 44,00 4,00 0,091 50,00
80,00 10,00 990,00 29,00 1,40 0,048 47,79
100,00 10,00 1.555,71 68,00 1,70 0,025 38,89
100,00 20,00 754,29 68,00 3,50 0,051 38,82
125,00 20,00 1.196,25 43,00 1,10 0,026 30,60
150,00 20,00 1.736,43 27,00 0,80 0,030 51,45
10,00
100,00
1.000,00
LEMBAR PENGUKURAN
DATA GEOLISTRIK
No. Titik : 4 Lokasi : PLBN Napan
Bentangan : N 120 E Desa : Napan
Hari / Tanggal : Rabu, 16 Oktober 2019 Kecamatan : Bikomi Utara
Cuaca : Cerah Kabupaten : Timor Tengah Utara
Alat Ukur : Naniura Koordinat S 09˚ 21' 49.0"
Operator : Sonny Bolu, ST E 124˚ 23' 39.2"
Geologyst : Freds Defretes, ST Elevasi 509 mdpl
AB/2 MN/2 K I (mA) V (mV) Rho (Ohm m) R (Ohm)
2,00 1,00 4,71 79,00 961,00 12,165 57,35
4,00 1,00 23,57 85,00 301,90 3,552 83,72
6,00 1,00 55,00 73,00 137,80 1,888 103,82
8,00 1,00 99,00 80,00 86,90 1,086 107,54
10,00 1,00 155,57 82,00 62,00 0,756 117,63
10,00 2,00 75,43 82,00 125,10 1,526 115,07
15,00 2,00 173,64 73,00 52,30 0,716 124,40
20,00 2,00 311,14 62,00 21,30 0,344 106,89
25,00 2,00 487,93 49,00 9,20 0,188 91,61
30,00 2,00 704,00 48,00 4,70 0,098 68,93
40,00 2,00 1.254,00 34,00 1,30 0,038 47,95
50,00 2,00 1.961,14 28,00 0,90 0,032 63,04
50,00 10,00 377,14 28,00 4,70 0,168 63,31
60,00 10,00 550,00 45,00 1,80 0,040 22,00
80,00 10,00 990,00 84,00 2,10 0,025 24,75
100,00 10,00 1.555,71 76,00 1,50 0,020 30,70
100,00 20,00 754,29 76,00 3,10 0,041 30,77
125,00 20,00 1.196,25 65,00 1,80 0,028 33,13
150,00 20,00 1.736,43 67,00 1,40 0,021 36,28
10,00
100,00
1.000,00
LAMPIRAN B
INTERPRETASI
DATA GEOLISTRIK
No. Titik 1
Lokasi PLBN Napan
Desa Napan
Kecamatan Bikomi Utara
Kabupaten Timor Tengah Utara
Geologyst Freds Defretes, ST
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
60,5 0,796 - 0,80 504,00
130 0,484 0,80 1,28 503,52
8,66 0,431 1,28 1,71 503,09
87,9 0,785 1,71 2,50 502,30
47,3 0,28 2,50 2,78 502,02
14,5 0,318 2,78 3,09 501,70
4,34 2,18 3,09 5,27 499,52
5,8 0,895 5,27 6,17 498,63
18,5 0,587 6,17 6,76 498,04
35,4 0,554 6,76 7,31 497,49
144 1,47 7,31 8,78 496,02
319 3,4 8,78 12,18 492,62
146 2,45 12,18 14,63 490,17
18,2 2,97 14,63 17,60 487,20
5,16 9,02 17,60 26,62 478,18
8,06 3,55 26,62 30,17 474,63
25,2 6,05 30,17 36,22 468,58
117 9,19 36,22 45,41 459,39
250 14,9 45,41 60,31 444,49
7593 60,31 60,31 444,49
INTERPRETASI
DATA GEOLISTRIK
No. Titik 2
Lokasi PLBN Napan
Desa Napan
Kecamatan Bikomi Utara
Kabupaten Timor Tengah Utara
Geologyst Freds Defretes, ST
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
210 0,772 - 0,77 517,00
7,97 0,18 0,77 0,95 516,82
145 0,611 0,95 1,56 516,21
12,4 0,934 1,56 2,50 515,28
17,9 0,349 2,50 2,85 514,93
47,1 0,467 2,85 3,31 514,46
133 1,12 3,31 4,43 513,34
107 1,21 4,43 5,64 512,13
27,9 0,813 5,64 6,46 511,32
10,4 1,93 6,46 8,39 509,39
11,1 2,74 8,39 11,13 506,65
30,7 1,51 11,13 12,64 505,14
92,9 2,04 12,64 14,68 503,10
320 4,1 14,68 18,78 501,04
460 7,43 18,78 26,21 493,61
184 4,31 26,21 30,52 489,30
61,8 6,91 30,52 37,43 482,39
29,7 11,1 37,43 48,53 471,29
2,58 27,8 48,53 76,33 443,49
0,76 76,33 76,33 443,49
INTERPRETASI
DATA GEOLISTRIK
No. Titik 3
Lokasi PLBN Napan
Desa Napan
Kecamatan Bikomi Utara
Kabupaten Timor Tengah Utara
Geologyst Freds Defretes, ST
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
30,5 1,1 - 1,10 515,00
387 0,317 1,10 1,42 514,68
69,8 0,354 1,42 1,77 514,33
20,9 0,467 1,77 2,24 513,86
11,1 0,631 2,24 2,87 513,23
9,35 0,697 2,87 3,57 512,53
11,2 1,32 3,57 4,89 511,21
20,3 0,71 4,89 5,60 510,50
102 0,784 5,60 6,38 509,72
361 1,6 6,38 7,98 508,12
387 3,75 7,98 11,73 504,37
161 1,08 11,73 12,81 503,29
71,4 1,85 12,81 14,66 501,44
15,7 2,82 14,66 17,48 500,47
4,65 6,52 17,48 24,00 493,95
4,74 7,27 24,00 31,27 486,68
13,6 5,58 31,27 36,85 481,10
40,8 11,7 36,85 48,55 469,40
132 11,8 48,55 60,35 457,60
1406 60,35 60,35 457,60
INTERPRETASI
DATA GEOLISTRIK
No. Titik 4
Lokasi PLBN Napan
Desa Napan
Kecamatan Bikomi Utara
Kabupaten Timor Tengah Utara
Geologyst Freds Defretes, ST
TAHANAN JENIS 20 lapisan
r (Ohm) h (m) d (m) Elv (m)
45,7 1,52 - 1,52 509,00
1648 0,12 1,52 1,64 508,88
40,6 0,4 1,64 2,04 508,48
486 0,255 2,04 2,30 508,23
253 1,07 2,30 3,37 507,16
523 1,3 3,37 4,67 505,86
23,7 0,846 4,67 5,51 505,01
20,9 2,16 5,51 7,67 502,85
51,4 0,605 7,67 8,28 502,24
219 2,34 8,28 10,62 499,90
88,7 2,15 10,62 12,77 497,75
3,82 3,9 12,77 16,67 493,85
4,83 7,83 16,67 24,50 486,02
6,71 0,773 24,50 25,27 493,08
9,3 4,08 25,27 29,35 489,00
20,5 5,28 29,35 34,63 483,72
102 8,42 34,63 43,05 475,30
240 15,7 43,05 58,75 459,60
14379 16,2 58,75 74,95 443,40
77,3 74,95 74,95 443,40
LAMPIRAN C
LAMPIRAN D